kelainan preoperatif yang paling sering terjadi pada pasien bedah, dan faktor risiko becomemajor untuk penyakit jantung, otak, renal dan vaskular selama operasi intraoperatif atau pasca-operasi. • Tekanan darah tinggi yang terkendali akan mengurangi komplikasi akibat kerusakan organ. Konsekuensi dengan menggunakan anti-hipertensi adalah interaksi dengan pengobatan lain yang digunakan selama pembedahan • Komite nasional 7 (JNC 7) mengenai pencegahan, deteksi, evaluasi dan pengobatan tekanan darah tinggi 2003, tingkat hipertensi dapat digolongkan menjadi : 1. hipertensi (120-139/80-89) 2. hipertensi tahap 1 (140-159/90-99 mmHg) 3. hipertensi tingkat 2 (tekanan sistolik 160 mmHg atau tekanan diastolik 100 mmHg). • Tingginya angka penderita hipertensi dan bahayanya komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat hipertensi ini menyebabkan pentingnya pemahaman para ahli anestesia dalam manajemen selama periode perioperatif. Periode perioperatif dimulai dari hari dimana dilakukannya evaluasi prabedah, dilanjutkan periode selama pembedahan sampai pemulihan pasca bedah. • Evaluasi prabedah sekaligus optimalisasi keadaan penderita sangat penting dilakukan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi, baik yang terjadi selama intraoperatif maupun yang terjadi pada pasca pembedahan. Penilaian preoperatif penderita-penderita hipertensi esensial yang akan menjalani prosedur pembedahan, harus mencakup 4 hal dasar yaitu : 1. Jenis pendekatan medikal yang diterapkan dalam terapi hipertensinya 2. Penilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi target organ yang telah terjadi. 3. Penilaian yang akurat tentang status volume cairan tubuh penderita. 4. Penentuan kelayakan penderita untuk dilakukan tindakan teknik hipotensi, untuk prosedur pembedahan yang memerlukan teknik hipotensi.