Untuk memenuhi kebutuhan energi otot jantung, tersedia pembuluh darah/arteri koroner yang mengalirkan darah sarat nutrisi. Pembuluh ini keluar dari pangkal pembuluh darah utama/aorta, ada dua yakni arteri koroner kiri dan arteri koroner kanan. Masing-masing arteri koroner ini bercabang halus keseluruh otot jantung, untuk mensuplai energi kimiawi Penyakit jantung koroner adalah terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan-lapisan pembuluh darah.
Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses
aterosklerosis (perkapuran), proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak, akan tetapi baru manifes pada usia dewasa, pertengahan atau lanjut.
Selain proses aterosklerosis, ada juga proses lain, yakni spasme
(penyempitan) pembuluh darah koroner tanpa adanya kelainan anatomis, yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan gejala iskemia. Akibat adanya penyumbatan ini, maka dengan sendirinya suplai energi kimiawi ke otot jantung (miokard) berkurang, sehingga terjadilah gangguan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan.
Kondisi dimana otot jantung mengalami kekurangan
energi kimiawi disebut iskemia miokard.
Bila iskemia berlangsung terus maka terjadilah
kerusakan sel otot jantung, kondisi ini disebut infark miokard Diagnosis GEJALA KLINIS EVALUASI HASIL EKG TEST LABORATORIUM Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin Pemeriksaan Enzim Pemeriksaan Pendukung (Glukosa darah,profil Lipid, Faal ginjal dll) Creatine Kinase Mengkatalisis jalur kreatin – kreatinin dalam sel otot dan otak Konsentrasi CK di otot tinggi karena berperan dalam metabolisme pembentukan energi Pada AMI : CK dilepaskan dalam serum 4 - 8 jam setelah kejadian dan normal kembali setelah 3 hari Nilai Rujukan : Pria < 130 U/L Wanita < 110 U/L Ada 2 subunit : B dan M CK-MB : otot jantung CK-BB : otak, otot polos CK-MM : otot rangka
Konsentrasi CKMB tertinggi di sel otot jantung
dan otot rangka CK-MB Alat diagnostik untuk AMI karna mempunyai spesifisitas tinggi
Meningkat 4 - 8 jam setelah infark
puncak 12-24 jam kemudian, menurun setelah 3 hari
Sebagai evaluasi Sindroma Koroner Akut
Nilai rujukan : < 16 U/L
Persiapan sampel darah :
- serum/ plasma heparin/ plasma EDTA - tidak boleh hemolisis - bila tidak langsung diperiksa serum disimpan beku - sampel stabil 24 jam pada suhu 40 C atau 1 jam pada suhu ruang Troponin Merupakan protein yang dibutuhkan bersama-sama dengan actomyosin ATPase, calcium, actin dan myosin untuk merubah energi kimia dalam ATP menjadi energi gerak Troponin Merupakan protein miofibriler otot yang terdiri atas 3 subunit : Troponin T (TnT), Troponin I (TnI), dan Troponin C (TnC) TnT (BM 39 kDa) mengikat komplek troponin ke molekul tropomiosin TnI (BM 26,5 kDa) protein penghambat dalam aktifasi ATP-ase aktomiosin jantung TnC (BM 18 kDa) mempunyai 4 buah ikatan dengan ion kalsium Merupakan protein kontraktil di filamen serabut otot jantung Unit kontraktil otot skelet : filamen tipis dan tebal Troponin terdapat dalam filamen tipis , fungsi : mengontrol proses kontraksi Kerusakan miokard troponin dilepas ke darah 1. Troponin T (TnT) Terdeteksi paling awal dan paling akhir Kadar dalam serum meningkat 3-6 jam setelah serangan nyeri dada, meningkat pada 12-48 jam kemudian dan menurun 14 hari 2. Troponin I (TnI) Ditemukan hanya pada miokardium dewasa menjadi lebih spesifik untuk penyakit jantung Kadar lebih tinggi dari CK-MB sehingga menjadi indikator yang sensitif untuk kerusakan jantung Kadar meningkat 3-6 jam setelah srangan nyeri
dada, mencapai puncak 24 jam dan menurun
sampai 6 hari Kadar Troponin T Hasil Keterangan Pemeriksaan
< 0,03 ng/ml Negatif Resiko rendah AMI
0,03 – 0,1 ng/ml Rendah Resiko sedang AMI,
kemungkinan kerusakan miokard
0,1 – 2 ng/ml Sedang Resiko tinggi AMI, menunjukkan
kerusakan miokard
> 2 ng/ml Tinggi Menunjukkan kerusakan masif
dari miokard ACCF 2012 Expert Consensus Document on Practical Clinical Considerations in the Interpretation of Troponin Elevations Myoglobin Merupakan protein Heme yang berikatan dengan oksigen, yang cepat dilepas saat otot skelet rusak Berukuran kecil cepat dikeluarkan oleh ginjal sehingga tidak bisa digunakan untuk petanda kerusakan otot jantung jangka panjang Terdeteksi 1-4 jam setelah serangan nyeri dada, meningkat dalam 6-9 jam kemudian dan menurun pada 18-24 jam Normal : Laki-laki : 16-76 ng/ml Wanita : 7-64 ng/ml cut off point 70 ng/m LDH Enzim mengkatalisis perubahan reversibel laktat ke piruvat
Tersebar luas dalam macam2 jaringan
peningkatan LDH sangat tidak spesifik LDH meningkat pada kelainan sirkulasi (syok)
Ada 5 isoenzim LDH : LDH1-5
Miokard dan eritrosit kaya LDH1
Miokardium mengandung lebih banyak LDH1
infark miokard rasio LDH1 : LDH2 >1 Kadarnya meningkat 8-12 jam setelah terjadi infark, mencapai puncak 24-48 jam kemudian menurun pada hari ke 7-12 BM : 134 kDa, lebih besar dari mioglobin, Ck dan troponin Spesimen darah : - Tidak boleh hemolisis ( eritrosit mengandung banyak LDH spesimen darah hemolisis ringan LDH meningkat )
- Segera dipisahkan jadi serum/ bekuan
cegah pengeluaran LDH intrasel
- LDH dalam serum stabil 2 hari pada suhu 40 C
- LDH rusak bila dibekukan Sebagai petanda lambat AMI karena ukuran besar dan clearance lambat Nilai rujukan - LDH total : 50 – 150 U/L - LDH 1 : 15 – 40 % dari total LDH