Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

Chronic Kidney Disease


Moh. Nur My Tunggeng (C11114529)
Ainun Shafira Binti Saidi (C11114866)

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Departemen Interna Subdivisi Ginjal dan Hipertensi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar | 2018
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. W
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tanggal lahir/ usia : 28-07-1957/ 61 tahun
• Alamat : Jl. Pulau Buru
• Rumah sakit : RSWS
• MR : 853006
• Tanggal masuk : 17 Agustus 2018
IDENTITAS PASIEN
• Keluhan utama : Lemas
• Anamnesis terpimpin : Pasien datang dengan keluhan lemas yang
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu dan memberat sejak 1 minggu
sebelum masuk RS. Lemas dialami terus menerus dan tidak
dipengaruhi oleh aktivitas. Pasien mengeluhkan gatal-gatal di seluruh
tubuh sejak 8 bulan yang lalu. Mual muntah tidak ada. Batuk dan
sesak napas tidak ada. Nyeri dada tidak ada. Nyeri kepala tidak ada.
BAB setiap 3-5 hari sekali, konsentrasi padat, warna kecoklatan. BAB
hitam atau darah tidak ada. BAK warna kuning jernih volume normal.
Riwayat kedua-dua kaki bengkak ada. Riwayat dirawat jalan di Siloam
dengan keluhan gatal-gatal seluruh tubuh dan kesemutan di kedua
kaki dan didiagnosa gagal ginjal. Riwayat hipertensi ada 4 tahun
(tidak berobat teratur), konsumsi micardis 80 mg dan amlodipin 10
mg. Riwayat diabetes melitus ada sejak 4 tahun yang lalu (tidak
berobat teratur) dan berobat 6 bulan yang lalu dengan Novorapid 10
unit. Riwayat kolestrol sejak 4 tahun yang lalu dengan konsumsi obat
Simvastatin. Riwayat merokok kurang lebih 11 tahun sebanyak 2
batang/hari dan sudah berhenti.
KEADAAN UMUM
• Kesadaran umum : sakit sedang, gizi baik, compos mentis
1. GCS : E4M6V5
2. Berat badan : 63 kg
3. Tinggi badan : 170 cm
4. Indeks massa tubuh : 20.4 kg/m2

• Tanda vital :
1. Tekanan darah : 160/80 mmHg
2. Denyut jantung : 86 x/menit
3. Frekuensi pernapasan : 18 x/menit
4. Suhu tubuh : 36.8oC
PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala :Normocephal, rambut lurus warna hitam, sukar
dicabut
• Wajah :tidak tampak edema.
• Mata :edema palpebra tidak ada, konjunctiva anemis ada, sklera
tidak ikterik, isokor 2,5/2,5.
• Thorax :
• Inspeksi: dada simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis
• Palpasi : nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus kesan
normal
• Perkusi : sonor pada kedua hemithorax
• Auskultasi: bunyi pernapasan vesikuler, rhonki tidak ada,
wheezing tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIS
• Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba
• Perkusi : Batas jantung kanan ICS 4 linea parasternalis dextra, Batas
jantung kiri ICS 5 linea aksillaris anterior.
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur tidak ada
• Abdomen :
• Inspeksi : cembung, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik kesan normal
• palpasi : nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : bunyi tympani
• Ekstremitas :
• Ekstremitas atas : edema tidak ada.
• Ekstremitas bawah : edema tidak ada.
PEMERIKSAAN LAB
(17/8/2018) 10:48
KETERANGAN (Darah Rutin) HASIL NILAI RUJUKAN
WBC 7,21 4.00 – 10.0 (10̂ˆ3/uL)
RBC 2,32 3.80 – 5.80 ( 10ˆ6/uL)
HB 6,9 11,5 – 16.0 g/dl
HCT 21,1 37,0 – 47,0 %
MCV 90,9 80,0 – 100 µm^3
MCH 29,7 27 – 32 pg
MCHC 32,7 32,0 – 36,0 g/dL
PLT 288 150 – 500 (10ˆ3/uL)
PEMERIKSAAN LAB
(17/8/2018) 10:48
KETERANGAN (Kimia Darah) HASIL NILAI RUJUKAN

Albumin 4,1 3,3 – 5,0 gr/dl

GDS 146 80 – 180 mg/dl

Ureum 183 0 – 53 mg/dl

Kreatinin 10,68 0,6 – 1,3 mg/dl

Natrium 141 136-145 mmol/l

Kalium 4,5 3,5-5,1 mmol/l

Klorida 104 97-111 mmol/l

Nilai GFR pasien adalah 6,47 ml/min/1.73m2


PEMERIKSAAN URINALISIS
(17/8/2018)
KETERANGAN (Urin Rutin) HASIL NILAI RUJUKAN

Color Kuning Yellow

Blood Negatif Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Protein (+) 3 Negatif

Nitrit (-) Negatif Negatif

Glukosa (+) 3 mg/dl Negatif

pH 6,0 4,5 – 8,0

Leukosit Negatif Negatif


PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
(17/8/2018) 10:48

KETERANGAN (imunoserologi) HASIL NILAI RUJUKAN


PENANDA HEPATITIS
HBs Ag (Elisa) 0.00 (Non Reactive) <0.13 COI
Anti HCV (Elisa) 0.10 (Non Reactive) <1.00 COI
PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI
(17/8/2018) 07:00

Interpretasi EKG: Irama sinus, regular, HR 75 x/menit, AV Blok derajat 1


PEMERIKSAAN TAMBAHAN
• Foto X-Ray
• Cardiomegaly dengan tanda bendungan paru
• Dilatatio aortae

• USG Abdomen
• Tanda-tanda PNC bilateral
• Kista renal sinistra
• Cholelith
ASSESMENT
• PNC G5A3D
• Anemia Normositik Normokrom
• DM Tipe 2 Non-obese
• Hipertensi Belum Terkontrol
PLANNING
Terapi :

• Diet rendah garam <5gr/hari


• Diet protein <1,2 gr/kgBB
• Diet DM 1700 kkal/hari
• Nephrosteril 250cc/24jam/drips
• Cetirizine 10mg/24jam/oral
• Amlodipine 10 mg/24 jam/oral
• Micardis 80mg/24 jam/oral
• Transfusi PRC 2 bag (1 bag/hari)
PENEMUAN BERMAKNA
• Hasil anamnesis
• Lemas di seluruh badan sejak 1 bulan yang memberat 1 minggu
yang lalu
• Gatal-gatal diseluruh badan sejak 1 tahun yang lalu
• Hasil pemeriksaan (17/8/2018)
• HB : 6,9 g/dl
• Ur/Cr : 183/10,68mg/dl
• Urin rutin (17/8/2018)
• Protein : (+) 3 mg/dl
• Glukosa : (+) 3 mg/dl
• USG Abdomen
• Tanda-tanda PNC bilateral
• Kista renal sinistra
DISKUSI
DEFENISI
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal
ginjal.
KRITERIA DIAGNOSTIK

Pada pasien ditemukan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi, dan penurunan GFR <
60ml/min/1.73m2 , proteinuria (+) 3 mg/dl, Glukosuria (+) 3 mg/dl, dan pada
pemeriksaan USG didapatkan tanda-tanda PNC bilateral, kista renal sinistra yang telah
berlangsung selama lebih dari 3 bulan. Ada riwayat hemodialisa 1 kali.
Derajat dan progresivitas CKD

Pada pasien diperoleh


GFR = 6,47
ml/min/1.73m 2 dan
pasien sudah menjalani
Hemodialisa.
INDEKS BRINKMAN
Rumus: Indeks Brinkman (IB) = jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari
(batang) x lama merokok (tahun)

Nilai Indeks Brinkman pasien adalah 22 (perokok ringan)


GLOMERULOFILTRATION RATE
Cockcroft – Gault Formula
Men
(140-age)(weight)
Ccr =
72 × Pcr (mg/dl)

Women

(140-age)(weight)
Ccr =
85 × Pcr (mg/dl)

CKD-EPI
141 x min(Scr/k,1)α x max(Scr /k,1) -1,209 x 0,993 age x 1,018 [if female] x 1,159[if black]
Scr = standarized serum creatinin = mg/dl
K = 0,7 (female) atau 0,9 (male)
α = -0,329 (female) atau -0,411 (male)

Nilai GFR pasien adalah 6,47 ml/min/1.73m2


ETIOLOGI

• Diabetik
• Non-Diabetik
• Hipertensi
• Glomerulopati
• Ginjal Polikistik
• Pielonefritis kronik
• Systemic Lupus Erythematous
• Obstruksi
• Infeksi
• Neoplasia

Pada pasien ini, etiologi disebabkan oleh adanya Pyelonephritis kronis (PNC).
PATOFISIOLOGI
Penurunan massa ginjal

Hipertrofi nefron yang


masih utuh (adaptasi)

Hiperfiltrasi &
Peningkatan glomerular peningkatan tekanan
Peningkatan RAAS
permeability kapiler dan aliran darah
glomerulus

Peningkatan filtrasi Glomerulosklerosis


protein dan
makromolekul
Penurunan fungsi hipertensi
nefron progresif
dyslipidemia
GAMBARAN KLINIS
• Sesuai penyakit dasar yang • Gejala komplikasi
mendasari • Hipertensi
• Sindrom uremia • Anemia
• Lemah • Osteodistrofi renal
• Letargi • Payah jantung
• Anoreksia • Asidosis metabolic
• Nocturia • Imbalance elektrolit
• Volume overload
• Neuropati perifer
• Pruritus
• Koma
Pada pasien ini telah terjadi gejala komplikasi berupa Anemia serta overload
cairan yang ditandai dengan edema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Laboratorium
• Peningkatan kadar ureum dan kreatinin
• Penurunan Glomerulus Filtration Rate
• Penurunan kadar hemoglobin
• Kelainan urinalisis (proteinuria, hematuria, leukosituria, cast
isostenuria)
• Pemeriksaan Radiologi
• Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal

Pada pasien ini, diperoleh peningkatan nilai ureum dan kreatinin, penurunan
GFR, penurunan kadar Hb, proteinuria, dan glukosuria.
Pada pemeriksaan radiologi ditemukan tanda-tanda PNC bilateral, kista renal
sinistra.
TATALAKSANA

Non-Farmakologis:
• Pembatasan protein
• Pengaturan asupan kalori
• Pengaturan asupan lemak
• Pembatasan intake cairan
Farmakologis
• Terapi sesuai dengan penyakit dasar
• ACE-Inhibitor/ARB untuk hipertensi
• Nephrosteril untuk memenuhi kebutuhan
protein
TATALAKSANA

Pada pasien ini didapatkan nilai GFR = 6,47 ml/menit/1.73m2 sehingga


diberikan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisa
Kapan harus memulai terapi penggantian
ginjal?
Pada kondisi akut – AIUEO
• Asidosis metabolik
• Intoksikasi
• Uremia
• Electrolyte abnormality
• Overload cairan
Pada kondisi kronik
• Gagal ginjal simptomatis
• GFR rendah
• Kesulitan mengontrol overload cairan, kadar Natrium,
dan fosfat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai