Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 5 :

FAAL GINJAL
Disusun oleh :
Inggra Apriliana 161010400119
Laila Syafitri 161010400123
Lely Suraya 161010400152
OUTLINE

DefinisiGinjal
Cara Kerja Ginjal
Pemeriksaan Ginjal
Kreatinin
Kategori Kerusakan Ginjal
Obat-obatan
Hasil Pemeriksaan
Kesimpulan
Pengertian Ginjal
Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur
keseimbangan cairan tubuh dengan cara
membuang sampah-sampah sisa metabolisme
dan menahan zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
Fungsi ini amat penting bagitubuh untuk
menjaga homeostatis. Homeostatis sangat
penting dijaga karena sel-sel tubuh hanya bisa
bisa berfungsi pada keadaan tertentu. Pada
keadaan minimal, ginjal harus mengeluarkan
minimal 0,51 air perhari untuk kebutuhan
pembuangan racun.
LAILA
Kerja ginjal dapat diuraikan
menjadi
Mempertahankan keseimbangan kadar air (H₂O) dalam
tubuh.
Mempertahankan keseimbangan osmolaritas cairan tubuh.
Mengatur volume plasma.
 Membantu mempertahankan kadar asam-basa cairan tubuh
dengan mengatur ekresi H⁺ dan HCO₃⁻.
 Membuang sampah-sampah sisa metabolisme yang
beracun bagi tubuh, terutama bagi otak.
Membuang berbagai komponen asing seperti obat, bahan
aditif makanan, pestisida, dan bahan exogen non-nutritif
lain yang masuk kedalam tubuh.
Memproduksi rennin untuk menahan garam.
Mengubah vitamin D kebentuk aktifnya LAIL
A
Fungsi pemeriksaan faal ginjal adalah :

• Untuk mengidentifikasikan adanya gangguan


fungsi ginjal
• Untuk mendiagnosa penyakit ginjal
• Untuk memantau perkembangan penyakit
• Untuk memantau respon terapi
• Untuk mengetahui pengaruh obat terhadap
fungsi ginjal

LAIL
A
Kreatinin
Nilai normal : 0,6 – 1,3 mg/Dl SI : 62 – 115 µmol/L

 Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah.


Kreatinin dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan
kretainin fosfat. Kreatinin diekresi oleh ginjal dan konsentrasinya
dalam darah sebagai indikator fungsi ginjal. Pada kondisi fungsi ginjal
normal, kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan. Nilainya
akan meningkat pada penurunan fungsi ginjal.
 Serum kretinin berasal dari masa otot, tidak dipengaruhi oleh diet, atau
aktivitas dan diekskresi seluruhnya melalui glomerulus. Tes kreatinin
berguna untuk mendiagnosa fungsi ginjal karena nilainya mendekati
glomerular filtration rate (GFR).
 Kreatinin adalah produk antara hasil peruraian kreatinin otot dan
fosfokreatinin yang diekskresikan melalui ginjal. Penurunan fungsi
ginjal akan menurunkan ekskresi kreatinin

LAIL
A
Faktor Pengganggu
• Olahraga berat, angkat beban dan
prosedur operasi yang merusak otot
rangka dapat meningkatkan kadar
kreatinin.
• Alkohol dan penyalahgunaan obat dapat
meningkatkan kadar kreatinin.
• Injeksi IM berulang dapat menigkatkan
atau menurunkan kadar kreatinin

LELY
Kategori Kerusakan Ginjal Berdasarkan
kreatinin serum dan kliren
Derajat Klirens kreatinin Serum kreatinin
kegagalan ginjal (Ml/menit) (mg/dL)

Normal > 80 1,4

Ringan 57 - 79 1,5 – 1,9

Moderat 10 – 49 2,0 – 6,4

Berat < 10 > 6,4

Anuria 0 > 12

LELY
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik

• Analgesik : naproksen, salisilat, fenoprofen, ibuprofen


• Anestesi : ketamin
• Antibiotik : kolistin, oksasilin, tetrasiklin,
amoniglikosida, vankomisin, eritromisin, rifampicin,
sulfonamid
• Diuretik : furosemide, tiazid, manitol
• Sitostatika : siklofosfamid, cisplatin
• Antijamur : amfoterisin
• Antitrombotik : clopidogrel, ticlid
• Antidepresan : amitriptrilin
• Antikonvulsi : fenitoin, asam valproat
LELY
Contoh hasil laboratorium pada kasus
pasien gagal ginjal
 Kasus Gagal ginjal di Rumah Sakit
Sari Asih Ciputat terlampir data
klinisnya sebagai berikut :
 Kreatin : 9.5
• Hasil kreatinin yang tinggi salah satu
pertanda terganggunya fungsi ginjal
 Asam Urat : 6.6
• Hasil pemeriksan asam urat masih
dalam batas normal
• Apabila kadar asam urat dalam darah
tinggi akan menyebabkan penimbunan
kristal asam urat . Jika penimbunan itu
terjadi pada ginjal maka akan
menyebabkan batu ginjal.
LELY
SOAP

 Subjektif : - lemas - mual


-pusing
- pucat
 Objektif : - kondisi melemah
- Umur = 34 tahun
- JK = Laki-laki
- TD = 130/80
- Suhu = 36,4 ˚C
- RR = 24x menit
 Assesment : CKD , HT
 Planning : Berikan posisi nyaman,
Dilakukan serangkaian
pemeriksaan penunjang
(Radiologi, Laboratorium)

LEL
Y
Terapi Pengobatan
• Meropenem inj 1 gr
Ds : 3 x sehari 1 vial
In : pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi intra-
abdomen, infeksi giniklogi, infeksi kulit , meningitis,
septikmia.
Es : inflamasi , reaksi pada tempat injeksi ,
flebitis/tromboflebitis, diare, mual , muntah, kolitis,
pseudomembranosa.
• Ondancentron inj 4mg
Ds : 3 x sehari 1 ampul
In : Mual , Muntah
Es : Konstipasi , sakit kepala , mengantuk
INGGRA
 Asam Folat tablet
Ds : 3 x sehari 1 tab
In : Terapi anemia megaloblastik disebabkan defisiensi
asam folat , profilaksi pada status hemolitik kronik,
profilaksi defisiensi folat pada pasien cuci darah.
Es : Gangguan saluran cerna
• Amlodipin 10 mg
Ds : 1 x sehari 1 tablet
In : Mengatasi hipertensi dan serangan angina pectoris.
Es : Pusing , merasa lelah , mual, tidak nyaman dibagian
perut, jantung berdegup kencang, bengkak, mengantuk.
• Micardis 80 mg
Ds : 1 x sehari 1 tablet malam
In : Terapi hipertensi essensiasl
Es : Gangguan penglihatan, vertigo, cemas, eksema ,
nyeri dada INGGRA
 Pantoprazol tab
Ds : 2 x sehari 20 mg
In : Mengobati tukak lambung,
mengobati tukak lambung
akibat efek samping obat anti
nyeri non steroid, mengobati tukak
lambung akibat infeksi
bakteri H.pylori , mengbati
sindrom zollinger- Ellison.
Es : Nyeri perut , sakit kepala,
mulut kering , kulit kering, mual,
muntah, sering berkeringat,
diare.
INGGRA
Hasil Pengamatan
 Ketika pasien dirawat inap pasien tidak diberikan
terapi cairan infus, pasien hanya menggunakan stoper
hal ini di sebabkan pada pasien gagal ginjal kronis
cairan yang masuk kedalam tubuh perlu dibatasi jika
terlalu banyak cairan yang masuk dapat menimbulkan
penumpukan cairan pada jaringan sel akibat ginjal
tidak mampu menyaring dan membuang kelebihan
cairan pada tubuh melalui urin yang nantinya dapat
menimbulkan sesak nafas, mual, kelelahan, bengkak
kaki, tangan dan dapat menimbulkan darah dalam
urine.

 Pasien diberikan terapi meropenem dalam kasus ini


pasien memang mengalami peningkatan hasil lekosit
yang berarti pasien mengalami infeksi , meropenem
efektif untuk berbagai jenis baketri gram positif ,
negatif dan juga anaerob yang sensitif terhadap
meropenem namun pada kasus pasien gagal ginjal
perlu disarankan pada dokter DPJP untuk memantau
penyesuaian dosis dan frekuensi pemberian pada
derajat gangguan fungsi ginjal dan memonitoring
respon pasien terhadap terapi secara periodik monitor
fungsi ginjal agar tidak terjadi efek samping INGGRA
thrombositopenia.
 Pemberian terapi antihipertensi amlodipin pada
pasien gagal ginjal perlu disarankan untuk
pemantauan cairan dalam tubuh. Amlodipin
menyebabkan cairan menumpuk dalam tubuh
karena dapat mengurangi frekunesi buang air kecil.

 Pemeberian terapi antihipetensi telmisartan pada


kasus gagal ginjal juga perlu disarankan untuk
memonitoring secara periodik kadar kalium dan
kreatinin .

 Pemberian resep pada pasien gagal ginjal ini


masing-masing obat tidak mengalami interaksi ,
setelah dicek melalui medscape.

 Dalam kasus ini kami sarankan pemberian


suplemen zat besi hal ini di sababkan hasil
pemeriksaan lab Hb terjadi penurunaan hal ini bisa
mengakibatkan asupan oksigen dalam tubuh akan
menurun menyebabkan pembuluh darah membesar.

 Disarankan memantau tekanan darah pasien


terutama pada pasien gagal ginjal dengan hipertensi.

INGGRA
Simpulan
Pada pasien- pasien gagal ginjal pada pemberian
obat perlu dilakukan pemantauan dosis dan
pemantauan cairan dalam tubuh.
Daftar Pustaka
RS SARI ASIH CIPUTAT
LABORATORIUM RS SARI ASIH CIPUTAT
ISO vol.51 tahun 2017-2018 hal 175 meropenem , hal 427 ondancentron inj,
hal 221 asam folat, hal 296 amlodipin , hal 300 micardis 80 , hal 409
pantoprazol tab
Surya Amal, 2011 [Jurnal] Pedoman Interpretasi Data Klinik Kementrian
Kesehatan RI
www.kalbemed.com/meropenem
Pionas.pom.go.id/monoghrafi/telmisartan

Anda mungkin juga menyukai