Anda di halaman 1dari 6

Nama: Wilda Marta Paturrahmi

Nim: 2202020037

1. Jelaskan Apa itu obat diuretik, Sebutkan Golongan-Golongan Obat-Obat Diuretika


beserta contohnya dan mekanismenya
Jawab:
Diuretik adalah obat untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh
melalui urine. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi
(hipertensi). Diuretik atau diuretic tersedia dalam bentuk obat minum atau suntik.
 Diuretik tiazid
bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi natrium pada bagian awal
tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian per oral
antara 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam.
contohnya: chlorothiazide, chlorthalidone, hydrochlorothiazide, metolazone,
indapamide

 Diuretik Potassium-sparing
Diuretik hemat kalium bekerja dengan cara menghambat kerja hormon
aldosteron dan menghambat pertukaran natrium dan kalium di ginjal.
Cara kerja ini menyebabkan natrium yang dibuang melalui urine menjadi lebih
banyak sekaligus menjaga kadar kalium dalam darah tetap seimbang.
contohnya: amiloride, spironolactone, triamterene, eplerenone

 Diuretik loop
Diuretik bekerja dengan membantu ginjal melepaskan lebih banyak garam
dan air dari pembuluh darah ke dalam urine. Dengan berkurangnya jumlah
cairan yang mengalir di dalam pembuluh darah, maka tekanan darah dapat
berkurang.
contohnya: torsemide, furosemide, bumetanide, ethacrynic acid.
2. Jelaskan mekanisme kerja obat-obat ACE-Inhibitor dalam sistem RAAS! mengapa
ACE inhibitor dapat menimbulkan efek samping terjadinya batuk? Berikan minimal 3
contoh obatnya
Jawab:
Obat golongan ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim yang
dibutuhkan untuk memproduksi hormon angiotensin II. Hormon ini dapat
menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah sehingga membuat
jantung bekerja lebih keras.
contohnya: kaptopril, lisinopril, ramipril dan enalapril yang memiliki efek
samping paling banyak batuk kering.

3. Jelaskan mekanisme kerja obat-obat Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) dalam


mengurangi tekanan darah! mengapa obat ARB tidak disarankan diberikan bersama
ACE inhibitor? Berikan minimal 3 contoh obatnya,
Jawab:
ARB atau angiotensin II receptor blockers adalah golongan obat untuk
menurunkan tekanan darah pada kondisi hipertensi. Obat ini juga digunakan dalam
pengobatan gagal jantung dan pencegahan gagal ginjal pada penderita diabetes atau
hipertensi. ARB bekerja dengan cara menghambat pengikatan angiotensin II ke
reseptornya.
penggunaan kombinasi ACE inhibitor dan ARB (dua obat ini bekerja di
titik renin-angiotensin aldosteron system/RAAS) memiliki angka kematian yang lebih
tinggi dibanding penggunaan monoterapi. Penelitian meta-analisis ini menyebutkan
bahwa penggunaan ARB/ACE inhibitor dapat menyebabkan efek samping jangka
panjang: hipotensi, hipokalemia dan memperburuk gagal ginjal.
contohnya: captopril, Ramipril, losartan dan valsartan.

4. Ny. IS masuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak, kondisi badan lemas dan terdapat
bengkak pada kaki, tinggi badan 160 cm, berat badan 65 kg, usia 65 tahun, Tek.
Darah 150/90 mmHg, Suhu 390C, Nafas 27x menit, denyut nadi 90x/menit, hasil
laboratorium saat masuk Ureum 110 mg/dL, Asam Urat 9 mg/dL, Kreatinin 5,7
mg/dL, Albumin 2,3 g/dL, Hb 7,5 mg/dL. Riwayat penyakit pasien adalah CKD Stage
5 dan Rutin Hemodialisa, Riwayat pengobatan Ramipril 5 mg 1 x 1 malam hari,
Candesartan 8 mg 1 x 1 pagi hari. Saat masuk ke rumah sakit pasien diberikan terapi
tambahan paracetamol infus 1 gram/8jam, dan antibiotik meropenem 1 gram/12 jam.

a) Hitunglah klirens kreatinin pasien!


Jawab:

140−65
¿ ×65 ×0 , 82
Crcl mg
72×5 ,7
dl

75
¿ ×53 , 3
410 , 4

3.997 ,5
¿
410 , 4

¿ 9 , 74 mg/dl

b) Jelaskan mengapa terjadi kondisi hipoalbumin (kekurangan albumin) dan


anemia (hemoglobin rendah) pada pasien ini!
Jawab:
1) Kondisi hipoalbumin disebabkan adanya penyakit gagal ginjal
ginjal Ginjal merupakan salah satu organ di dalam tubuh yang
penting untuk menyaring darah dan senyawa beracun yang nanti akan
dialirkan ke seluruh bagian tubuh. kerusakan atau penyakit ginjal
dapat menyebabkan sebagian besar protein menjadi lepas ke urine.
Dengan begitu maka ginjal akan mengambil albumin dari aliran darah
yang menyebabkan terjadinya kekurangan albumin atau hipoalbumin.
2) Anemia akibat penyakit gagal ginjal
Anemia pada pengidap gagal ginjal sering kali memiliki lebih
dari satu penyebab. Ketika ginjal mengalami kerusakan, organ ini
menghasilkan lebih sedikit eritropoietin (EPO), yakni hormon yang
memberi sinyal pada sumsum tulang untuk memproduksi sel darah
merah.
Lebih sedikit EPO yang dihasilkan ginjal, tubuh jadi membuat
lebih sedikit sel darah merah, dan lebih sedikit oksigen yang dikirim
ke organ dan jaringan. Inilah sebabnya ketika seseorang mengidap
kegagalan fungsi ginjal, ia juga jadi rentan mengalami anemia. Selain
karena sel darah merah yang diproduksi tubuh lebih sedikit, sel darah
merah pengidap gagal ginjal dan anemia hidup dalam aliran darah
untuk waktu yang lebih singkat dari biasanya. Hal ini membuat sel
darah mati lebih cepat daripada yang bisa diganti
c) Analisa pengobatan pasien dan berikan rekomendasi kalian sebagai farmasis
beserta alasannya.
Jawab:
Pasien didiagnosa dengan Chronic Kidney Disease Stage V.
Tatalaksana farmakoterapi diberikan Furosemid 1x 40 mg, captopril
3x12,5 mg, asam folat 3x1, CaCO3 3x1 dan transfusi darah 800cc.
Tatalaksana nonfarmakoterapi antara lain tirah baring, diet tinggi kalori,
rendah protein, rendah fosfat, rendah garam, dan keseimbangan cairan.

5. Tn. AR usia 46 tahun, masuk kerumah sakit dengan keluhan nyeri pinggang hingga
tembus ke belakang, TD 120/80 mmHg, Suhu 38,50C, nafas 23x/menit, nadi
86x/menit, hasil pemeriksaan USG didapatkan kristal kalsium oksalat pada ginjal
dengan ukuran diameter kisaran 1,4 cm.
a) jelaskan proses terjadinya batu kalsium oksalat pada ginjal tersebut beserta
faktor risiko terbentuknya batu tersebut
jawab:
 Batu ginjal dapat terbentuk ketika urine seseorang mengandung lebih banyak
zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat. Kandungan
tersebut lebih banyak dibandingkan zat yang dapat dilarutkan oleh cairan pada
urine. Di saat yang bersamaan, urine mungkin kekurangan zat yang mencegah
kristal saling menempel dan menciptakan faktor yang tepat sehingga batu
ginjal dapat terbentuk.
 Factor resiko: Riwayat keluarga dengan batu ginjal. Menjalani diet tertentu,
seperti protein, garam dan natrium tinggi. Obesitas. Kondisi medis lainnya
seperti sistinuria, asidosis tubulus ginjal, infeksi saluran kemih yang terjadi
berulang, dan hiperparatiroidisme.
b) jelaskan terapi Farmakologi dan Nonfarmakologi yang bisa diberikan kepada
pasien!
Jawab:
 Terapi farmakologi
ESWL (Extracorporeal Shockwava Lithotripsy), PCNL (Percutanes Nephro
Litholapaxy), bedah terbuka, terapi konservatifa dan terapi ekspulsif
medikamentosa (TEM).
 Terapi non farmakologi
olahraga teratur, minum air putih yang banyak, hindari beberapa makanan
yang mengandung alcohol, makanan cepat saji, tidak menahan bila ingin
kemih, dan menjaga dengan baik kebersihan organ intim.

6. Tn. SN usia 55 tahun, BB 78 kg, TB 170 cm, masuk ke rumah sakit dengan keluhan
sesak tengkuk sedikit tegang, TD 140/70 mmHg, nafas 22 x/menit, pasien seorang
nelayan dan senang mengkonsumsi ikan asin, hasil lab Ureum 68 mg/dL, Asam Urat
6 mg/dL, Kreatinin 2,7 mg/dL, Albumin 3,3 g/dL, Hb 15,5 mg/dL.
a) Hitunglah laju GFR pada pasien ini dan bila didiagnosa CKD, pasien ini
temasuk CKD stage brp?
Jawab:
(140−55)
GFR= ×78
(72 ×2 , 7 mg/dl)

85
¿ ×78
194 , 4
6,630
¿
194 , 4
¿ 34 , 1 ml /menit
stage3
b) Sebagai farmasi, berikan saran terapi farmakologi dan non farmakologi pada
pasien ini beserta alasannya!
Jawab:
 Terapi farmakologi
1) Obat hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal lebih parah dan
mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Obat yang dapat
diberikan untuk mencegah ini adalah ACE inhibitor atau ARB, seperti
captopril, candesartan, dan irbesartan.
2) Obat kortikosteroid
Obat ini diberikan pada penderita GGK akibat glomerulonefritis atau
penyakit lain yang menyebabkan peradangan pada ginjal.
3) Obat diuretik
Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian tubuh.
Contoh obat ini adalah furosemide.
 Terapi non farmakologi
1) Dengan mengkonsumsi makanan diet rendah protein, ginjal tidak harus
bekerja keras, karena protein yang masuk ke tubuh juga sedikit.
2) tidak merokok untuk memperlambat progresifitas CKD dan
mengurangi resiko penyakit kardiovaskular
3) serta olahraga
4) diet rendah garam di sarankan bagi pasien penyakit ginjal karena
bermanfaat untuk memperbaiki tenakan darah dan retensi cairan.
5) Mengurangi asupan air, minum air terlalu banyak akan berpengaruh
buruk pada penderita gagal ginjal. Karena penderita tidak mampu
mengeluarkan cairan melalui urin secara normal akibat rusaknya fungsi
ginjal, kondisi tersebut kemudian membuat tubuh penderita mengalami
penumpukan cairan.

Anda mungkin juga menyukai