Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

PEWARNAAN SEDERHANA

Hari /Tanggal : Selasa, 13 April 2021

Nama : Nur Azizah

NIM : PO713203191027

Kelompok :1

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021

Nilai TTD
PEWARNAAN SEDERHANA

I. TUJUAN
Untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan morfologi bakteri

II. PRINSIP KERJA


Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion
antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari
pewarna yang disebut kromogen.Ikatan ion dapat terjadi karena
adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada
pewarna. Terdapat tiga macam metode pewarnaan yaitu
pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan
gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal,
pewarnaan diferensial memakai serangkaian larutan pewarna atau
reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan yang
paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri.
III. TEORI DASAR
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri.
Bakteri yang hidup hamper tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri yang ada disuspensikan. Salah satu cara
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi
adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan.Hal
tersebut berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 2005).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum,
dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna
sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam
mewarnai sel - sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna
saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-
pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik(suka
akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaansederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif) ( Pelczar, 2007 ).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat
bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri,
untuk melihat struktur luardan struktur dalam bakteri seperti dinding
sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas
dari pada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
mikroorganisme dengan sekitarnya ( Pelczar, 2007 ).
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan
satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk
sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .
pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda
umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin ,
dan safranin (lay ,1994).
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga
pewarnaan inisering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan
penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentuk
yang bulat (coccus), batang(basil), dan spiral. Dengan pewarnaan
sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat
terlihat pewarnaan seperti rantai (streptococcus), buah anggur
( staphylococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus
yangterdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion
antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari
pewarna yang disebut kromogen.Ikatan ion dapat terjadi karena
adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada
pewarna. Terdapat tiga macam metode pewarnaan yaitu
pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan
gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal,
pewarnaan diferensial memakai serangkaian larutan pewarna atau
reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan yang
paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri ( Volk
&Wheeler, 1984 ).

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Mikroskop
2. Gelas objek
3. Tissue
4. Lampu Bunsen/ lampu spiritus
5. Pipet tetes
6. Cotton bud
7. Korek api
8. Bak pewarna
Bahan :
1. Aquades
2. Pewarna Methylen blue
3. Minyak emersi
4. Bakteri (Kotoran telinga )

V. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Mengambil sampel dari kotoran telinga dengan menggunakan
cotton bud dan diletakkan di atas objek glass, kemudian
dikeringkan beberapa menit
3. Melakukan fiksasi diatas nyala api bunsen
4. Menyimpan di atas dua batang kawat horizontal atau bak
pewarna
5. Digenangi dengan methylene blue selama 1-3 menit
6. Membuang zat warna kemudian dicuci dengan air mengalir,
sampai tidak ada lagi tetesan warna birunya
7. Mengeringkan preparat dengan cara di miringkan
8. Setelah kering di tetesi dengan oil imersi sebanyak 1 satu tetes
9. Kemudian di amati dibawah mikroskop dengan perbesaran
lensa objektif 100x
10. Mendokumentasikan pengamatan yang telah dilakukan.

VI. HASIL PENGAMATAN

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa
pewarnaan sederhana. Pewarnaan sederhana merupakan
pewarnaan yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe
morfologi bakteri seperti coccus, bacillus, dan sebagainya dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu
mewarnai sel-sel bakteri hanya menggunakan satu macam zat
warna saja.
Pada pewarnaan sederhana, bakteri diwarnai oleh reagen
tunggal. Pewarnaan dasar dengan kromogen (zat warna) muatan
positif disarankan selama asam nukleat bakteri dan komponen
dinding sel membawa muatan negatif yang menyerap dengan kuat
dan mengikat kation kromogen perlu diperhatikan lamanya waktu
pewarnaan tergantung pada jenis pewarnaan yang digunakan.
Misalnya methylen blue terserap selama 2-3 menit, dengan
demikian bakteri yang terdapat pada sampel akan menyerap zat
warna yang diberikan. Pengecetan sederhana digunakan untuk
memperlihatkan atau memperjelas kontras antara sel dan latar
belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk dari sel-sel
mikroba itu sendiri, dengan cara mewarnai sel-sel mikroba dengan
zat warna khususnya warna Kristal Violet.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion
antarakomponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari
pewarna yangdisebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya
muatan listrik baik padakomponen seluler maupun pada
pewarnanya.
Pewarna karbol fuksin dan methylen blue termasuk kedalam
pewarnaan basa. Pewarnaan asam yaitu pewarnaan yang
menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk selnya saja.Pewarna basa bisa terjadi bila senyawa
pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel
bakteri dan sel bakteri ini jadi berwarna dan terlihat. Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarna – pewarna sederhana,
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif). Kromofor merupakan bagian yang berperan
dalam memberikan warna.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan
mikroskop menggunakan perbesaran 100 x 10, maka dapat
disimpulkan bahwa pada sampel tersebut terdapat bakteri yang
berbentuk basil.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.2005.Dasar - Dasar Mikrobiologi.Malang: Penerbit


Djambatan.

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali.

Pelczar, M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI

Press.Siswaya,Yoanne.2014.Teknik Kultur Secara Aseptik. Tersedia


online dihttp://www.academia.edu/6138539/Praktikum_2
[Diakses pada tanggal 8Maret 2015]

Sutedjo, M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rhineka Cipta.

Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Jakarta
:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai