Anda di halaman 1dari 56

Hypertensive Kidney

Disease
Identitas Pasien

Nama : Tn. RDS


Jenis kelamin : Laki-laki
Tgl. lahir (usia) : 19/6/1975 (41 tahun)
Alamat :
Tgl. MRS : 28/7/2016
No. Rekam medik : 6629xx
Anamnesis

Keluhan utama : Sesak napas


Anamnesis terpimpin : Sesak dialami 3 hari sebelum MRS. Sesak bertambah
jika beraktifitas. Saat di UGD pasien telah mendapat terapi sesuai TS
Kardiologi. Saat ini keluhan sesak telah berkurang, pasien sudah dapat
berbaring terlentang. Keluhan nyeri dada tidak ada. Pasien mengeluh lemas.
Lemas tidak disertai penurunan nafsu makan. Demam tidak ada, mual dan
muntah tidak ada. Sakit kepala tidak ada. Batuk tidak ada, namun kadang ada
darah jika meludah sejak 4 bulan terakhir. BAB biasa, BAK lancar, volume
terkesan berkurang dibanding sebelum menderita penyakit ginjal.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Hipertensi ada, diketahui sejak tahun 2007
konsumsi obat tidak teratur. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada. Riwayat HD
rutin 3x seminggu sejak 4 tahun terakhir. Riwayat penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat Hipertensi disangkal. Riwayat Diabetes


Melitus disangkal. Riwayat penyakit ginjal dan jantung disangkal.

Riwayat psikososial : pasien bekerja sebagai nelayan. Namun sudah tidak kuat
beraktivitas pergi melaut sejak divonis menderita penyakit ginjal 3 tahun
yang lalu.
Pemeriksaan Fisis

Kondisi Umum : Sakit sedang


Status Gizi : Gizi baik
BB : 55 kg, TB :168 cm, IMT : 19,5 kg/mm2
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit, tipe thoracoabdominal.
Suhu (axilla) : 36C
Pemeriksaan Fisis

Kepala : dalam batas normal


Mata :
Konjungtiva anemis
Sklera tidak ikterik
Leher :
DVS R+3 cmH2O
Pembesaran KGB tidak ada

Thorax
I : Simetris kiri=kanan
P : Vocal fremitus kiri=kanan
Nyeri tekan & massa tidak ada
P : Sonor kiri=kanan
A : Bunyi napas; bronkovesikuler
Bunyi tambahan; Rh +/+, Wh -/-
Pemeriksaan Fisis

Jantung
I : Ictus cordis tampak
P : Ictus cordis teraba
P : Batas jantung kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : ICS V linea axillaris anterior sinistra
Batas jantung kanan atas : ICS III linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : ICS V linea midclavicularis dextra
A : Bunyi Jantung I/II murni reguler
Bunyi Tambahan tidak ada
Pemeriksaan Fisis

Abdomen
I : Datar, ikut gerak napas. Bengkak dan kemerahan tidak ada.
A : Peristaltik ada, kesan normal.
P : Tympani
P : Organomegali tidak ada, nyeri tekan dan massa tidak ada.
Extremitas
Regio cruris : Oedema minimal +/+. Saat ini edema sudah berkurang.
Pemeriksaan Penunjang

Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
WBC 19,8 4,0 10,0 103/mm3
Neutrofil 87,9 %
RBC 1,76 4,50 6,50 106/mm3
Hb 5,9 14,0 16,0 g/dL
MCV 104 80 100 m3
MCH 33,6 27,0 32,0 pg
MCHC 32,2 32,0 36,0 g/dL
PLT 139 150 - 400 103/mm3
Pemeriksaan Penunjang

Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
GDS 125 140 mg/dL
Ureum 105 10 50 mg/dL
Kreatinin 7,62 L(<1,3),P(<1,1) mg/dL
SGOT 27 <38 U/L
SGPT 42 <41 U/L
Na 143 136 145 mmol/L
K 4,0 3,5 5,1 mmol/L
Cl 103 97 - 111 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang

Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Fe (Besi) 234 L(59-148),P(37-148) ug/dl
TIBC 242 274-389 ug/dl
Ferritine >1200 13,00 400,00 ng/ml
Sa. transferin 96 %
Pemeriksaan Penunjang

EKG :
Sinus rythm, HR : 101 x/m, Normoaxis, Left Ventricular hypertrophy.
Chest X-ray :
Cardiomegaly dengan edema paru.
Urinalisa :
Proteinuria, Hematuria, Glukosuria, Leukosituria.
Daftar Masalah

Assesment Planning
CHF NYHA III e.c HHD R/ sesuai ts. Kardiologi
S : sesak (-), riw. Sesak (+) - Furosemide 40 mg/8h/iv
O : DVS R+3 cmH2O, Rh +/+, - Cedocard 1 g/8h/SP

regio cruris : edema minimal +/+


EKG : LVH, CXR : Kardiomegali
Daftar Masalah

Assesment Planning
HKD G5Ax R/ diet rendah purin, protein.
S : Riw. HT (+), Riw. HD rutin 3x/minggu R/ HD sesuai jadwal
O : Ur/Cr = 105/7,62,

Anemia normositik normokrom R/ Transfusi PRC 2 bag saat HD


S : lemas P/ ADT, Fe, TIBC, Ferritin
O : konjungtiva anemis, Hb = 5,9 g/dL
Daftar Masalah

Assesment Planning
Hipertensi grade II on treatment R/ diet rendah garam
S:- R/ Amlodipine 10 mg/24h/oral
O : TD = 180/100 mmHg R/ Clonidin 0,15 mg/8h/oral
R/ Irbesartan 30 mg/24h/oral

Leukositosis dd ISK komplikata P/ urinalisa


S:-
O : WBC = 19.800
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
DEFINISI
CKD: adanya kelainan STRUKTURAL atau FUNGSIONAL pada ginjal yang
berlangsung MINIMAL 3 BULAN, dapat berupa:

1. Kelainan struktural yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan


laboratorium (albuminuria, sedimen urin, kelainan elektrolit akibat
ginjal), pemeriksaan histologi, pencitraan, atau riwayat transplantasi
ginjal, atau

2. Gangguan fungsi ginjal dengan laju filtrasi glomerulus


(LFG)<60mL/menit/1.73m2
ETIOLOGI

Glomerulonephritis
Diabetes Melitus
Obstruksi dan infeksi
Hipertensi
SLE, penyakit ginjal polikistik
Penggunaan obat-obatan (NSAID, antibiotic,
siklosporin, tacrolimus)
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2000 mencatat
penyebab gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di Indonesia:

PENYEBAB INSIDEN

Glomerulonefritis 46,39%

DM 18,65%

Obstruksi & infeksi 12,85%

Hipertensi 8,46%

Sebab lain* 13,65%

* penyebab lain: nefritis lupus, nefropati urat, intoksikasi obat, penyakit ginjal
bawaan, tumor ginjal, dan penyebab yang tidak diketahui
EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat (1995-1999): insidens penyakit ginjal


kronik diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun,
dan angk ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya.

Di Malaysia: diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal


ginjal pertahunnya.

Perhimpunan Nefrologi Indonesia: dilaporkan sebanyak 12,5%


populasi di Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal .
KLASIFIKASI CGA
Contoh penyakit sistemik Contoh penyakit ginjal primer

Glomerular disease Diabetes, penyakit autoimun Diffuse, glomerulonefritis


sistemik, infeksi sistemik, obat- proliferatif fokal atau cresentic,
obatan, neoplasia (termasuk glomerulosklerosis fokal dan
amyloidosis segmental, nefropati membranous,
minimal change disease

Tubulointerstitial disease Infeksi sistemik, penyakit autoimun, Infeksi traktus urinarius, batu,
sarcoidoisis, obat-obatan, as.urat, obstruksi
toxin (as. Aristolochic), neoplasia
(myeloma)

Vascular disease Aterosklerosis, hipertensi, iskemik, ANCA-associated renal limited


emboli kolesterol, vaskulitis vaskulitis , fibromuskular dysplasia
sistemik, mikroangiopati trombotik,
sklerosis sistemik

Cystic and Congenital disease Penyakit ginjal polikistik, sindrom Renal dysplasia, medularry cystic
Alport, penyakit Fabry disease, podocytopathies
KLASIFIKASI CGA
Kategori GFR GFR (ml/min/1.73m2) Interpretasi

G1 90 Normal atau tinggi

G2 60-89 Mildly decreased

G3a 45-59 Mildly to moderate decreased

G3b 30-44 Moderate to severe decreased

G4 15-29 Severely decreased

G5 < 15 Kidney failure


KLASIFIKASI CGA
Kategori AER ACR Interpretasi

(mg/24h) (mg/mmol) (mg/g)

A1 < 30 <3 < 30 Normal to mildly


increased

A2 30-300 3-30 30-300 Moderately


increased

A3 > 300 > 30 > 300 Severely


increased
PATOFISIOLOGI

Penyakit dasar pengurangan massa ginjal hipertrofi struktural


dan fungsional nefron hiperfiltrasi peningkatan tekanan kapiler
dan aliran darah glomerulus maladaptasi sklerosis nefron yang
tersisa penurunan fungsi nefron yang progresif
FAKTOR RESIKO
TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI DAPAT DIMODIFIKASI

Usia Hipertensi

Jenis kelamin Proteinuria

Ras Albuminuria

Genetik Glikemia

Hilangnya massa ginjal Obesitas

Dislipidemia

Merokok

Kadar asam urat


MANIFESTASI KLINIS
Pada stadium awal, CKD biasanya asimtomatik.
Tanda & gejala CKD melibatkan berbagai sistem organ, diantaranya:

i) Gangguan keseimbangan cairan


-Edema perifer, efusi pleura, hipertensi,,peningkatan JVP, asites
ii) Gangguan elektrolit & asam basa
-Tanda & gejala hiperkalemia, asidosis metabolik (nafas Kussmaul), hiperfosfatemia
iii) Gangguan gastrointestinal & nutrisi
-Metallic taste, mual, muntah gastritis, ulkus peptikum, malnutrisi
iv) Kelainan kulit
-Kulit terlihat pucat, kering, pruritus
v) Gangguan neuromaskular
-Kelemahan otot, fasikulasi, gangguan memori, ensefalopati uremikum

vi) Gangguan metabolik endokrin


-Dislipidemia, gangguan metabolisme glukosa, gangguan hormon seks

vii) Gangguan hematologi


-Anemia (dapat mikrositik hipokrom maupun normokrom), gangguan hemostasis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan kadar glukosa darah, profil lipid
Analisa gas darah
Urinalisis & pemeriksaan albumin urin
Sedimen urin
Pemeriksaan protein urin kuantitatif 24 jam (PUK)
Pencitraan: USG ginjal, BNO-IVP
Biopsi ginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tujuan tata laksana: Menghambat penurunan LFG & mengatasi komplikasi CKD stadium akhir
Tatalaksana untuk mencegah progresivitas CKD:

i) Kontrol tekanan darah


-TD tanpa proteinuria: <130/80 mmHg
-TD dengan proteinuria: <125/75 mmHg

ii) Restriksi asupan protein


-CKD pre-dialisis: 0,6-0,75 g/KgBB ideal/hari
-CKD-hemodialisis: 1,2 g/KgBB ideal/hari
-CKD-dialisis peritoneal: 1,2-1,3 g/KgBB ideal/hari
-Transplantasi ginjal: 1,3 g/KgBB ideal/hari

iii) Kontrol kadar glukosa darah

iv) Restriksi cairan


vi) Restriksi asupan garam
-CKD pre-dialisis: <5g/hari
-CKD-hemodialisis: 5-6g/hari
-CKD-dialisis peritoneal: 5-10g/hari
-Transplantasi ginjal: <6-7g/hari

vii) Terapi dislipidemia

viii) Modifikasi gaya hidup


-IMT ideal: 20-22,9Kg/m2
-Olahraga 30 menit minimal 3 hari dalam seminggu, serta berhenti merokok

ix) Edukasi
Tatalaksana untuk mengatasi komplikasi CKD:
i) Anemia
-Terapi eritropoietin (EPO) apabila Hb 10g/dl & Ht 30%.

ii) Asidosis metabolik


-Koreksi apabila konsentrasi [HCO3-] <22mmol/L. Koreksi dilakukan dengan suplemen bikarbonat oral
untuk mempertahankan kadar [HCO 3-] 22-24 mmol/L. Bikarbonat oral diberikan 3x2 tablet (325-
2000mg)
-Rumus koreksi bikarbonat =0,3 x BB (Kg) x {[HCO 3-] target [HCO3-] awal}

iii) Hiperfosfatemia
-Pembatasan asupan fosfat (diet rendah fosfat), yaitu tinggi kalori, rendah protein dan rendah garam,
karena fosfat sebagian besar terkandung dalm daging & produk hewan seperti susu dan telor.
Asupan fosfat dibatasi 600-800mg/hari.
-Koreksi dilakukan dengan pemberian phosphate binders. Pengikat fosfat yang banyak dipakai adalah
garam kalsium, aluminium hidroksida, garam magnesium.
HIPERTENSI
DEFINISI

Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah


suatu peningkatan tekanan darah secara
konsisten terbaca 140/90 mmHg pada orang
dewasa. Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi
esensial.
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH MENURUT JNC
7

Systolic Diastolic
Category
(mm Hg) (mm Hg)

Normal <120 dan <80


Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi
Stage 1 140-159 atau 90-99
Stage 2 > 160 atau >100
PATOGENESIS

Ada 4 faktor yang mendominasi terjadinya


hipertensi :
1. Peran volume intravaskuler
2. Peran kendali saraf autonom
3. Peran renin angiostensin aldosteron (RAA)
4. Peran dinding vaskuler pembuluh darah
GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala
Dapat muncul gejala sakit kepala, pusing, wajah kemerahan, dan
kelelahan.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala berikut:
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSIS
Pemeriksaan Dasar
Pengukuran tekanan darah yang sesuai standar dilakukan tidak hanya sekali,
bila perlu dapat pada lebih sekali kunjungan.
Syarat standar pengukuran tekanan darah :
Diukur setelah pasien duduk dan istirahat beberapa menit di ruangan yang
tenang
Cuf standar yaitu dengan balon 12 13 cm lebar dan panjang 35 cm, orang
gemuk atau anak perlu alat yang sesuai dan dipasang setinggi jantung
Tekanan sistolik = suara fase I dan tekanan diastolic = fase V
Pengukuran pertama haarus pada kedua sisi lengan untuk menghindarkan
kelainan pembuluh darah perifer
Harus diukur juga tekanan darah sewaktu berdiri pada manula, pasien DM,
atau keadaan yang sering timbul hipotensi ortostatik
Manajemen
CONGESTIVE HEART FAILURE
DEFINISI

Gagal jantung adalah sindrom klinis yang


terjadi pada pasien yang mempunyai faktor
kelainan dari struktur atau fungsi jantung yang
berkembang menjadi gejala klinis (dyspneu dan
rasa cepat lelah) dan tanda (udem dan ronchi)
Etiologi
Gagal jantung sistolik :

1. Penyakit arteri koroner

2. Hipertensi

3. Gangguan-gangguan katup jantung

4. Gangguan irama jantung

Gagal jantung diastolik :

1. Restrictive cardiomyopathy

2. Hipertrofi patologi

3. Penuaan
STAGING NYHA IV
I: Pasien dengan penyakit jantung tanpa pembatasan aktifitas. Aktifitas fisik normal tidak

akan menyebabkan rasa lelah yang semestinya, palpitasi, rasa sesak, dan nyeri di bagian

dada

II : Pasien dengan penyakit jantung dengan pembatasan aktifitas fisik. Pasien merasa

nyaman saat beristirahat. Aktifitas fisik normal akan menyebabkan rasa lelah, palpitasi, rasa

sesak, dan nyeri dada

III : Terdapat pembatasan dalam beraktifitas. Pasien nyaman saat beristirahat. Dibawah

aktifitas normal pasien merasakan rasa lelah, palpitasi dan rasa sesak

IV : Pasien tidak dapat melakukan aktifitas apapun tanpa rasa tidak nyaman. Gejala dari

gagal jantung atau sindrom angina dapat muncul bahkan saat beristirahat. Jika pasien

melakukan aktifitas maka rasa tidak nyaman akan meningkat


PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Kriteria mayor :
1. Paroxysmal nocturnal dyspneu

2. Distensi vena leher

3. Ronchi

4. Kardiomegali pada radiography

5. Edema pulmonary akut

6. Tekanan vena sentral meningkat (>16cm H2O pada atrium kanan)

7. Reflux hepatojugular

8. Penurunan berat badan >4.5 kg dalam 5 hari sebagai respon terhadap pengobatan
Kriteria minor :
1. Edema pada pergelangan kaki bilateral

2. Batuk nokturnal

3. Sesak saat beraktifitas normal

4. Hepatomegali

5. Efusi Pleura

6. Penurunan tanda tanda vital 1/3 dari nilai maximal yang tercatat

7. Takikardi (HR>120x/min)
MANAJEMEN
ANEMIA
Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit / massa hemoglobin
yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratorik di ketahui sebagai
penurunan dibawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan
hematokrit.
Kriteria anemia : batas cut off point yang umum dipakai ialah
kriteria WHO
Laki- laki tahun 1968, dinyatakan
dewasa HB <anemia
13 g/dl bila :
Perempuan dewasa HB < 12 g/dl
Perempuan hamil HB < 11 g/dl
Anak-anak 6 14 tahun HB < 12 g/dl
Anak-anak 6 bulan 6 tahun HB < 11 g/dl
ETIOLOGI ANEMIA

1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

2. Kehilangan eritrosit dari tubuh (perdarahan)

3. Penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)


ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

Anemiayang umum ditemui dan merupakan


konsekuensi dari penyakit lain, termasuk
penyakit kronik, penyakit infeksi dan
keganasan.
(MCV 80-95fl; MCH 27-34pg)
KLASIFIKASI ANEMIA
Anemia normositik normokrom (MCV 80-95fl; MCH 27-34pg)
1. Anemia pascaperdarahan akut
2. Anemia aplastik-hipoplastik
3. Anemia hemolitik-terutama bentuk yang didapat
4. Anemia akibat penyakit kronik
5. Anemia mieloptisik
6. Anemia pada gagal ginjal kronik
7. Anemia pada mielofibrosis
8. Anemia pada sindrom mielodisplastik
9. Anemia pada leukimia akut
GEJALA ANEMIA (SINDROM ANEMIA)
A. Sistem kardiovaskular : lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi,
sesak saat kerja, angina pektoris dan gagal jantung
B. Sistem syaraf : sakit kepala, pusing, telinga mendengung, mata
berkunang-kunang, kelemahan otot, irritable, lesu, perasaan
dingin pada ekstremitas
C. Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun
D. Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit
menurun, rambut tipis dan halus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai