Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam proyek pengendalian lingkungan ini

adalah Plan, Do, Check and Action (PDCA) cycle. PDCA cycle didasari atas

masalah yang akan dihadapi kearah penyelesaian masalah.

3.1 Plan

Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2016- 1 Januari

2017 kegiatan sebagai berikut:

3.1.1 Identifikasi masalah

Proses identifikasi masalah diperoleh melalui :

a. Wawancara dengan ketua RW, kepala posyandu, serta petugas Puskesmas

Simpang Baru yang dilakukan oleh dokter muda IKM-KK terkait angka

kejadian DBD di lingkungan RW 25 pada tahun 2016 dan mengenai upaya

pencegahan dan pengendalian vektor DBD melalui gerakan 3M Plus dan

kader Jumantik.

b. Melakukan penyebaran kuesioner dan observasi lingkungan rumah

masyarakat RW 25 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan

Pekanbaru untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan

masyarakat terhadap pencegahan dan pengendalian vektor DBD di RW 25

Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

c. Menggunakan data sekunder dari kelompok dokter muda IKM-KK periode

sebelumnya terkait dengan identfikasi hazard kesehatan lingkungan.

25
26

Penentuan masalah berdasarkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam

rangka advokasi dan sosialisasi gerakan 3M Plus dan pembentukan kader

Jumantik dalam rangka pencegahan dan pengendalian vektor DBD di RW 25

kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, seperti yang

ditampilkan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi masalah

Aspek yang Dinilai Masalah Evidence Based


Upaya pencegahan dan Belum optimalnya Dari wawancara dengan ketua
pengendalian DBD di pemberdayaan masyarakat RW 25 dan kepala posyandu,
RW 25 Kelurahan dalam pencegahan dan diketahui bahwa belum pernah
Simpang Baru pengendalian vector DBD dilakukan sosialisasi gerakan
Kecamatan Tampan melalui gerakan 3M Plus di 3M Plus.
Pekanbaru RW 25 Kelurahan Simpang
Baru Kecamatan Tampan Berdasarkan hasil kuesioner
Pekanbaru yang telah disebarkan ke 40
rumah, didapatkan bahwa
50% dari warga RW 25
mempunyai pengetahuan yang
kurang mengenai 3M Plus,
52,5 % dari warga RW 25
memiliki sikap yang masih
kurang terhadap upaya
pencegahan dan pengendalian
DBD melalui 3M Plus, 22,5%
dari warga RW 25 masih
kurang melakukan 3M plus.

Dari hasil observasi 40 rumah


warga RW 25 didapatkan 23
rumah memiliki wadah yang
terdapat jentik nyamuk,
sedangkan didapatkan 11
rumah terdapat wadah yang
dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk A.
aegypti. Selanjutnya,
ditemukan 38 rumah memiliki
kebiasaan menggantung
pakaian yang sudah dipakai
sebagai tempat peristirahatan
nyamuk.

Dari wawancara dengan ketua


RW 25 dan kepala posyandu,
diketahui bahwa belum pernah
27

dilakukan pembentukan kader


Jumantik

Dari hasil observasi pada 40


rumah warga RW 25
didapatkan 23 rumah memiliki
wadah yang terdapat jentik
nyamuk.

Dari wawancara dengan ketua


RW 25 dan kepala posyandu,
diketahui bahwa belum pernah
Belum adanya sosialisasi dilakukan sosialisasi mengenai
mengenai vaksin untuk DBD vaksin
sebagai upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit
DBD di RW 25 Kelurahan
Simpang Baru Kecamatan
Tampan Pekanbaru

3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan sistem seleksi yang

menggunakan dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi,

kemampuan anggota mengubah dan biaya) dan skor (nilai 1, 2 dan 3) yaitu:

1. Urgensi atau kepentingan

 nilai 1 tidak penting

 nilai 2 penting

 nilai 3 sangat penting

2. Solusi

 nilai 1 tidak mudah

 nilai 2 mudah

 nilai 3 sangat mudah

3. Kemampuan mengubah

 nilai 1 tidak mudah


28

 nilai 2 mudah

 nilai 3 sangat mudah

4. Biaya

 nilai 1 tinggi

 nilai 2 sedang

 nilai 3 rendah

Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan menulis. Total skor

dari masing-masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah yaitu masalah

dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah

untuk dicari penyelesaian masalahnya. Penentuan prioritas masalah dibuat ke

dalam Tabel 3.2 penentuan prioritas masalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah

Kriteria Masalah
No Masalah Total Rank
Urgens Kemampuan
Solusi Biaya
i mengubah
Belum
1. optimalnya 3 2 3 2 10 I
pemberdayaan
masyarakat dalam
pencegahan dan
pengendalian
vector DBD
melalu igerakan
3M Plus di RW
25 Kelurahan
Simpang Baru
Kecamatan
Tampan
Pekanbaru

Belum adanya
2. sosialisasi 1 2 3 1 7 II
mengenai vaksin
untuk DBD
sebagai upaya
pencegahan dan
pengendalian
29

penyakit DBD di
RW 25 Kelurahan
Simpang Baru
Kecamatan
Tampan
Pekanbaru

Berdasarkan tabel penentu prioritas masalah disimpulkan bahwa yang

menjadi prioritas masalah yaitu belum pernah dilakukan sosialisasi gerakan 3M

Plus sebagai pencegahan dan pengendalian vektor DBD di RW 25 Kelurahan

Simpang Baru Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

3.1.3 Analisis Penyebab Masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah, analisis penyebab masalah dari

berbagai aspek yaitu method, material dan market yang diperoleh melalui

wawancara dengan ketua RW 25, penyebaran kuesioner dan observasi lingkungan

di RW 25 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan, adapun analisis

penyebab masalah dijelaskan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Analisis Penyebab Masalah

Masalah Penyebab Masalah Evidence Based


Belum a. Man
optimalnya Belum adanya kader  Dari hasil wawancara terhadap kepala
pembedayaan jumantik yang bertugas posyandu bahwa belum pernah
masyarakat memantau dan diadakannya sosialisasi 3M Plus di RW
dalam mengendalikan jentik 25 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan
pencegahan Tampan Pekanbaru
dan  Dari wawancara dengan ketua RW 25 dan
pengendalian kepala posyandu, diketahui bahwa belum
vector DBD pernah dilakukan pembentukan kader
melalui Jumantik sebelumnya.
gerakan 3M
Plus di RW 25 b. Material
Kelurahan Belum adanya sarana dan  Dari wawancara dengan ketua RW dan
Simpang Baru prasarana yang kepala posyandu, didapatkan hasil bahwa
Kecamatan mendukung untuk belum ada media sosialisasi yang dapat
Tampan sosialisasi gerakan 3M digunakan oleh kader Jumantik
Pekanbaru Plus mengenai DBD dan  Dari observasi langsung yang dilakukan
kaderisasi Jumantik oleh dokter muda IKM-KK terhadap
30

posyandu, mesjid dan rumah warga, tidak


ditemukan poster ataupun spanduk yang
berhubungan dengan informasi 3M Plus
sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian vektor DBD

c. Market
Belum adanya komitmen
dari tokoh masyarakat di
RW 25 mengenai
pencegahan dan
pengendalian vector DBD
melalui gerakan 3M Plus

d. Method
Belum adanya panduan
mengenai gerakan 3M
Plus sebagai upaya  Berdasarkan hasil kuesioner yang telah
pencegahan dan disebarkan ke 40 rumah, didapatkan
pengendalian vector DBD bahwa 50% dari warga RW 25
di RW 25 Kelurahan mempunyai pengetahuan yang kurang
Simpang Baru Kecamatan mengenai 3M Plus, 52,5 % dari warga
Tampan Pekanbaru RW 25 memiliki sikap yang masih
kurang terhadap upaya pencegahan dan
pengendalian DBD melalui 3M Plus,
22,5% dari warga RW 25 masih kurang
melakukan 3M plus.
 Dari hasil observasi pada 40 rumah warga
RW 25 didapatkan 23 rumah memiliki
wadah yang terdapat jentik nyamuk.
26

3.1.4 Analisis Tulang Ikan (Fishbone Analysis Ishikawa)

Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa pada gambar 3.1.

Method Market

Method Market
Belum adanya kader jumantik yang Kurangnya kesadaran masyarakat RW 25
bertugas memantau dan mengendalikan dalam pengendalian DBD
jentik

Belum pernah dilakukan


sosialisasi gerakan 3M Plus di
RW 25 Kelurahan Simpang
Baru Kecamatan Tampan
Pekanbaru

Material
Material
Belum adanya media informasi untuk sosialisasi
3M Plus mengenai DBD dan kaderisasi Jumantik

Gambar 3.1 Fish bone Ishikawa


27

3.1.5 Alternatif pemecahan masalah

Setelah melakukan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat pada
tabel 3.3 alternatif pemecahan masalah dan plan of action berikut:

Tabel 3.3 alternatif pemecahan masalah dan plan of action


28

No Masalah Penyebab masalah Alteranatif Tujuan Sasaran Pelaksan Kriteria keberhasilan


. pemecahan a
masalah
1. Belum pernah Method Jangka pendek :
dilakukan Belum adanya kader Melakukan Memotivasi Seluruh Dokter Timbul niat dan minat
sosialisasi Jumantik yang advokasi dengan dan warga RW Muda dari warga untuk
mensosialisasikan memberikan memberdayaka 25 IKM-KK berpartisipasi dalam
gerakan 3M
gerakan 3M Plus policy brief n masyarakat kelurahan FKUR gerakan 3M Plus dan
Plus di RW sebagai pencegahan kepada ketua dalam gerakan Simpang kaderisasi Jumantik
25 Kelurahan dan pengendalian RW 25, ketua 3M Plus dan Baru
Simpang vektor DBD RT, ketua pembentukan Kecamatan Jangka panjang:
Baru Posyandu dan kader Jumantik Tampan Terbentuknya kader
Kecamatan pemuka Jumantik di RW 25
Tampan masyarakat di Kelurahan Simpang Baru
RW 25 Kecamatan Tampan
Pekanbaru
Melakukan Pekanbaru
sosialisasi dalam
upaya promotif
kepada
masyarakat
tentang 3M Plus
dan
pembentukan
kader Jumantik
sebagai upaya
pencegahan dan
pengendalian
vektor penyebab
DBD di RW 25
29

No Masalah Penyebab masalah Alteranatif Tujuan Sasaran Pelaksan Kriteria keberhasilan


. pemecahan a
masalah
Material Jangka pendek:
Tidak adanya media Membuat leaflet Agar warga Warga RW Dokter Masyarakat dan calon
informasi untuk mengenai dapat lebih 25 Muda kader Jumantik dapat
sosialisasi 3M Plus gerakan 3M Plus mudah IKM-KK memahami pentingnya
mengenai DBD dan dan membuat memahami FKUR gerakan 3M Plus dan
sarana dan buku panduan pentingnya kaderisasi Jumantik
prasarana untuk kader Jumantik gerakan 3M
operasinal Jumantik dan Plus dan kader Jangka panjang:
menyediakan Jumantik Peralatan dapat digunakan
PSN kit. sebagai oleh kader Jumantik untuk
pencegahan sosialisasi lanjutan serta
dan dalam menjalankan
pengendalian program Jumantik
vektor DBD
dan
mengetahui
bahayanya
penyakit DBD
30

No Masalah Penyebab masalah Alteranatif Tujuan Sasaran Pelaksan Kriteria keberhasilan


. pemecahan a
masalah
Market Jangka pendek :
Kurangnya Melakukan Memotivasi Seluruh Dokter Meningkatkan
kesadaran sosialisasi dan dan warga RW Muda kesadaran masyarakat
masyarakat RW 25 upaya promotif memberdayaka 25 IKM-KK mengenai gerakan 3M
dalam pengendalian kepada n masyarakat kelurahan FKUR Plus dalam upaya
DBD masyarakat dalam gerakan Simpang pencegahan dan
tentang 3M Plus 3M Plus dan Baru pengendalian DBD
dan pembentukan Kecamatan
pembentukan kader Jumantik Tampan Jangka panjang:
kader Jumantik Dapat menurunkan
sebagai upaya angka kejadian DBD di
pencegahan dan RW 25 Kelurahan
pengendalian Simpang Baru
vektor penyebab Kecamatan Tampan
DBD di RW 25 Pekanbaru
31

3.1.6 Definisi operasional

Berikut ini definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan


dalam sosialisasi gerakan 3M Plus di RW 25 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan
Tampan jangka pendek, yaitu:
1. Timbul niat dan minat dari warga untuk berpartisipasi dalam sosialisasi
gerakan 3M Plus dan kaderisasi Jumantik
2. Terbentuknya kader Jumantik di RW 25
3. Masyarakat dan calon kader Jumantik dapat memahami pentingnya gerakan
3M Plus dan kaderisasi Jumantik serta bahaya DBD
4. Menyediakan media informasi berupa leaflet gerakan 3M Plus dan buku
panduan kader Jumantik.

3.2 Do
Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of
Action (PoA). Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
sosialisasi gerakan 3M Plus dan pembentukan kader Jumantik di RW 25
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Do dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
sosialisasi gerakan 3M Plus dan pembentukan kader Jumantik di RW 25
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan

N
Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu Keterangan
o
1 Mengadakan Ketua Dokter Januari terlaksana
penyuluhan mengenai RW 25, Muda IKM- 2017
materi sosialisasi dan
ketua RT, KK FK UR
promosi terkait DBD Ketua
dan gerakan 3M Plus posyandu
dan pentingnya kader dan calon
Jumantik kader
Jumantik
2. Mengadvokasi dan Ketua Dokter Januari terlaksana
membantu RW 25, Muda IKM- 2017
pembentukan kader ketua RT, KK FK UR
Ketua
Jumantik RW 25
posyandu
3. Memberikan leaflet Calon Dokter Januari terlaksana
gerakan 3M Plus dan kader Muda IKM- 2017
buku panduan gerakan Jumantik KK FK UR
1 rumah 1 Jumantik,
dan PSN kit
32

3.3 Check

Setelah kegiatan intervensi (do) dilakukan, selanjutnya melihat bagaimana

keadaan sesudah intervensi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Check dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka


sosialisasi gerakan 3M Plus dan pembentukan kader Jumantik di RW 25
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan .
N Kegiatan Deskripsi Sebelum Deskripsi Sudah Intervensi
o Intervensi
1. Mengadvokasi dan Tidak pernah dilakukan Jangka pendek:
membantu pembentukan pembentukan kader Masyarakat mengerti dengan
kader Jumantik RW 25 Jumantik di RW 25 pentingnya peran kader
sebelumnya Jumantik dan timbul niat untuk
berpartisipasi aktif dalam
kaderisasi
Jangka panjang:
Terbentuk dan terlaksananya
program kader Jumantik secara
terus menerus dan
berkesinamubungan
Menurunnya angka kejadian
DBD di RW 25
2. Mengadakan penyuluhan Masyarakat RW 25 Jangka pendek:
mengenai materi sosialisasi belum memiliki Terlaksananya kegiatan
dan promosi terkait DBD informasi yang memadai penyuluhan
dan gerakan 3M Plus dan mengenai gerakan 3M Jangkapanjang:
pentingnya kader Jumantik Plus dan pentingknya Masyarakat RW 25 memiliki
kader Jumantik pengetahuan yang baik
mengenai gerakan 3M Plus
dan pentingknya kader
Jumantik
3. Memberikan leaflet Belum ada sosialisasi Jangka pendek:
gerakan 3M Plus dan buku menggunakan media Tersedianya media informasi
panduan gerakan 1 rumah alternatif untuk mengenai gerakan 3M Plus
1 Jumantik, dan PSN kit pencegahan dan dan gerakan 1 rumah 1
pengendalian yang jumantik yang dijadikan
efektif terhadap vektor pedoman oleh kader Jumantik
DBD serta tersedianya sarana dan
prasarana yang mendukung
kader Jumantik
Jangka panjang:
Masyarakat dapat memahami
dan melaksanakan gerakan 3M
Plus serta berjalannya
pendataan jentik sebagai
pengendalian vektor DBD
33

3.4 Action

Semua alternatif pemecahan masalah berupa sosialisasi mengenai gerakan

3M Plus dan mengadvokasi ketua RW 25 untuk pembentukan kader Jumantik

dan menyediakan media informasi mengenai gerakan 3M Plus berupa materi

penyuluhan, leaflet gerakan 3M Plus, buku panduan 1 rumah 1 Jumantik dan

ditinjau dari indikator jangka pendek yang sudah tercapai serta jangka panjang

yang belum dapat dinilai apakah bisa dijadikan standarisasi atau tidak dan

memerlukan waktu untuk menilai keberhasilannya.

Anda mungkin juga menyukai