Anda di halaman 1dari 8

Pada hari ini tanggal Mei 2015 telah dipresentasikan portofolio oleh :

Nama peserta : dr.Fajar Patompo


Dengan judul/ topic : Gagal Ginjal Kronik
Nama Pendamping : dr. Yenny Ahmad
Nama Wahana : RSUD Pohuwato Gorontalo

No Nama Peserta Presentasi No Tanda tangan


.
1 dr. Fajar Patompo 1
2 dr. Komala Dewi 2
3 dr. Aditya Andika Muchtar 3
4 dr. Diah Ekawati 4
5 dr. Bogita Satria Pamungkas 5
6 dr. Miftahul Fahmi Fadhil Somad 6
7 dr. Ismo Yuwono 7
8 dr. Annisa Savitri 8
9 dr. Arif Setyo Hutomo 9
10 dr. Laksmitri Handayani 10

Nama Peserta : dr. Fajar PAtompo


Nama Wahana : RSUD Pohuwato Gorontalo
Topik : Gagal Ginjal Kronik
Tanggal (kasus) : 14 Maret 2015
Nama Pasien : Ny. SA
Tanggal Presentasi : 13 Mei 2015
Nama Pendamping : dr. Yenny Ahmad
Tempat Presentasi :Ruang Rapat Kantor RSUD Pohuwato
Obyektif Presentasi :

- Keilmuan, diagnostic dan manajemen, dewasa

- Deskripsi : Pasien, merupakan pasien rujukan PKM Wanggarasi dengan Gastritis


kronik. Os mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah > 5 kali sejak 1 hari yll, badan
terasa lemas, makan minum susah, susah BAB, BAK (+) sedikit dan pekat

- Tujuan : memberikan penatalaksanaan untuk pasien gagal ginjal kronik

Bahan Bahasan : Kasus


Cara Membahas : Presentasi dan diskusi
Data Pasien :

- Nama : Ny. SA

DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI


1. Diagnosis/ Gambaran klinis
Gagal Ginjal Kronik stage V, Hipertensi, dan Anemia
2. Riwayat pengobatan
Tidak ada
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit
Pasien, merupakan pasien rujukan PKM Wanggarasi dengan Gastritis kronik. Os
mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah > 5 kali sejak 1 hari yll, badan terasa lemas,
makan minum susah, susah BAB, BAK (+) sedikit dan pekat
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit asma,DM, paru, ginjal, dan jantung disangkal. Riwayat hipertensi (+).
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit asma, DM, paru, ginjal, hipertensi dan jantung disangkal.
6. Riwayat pekerjaan
Ibu rumah tangga
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjour, Arif et al. Kapita Selekta. edisi 3, Jakarta, Media Aeculapsus. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia., 2001 hal 531

2. Markum H.M.S. Penyakit Ginjal Kronik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
edisi IV jilid I, Jakarta, Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.,2006 hal
507-3

HASIL PEMBELAJARAN
1. Subyektif
Pasien, merupakan pasien rujukan PKM Wanggarasi dengan Gastritis kronik. Os
mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah > 5 kali sejak 1 hari yll, badan terasa lemas,
makan minum susah, susah BAB, BAK (+) sedikit dan pekat

2. Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, dan laboratorium diagnosis utama Gagal ginjal
kronik grade V. Diagnosis sekunder Hipertensi dan Anemia. Pada kasus ini diagnosis
ditegakkan berdasarkan :

- Gejala klinis :

Nyeri ulu hati, mual, muntah,badan lemas, dan BAK sedikit dan pekat

- Pemeriksaan Fisik :

T : 36 oC, TD : 230/120 mmHg, HR : 88x/menit, RR : 20x/ menit.


Konjungtiva anemis, nyeri tekan epigastrik(+), ekstremitas hangat dan edem VT
pembukaan 5 cm.
GFR = (140 U) x BB
72 x Creatinin
(140 51) x 50
72 x 9,5
= 6,5 x 0,85
= 5,52
- Laboratorium :

No Hasil laboratorium Nilai Nilai Normal


1 HB 7,1 11-16 Gr%
2 Leukosit 6000 4-10 ribu MM3
3 Trombosit 229.000 150-350 ribu MM3
4 Bleeding Time 2.15 1-3 menit
5 PCV 25 37-48%
6 MCV 87 82-92 Femtoliter
7 MCH 26 27-31 Femtoliter
8 MCHC 30 32-37 %
9 GDS 123 75-115 Mg/dL
10 Total Kolesterol 184 <220 Mg/dL
11 Ureum 109 <50 Mg/dL
12 Kreatinin 9,5 0.5-1.2 Mg/dL
13 Uric Acid 6,4 L:,7 P:<5.7 Mg/dL

3. Assessment
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan,
berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika
tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai
laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m.

Kidney Disease Outcomes Quality Initiative/National kidney Foundation (K/DOQI)


1. Kerusakan ginjal selama lebih dari 3 bulan, seperti yang ditemukan secara
struktur ataupun abnormalitas fungsi dari ginjal, dengan atau tanpa penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR), dengan gejala :
Abnormalitas patologis
Pertanda kerusakan ginjal, termasuk abnormalitas dari komposisi
darah atau urin atau kelainan pada pemeriksaan imaging
2. GFR < 60 mL/min/1.73 m2 untuk > 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

Tabel 1. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar diagnosis

Derajat Penjelasan LFG


(ml/menit/1,73m2

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal 90


atau

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG sedang 30-59


4 Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

Sumber : Clarkson, 2005

Berdasarkan diagnosa kausa/etiologi


Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik berdasarkan diagnosa kausa/etiologi

Penyakit Tipe Mayor

Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2

Penyakit ginjal non diabetes Penyakit glomerular (penyakit otoimun,


infeksi sistemik, obat, neoplasia),
Penyakit vascular (penyakit pembuluh
darah besar, hipertensi,
mikroangiopati), Penyakit
tubulointerstitial (pielonefritis kronik,
batu, obstruksi, keracunan obat),
Penyakt kistik (ginjal polikstik)

Hipertensi adalah penyebab utama kedua dari End-stage Renal Disease (ESRD).
Sebagai contoh, menurut United States Renal Data System (U.S. Renal Data System,
2009), sekitar 51-63% dari semua pasien dengan Gagal ginjal kronik juga menderita
hipertensi. Angka ini meningkat pada pasien di atas 65 tahun menjadi 90%.
Gambaran klinik gagal ginjal kronik berat disertai sindrom azotemia sangat
kompleks, meliputi kelainan-kelainan berbagai organ seperti: kelainan hemopoeisis,
saluran cerna, mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan kelainan
kardiovaskular.

a. Kelainan hemopoeisis
Anemia normokrom normositer dan normositer (MCV 78-94 CU), sering
ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik. Anemia yang terjadi sangat bervariasi bila
ureum darah lebih dari 100 mg% atau bersihan kreatinin kurang dari 25 ml per menit.
b. Kelainan saluran cerna
Mual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien gagal
ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Patogenesis mual dam muntah masih
belum jelas, diduga mempunyai hubungan dengan dekompresi oleh flora usus
sehingga terbentuk amonia. Amonia inilah yang menyebabkan iritasi atau rangsangan
mukosa lambung dan usus halus. Keluhan-keluhan saluran cerna ini akan segera
mereda atau hilang setelah pembatasan diet protein dan antibiotika.
c. Kelainan mata
Visus hilang (azotemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil pasien
gagal ginjal kronik. Gangguan visus cepat hilang setelah beberapa hari mendapat
pengobatan gagal ginjal kronik yang adekuat, misalnya hemodialisis. Kelainan saraf
mata menimbulkan gejala nistagmus, miosis dan pupil asimetris. Kelainan retina
(retinopati) mungkin disebabkan hipertensi maupun anemia yang sering dijumpai pada
pasien gagal ginjal kronik. Penimbunan atau deposit garam kalsium pada conjunctiva
menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan hipervaskularisasi. Keratopati
mungkin juga dijumpai pada beberapa pasien gagal ginjal kronik akibat penyulit
hiperparatiroidisme sekunder atau tersier.
d. Kelainan kulit
Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan diduga
berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. Keluhan gatal ini akan segera
hilang setelah tindakan paratiroidektomi. Kulit biasanya kering dan bersisik, tidak
jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea frost
e. Kelainan selaput serosa
Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai pada
gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Kelainan selaput serosa
merupakan salah satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis.
f. Kelainan neuropsikiatri
Beberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan depresi
sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental berat seperti konfusi,
dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga sering dijumpai pada pasien GGK.
Kelainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa
hemodialisis, dan tergantung dari dasar kepribadiannya (personalitas).
g. Kelainan kardiovaskular
Patogenesis gagal jantung kongestif (GJK) pada gagal ginjal kronik sangat
kompleks. Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi sistem
vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium
terminal dan dapat menyebabkan kegagalan faal jantung.

4. Plan

- Diagnosis

Diagnosis utama adalah Gagal Ginjal Kronik Grade V, Hipertensi dan Anemia.
Prinsip penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik yaitu:
1. Melakukan restriksi protein
2. Kontrol hipertensi
3. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
4. Terapi pengganti ginjal
5. Hemodialisis
6. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
7. Transplantasi ginjal

- Jika diketahui hasil diagnosis positif Gagal Ginjal Kronik grade V, hipertensi dan
anemia, maka tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan hemodialisis, tetapi
sebelumnya kita tangani untuk hiperetensi dan anemianya. Pada CKD grade I atau II
hipertensi dapat diberikan ACE inhibitor atau ARB, tetapi pada CKD stage akhir kita
berikan antagonis aldosteron. Untuk anemianya seharusnya kita berikan ESA
(Erithropoesis Stimulating Agents), iron therapy atau transfusi sebagai pilihan
terakhir. Pada kasus ini diberikan penatalaksanaan sebagai berikut :
1. Perbaikan KU
2. Penstabilan tekanan darah
3. Penanganan terhadap anemia
4. Terapi

- IVFD NaCl 0,9 % 20tpm

- Inj. Furosemid 2 x 1 amp

- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

- Inj. Metoclorpamid 3 x 1 amp

- Amlodipin 1 x 10 mg

- Transfusi PRC 1 kalf perhari

- Pendidikan

Telah dilakukan kepada pasien dan keluarganya terkait penyakitnya yang memerlukan
tindakan hemodialisis. Pelaksanaan hemodialisis akan dilakukan setelah tekanan
darah stabil dan anemia dapat ditangani

- Konsultasi

Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan ahli gizi sehingga diharapkan
adanya integrasi antara pola makan dan terapi dari dokter, sehingga penderita selalu
dalam kondisi stabil.
Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan
Kepatuhan kontrol hipertensi 7 hari post opname, Segera diketahui tingkat
kestabilan tekanan darah pasien
Nasihat Setiap kali kunjungan Kepatuhan terhadap nasihat yang
telah diberikan

Anda mungkin juga menyukai