Anda di halaman 1dari 28

Clinical Science Session (CSS)

Pembimbing : dr.Hasan Basri ,Sp.PD KGH , FINASIM

Chronic Kidney Disease


M.Herpian Nugrahadil
G1A217114
PENDAHULUAN

Chronic Kidney Disease


merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Prevalensinya meningkat
dibeberapa negara. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses
patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal, yaitu
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel yang pada suatu saat membutuhkan terapi pengganti ginjal yang
tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
TINJAUAN PUSTAKA
TRANSITION SLIDE 3
Anatomi dan Fisiologi Renal
Fungsi
Ginjal Filtrasi Glomerulus

Reabsorpsi Tubular.

Sekresi Tubular
Chronic Kidney Disease (CKD)
Definisi

Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease/ CKD) adalah


suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal (CKD Stage V/ end stage).
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu derajat yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau
transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu sindrom klinik dan
laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi
ginjal pada penyakit ginjal kronik.
Kriteria Penyakit Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal ≥ 3 bulan, yang ditemukan sebagai
abnormalitas struktural atau fungsional ginjal, dengan atau
tanpa penurunan GFR, bermanifestasi diantaranya sebagai:
 Kelainan patologis, atau
 Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes
pencitraan (imaging test)
2. GFR < 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau
tanpa kerusakan ginjal.
Rumus Kockcroft-Gault untuk menghitung
GFR

• 

*) Pada perempuan dikalikan


0,85.
Klasifikasi

Klasifikasi Penyakit Ginjal


Kronik dan Klasifikasi.
Sumber: Henry Ford Health
System.
Epidemiologi

• Di Amerika Serikat, pada tahun 1995-1999, insidens penyakit ginjal


kronik diperkirakan mencapai 100 kasus perjuta penduduk
pertahun, dan angka ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya. Di
Malaysia, dengan populasi 18 juta diperkirakan terdapat 1800
kasus baru gagal ginjal pertahunnya. Di negara-negara berkembang
lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta
penduduk per tahun.1,6
• Sebuah studi yang dilakukan Perhimpunan Nefrologi Indonesia
melaporkan sebanyak 12,5 % populasi Indonesia mengalami
penurunan fungsi ginjal.
Faktor Resiko
Patofisiologi
Diagnosis

• A. Gambaran Klinis
• Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi:13,15,16
• Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi
traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurisemi, Lupus
Eritomatosus Sistemik (LES),dll.
• Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah,
nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
• Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah
jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium,
kalium, khlorida).
• B. Gambaran Laboratorium
• Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
• Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin
serum, dan penurunan GFR yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-
Gault. Kadar kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk
memperkirakan fungsi ginjal.
• Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin,
peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper
atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis metabolic
• Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria
• C. Gambaran Radiologi
• Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak
• Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bias
melewati filter glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh
toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan
• Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi
• Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
• Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi
• B. Gambaran Radiologi
• Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak
• Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bias
melewati filter glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh
toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan
• Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi
• Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
• Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi
Penatalaksanaan

• Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya


• Pencegahan dan terapi terhadap konisi komorbid
• Memperlambat pemburukan fungsi ginjal
• Pencegahan dan terapi terhdap penyakit kardovaskular
• Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
• Terapi penggantian ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal
Lanjutan
Terapi Simptomatik
• Terapi Dislipidemi
• Rekomendasi dari KDOQI bertujuan mengurangi kadar kolsterol < 100 mg/dL
dan trigliserid < 200 mg/dL.

• Terapi Hipertensi
• Target tekanan darah pada CKD adalah <140/90 mmHg. Terapinya dengan
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) dan Angiotensin Receptor
Blocker (ARB)
• Terapi Anemia
• Rekomendasi KDOQI menyebutkan target hemoglobin 10 hingga 12 g/dL pada
penderita CKD
• DLL
Terapi Non farmakologis
• Pengaturan asupan protein
Pembatasan Asupan Protein pada CKD

GFR Asupan protein g/kg/hari


ml/menit
>60 Tidak dinjurkan
25-60 0,6 – 0,8/ kg/ hari
5-25 0,6 – 0,8 /kg/hari atau
tambahan 0,3 g asam amino sensual
atau asam keton

>60 0,8/kg/hari (=1 gr protein /g


(Sindrom proteinuria atau 0,3 g/kg tambahan
nefrotik) asam amino esensial atau asam
keton
• Pengaturan Asupan Lemak :30-40% dari kalori total
• Pengaturan Asupan Karbohidrat :50-60% dari kalori total
• Kebutuhan Garam dan mineral :
• Garam: 2-3 gr/hari
• Fosfor: 5-10 mg/kgBB/hari
• Kalsium: 1400-1600 mh/hari
• Besi: 10-18 mg/hari
• Magnesium: 200-300 mg/hari
• Asam folat pasien HD: 5 mg

• Kebutuhan Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible water loss) Bila
ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah
diuresis mencapai 2 L per hari.
• Terapi Pengganti Ginjal
• Hemodialisis
• Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. Beberapa
yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis, ensefalopati/neuropati
azotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik,
hipertensi refrakter, muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan
kreatinin > 10 mg%. Indikasi elektif, yaitu LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m², mual,
anoreksia, muntah, dan azotemia berat.

• Dialisis Peritoneal
Komplikasi Derajad Penjelasan GFR Komplikasi
(ml/men/1,73m 2

)
1 Kerusakan ginjal ≥ 90 -
  dengan GFR normal
 
2 Kerusakan ginjal 60-89 - TD mulai 
dengan penurunan GFR
ringan
3 Kerusakan ginjal 30-59 - Hiperfosfate
dengan penurunan GFR mia
sedang - Hipokalsemia
- Anemia
- Hiperparatir
oid
- Hiperosmosis
teinemia
4 Kerusakan ginjal 15-29 - Malnutrisi
dengan penurunan GFR - Asidosis
berat metabolic
- Cenderung
hiperkalemia
- Dislipidemia
5 Gagal ginjal < 15 - Gagal
jantung
- Uremia
Prognosis

Prognosis CKD berdasarkan


Kategori GFR dan
Albuminuria
Penutup
Kesimpulan

1. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dengan GFR
<60mL/menit/1.73m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal, yaitu suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel yang pada suatu saat membutuhkan terapi
pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
2. CKD memiliki 5 stadium, bila penanganan dilakukan pada stadium awal maka prognosis
jauh lebih baik.
3. Untuk mendeteksi dan memonitor CKD, dilakukan 2 tes: perkiraan GFR dan rasio UACR
(urine albumin to creatinine ratio).
4. Penanganan CKD ditujukan untuk menurunkan kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi dengan pemantauan dari faktor risikonya yaitu, diabetes, hipertensi, penyakit
ginjal pada keluarga, penyakit jantung, ISK, dan penyakit imun. Kompliksi yang dapat
terjadi adalah, malnutrisi, asidosis metabolik, hiperkalemi, anemia, peenyakit jantung.
5. Prognosis pada pasien ditinjau dari laju filtrasi glomerolus dan albuminuria.
Daftar Pustaka
1. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W, editor. Kapita
IV. 2006. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. selekta kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, 2001: 580-88.
h581-584.
2. Hendromartono. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi V. Jakarta:
2. Henry Ford Health System. Chronic Kidney Disease: Clinical Practice Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009, 1943-1946.
Recommendations for Primary Care Physicians and Healthcare Providers, A
Collaborative Approach Edition 6.0. 2011. Detroit: Divisions of Nephrology 3. Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar
and Hypertension and General Internal Medicine. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: FKUI, 2001.427-434

3. Tortora GJ, Derrickson B. Chapter 2: The Urinary System. Dalam: Principles of 4. Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran
Anatomy and Physiology 12th Ed. 2009. Massasuchets: John Wiley & Sons, Inc. Penyakit Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.2003

4. Guyton AC, Hall JE. Chapter 26 Urine Formation by the Kidneys: I. Glomerular 5. Vijayakumar M, Namalwar R, Prahlad N. Prevention of chronic kidney disease
Filtration, Renal Blood Flow, and Their Control. Dalam: Textbook of Medical in children. Ind J of Nephrol. 2007;17:47-52.
Physiology 11th Ed. 2006. Pennsylvania: Elsevier Saunders.
6. Ketut. S. Penyakit Ginjal Kronik, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
5. Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Suyono HS. Buku Pusat Penerbitan IPD FKUI, Jakarta. 2006. Hal 581-584
Ajar Penyakit Dalam Edisi ke-3. 2001. Jakarta: FKUI.
7. Pranawa, M.Yagiantoro, Chandra I. Djoko S. Nunuk M. M.Thatha, dkk.
6. Kidney Disease Outcomes Quality Iniatiative of The National Kidney Penyakit Ginjal Kronis, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UNAIR RSU
Foundation. Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Dr. Soetomo Surabaya. Airlangga University Press, Surabaya. 2007. Hal 221-
Evaluation, Classification, and Stratification. 2002. 229

7. National Kidney Disease Education Program. Chronic Kidney Disease 9 CKD 8. Stefan S, Florian L. Color Atlas of Pathophysiology. Thieme, New York. 2000.
and Diet: Assessment, Managemet and Treatment, treating CKD Patients Who p.92
are not on dialysis. 2015
9. Yoyo. Chronic Kidney Disease (CKD) (serial online) Last update Des/27/2008.
8. Purnomo B. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto. 2003, 62-66. [cited Jul/16/2010,20.57]. Available from: URL:
http://3rr0rists.com/medical/chronic-kidney-disease.html  
9. Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi
4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006, 574-578. 10. Wikimedia Foundation. Chronic Kidney Disease (CKD) (serial online) Last
update Jul/04/2010. [cited Jul/16/2010,20.57]. Available from: URL:
10. Fihn SD. Acute Uncomplicated Urinary Tract Infection in Women. N Engl J http://wikipedia.com
Med 2003; 349: 259-265.
11. Andreas V. Chronic Renal Failure and its Progression (serial online) Last
11. Murray L, Ian W, Tom T, Chee KC. Chronic Renal failure in Ofxord Handbook update Apr/15/2010. [cited Jul/16/2010,20.57]. Available from: URL:
of Clinical Medicine. Ed. 7th. New York: Oxford University; 2007. 294-97. http://edren.com

12. Chobanian AV, et al. The seventh report of the Joint National Committee on
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai