Mekanisme yang mendasari hubungan antara adiksi dan gangguan psikiatri masih belum
dimengerti dengan jelas. Namun, ada beberapa teori antara lain :
Teori ini menyatakan bahwa zat disalahgunakan pasien untuk mengurangi gejala dari gangguan
mental yang telah dideritanya terlebih dulu. Contoh : depresan dengan onset cepat seperti alkohol
dan benzodiazepine, meskipun tidak sebaik anti depresan, dapat membantu perasaan terisolasi
dan hampa yang disebabkan oleh gangguan depresi
2. Teori Causality
Teori ini mengatakan bahwa penyalahgunaan zat tertentu secara langsung dapat menyebabkan
penyakit mental
Teori ini menyatakan bahwa orang dengan gangguan mental yang berat memiliki self image yang
buruk sehingga menjadikan seseorang lebih rentan menggunakan zat psikoaktif untuk
menghilangkan perasaan tersebut. Perasaan disforia yang dialami pasien seperti anxietas,
depresi, kebosanan dan kesendirian.
Adanya faktor risiko sama yang memicu keadaan penyalahgunaan zat dan gangguan psikiatri,
faktor yang telibat antara lain seperti isolasi sosial, kemiskinan, kurang aktivitas dan lain-lain
5. Supersensitive theory
Beberapa individu dengan gangguan mental memang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi,
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan, sehingga penggunaan zat psikoaktif dalam jumlah
yang kecil cukup untuk menimbulkan efek-efek negatif.
Tipe-tipe dual diagnosis
Mekanisme adiksi
Ada beberapa bagian otak yang berperan dalam terjadinya adiksi. Terjadinya penguatan adiksi terhadap
opioida, kokain, nikotin, amfetamin, alkohol dan ganja disebabkan oleh pengaruh senyawa tersebut pada
ventral tegmental area (VTA) dan pada nucleus accumbens yang merupakan bagian dari brain reward
system
Alkohol meningkatkan sifat inhibisi neurotransmisi pada reseptor GABA dan mengurangi transmisi pada
reseptor NMDA. Alkohol bersifat adiktif karena mengakibatkan peningkatan pelepasan dopamine pada
mesolimbik melalui sistem GABA dan glutamate
Nikotin bekerja pada reseptor kolinergik nikotinik dan merangsang neuron dopaminergik pada
mesolimbik. Nikotin menstimulasi pelepasan asetilkolin, dan juga beta endorphin dan dopamine.
Referensi
3. Banerjee, S., Clancy, C., & Crome, I. 2002, "Co-existing Problems of Mental Disorder
and Substance Misuse (dual diagnosis). An Information Manual.
4. Mueser KT; Drake RE; Wallach MA (1998). "Dual diagnosis: a review of etiological
theories". Addictive Behaviors. 23 (6): 717–34.