Anda di halaman 1dari 33

TES LABORATORIUM

PENYAKIT RESIKO
STROKE

KELOMPOK 10
KELOMPOK 10
Dwi Mutiara
Lely Nurfadilah Gani
Rahmi Nur Fahisyah
Warda Ningsih
Hari Asti
Muh. Rizal
Risna Alwi
DEFINISI

Stroke atau cerebrovascular accident,


merupakan kematian mendadak jaringan
otak yang disebabkan oleh kekurangan
oksigen akibat pasokan darah yang
terganggu.
JENIS-JENIS STROKE

Stroke Iskemik
Terjadi karena aliran darah tersumbat
atau berkurang aliran darah ke daerah
otak.

Stroke Hemoragik
Disebabkan oleh perdarahan di dalam
dan di sekitar otak.
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, stroke merupakan


penyakit ke-3 yang mematikan setelah
jantung dan kanker. Kejadian stroke
di Indonesia pun selalu meningkat
dari tahun ke tahun.
ETIOLOGI

1. Aterosklerosis (trombosis) embolisme


2. Hipertensi
3. Penyakit jantung
4. Peningkatan lemak dalam darah
5. Diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer
PATOGENITAS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Radiologi

1. CT-Scan
2. MRI
3. EKG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI
Darah Lengkap

HEMOSTASIS
PT
APTT
Fibrinogen

IMUNOLOGI
Troponin I

KIMIA KLINIK
Tes Kimia Darah
Glukosa
Tujuan : Mengetahui kadar gula dalam darah
Metode : Enzimatic (heksokinase)
Prinsip : Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim
glukosa oksidase membentuk suatu asam glukonat dan
peroksida. Peroksida yang terbentuk direaksikan dengan 4
amino-antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan
adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks.
Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan
kadar glukosa dalam darah.

Nilai Rujukan:
Normal : 110-199 mg/dL
Meningkat: 200 mg/dL
Glukosa
Peningkata Penurunan
n
1. DM 1. Terjadinya gangguan
2. Resiko terkena penyakit pada fisik
jantung 2. Terjadinya gangguan
3. Hipertensi pada fungsi intelektual
dalam tubuh
Kolesterol
Metode : CHOD-PAP
Tujuan : Mengetahui kadar kolesterol dalam darah.
Prinsip : Kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan
oksidasi. Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida
dan 4-aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroksidasi.
Nilai normal : Baik : < 200 mg/dL
Sedang : 200-239 mg/dL
Buruk : >240 mg/dL
Kolesterol

Peningkatan Penurunan
1. Hipertensi 1. Hipoproteinemia

2. DM

3. Sindrom nefrotik
Chol- LDL
Metode : colorimetry
Tujuan : Mengetahui kadar Chol - LDL dalam darah.
Prinsip : Chol-LDL yang dilepaskan dikonsumsi oleh kolesterol
esterase dan oksidase dalam bentuk non warna reaksi. Reagen 2
melarutkan sisa Partikel LDL dan coupler kromogenik memungkinkan
pembentukan warna yang sebanding dengan jumlah kolesterol LDL
ada dalam sampel
Nilai normal : Baik : <100 mg/dL
Sedang : 100-129 mg/dL
Buruk : 130 mg/dl
Chol- LDL

Peningkatan Penurunan
1. Penyakit pembuluh darah 1. hipoproteinemia
koroner

2. Hiperlipidemia

3. Hiperlipoproteinemia

4. DM

5. Sindrom nefrotik
Chol- HDL

Metode : colorimetry
Tujuan : Mengetahui kadar Chol - HDL dalam
darah.
Prinsip : Reagen 1 kolesterol non-HDL bereaksi enzim
peroksidase dengan DSBmT menghasilkan produk yang
tidak berwarna. Reagen 2 mampu melarutkan HDL secara
khusus, cholesterol esterase (CE) dan chromagenic
coupler untuk merubah warna sebagai penentuan
kuantitatif C-HDL
Nilai normal : Normal : 30-70 mg/dL
Chol- HDL

Peningkatan Penurunan
1. Alkoholisme 1. Sirosis hati
2. Pada pasien yang 2. DM
menggunakan klofi brat, 3. Sindrom nefrotik
estrogen, asam nikotinat, 4. Malaria
kontrasepsi oral dan 5. Pada pasien yang
menggunakan probucol,
fenitoin.
hidroklortiazid, progestin
dan infus nutrisi
parenteral.
Trigliserida
Metode : Colorimety
Tujuan : Mengetahui kadar Trigliserida dalam darah.
Prinsip : Lipoprotein lipase
Triglycerides + H2O Glycerol + fatty acids
Glycerokinase
Glycerol + ATP ------ Glycerol-3-phosphate + ADP
Glycerol-3-phosphate Oxidase
Glycerol-3-Phosphate + O2 H2O2 + DHAP
Peroxidase
2H2O2 + 4-AAP + p-Chlorophenol - Quinoneimine + 4H2O
(DHAP = Dihydroxyacetone phosphate, 4-AAP = 4-
aminoantipyrine)
Nilai normal : Baik : <150 mg/dL
Sedang : 150-199mg/dL
Buruk : 200-500 mg/dL
Trigliserida

Peningkatan Penurunan
1. Alkoholisme 1. malnutrisi.

2. Trombosis cerebral 2. Konsumsi Vitamin C,

3. Gagal ginjal kronis asparagin, klofi brat dan

4. DM heparin

5. Sindrom Downs

6. Hipertensi
Ureum

Metode : Colorimetry
Tujuan : Untuk mengetahui kadar Ureum dalam darah
Prinsip : Urea dihidrolisa dengan adanya urease menjadi ammonia
dan CO2. Ammonia yang dihasilkan dengan 2-oxoglutarate dan
NADH dengan adanya GLDH membentuk glutamat dan NAD.
Nilai normal :
Normal :17-43 mg/dL
Ureum

Peningkatan Penurunan
1. Gangguan fungsi ginjal 1. Penurunan masa otot

2. Dehidrasi akibat penuaan.


Kreatinin

Metode : Jaffe Reaction


Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam mg/dl.
Prinsip : Kreatinin dalam larutan alkali membentuk kompleks
yang berwarna merah orange bila bereaksi dengan asam pyruvat.
Absorbance pada kompleks ini sebanding dengan konsen trasi
kreatinin dalam sampel.
Nilai normal : 0,6-1,3 mg/dl.
Kreatinin

Peningkatan Penurunan
1. Gangguan fungsi ginjal 1. Akibat distropi otot

2. Malnutrisi

3. Penurunan masa otot


akibat penuaan.
Klorida

Metode : TPTZ (Tri-2 Pyridi 5-Triazine)


Tujuan : Untuk mengetahui kadar klorida darah seseorang dalam
mg/dl.
Prinsip : Ion klorida bereaksi dengan merkury (II) 2,4,6-tri-(2-
pyridi)-5-triazine(TPTZ) membentuk kompleks merkury (II)-
klorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion Fe (II) membentuk
kompleks berwarna biru. Hasil absorbansi berubah pada 590 nmHg
sebanding dengan kadar klorida pada sampel.
Nilai normal : 335-383 mg/dl.
Natrium
Metode : Fotometrik
Tujuan : Untuk mengetahui kadar natrium dalam serum.
Yang akan diperiksa.
Prinsip : Natrium (Sodium) akan cepat mengendap dengan adanya
magnesium-uranyl asetat, sisa ion uranyl dalam suspensi bersama
dengan thioglycolicacid akan membentuk kompleks berwarna
kuning coklat.
Nilai normal : Dewasa : 135-145 mEq/L
Bayi : 134-150 mEq/L
Kalsium

Metode: CPC (Cresol Phtalein Complex)


Tujuan : Untuk mengetahui kadar kalsium darah seseorang dalam
mg/dl.
Prinsip : Ion kalsium bereaksi dengan O-cresolphthalein
complexone kompleks dalam suasana basa untuh membentuk
kompleks berwarna ungu.
Nilai normal : 8,1 10,4 mg/dl.
Elektrolit

Peningkatan Penurunan
1. Setelah Operasi pembedahan 1. Nyeri Otot kronis
2. Konsumsi Vitamin A dan D 2. Luka bakar
3. Lemah Otot 3. Diare
4. Kejang 4. DM
CK & CKMB
Metode: Colometry
Tujuan : Mengethaui kadar CKD & CKMB dalam darah
Prinsip Kerja : Creatinine phosphat dan ADP dengan adanya enzim creatinin kinase
akan berubah menjadi creatin dan ATP, dimana ATP ini bersama glukosa oleh enzim
hexokinase diubah enjadi Glukosa-6-phosphat dan ADP. Glukosa-6-Phosphat bersama
NADP oleh enzim G-6-P-DH akan diubah menjadi gluconat-6 phosphate dan NADPH.
Aktivitas CK-B sebanding dengan perubahan NADP. Hasil yang terukur kemudian
dikinversikan dengan CKMB.

Nilai Rujukan untuk CK :


Normal : 34-174 U/L.

Nilai Rujukan untuk CK-MB :


<3% dari nilai CK
CK & CKMB

Peningkatan
1. Infark Miokardium
Akut

2. cedera serebrovaskular
(CVA)

3. hipotiroidisme
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI HASIL

Pra Analitik
sampel terpapar sinar matahari
waktu dan suhu penyimpanan sampel
sampel darah hemolisis
obat-obatan
alkohol Analitik
Proses pemipetan
Reagensia yang rusak
Kalibrasi Alat

Pasca Analitik
Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:
Stroke yang juga dikenal dengan istilah cerebrovaskular accident atau
brain attack, merupakan kerusakan mendadak pada peredaran otak
dalam satu pembuluh darah atau lebih. Serangan stroke akan
mengganggu atau mengurangi pasokan oksigen dan umumnya
menyebabkan kerusakan yang serius atau nekrosis pada jaringan otak.

Saran:
Pemeriksaan tekanan darah wajib dilakukan secara rutin, karena
hipertensi adalah faktor utama terjadinya stroke.
KEPUSTAKAAN
1. World Health Organization , sumber :
http://www.who.int/topics/cerebrovascular_accident/en/ ; diakses
Oktober 2017
2. http://www.horiba.com/us/en/medical/products/clinical-chemistry/a
bx-pentra-400/
: diakses Oktober 2017
3. http://www.worldstrokecampaign.org/learn.html; diakses Oktober
2017
4. Jennifer P.Kowalak. 2014. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
5. Bastiansyah, Eko. 2008. Panduan Lengkap Membaca Hasil Tes
Kesehatan. Jakarta: Penebar Plus
6. Herawati, Fauna, dkk. 2016. Pedoman Inteprestasi Data Klinik.
Jakarta. Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/303523819 ; Diakses 05
November 2017
Thank you

Anda mungkin juga menyukai