SINDROM NEFROTIK
Oleh
Rara Dwi Sapwinda Putri
1208113969
Pembimbing :
dr. Mukhyarjon Sp. PD, M. Biomed
GN membranosa
Efek obat dan tosin
GN
membranoproliperatif Lain -
lain
Patofisiologi
etiologi
Non
farmakologi
Farmakologi :
• Nama : Tn. SE
• Umur : 32 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Kabupaten meranti
• Tanggal Masuk RS :09 juni 2016
• Tanggal pulang : 13 juni 2016
KELUHAN UTAMA
Sembab pada seluruh tubuh sejak 5 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
5 hari
•Pasien mengeluhkan sembab diawali pada daerah kelopak
mata lalu menyebar ke muka lalu ke daerah perut dan
kedua tungkai. Sembab pada kedua tungkai timbul terutama
setelah pasien beraktivitas. Sembab pada seluruh tubuh
SMRS
dirasakan menyesak ke dada pasien sehingga membuat
aktivitas keseharian pasien terganggu. Sembab tidak
disertai sesak napas ketika beraktivitas dan ketika berbaring.
Diagnosis kerja
Non
farmakologi
Farmakologi :
Kasus Teori
• Anam : sembab pada seluruh Pada sindrom nefrotik
tubuh. Pasien awalnya didapatkan gejala berupa
mengeluhkan sembab diawali edema anasarka yaitu
pada daerah kelopak mata edema pada seluruh tubuh.
lalu menyebar ke muka dan Edema diawali pada area
daerah perut dan kedua dengan tekanan hidrostatik
tungkai. Sembab pada seluruh
tubuh dirasakan menyesak ke intravaskular rendah yaitu
dada pasien. periorbita dan skrotum
tetapi dapat juga terjadi
• PF : edema palpebra (+/+),
shifting dullness (+), dan pada area dengan tekanan
pitting edema pada hidrostatik tinggi seperti
ekstremitas atas dan bawah pada kedua kaki. Seiring
bilateral (+). berjalannya waktu
Diskusi
Kasus Teori
• Anam : BAK kuning keruh • Proteinuria +3 atau +4,
dan berbusa dan frek. atau >3,5g/24 jam pada
3x/hari pemeriksaan urinalisis
• PP urinalisa : didapatkan untuk diagnosis SN.
warna kuning muda, • Proteinuria disebabkan
kejernihan keruh, protein +3 oleh peningkatan
permeabilitas dinding
kapiler glomerolus akibat
kerusakan glomerulus
Diskusi
Kasus Teori
• Anam : Pasien pernah • Istilah kebocoran ginjal
mengeluhkan hal yang sama yang dikemukakan pasien
dan didiagnosis kebocoran merupakan istilah pada
ginjal pada 1 tahun yll masyarakat umum untuk
• PP faal hati : albumin 1,5 penyakit sindrom nefrotik.
g/dl ( n : 3,5 – 5,2 g/dl) • Pada SN, hipoalbuminemia
yaitu kadar albumin plasma
kurang dari 3,5 gr/dL
disebabkan kehilangan
protein secara masif melalui
urin
Diskusi
Kasus Teori
• Anam : lemas • Anemia ringan adalah jika
• PF : konjungtiva anemis, Hb 8-9,8 g/dL, saran :
• PP : darah rutin Hb 9,8 berikan asam folat 3x1
gr/dl, urinalisa didapatkan tablet setiap hari
darah +3, sedimen eritrosit • hematuria mikroskopis pada
>200/LPB. Kesan : anemia pemeriksaan urinalisis
ringan-sedang ec hematuri terjadi akibat proses
mikroskopis inflamasi pada glomerulus
(glomerulonefritis)->
etiologi dari SN
Diskusi
Kasus Teori
• Laju Filtrasi Glomerulus = • PGK stage 3 adalah
33,75 ml/mn/1,73m2 penurunan LFG 30 - 44
ml/menit/1,73m2 (sedang-
Kesan : Penyakit ginjal
berat )
kronik stage III
• PGK komplikasi dari
• Penatalaksanaan PGK stage glomerulonefritis dimana
III pada pasien ini adalah manifestasinya adalah sindrom
mengevaluasi dan nefrotik yang dapat terjadi
melakukan tatalaksana bila akibat glomerulosklerosis dan
terjadi komplikasi kerusakan tubulointersitium
dikaitkan dengan proteinuria
yang progresif.
Diskusi
Kasus Teori
• Anam : gejala mual (+) • Dispepsia berdasarkan
muntah (+) kriteria Roma III, yaitu adanya
• PF : nyeri tekan epigastrium satu atau lebih dari gejala
– nyeri ulu hati
(+).
– perasaan cepat kenyang, rasa
penuh setelah makan
– mual muntah
– tidak ditemukan kelainan
structural yang dapat
menjelaskan keluhan saat
dilakukan pemeriksaan
endoskopi
Diskusi
Kasus Teori
• edema anasarka • Natrium dapat menyebabkan
• terapi non farmakologi retensi air.
yaitu tirah baring, • furosemid golongan diuretik
kuat yang bekerja dengan cara
pembatasan cairan <1 liter
menghambat reabsorpsi Na+
perhari dan diet rendah dan mengeluarkan cairan
garam < 6 gram/ hari intersisial, sertameningkatnya
• terapi farmakologi yaitu drip eksresi K+
furosemid 3 amp. x 20 mg/ • Spironolakton golongan
2ml didalam NaCl 0,9% 12 diuretik hemat kalium dengan
tpm dan tablet mekanisme kerja meningkatkan
spironolakton 1x 100 mg. reabsorpsi K+ di tubuli distal
Diskusi
Kasus Teori
• proteinuria • diet rendah protein dapat
• terapi non farmakologi yaitu mengurangi proteinuria
diet rendah protein 0,6- • valsartan merupakan
0,8gram/kgBB/ golongan antagonis
• terapi farmakologi yaitu reseptor angiotensin II dan
pemberian valsartan 1x 80 • metil prednisolon golongan
mg dan inj. Metil obat kortikosteroid yang
prednisolon 1x125 mg. dapat mengurangi
proteinuria
Diskusi
Kasus Teori
• Hipoalbuminemia • terapi cairan albumin untuk
• Terapi farmakologi : human meningkatkan tekanan
albumin behring 20% 1x onkotik yang akan
100 ml memindahkan cairan dari
ekstravaskuler kembali
keintravaskuler, sehingga
edema berkurang.
Diskusi
Kasus Teori
• Dispepsia • Lansoprazol gol. PPI
• Terapi farmakologi : mekanisme kerja gugus
lansoprazol 1x 100 mg aktifnya berikatan dengan
enzim H+, K+, ATPase yang
ada di membran apical sel
parietal.
• Saran : diberikan antiemetik
seperti domperidon 3x10
mg untuk mual muntahnya
Kesimpulan
• Pada pasien ini didiagnosisPenyakit ginjal kronik stage III et causa
Glomerulonefritis dengan manifestasi klinis Sindrom nefrotik dan
dispepsia
• Etiologi SN pada pasien ini dipikirkan kearah GN primer. Hal ini
dikarenakan setelah ditelusuri penyebab SN sekunder tidak
ditemukan pada pasien ini.
• Prinsip terapi pada pasien bertujuan untuk mengurangi
proteinuria, mengontrol edema dan hipoalbuminemia.
• Saran pada pasien ini perlu diberikan edukasi terhadap
kepatuhan pasien dalam berobat dan memberitahukan efek dari
putus obat sehingga pengobatan harus dimulai dari awal
pengobatan lagi.
Terima Kasih