DISEASE (CKD)
A. Konsep Penyakit
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan kegagalan tubuh untuk
mempertahankan metabolisme, cairan dan elektrolit sehingga terjadi gejala
azotemia. Gejala tersebut akan dirasakan secara perlahan seiring dengan
penurunanan fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal terbagi atas progresif,
irreversible, dan insidius (Smeltzer, 2014). Sedangkan menurut Kidney Disease
Outcomes Quality Initiative (KDOQI) mendefinisikan gagal ginjal kronik adalah
kerusakan pada organ ginjal di mana terjadi penurunan tingkat filtrasi glomerulus
(Glomerular Filtration Rate – GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 dalam kurun
waktu 3 bulan atau lebih (Rocco et al., 2015).
Chronic Kidney Disease oleh KDOQI dibagi menjadi dua bagian yaitu
berdasarkan klasifikasi CKD dan berdasarkan oleh peningkatan Albumin berikut
merupakan pembagiannya :
Tabel 2.1 Klasifikasi CKD (Mahon et al., 2013)
Stage Deskripsi eGFR
ml/min/1.73m²
Kerusakan ginjal dengan GFR normal
1 90
atau meningkat
Kerusakan ginjal dengan penurunan
2 60-89
GFR ringan
Kerusakan ginjal dengan penurunan
3 30-59
GFR sedang
Kerusakan ginjal dengan penurunan
4 15-29
GFR berat
5 Gagal ginjal < 15
C. Patofisiologi
Chronic Kidney Disease (CKD) menurut (Bevan, 2003) ini terjadi diakibatkan
dimulai dari dua kegagalan proses yaitu:
1. Kegagalan Menyaring.
Kegagalan menyaring ini dimulai dari disfungsi glomerulus yang tidak dapat
menyaring sehingga akan meretensi elektrolit secara progesif. Kadar serum seperti
elektrolit akan naik, yang lainnya juga ikut naik seperti produk limbah metabolik
urea dan kreatinin. Pada proses ini juga akan terjadi peningkatan permeabilitas
glomerulus, membran basal sehingga akan ditemukan protein dan darah pada urin.
Akibatnya akan terjadi retensi cairan disertai hipertensi, edema dan gangguan
pernafasan.
2. Kegagalan untuk mensekresi dan menyerap kembali secara selektif.
Proses ini terjadi akibat disfungsi tubular diawali dari medula primer yang
berfungsi untuk mengatur air sehingga tidak dapat mengatur konsentrasi urin.
Dari hilangnya pengaturan konsentrasi pada tubulus maka pengaturan air dan
garam juga terganggu sehingga menyebabkan dehidrasi dan hipotensi. Tetapi
banyak ditemui dari pasien dengan kegagalan tubular akan ditemui pasien dengan
retensi cairan dan elektrolit, beberapa mempertahankan fungsi filtrasi minimal,
karena fungsi tubular telah hilang, sehingga mengeluarkan semua yang telah
disaring dan mungkin perlu adanya penggatian cairan dan natrium (Bevan, 2003).
3. Pemeriksaan Penunjang (Levy, Brown, & Lawrence, 2016)
Test Comment
Urea Nilai mutlak yang harus diperiksa yang bisa
berakibat dari (diet, katabolisme, Pendarahan GI,
fungsi residu, penyakit hati, alkoholisme).
Urea Kinetik Modeling merupakan
pemeriksaan yang lebih baik dari pemeriksaan
darah.
5. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien-pasien CKD adalah
sebagai berikut :
1. Pertukaran gas
2. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa
mulut
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program penanganan
5. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialisis
6. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan ketergantungan, perubahan
peran, perubahan pada citra diri dan disfungsi seksual.
6. Intervensi Keperawatan
BAB II
ANALISA KASUS
2.2 PENGKAJIAN
2.2.1 Identitas
Nama : Ny. B
Usia : 45 tahun
2.2.2 Data Subjektif
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan
kesadaran, sesak nafas, mual dan muntah-muntah
2.2.3 Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital : TD 189/90 mmHg, RR 40 x/menit, nadi 80 x/menit,
edema ekstremitas dan periobital, kulit pucat kekuning-kuningan, urin
output 150 cc dalam 24 jam, terdapat bunyi nafas ronchi pada paru
daerah lateral kiri dan kanan.
b. Data psikososial
Dokter menyampaikan bahwa pasien harus menjalani terapi
hemodialysis seumur hidup, dan pasien menolak dengan alasan tidak
punya biaya. Sejak suaminya meninggal 5 tahun yang lalu klien harus
berjuang sendiri untuk membiayai anak-anaknya (3 orang) yang sedang
kuliah di perguruan tinggi. Atas pertimbangan tersebut, klien memilih
lebih baik uang yang ada diperuntukkan untuk menyelesaikan
pendidikan anak-anaknya dibanding membiayai dialysis.
c. Hasil laboratorium : ureum 120 mg/dl, kreatinin 1,8 mg/dl.
b. Memastikan
pemberian
terapi oksigen
sesuai tujuan
c. Mengevaluasi
pemberian
terapi oksigen
dan
menetukan
rencana
selanjutnya
d. Menentukan
tindakan
kolaboratif
yang harus
dilakukan
d. Monitor
status c. Pengukuran
hemodinami jumlah output
k urine yang
akurat secara
berkala.
d. Pengawasan
hipertensi dan
takikardi perlu
dilakukan
karena biasa
terjadi karena
e. Auskultasi ginjal gagal
paru dan menjalankan
jantung fungsinya
sebagai
pengatur
tekanan darah.
e. Kelebihan
cairan dapat
mengakibatkan
oedem paru
dibuktikan oleh
terjadinya bunyi
f. Kolaborasi
nafas tambahan
pemberian
dan
diuretik
mengakibatkan
gagal jantung
kanan
g. Kolaborasi
dibuktikan
untuk
dengan bunyi
Hemodialisa
jantung ekstra.
sesuai
indikasi
f. Untuk
meningkatkan
h. Monitor hasil
volume urine
laboratorium
adequat
yang relevan
g. Memperbaiki
kelebihan
volume,
ketidakseimban
gan elektrolit,
asam basa, dan
i. Batasi atau
untuk
berikan menghilangkan
toksin
cairan sesuai
indikasi
h. BUN, ureum,
kreatinin, HB,
kalium, terjadi
peningkatan dan
penurunan
merupakan
indikator
apakah fungsi
ginjal sudah
membaik atau
belum.
i. Manajemen
cairan diukur
untuk
menggantikan
3. Ris Kebutuha Manaje
iko men nutrisi :
n nutrisi a. Menyediakan
ketidaksei a. Kaji dan
mbangan terpenuhi data dasar
catat
nutrisi :
secara untuk
kurang pemasukan
dari adekuat memantau
diet
kebutuhan
perubahan dan
mengevaluasi
b. Monitor
intervensi
keadaan
b. Menyediakan
konjugtiva
informasi
mengenai
faktor lain
c. Kolaborasi yang dapat
untuk meningkatkan
pemasangan masukan diet
NGT c. Membantu
memenuhi
kebutuhan
nutrisi secara
optimal untuk
d. Kolaborasi
untuk pasien yang
pemberian mengalami
antiemetik penurunan
kesadaran
e. Kolaborasi
d. Untuk
dengan
mengurangi
dokter untuk
atau
pemberian
menghilangka
nutrisi
n mual dan
parenteral
muntah
e. Membantu
memenuhi
kebutuhan
nutrisi secara
optimal untuk
pasien yang
tidak mampu
makan melalui
oral
4. Sediakan
informas
i baik
tertulis
maupun
secara
lisan
dengan
tepat
tentang:
a. Fung
si
dan
kega
galan
ginja
l
b. Pem
batas
an
caira
n dan
diet
c. Medi
kasi
d. Mela
pork
an
masa
lah,
tanda
dan
gejal
a
e. Jadw
al
tinda
k
lanju
t
f. Sum
ber
di
kom
unita
s
g. Pilih
an
terap
i
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik adalah kerusakan pada
organ ginjal disertai penurunan tingkat filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration
Rate – GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 dalam kurun waktu 3 bulan atau
lebih (Rocco et al., 2015). Levy, Brown, & Lawrence (2016) CKD adalah
kerusakan pada nefron yang menyebabkan penurunan Glomerularus Filtration
Rate (GFR) secara progresif. Chronic Kidney Disease ini merupakan penyakit
yang tidak menular yang disebabkan oleh faktor penyakit seperti diabetes,
hipertensi, obesitas, sedangkan faktor lain yaitu merokok, usia.
Kasus yang di temukan pada Ny. B, 45 tahun, D/CKD, mempunyai
gejala : penurunan kesadaran, sesaknafas, mual dan muntah-muntah.Pemeriksaan
fisik didapatkan data: edema ekstremitas dan periobital, urin oliguri, kulit pucat
kekuning-kuningan, TD 189/90 mmHg, RR 40 x/menit, nadi 80 x/menit, ureum
120 mg/dl, kreatinin 1,8 mg/dl, bunyi nafas ronchi pada paru daerah lateral kiri
dan kanan.
Pada kasus ini pasien masih dalam fase menolak untuk dilakukan
hemodialisa hal itu dikarenakan pasien belum mengetahui jelas prosedur dialysis.
Tugas perawat adalah memberi edukasi tentang tindakan tersebut agar pasien
mengerti dan mau mengikuti saran dokter tsb.
Diagnosa yang muncul pada pasien dengan CKD adalah ;
a. Gangguan pertukaran gas
b. Kelebihan volume cairan
c. Risiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
d. Defisiensipengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek et.al. 2016. Nursing interventions classification (NIC), 6th
edition. edisi bahasa Indonesia. Singapore: Elsevier
Doenges, Marilynn E. 2002. Rencana asuhan keperawatan, pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather. 2015. Nanda international inc. Diagnosis
keperawatan : definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Nurarif dan Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda nic-noc. edisi revisi. jilid 2. Jogjakarta: Mediaction
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC