Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi

Hipoglikemia terjadi ketika tubuh gagal mempertahankan kadar normal glukosa darah yang disebabkan
oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur regulasi glukosa melalui rangkaian beberap proses yang
terjadi secara seimbang. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti insulin,
glucagon, epinefrin(adrenalin), kortisol dan growth hormone

Ada 3 sistem neuroendokrin penting yang berperan dalam mengatasi hipoglikemi, yang bekerja secara
simultan :

 Sel alfa, pp, Langerhans : memberi efek penekanan sekresi insulin (sel beta), meningkatkan
sekresi glucagon yang akan mengaktifkan glikogenolisis dan gluconeogenesis di hepar
 Hypothalamic glucose sensor di otak : mengaktivasi sistem saraf simpatis untuk menghasilkan
adrenalin yang aksinya di hepar akan meningkatkan kadar glukosa darah melalui mekanisme
yang sama dengan glucagon
 Hipofise anterior : mensekresikan hormon ACTH yang menstimulasi kelenjar adrenal
melepaskan kortisol di dalam darah, menimbulkan efek yang sama seperti glucagon.Demikian
pula growth hormone, disekresikan oleh hipofise anterior yang juga berdampak pada
peningkatan produksi glukosa di hepar.

Contohnya: pada DM tipe 1, hipoglikemia terjadi karena kombinasi insulin yang berlebihan yang
disebabkan pemberian dari luar, berkurangnya respon glukagon oleh mekanisme yang belum diketahui
dan atenuasi epinefrin (menurunnya threshold kadar gula darah yang diperlukan untuk merangsang
epinefrin), juga terjadi hypoglycemia unawareness dimana tidak didapat gejala hipoglikemia pada kadar
gula darah yang rendah, disebabkan oleh atenuasi simpatoadrenal melalui mekanisme yang belum
diketahui

Manifestasi klinis

Pada tahap awal hipoglikemia timbul gejala neurogenic seperti :

 Gemetaran
 Kulit lembab dan pucat
 Rasa cemas
 Keringat berlebihan
 Rasa lapar
 Mudah terangsang
 Penglihatan kabur

Gejala klinis biasanya muncul pada kadar glukosa darah <60 mg/dL, dan memberi dampak pada fungsi
serebral pada kadar <50 mg/dL

Pada tahap lanjut, hipoglikemia akan memberikan gejala defisiensi glukosa pada jaringan serebral (gejala
neuroglikopenik) yakni :
 Sulit berpikir
 Bingung
 Sakit kepala
 Kejang kejang
 Koma

Bila tidak cepat diatasi, maka dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian

Tatalaksana

Pada hipoglikemia dengan gambaran klinis ringan, sadar, kooperatif, dapat diperikan makanan atau
minuman manis yang mengandung gula seperti :

 2-3 tablet glukosa atau 2-3 sendok teh gula atau madu
 120-175cc jus jeruk
 Segelas susu non fat (karena lemak dan coklat memperlambat absorbsi glukosa di usus)
 Setengah kaleng soft drink

Pada hipoglikemia tahap lanjut terutama dengan gejala neuroglikopeni memerlukan pengobatan yang
lebih intensif

 Infus larutan dextrose dianggap sebagai first line treatment karena paling efektif dalam waktu
cepat
 Bila tidak berhasil, ditambahkan suntikan glukagon intravena atau intramuskuler. Biasanya
dalam dalam 10 menit akan mengembalikan kesadaran penderita. Glukagon akan lebih efektif
apabila sebelumnya pada penderita masih tersedia cadangan glikogen dan kurang atau tidak
efektif pada mereka yang sebelumnya telah dalam keadaan puasa dalam jangka waktu yang
lama
 Untuk insufisiensi adrenal, suntik hidrokortison intramuskuler berperan dalam memacu proses
glukoneogenesis
 Terutama pada anak-anak suntik Growth Hormone
 Jika masih gagal, diaxozide atau streptozotocin yang berkhasiat menekan sekresi insulin.
 Tindakan operatif untuk penyebab tumor (insulinoma) atau non islet tumor hypoglycemia
(NICTH)

Referensi

1. Cryer PE. Hypoglycemia in diabetes: pathophysiological mechanisms and diurnal variation. Prog
Brain Res. 2006;153:361–5.

2. A.W., Sudoyo, B., Setiyohadi, I., Alwi, M., Simadibrata, S., Setiati (eds).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. Interna Publishing, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai