KIDNEY DISEASE
NAMA :ASTRIANI NATALIA BR GINTING
B.P : 1941013031
DEFINISI Chronic Kidney Disease
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate )/ CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan
dengan rumus:
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = {( 140-umur ) x berat badan ( kg )} / (72 x creatini serum)
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85
STAGING
The U.S National Kidney Foundation’s Kidney Disease Outcomes Quality Initiative telah mengalami revisi dan menjelaskan
stadium CKD. Stadium dibuat berdasarkan ada tidaknya gejala dan progesivitas penurunan Laju filtrasi glomerulus (Glomerulus
Filtration Rate/GFR), yang dikoreksi per satuan tubuh (per1,73m2). GFR normal pada dewasa sehat kira-kira 120-130 mL per menit.
Stadium penyakit ginjal adalah sebagai berikut (Corwin, 2009):
a) Stadium I : Kerusakan ginjal (kelainan atau gejala dari patologi kerusakan, mencakup kelainan dalam pemeriksaan darah atau urine
atau dalam pemeriksaan pecitraaan) dengan GFR normal atau hamper normal, tepat atau di atas 90 mL/menit (≥75% dari nilai normal)
b) Stadium 2 : GFR antara 60 dan 89 mL/menit, dengan tanda kerusakan ginjal. Stadium ini dianggap sebagai salah satu tanda
penurunan cadangan ginjal. Nefron yang tersisa dengan sendirinya sangat rentan mengalami kegagalan fungsi saat terjadi kelebihan
beban. Gangguan ginjal lainnya mempercepat penurunan fungsi ginjal.
c) Stadium 3 : GFR antara 30 – 59mL/menit. Insufisiensi ginjal dianggap terjadi pada stadium ini. Nefron terus menerus mengalami
kematian.
d) Stadium 4 : GFR antara 15 -29 m/menit dengan hanya sedikit nefron yang tersisa.
e) Stadium 5 : gaggal ginjal stadium lanjut dengan GFR <15 mL/menit. Nefron yang masih berfungsi tinggal beberapa. Terbentuk
jaringan parut dan atrofi tubulus ginjal.
CKD stadium 5 dikenal sebagai penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease/ESRD), terjadi ketika GFRturun kurang dari 15
mL/menit.Pasien dengan CKD stage 5 memerlukan dialysis berkepanjangan atau transplantasi ginjal untuk mengurangi gejala uremik
(Sukandar, et.al, 2011).
Manifestasi Klinik
• Pada umumnya penderita CKD stadium 1-3 tidak mengalami gejala
apa-apa atau tidak mengalami gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, endokrin dan metabolik yang tampak secara klinis
(asimtomatik).
• Gangguan yang tampak secara klinis biasanya baru terlihat pada CKD
stadium 4 dan 5.
• Beberapa gangguan yang sering muncul pada pasien CKD anak adalah
: gangguan pertumbuhan, kekurangan gizi dan protein, gangguan
elektrolit, asidosis, osteodistrofi ginjal, anemia dan hipertensi.
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama
jantung dan edema.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi
dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium
dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga
rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat
berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga
terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
2. Gambaran Laboratoris
• Sesuai penyakit yang mendasari
• Pielografi intravena ( jarang ) karena kontras sering tidak bisa melewati filter
glomerulus, khawatir pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang
sudah mengalami kerusakan
Tekanan
Nadi Pernafasan Suhu
Tanggal Darah
(x/menit) (x/menit) (oC)
(mmHg)
CKD
Terapi Farmakologi pada Kasus
02 03 04 05 06
Bicnat 3 x 1 tab v v v v v
Valsartan 1 x 80 mg v 1 x 160 mg v v v
Inj.Lasix 3x2 v v v v v
Inj.Ceftriaxone 2x1 v v v v v
Inj.Ranitidin 2x1 v v v v v
RL:EAS 2:1 v v v v
Kalitake 2x1 V V V V
Amlodipin 1 x 5 mg v v v v
Lembar pengkajian obat
Mulai Jenis obat Rute Dosis Berhenti Indikasi obat
Tanggal Uraian
Tanggal Uraian
8 02-06 Ranitidine
NO JENIS OBAT TEPAT INDIKASI TEPAT TEPAT
OBAT PASIEN
1 Asam folat Ya Ya Ya
2 Bicnat Ya Ya Ya
3 Valsartan Ya Ya Ya
5 inj.ceftriaxone Ya Ya Ya
6 Inj.ranitidin Ya Ya Ya
7 RL : EAS Ya Ya Ya
8 kalitake Ya Ya Ya
9 Amlodipin ya ya ya
LEMBAR KONSELING
Uraian Rekomendasi/Saran
Amlodipine Obat ini bisa membuat kepala terasa pusing.
Hindari mengemudi, mengoperasikan peralatan
berat, atau melakukan aktivitas yang butuh
kewaspadaan dan konsentrasi, khususnya pada
orang tua.
Penggunaan lasix Tidur pasien akan terganggu karena akan
sering buang air kecil.
Terapi non farmakologi
• Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk mencegah
atau mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama dapat
merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
• Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GGK harus adekuat
dengan tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan
positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan memelihara status
gizi. Pengaturan asupan kalori: 35 kal/kgBB ideal/hari
• Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan
cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis
mencapai 2 L per hari.
• Transfusi darah misalnya Paked Red Cell
(PRC) merupakan salah satu pilihan terapi
alternatif, murah, dan efektif. Terapi
pemberian transfusi darah harus hati-hati
karena dapat menyebabkan kematian
mendadak.