Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASI KASUS

Pembimbing
dr. B. Sidarto, Sp.PD
Pembahasan oleh
Andrew Wirjomartani 2017-060-10144
Inggrid Melisa Dewi 2017-060-10142
Identitas
Nama : Tn. MW
Usia : 79 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Condong Catur
Tanggal masuk : 28 Februari 2019
Anamnesis
• Keluhan utama
– Mual dan muntah yang memburuk sejak 12 jam
SMRS
• Keluhan tambahan
– Tidak ada nafsu makan
– Lemas
– Nyeri pinggang kiri
– Tidak bisa BAK
Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari 2 hari 1 hari 12 jam
SMRS SMRS SMRS SMRS

Lemas Keluhan Tidak makan Pasien mulai


ditambahkan sama sekali muntah dan
penurunan merasa sangat
Nyeri nafsu makan lemas
pinggang Belum BAK
kiri
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat darah tinggi sejak 2010
• Riwayat infeksi saluran kencing pada tahun
2016, namun sudah dinyatakan sembuh
• Riwayat stroke pada awal tahun 2018
• Riwayat kencing manis disangkal
• Riwayat operasi disangkal
• Riwayat penyakit paru maupun jantung
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit serupa disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
• Riwayat kencing manis disangkal
• Riwayat alergi disangkal
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : Somnolen E3M6V5
 Tekanan darah : 102/68 mmHg
 Laju nadi : 118x/menit
 Laju pernapasan : 26x/menit
 Suhu : 37.5oC
 Saturasi : 95%
 Berat badan : 45kg
 Tinggi badan : 155 cm
 BMI : 18.7 (normal)
Pemeriksaan Fisik
• Mata : terlihat kecung, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-,pupil isokor 3mm/3mm,
RCL dan RCTL +/+
• Hidung : septum nasi di tengah, sekret -/-
• Telinga : serumen -/-, membran timpani intak +/+
• Mulut : mukosa oral kering
• Leher : tidak ada pembesaran KGB, peningkatan
JVP (-), penggunaan otot napas tambahan(-)
Pemeriksaan Fisik
• Thoraks
– Paru-paru
• Inspeksi : Gerakan nafas simetris (statis/dinamis)
• Palpasi : Gerakan nafas teraba simetris (statis/dinamis).
fremitus taktil simetris
• Perkusi : Sonor +/+
• Auskultasi : bunyi napas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
– Jantung
• Inspeksi : iktus kordis terlihat di ICS V linea aksilaris anterior
sinistra
• Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea aksilaris anterior
sinistra
• Perkusi : batas atas ICS II parasternal sinistra, batas kanan ICS V
parasternalis dekstra, batas kiri ICS V linea aksilaris anterior
• Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
– Inspeksi : tampak cembung
– Palpasi : supel, nyeri tekan -, hepatomegali -,
splenomegali -, undulasi -
– Perkusi : timpani +, shifting dullness -
– Auskultasi : bising usus +, 7x/ menit
• Punggung: gerakan napas simetris, nyeri ketok CVA -/+
• Ekstremitas: CRT >2 detik, turgor kulit menurun,
edema -/-/-/-
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium (28/02/19) – Indeks Eritrosit:
– Hematologi • MCV: 83.9 fl
• Hb: 13.7 g/dL • MCH : 28.2 pg
• Ht: 42.8% • MCHC: 33.6 g/dL
• Leukosit: 11.300/uL
• Trombosit: 341.000/uL
• Hitung Jenis:
1.2/0.3/ 79.8/16.4/2.3
Pemeriksaan Penunjang
• Kimia – Pemeriksaan fungsi
– Pemeriksaan fungsi ginjal
hati • Ureum 72 mg/dL
• Albumin 4.67 g/dL • Creatinin 2.36 mg/dL
• SGOT 34 U/l • Asam Urat 8.6 mg/dL
• SGPT 31 U/l – Elektrolit
• Na 118 mmol/l
• K 3.5 mmol/l
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium • O2Sat : 93.6%
• BE : 1.1 meq/l
– Analisa Gas Darah
• TCO2 : 25.7 mmol/l
• Suhu : 37.6
• Barometer pressure
• FiO2 : 36%
:745.2 mmHg
• pH : 7.418
• pCO2 : 38 mmHg
Kesan : dalam batas
• pO2 : 69.8 mmHg normal
• HCO3 : 24.6 mmHg
Pemeriksaan Penunjang
• EKG
– Sinus takikardi
– Hipertrofi pada left ventricle (+)
Resume
Laki-laki, 79 tahun dengan nausea dan vomitus sejak
12 jam SMRS. Keluhan disertai letargi dan flank pain sejak 3
hari SMRS, anorexia sejak 2 hari SMRS, dan anuria sejak 1
hari SMRS.
Pada pemeriksaan fisik, kesadaran pasien somnolen,
tekanan darah 102/68 mmHg, nadi 118x/menit (takikardi),
laju pernapasan 26x/menit (takipnea), suhu 37.5oC. Pada
pemeriksaan wajah, terdapat mata cekung dan mukosa oral
kering. Pemeriksaan toraks terdapat kesan kardiomegali.
Pemeriksaan punggung terdapat nyeri ketok CVA -/+, dan
pada ekstremitas; CRT >2 detik, dan turgor kulit menurun.
Pemeriksaan fungsi ginjal
Ureum 72 mg/dL
Creatinin 2.36 mg/dL
Asam Urat 8.6 mg/dL
Pemeriksaan Elektrolit
Natrium 118 mmol/l
Kalium 3.5 mmol/l

EKG terdapat sinus takikardi dan LVH


Diagnosis
• Acute Kidney Injury RIFLE stage Injury
• Dehidrasi berat
• Electrolyte imbalance: Hiponatremia

DD: Chronic Kidney Disease


Tatalaksana
• Rawat ruang intensif
• Diet lunak, diet bebas jika sudah tidak mual
• O2 3 lpm via simple mask
• Pasang NGT, kateter urin, pantau UO/4 jam
• IVF NS 0.45% 1000cc dalam satu jam pertama,
dilanjutkan dengan NS 0.9% 1500cc/24jam
• IV Furosemide 3 x 40 mg
• IV Ondansetron 8 mg jika mual
• Monitoring
– Kesadaran, tanda-tanda vital (HR, RR, SpO2, TD, T)
– Urine output dan balance cairan setiap 4 jam
– Pantau tanda overload cairan
– Pantau tanda hipoperfusi dan shock
Saran Pemeriksaan:
• Pemeriksaan urin lengkap
• Pemeriksaan GD/jam
• Pemeriksaan Elektrolit/4jam
• Pemeriksaan ureum/creatinine ulang
Prognosis
• Quo ad vitam: dubia
• Quo ad functionam: dubia
• Quo ad sanationam: dubia
TINJAUAN PUSTAKA
Acute Kidney Injury
Definisi

Peningkatan serum kreatinin ≥ 0,3mg/dl dari


nilai normal dalam 48 jam
Atau peningkatan serum kreatinin ≥ 1,5 kali lipat
dari baseline dalam 7 hari
Atau jumlah urin output <0,5mg/kgBB/jam
dalam 6 jam.
Klasifikasi AKI
AKIN RIFLE
Urine Output
Stadium Kriteria SCr Stadium Kriteria SCr atau GFR
1 Meningkat ≥1,5-2 kali Risk SCr >1,5kali atau <0,5 ml/kgBB/jam
atau ≥0,3mg/dl dari penurunan GFR >25% selama >6 jam
baseline
2 Meningkat >2-3 kali Injury SCr >2kali atau <0,5ml/kgBB/jam selama
dari baseline penurunan GFR >50% >12 jam

3 Meningkat >3 atau 4 Failure SCr >3 atau 4 kali dengan <0,3ml/kgBB/jam selama
kali nilai dasar disertai peningkatan akut >24 jam ATAU anuria
dengan peningkatan >0,5mg/dl ATAU selama 12 jam
akut >0,5mg/dl ATAU dimulainya terapi
dimulainya terapi pengganti ginjal ATAU
pengganti ginjal GFR turun >75%

Loss AKI >4minggu

End Stage ESRD >3 bulan


Sumber: Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury. KDIGO. 2012
Etiologi
Pre-Renal
• Terjadi hipoperfusi ke ginjal. Bila kompensasi tidak adekuat
 GFR turun AKI pre renal
– Hipovolemik: perdarahan, muntah, diare, penggunaan diuretik,
luka bakar, albuminemia berat, dehidrasi akibat kurang asupan
cairan
– Penurunan curah jantung: miokard infark, kardiomiopati,
hipertensi pulmonal
– Vasodilatasi sistemik: sepsis, antihipertensi
– Obstruksi renovaskular: aterosklerosis, trombosis
– Vasokonstriksi ginjal
– Gangguan autoregulasi ginjal
Etiologi
Renal
• Penurunan GFR  iskemia  komplikasi 
penanganan adekuat  pulih
– Penyakit glomerulus: glomerulonefritis, vaskulitis, SLE
– Nekrosis tubular akut: iskemia, infeksi
– Nefrititis interstitial: limfoma, pielonefritis
– Obstruksi intratubular: asam urat,
– Penggunaan asiklovir, aminoglikosida, sulfonamid,
NSAID, ACEi
Etiologi
Post Renal
• Peningkatan tekanan intraluminal  distensi
 dilatasi arteriola  pengaktifan
vasokonstriksi  penurunan GFR
– Obstruksi pada ureter, kandung kemih dan uretra
yang dapat disebabkan oleh urolithiasis,
keganasan, hipertrofi prostat atau striktur
Manifestasi Klinis
• Pre renal: hipotensi ortostatik, takikardi,
penurunan JVP, penurunan turgor kulit
• Renal: tergantung penyebab ATN (riw. Syok
hipovolemik, sepsis, operasi besar), SLE (demam,
atralgia, rash), glomerulonefritis (oliguria, edema,
hipertensi), hipertensi maligna
• Post renal: nyeri suprapubik, nyeri perut, nyeri
kolik; nokturia, frekuensi meningkat pembesaran
prostat menandakan BPH
Manifestasi Klinis
• Sindrom Uremia
– Mual, muntah, lemas, perubahan status mental,
gatal, gangguan visual.
• Oligo/Anuria
– Oligouria: urin < 400 ml/ 24 jam
– Anuria: tidak ada produksi urin
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap
• Pemeriksaan Elektrolit
• Analisa Gas Darah
• Pemeriksaan Fungsi Ginjal
• Urinalisis
• Radiologi: USG abdomen
• Biopsi Ginjal
Tatalaksana
• Berdasarkan penyebab dan stage AKI.
– Prarenal/hipovolemia: rehidrasi, vassopresor,
inotropik.
– Renal: terapi sepsis, penghentian dan menghindari
zat nefrotoksik, glukokortikoid, diuretik.
– Post renal: pemasangan stent atau kateter.
Tatalaksana
• Indikasi dialisis segera
– Gangguan asam basa berat (Ph <7,1)
– Intoksikasi: metanol, litium, salisilat
– Azotemia (ureum >200mg/dl),
– Komplikasi uremia: ensefalopati uremikum, asterixis, efusi
pericardial, Uremic bleeding
– Gangguan elektrolit: hiperkalemia (>6,5mEq/L),
hipernatremia berat (>160mEq/L), hiponatremia berat
(<115mEq/L)
– Overload cairan: edema paru
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai