• Bila pasien berada pada tahap ESRD, terapi pengganti ginjal menjadi satu- satunya pilihan untuk
mempertahankan fungsi tubuh. Saat ini hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak
dilakukan.
• Tujuan utama hemodialisis adalah menghilangkan gejala yaitu mengendalikan uremia, kelebihan cairan, dan
ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi pada pasien CKD.
• Salah satu komplikasi intradialisis yang dapat dialami pasien saat menjalani hemodialisis adalah disequlibrium
syndrome
ALPINE SKI HOUSE 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan
penurunan fungsi ginjal bersifat ireversibel.
• Dikatakan penyakit ginjal kronik apabila kerusakan ginjal terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus, dengan
manifestasi: kelainan patologis, terdapat tanda kelainan ginjal misalnya pada saat pencitraan
(imaging) atau laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan Nefropati diabetik (ND) merupakan komplikasi penyakit
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Klasifikasi tekanan
darah sistolik dan diastolik, Joint National Committee diabetes mellitus yang termasuk dalam komplikasi
(JNC) VIII: (6) mikrovaskular. Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada
pembuluh darah halus di ginjal. Kerusakan pembuluh darah
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
menimbulkan kerusakan glomerulus yang berfungsi sebagai
Normal <120 <80
penyaring darah
Prehipertensi 120-139 80-89
• Glomerulopati primer yaitu kerusakan glomerulus • Nefropati asam urat adalah penyakit ginjal yang
akibat penyakit dasar yang berasal dari ginjal, disebabkan oleh asam urat atau kristal urat.
yang mempengaruhi fungsi struktur glomerulus, Ditandai dengan terdapatnya riwayat gout arthritis
dimana tanpa penyakit multisistemik lainnya. yang berulang, ISK berulang. terdapat proteinuria
dengan atau tanpa hematuria tanpa keluhan
• Sampai pada GFR sebesar 30%, mulai terjadi • Pada GFR di bawah 15% akan terjadi gejala dan
keluhan pada pasien seperti, nokturia, badan lemah, komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah
mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat memerlukan terapi pengganti ginjal
badan.
• pemeriksaan foto polos abdomen, bisa • Biopsi dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal
ditemukan batu radioopak.
yang masih mendekati normal, dimana diagnosis
• ultrasonografi, memperlihatkan ukuran ginjal secara non invasive tidak bisa ditegakkan,
mengecil, korteks yang menipis, adanya
hidronefrosis, batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi. • pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
etiologi, penerapan terapi, prognosis, dan
mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan.
• Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15
ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal
Hemodialisis adalah suatu proses pemisahan Panduan dari Kidney Disease Outcome Quality
atau penyaringan atau pembersihan darah Initiave (KDOQI) merekomendasikan untuk
mempertimbangkan manfaat dan risiko
melalui suatu membrane semipermeable
memulai terapi pengganti ginjal pada pasien
dilakukan pada pasien dengan gangguan dengan perkiraan laju filtrasi glomerulus
fungsi ginjal <15ml/menit/1,73m2 (CKD pada stage V).
ALPINE SKI HOUSE
KOMPLIKASI AKUT HEMODIALISIS
• Gejala-gejala mencakup nyeri kepala, mual, kram • Pasien yang lebih berat akan berkembang ke
otot, agitasi, mengantuk dan konvulsi. confusion, bangkitan, pingsan, dan bahkan kematian.
• Nyeri kepala, yang dapat bersifat bilateral dan • Sekarang telah dikenali, bahwa banyak gejala dan
berdenyut, dapat menyerupai migrain, tanda lebih ringan berhubungan dengan dialisis
seperti kram otot, anorexia, dan kelemahan yang
• Gejala awal meliputi sakit kepala, mual,
terjadi pada akhir dari dialisis adalah juga bagian dari
disorientation, kegelisahan, pandangan kabur, dan
sindrom ini.
asterixis.
• Sindrom disequilibrium dimanifestasikan oleh sekelompok gejala yang diduga terjadi karena adanya
disfungsi serebral.
• Disfungsi serebral ini terjadi akibat edema serebral karena dialisis yang cepat dan perubahan pH
serta osmolalitas cairan.
• Saat dialisis terjadi proses difusi salut melalui membran semipermeabel dialiser dan dalam
membran semipermeabel pada seluruh kompartemen tubuh dari kompartemen intraseluler,
interstistial dan intravaskuler. Proses difusi ini seharusnya sama agar terjadi keseimbangan.
• Perubahan gradient CO2 antara cairan serebrospinal dan plasma juga menyebabkan penurunan pH
intraseluler dalam serebral dan jaringan otak. Perubahan ini meningkatkan osmolalitas sel otak
karena peningkatan konsentrasi H+.
• Pencegahan adalah hal utama dalam terapi DDS, • Penurunan ureum perlahan dapat dicapai oleh
terutama sekali pada pasien yang baru didialisis. salah satu dari metoda berikut : dengan
hemodialysis, terapi dapat dimulai dengan dua jam
dialisis dengan laju alir darah yang rendah yaitu
• Dialisis awal harus berhati-hati, tetapi sering 150 hingga 250 mL/min dengan suatu dialyzer
diulangi. Tujuannya adalah pengurangan ureum dengan area permukaan kecil.
bertahap, yang akan bersifat melindungi tetapi
mungkin tidak mencegah gejala ringan
• Cara ini, yang dapat diulang tiap hari selama tiga
atau empat hari.
• Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan penurunan
fungsi ginjal bersifat ireversibel. Kerusakan ginjal terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan structural atau
fungsional, dengan atau tanpa penurunan LFG
• Pada penyakit ginjal kronik stadium 5 yang ditandai dengan LFG kurang dari 15 ml/menit, terapi yang dapat
dilakukan adalah terapi pengganti ginjal. Saat ini hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling
banyak dilakukan.
• Meskipun hemodialisis aman dan bermanfaat untuk pasien, Berbagai permasalahan dan komplikasi dapat
terjadi saat pasien menjalani hemodialisis. Salah satu komplikasi intradialisis yang dapat dialami pasien saat
menjalani hemodialisis adalah disequlibrium syndrome.
• Levey AS, Coresh J. Chronic kidney disease. Lancet. 2012; 379: 165-180
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna
Publishing; 2009:1035-37
• Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta E.A. Kapita selekta kedokteran: edisi 4 jilid 2. jakarta: media aesculapius. 2014.
• (Guideline) Kidney Disease: improving global outcomes (KDIGO) CKD Work Group. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for
the evaluation and management of chronic kidney disease. Kidney Int Suppl. 2013; 3(1)-150
• IRR (Indonesia Renal Registry). 2017. 10th Report of Indonesian Renal Registry [online]. Avalaible:
https://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202017%20.pdf [accesed 02 Juni 2019]
• Dannis L., Dan L, Eugene B, Stephen L, Jameson J. Harrison"Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill; 2007.
• Fuller K, Cateriine CG. Pathology : Implication for the Physical therapist. United States of America : Saunders Elsevier. 2013.
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riskesdas 2013. Jakarta: Badan Litbangkes Kemenkes RI; 2013.
• Williams S, Malatesta K, Norris K. Vitamin d and chronic kidney disease. Ethnicity & Diseas. 2009: 19(4 Suppl 5):S9.
• Ozkan G, Ulusoy S. Acute Complication of Hemodialysis. In: Technical Problems in Patients on Hemodialysis. Editor: Penido
MG. In Tech, Croatia 2011: 251-94
• Jamenson LJ, Loscalzo J. Nefrologi dan Gangguan Asam-Basa. Jakarta: EGC, 2013:122-23
• Victor M, Ropper AH. Adams and Victor’s Principles of Neurology,8th edition. New York : McGraw-Hill Company.2005
• Lopezalmaraz, E . (2008). Dialysis disequilibrium syndrome; Research on dialysis disequilibrium syndrome detailed.
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=1535958081&SrchMode=2&
sid=11&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&T S=1234605159&clientId=45625.
• Tan MM, Carton J. Molecular basis for the dialysis disequilibrium syndrome : altered aquaporin and urea transporter
expression in the brain. Nephrology Dial Transplant. 2005 : 20; 1984-1988.
ALPINE SKI HOUSE 28
TERIMAKASIH