TUTORIAL 2
BLOK PELAYANAN SEDIAAN FARMASI
FARMAKOTERAPI SISTEM ENDOKRIN, KARDIOVASKULAR DAN RENAL
Disusun oleh:
KELAS C
A. Topik Pembelajaran
Topik pembelajaran pada tutorial ini adalah Farmakoterapi pada Penyakit Gagal
Ginjal Kronis.
B. Skenario
Tn. MS datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas dan kondisi umum lemah,
CM dan gizi kurang. Keluhan ini dirasakan 8 jam sebelum masuk RS. Pasien rutin
melaksanakan Hemodialisa seminggu sekali dan besok adalah jadwal Hemodialis
Rutin.
1. Identitas Pasien
No. RM 60-X-X-8
Pekerjaan Wiraswasta
Berat badan 80 kg
2. Riwayat Pasien
Riwayat Alergi -
3. Data Pemeriksaan
C. Terminologi Medis
No. Istilah Penting Penjelasan
1 Hemodialisa Hemodialisa merupakan terapi pengganti fungsi ginjal pada
penyakit gagal ginjal kronis stage V menggunakan mesin
dialyzer. Di dalam mesin tersebut, darah pasien dibersihkan
dari sisa sia metabolisme yang menumpuk dalam darah
setelah dibersihkan darah pasien dialirkan kembali ke tubuh
pasien Prosedur ini dilakukan untuk mengambil alih fungsi
ginjal dengan hemodialisis pada pasien GGK Stage V atau
stage akhir yang biasanya dilakukan dalam waktu 12-15 jam
untuk setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per
terapi (Lin Fatimah, 2020; Maris, 2013; dan Wiliyanarti,
2019).
2 Gagal ginjal kronis Gagal ginjal kronis atau disingkat dengan GGK merupakan
gangguan penurunan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, serta teriadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG)
kurang dari 50 ml/menit, yang ditandai dengan adanya
peningkatan kadar BUN dan kreatinin (Husna, 2010).
3 CM CM atau Compos Mentis berarti keadaan seseorang sadar
penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan
keadaan sekelilingnya (Singhal, 2014).
4 Gizi kurang Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dalam jangka waktu
tertentu sehingga tubuh akan memecah cadangan makanan
yang berada di bawah lapisan lemak dan lapisan organ tubuh
(Adiningsih, 2010).
5 BUN BUN atau Blood Ureum Nitrogen adalah kondisi ketika
ginjal tidak mampu untuk menyaring cairan dalam jumlah
banyak sehingga kadar ureum dan kreatinin dalam darah
meningkat, BUN termasuk dalam sebuah indikator
pemeriksaan dalam pasien gagal ginjal. Biasanya terjadi
peningkatan pada BUN dan kreatinin serum dimana ekskresi
ureum dalam tubuh kira-kira 25 mg/hari dengan kadar
normalnya 20-35 mg/dL (Dwi Afrian, 2015).
6 ClCr ClCr atau kliren kreatinin adalah suatu metode spesifik dan
sensitif untuk mengetahui fungsi ginjal. ClCr menandakan
jumlah kreatinin darah yang disaring oleh ginjal yang
dijadikan parameter untuk mengetahui GFR ginjal dimana
adanya gangguan filtrasi di glomerulus dan reabsorpsi di
tubulus. Parameter ini digunakan untuk mengikuti kemajuan
status ginjal pasien. Namun, jika penilaian fungsi ginjal
hanya dinilai dengan ClCr kurang dapat menggambarkan
fungsi ginjal karena ClCr dalam tubuh dapat dipengaruhi
usia, jenis kelamin, dan BMI (Fahmi, 2021; Ganong, 2016;
Hardjono, dkk, 2007; dan Aziz M, dkk, 2008).
7 2JPP Glukosa 2 jam Post Prandial adalah salah satu pemeriksaan
untuk mendeteksi adanya diabetes atau hiperglikemia yang
dilakukan setelah 2 jam setelah makan. Dengan parameter
normal 2JPP adalah <140 mg/dL, pra diabetes 140-199
mg/dL, diabetes >199 mg/dL (Langgang, 2021).
8 Transfusi PRC PRC atau Packed Red Cell merupakan salah satu sel darah
merah yang dikemas yang digunakan sebagai pengganti sel
darah merah pada saat transfusi darah. PRC mengandung
hemoglobin (whole blood), memiliki nilai hematokrit
sebesar 80%, yang biasanya digunakan untuk pasien
mengalami anemia. Transfusi PRC diberikan sampai gejala-
gejala oksigen need biasanya sampai Hb 8-10 g/Dl,
kecepatan pemberian tranfusi adalah 1 cc/kgBB per jam
(Arsiyanti, 2018; Astuti, 2013; dan Tjokroprawiro, 2015).
9 GFR GFR atau Glomeroulus Filtration Rate (Laju Filtrasi
Glomerulus) adalah laju penyaringan darah dalam
glomerulus. GFR merupakan cara terbaik untuk menentukan
tingkat fungsi ginjal serta menentukan tingkat keparahan
bagi penderita penyakit ginjal. Untuk pasien laki-laki, GFR
didapatkan dari perhitungan (140-usia)x kg BB/72 X SCr
atau serum kreatinin. Untuk pasien perempuan, (140-usia)x
kg BB/72 X SCr x 0,85 (Hartono, 2019).
D. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana patofisiologi dari penyakit GGK dengan DM, Hipertensi, Anemia?
2. Apa saja tanda dan gejala pada pasien GGK?
3. Apa saja faktor resiko pada pasien GGK?
4. Bagaimana interpretasi hasil data lab dan klinik sehingga pasien GGK?
5. Bagaimana klasifikasi dari penyakit GGK?
6. Bagaimana tujuan dan strategi terapi dari pasien GGK?
7. Bagaimana ketepatan pengobatan atau ada tidaknya DRP dari kasus pasien
GGK?
8. Bagaimana terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk pasien GGK?
9. Bagaimana algoritma terapi dari pasien GGK?
10. Bagaimana monitoring dan evaluasi pada kasus GGK?
11. Bagaimana konseling pada pasien GGK?
BAB II
PENJELASAN DAN PEMBAHASAN KASUS
BUN 98 Tinggi
Creatinin 14,12 Tinggi
(KDIGO, 2013)
G. DRP
1. Ada indikasi
tidak ada
obat
2. Penggunaan
obat tanpa
indikasi /
Tidak
diperlukan
obat
rendah
5. Dosis terlalu
tinggi
6. Efek
Samping
7. Interaksi Diltiazem dan Penghentian
Obat bisoprolol diltiazem atau
meningkatkan pemberian
toksisitas satu alternatif obat
sama lain dan (Liwang, 2020)
menyebabkan
bradikardi
8. Pasien tidak
menggunak
an obat
karena
alasan
kepatuhan,
ekonomi,
dan
availabilitas
K. KIE Pengobatan
a. Menjelaskan keberhasilan terapi kepada pasien
b. Menjelaskan tujuan dan strategi dari pengobatan yang dilakukan
c. Menjelaskan informasi obat (Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi
khusus, rute dan metode pemberian, aturan pakai, efek samping, interaksi,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain).
d. Menjelaskan terapi non farmakologi
e. Edukasi kepatuhan pasien tentang penggunaan obat dan kerutinan hemodialisa
untuk meningkatkan kualitas hidup
L. Analisa Kasus
M. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi, tanda dan gejala, serta faktor
resiko dari penyakit GGK
2. Mahasiswa mampu menginterpretasi hasil data lab pasien GGK
3. Mahasiswa mampu mengetahui terapi farmakologi dan non-farmakologi serta
menilai ketepatan pengobatan pasien GGK
4. Mahasiswa mampu mengetahui monitoring dan evaluasi pada pasien GGK
5. Mahasiswa mampu memberikan konseling untuk pasien GGK
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit DM akan meningkatkan albumin, lalu gula tinggi dalam darah akan bereaksi
dengan protein sehingga menyebabkan struktur dan fungsi sel tubuh berubah sehingga terjadi
penurunan LFG yang berlangsung 3 bulan lebih secara progresif akan menyebabkan gagal
ginjal. Adanya penyakit penyerta hipertensi juga memperparah penurunan LFG pada ginjal
sehingga memperparah kondisi Gagal Ginjal Kronis hingga tahap akhir sehingga pengobatan
pada pasien ini harus hati-hati dan dilakukan monitoring serta evaluasi terapi yang diberikan
pada pasien agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. 2010. Waspada Gizi Balita Anda. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Afrian Nian, N. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan. Gastrointestinal.
Jakarta: TIM.
Arsiyanti. (2015). Faktor Resiko Anemia pada Remaja Putri di Kecamatan Botoramba
(online) (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/feebe11a479a99942311ee7f12801140.
pdf) diakses tanggal 28 Februari 2021
Astuti dan Laksono. 2013. Keamanan Darah di Indonesia. Surabaya. Health Advocacy
Aziz, M. F., Witjaksono, J., & Rasjidi, I. (2008). Panduan Pelayanan Medik : Model
Interdisiplin Penatalaksanaan Kanker Serviks dengan Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC.
Dwiafriyani, Reza. 2022. Gambaran Kadar Bun pada Pasien HT yang menjalani GGK di
RSUD M. Yunus prov. Bengkulu tahun 2022 : Bengkulu
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook, 9th Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2021, Pharmacotherapy
Handbook, 12th Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris
Fahmi A. 2021. Kimia Klinik Dasar (Pemahaman Apa dan Hal-Hal yang Berkaitan dengan
Kimia Klinik). 1st ed. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia
Ganong, William F. 2008. Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Hardjono. 2007. Clinical Practice Guideline for Chronic Kidney Disease Evaluation
Evaluation, Clasification & Stratification Am. J. Kidney Dis
Hartono, Budi, dkk. 2019. Nilai Estimasi Glomerulus Filtration Rate (GFR) menggunakan
Persamaan Cockcroft and Gault pada Masyarakat Terpajan Merkuri di Area
Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) Desa Lebaksitu Kabupaten Lebak Banten.
Forum Ilmiah. Vol. 16 (2)
Husna, Cut. 2010. Gagal Ginjal Kronis dan Penanganannya: Literatur Review. Jurnal
Keperawatan. Vol. 3 (2)
Langgang. 2021. Hubungan Kadar 2JPP dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 di RSUD Karanganyar: UMS
Lin Patimah, S. (2020). Konsep Relaksasi Zikri danIimplikasinya Terhadap Penderita Gagal
Ginjal Kronis ( Kajian Teoritik dan Praktik). Jawa Barat: CV. Adabu Abimat
Liwang, Ferry, dkk. (editor). (2020). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi ke-5 (Edisi ke-
5). Depok: Media Aesculapius Fak. Kedokteran UI.
Maris. 2013. Gambaran Makna Hidup Pasien GGK yang Menjalani HD : Jakarta
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. 2017. Epidemiology of
Kidney Disease in The Unite States. United States Renal Data System.
NKF-KDIGO. KDIGO 2012 clinical practice guideline for the evaluation and management of
chronic kidney disease. ISN. 2012; 3(1):1–163
Rasjidi, Imam. (2008). Panduan Pelayanan Medik Model Interdisiplin Penatalaksanaan.
Jakarta: EGC
Singhal NS, Josephson SA. (2014) A practical approach to neurologic evaluation in the
intensive care unit. J Crit Care; 29(4): 627-33
Speeckaert, M.M., Dalanghe, J.R., Vanholder, R.C. 2013. Chronic Nicotine Exposureand
Acute Kidney Injury: New Concepts and Experimental Evidence.Oxford journal
volume 28 (6) : 1329-1331
Tjokroprawiro, Askandar. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo
Surabaya (Ed.2). Surabaya: Airlangga University Press.
Wiliyanarti, P. F., & Muhith, A. (2019). Life experience of chronic kidney diseases
undergoing hemodialysis therapy. NurseLine Journal, 4(1). doi:
https://doi.org/10.19184/nlj.v4i1.9701
LAMPIRAN