Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN AKHIR

TUTORIAL 1 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI


BLOK STUDI KELAYAKAN APOTEK

Disusun oleh:
KELAS C

Dhea Laraswati 2208020138


Vadhel Alfenanda Primadhiani Gunawan 2208020139
Maulana Vikri 2208020140
Wina Annisa 2208020141
Wahyu Alamsyah 2208020142_Ketua
Dewi Kartika 2208020143_Sekretaris
Nur Diandra Jahja 2208020144
Fina Erfiana 2208020145
Rania 2208020146
Nofa Fitriyani 2208020147
Fathia Nurrizka Utami 2208020148

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN 38


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Topik pembelajaran
Topik pembelajaran pada tutorial ini adalah studi kelayakan apotek
B. Skenario
Seorang apoteker sedang dalam proses mendirikan apotek baru dan saat ini sedang
melakukan studi kelayakan pendirian apoteknya. Apoteker tersebut memiliki total modal
sebesar Rp. 250.000.000 yang merupakan gabungan modal investor dan modalnya
sendiri. Adapun rincian dari modal terdiri dari modal tetap (± 50%), modal operasional (±
40%), modal cadangan (± 10%). Buatlah royeksi studi kelayakan keuangan untuk tahun
pertama yang meliputi : perhitungan biaya rutin, pendapatan dan pengeluaran tahun
pertama, perkiraan lugi laba, perhitungan ROI, PBP, dan BEP. buatlah alur tata cara
pendirian apotek apabila hasil dari studi kelayakan adalah apotek layak didirikan.
Langkah I :Terminologi
Istilah Penjelasan
Studi Kelayakan Penyelidikan untuk menentukan layak atau
tidaknya suatu objek (KBBI, 2016)
Modal Tetap Modal yang besarnya tidak tergantung pada
jumlah produk yang dihasilkan. (Dr.Ir made
astawan, M.S.2020)
Modal Usaha Modal usaha adalah modal yang terdiri atas
modal tetap dan modal kerja. (Dr.Ir made
astawan, M.S., 2020)
Modal Operasional Modal operasional adalah modal yang harus
dikeluarkan untuk membayar biaya operasi
bulanan sebuah bisnis. (Dr. Rina Rachmawati,
S.E.,M.M.,2020)
Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal dari pemilik
usaha. (I Gst B Ngr P. putra, ida ayu dinda
priyanka maharani, Dewi soraya., 2021)
Investor Teori portofolio modern mengasumsikan
bahwa investor adalah risk-averse, maksudnya
adalah ketika terdapat dua portofolio yang
menawarkan tingkat return yang sama namun
berbeda tingkat resikonya, maka investor akan
memilih portofolio yang memberikan tingkat
resiko yang rendah. (Taufiq Wijaya, 2022)
Laba Keuntungan yang diperoleh dengan menjual
barang dengan harga yang lebih tinggi dari
pada pembeliannya, membungakan uang, dan
sebagainya. (KBBI,2016)
Rugi kurang dari harga beli atau modalnya, tidak
mendapat laba. (KBBI,2016)
Proyeksi Keuangan Proyeksi keuangan merupakan perkiraan
pendapatan dan pengeluaran masa depan yang
sangat diperlukan dalam bisnis. (Namira Ufida
Rahmi, dkk, 2022)
Biaya Rutin Biaya rutin adalah biaya yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional selama satu
tahun anggaran. (Bulhayat, sugito, dkk, 2022)
ROI ROI (Return of investment) adalah rasio uang
yang diperoleh atau loss pada investasi, relatif
terhadap sejumlah uang yang diinvestasikan
pada kegiatan operasi. (Kariyoto, 2021)
BEP BEP (break even point) adalah suatu titik
keseimbangan dimana pada titik tersebut
jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan atau perusahaan
tersebut tidak mengalami laba atau rugi. (Dr.Ir
made astawan, M.S., 2020)
PBP Analisis Payback period digunakan untuk
menghitung waktu yang perlu arus kas masuk
sama dengan arus kas keluar. (Wahyudi,
dkk,2017)
Pendapatan Pendapatan adalah hasil kerja (KBBI,2016)
Langkah II : Rumusan Masalah
1. Apa saja peraturan/regulasi terkait apotek ?
2. Apa saja persyaratan pendirian apotek?
3. Bagaimana alur perizinannya ?
4. Apa saja aspek penilaian dan fungsi dilakukannya studi kelayakan?
5. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dalam mendirikan sebuah apotek?
6. Apa saja bagian dari biaya tetap dan biaya variabel?
7. Bagaimana cara menghitung studi kelayakan keuangan untuk tahun pertama yang?
meliputi :
 Perhitungan biaya rutin/tetap
 Pendapatan dan pengeluaran tahun pertama
 Perkiraan rugi laba
 Perhitungan ROI, PBP dan BEP
8. Bagaimana alur atau tata cara pendirian apotek apabila hasil dari studi kelayakan adalah
apotek layak didirikan ?
9. Apa saja peran investor dalam pendirian apotek?
BAB II
PENJELASAN DAN PEMBAHASAN

A. Brainstorming
1. Regulasi Keterangan
a. Permenkes, No. 73 Tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
b. Peraturan Pemerintah, No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
c. Permenkes RI No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek
d. Peraturan pemerintah no 41 tahun 1990 tentang masa bakti apoteker, yang
disempurnakan dengan perarturan menteri kesehatan no.
184/MENKES/PER/II/1995 tentang penyempurnaan pelaksanaan masa bakti
apoteker dan izin kerja apoteker. (Widya Astuti Lolo, 2020)
e. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia no.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang registrasi, izin praktik, dan izin kerja
tenaga kefarmasian. (Widya Astuti Lolo, 2020)
f. Keputusan menteri kesehatan nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang
ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek. (Widya Astuti Lolo, 2020)
g. Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia no.
1332/MENKES/PER/SK/X/2002 tentang perubahan atas peraturan menteri
kesehatan republik Indonesia no. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang
ketentuan dan tatacara pemberian izin apotek. (Widya Astuti Lolo, 2020)
h. Permenkes RI No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek (Menteri Kesegatan
Republik Indonesia).
i. Peraturan Pemerintah, No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian

2. Persyaratan pendirian
Bagian Kesatu : Umum
Pasal 3
a. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
b. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan.
Pasal 4
Pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi:
a. Lokasi;
b. Bangunan;
c. Sarana, prasarana, dan peralatan; dan
d. Ketenagaan.
Bagian Kedua : Lokasi
Pasal 5
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian.

Bagian Ketiga : Bangunan


Pasal 6
a. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang lanjut usia.
b. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
c. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat merupakan
bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah
kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
Bagian Keempat : Sarana, Prasarana, dan Peralatan
Pasal 7
Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi:
a. Penerimaan Resep;
b. Pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
d. Konseling
e. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dan arsip.
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas:
a. Instalasi air bersih;
b. Instalasi listrik
c. Sistem tata udara dan
d. Sistem proteksi kebakaran.
Pasal 9
a. Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pelayanan kefarmasian.
b. Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi rak obat, alat
peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem
pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai
dengan kebutuhan.
c. Formulir catatan pengobatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
catatan mengenai riwayat penggunaan Sediaan Farmasi dan/atau Alat Kesehatan atas
permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan apoteker yang diberikan kepada
pasien.
Pasal 10
Sarana, prasarana, dan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sampai dengan
Pasal 9 harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik (menteri kesehatan
republik Indonesia, 2017)

3. Panduan pengisian permohonan izin apotek pada aplikasi OSS RBA


a. Administrasi
1. Surat permohonan dari pelaku usaha (untuk perseorangan) atau pimpinan
PT/yayasan/Koperasi (untuk non perseorangan).
2. Buat perjanjian kerjasama dengan tenaga teknis kefarmasian (TTK) yang
dilengkapi materai (untuk pelaku usaha toko obat non perseorangan).
3. Dokumen SPPL.
4. Surat pernyataan komitmen untuk melaksanakan registrasi toko obat melalui
aplikasi SIPNAP (http://sipnap.kemkes.go.id).
5. Pelaporan terakhir
6. Bukti pembayaran PAD (Sesuai Kebijakan Pemda)= PBB
b. Lokasi
c. Bangunan
d. Sarana prasarana dan peralatan
e. SDM (sumber daya manusia). (DPMPTSP Banyumas, 2023)

4. Secara umum studi kelayakan dari suatu proyek /usaha yaitu:


Ada beberapa aspek studi kelayakan yang perlu menjadi pusat perhatian bagi
yang ingin membuat studi kelayakan, agar sebuah studi kelayakan dapat dikatakan
dianggap benar. Diantara aspek-aspek studi kelayakan yang perlu diperhatikan adalah
aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis dan operasional, aspek
manajemen, aspek social dan ekonomi.
Menurut Kasmir dan Jafar ada 5 aspek yang dapat mendukung studi kelayakan
proyek atau usaha antara lain :
 Aspek pasar dan pemasaran
Aspek ini meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk menguasainya serta sebagaimana strategi yang akan
dijalankan nantinya dalam memasarkan hasil produk.
 Aspek keuangan
Aspek ini menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh penerimaan,
pendapatan dan keuntungan serta besarnya pengeluaran berupa biaya investasi, biaya
operasional dan biaya penyusutan. Metode yang akan digunakan nantinya untuk
menentukan kelayakan dalam keuangan adalah dengan menggunakan net B/C ratio,
payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), serta
dengan rasio keuangan lainnya.
 Aspek Teknis/ Operasional
Studi kelayakan dalam aspek teknis/ operasional yang diteliti adalah mengenal
lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang pabrik atau gudang, terutama letak, sarana dan
prasarana yang ada, serta peralatan dan teknologi yang akan digunakan serta teknik
mengoperasikan proyek atau usaha.
 Aspek Manajemen / Organisasi
Rancangan dari aspek manajemen/ organisasi adalah mekanisme atau tatacara
pengolahan proyek atau usaha, termasuk wewenang setiap bagian yang mengelola
proyek dalam struktur proyek yang direncanakan dan struktur organisasi yang ada
 Aspek lingkungan sosial
Pada aspek sosial dalam studi kelayakan adalah menyampaikan seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan oleh proyek tersebut ketika proyek atau usaha dijalankan.
Pengaruh yang ditimbulkan ditengah-tengah masyarakat, apakah tidak bertentangan
dengan kondisi sosial sekitar lokasi proyek atau usaha yang dilakukan. Sehingga perlu
seorang yang akan melakukan analisis sosial untuk melihat kondisi riil dil lapangan.
(Dr. Ir. Nurdin Mappa.,M.M., 2022)

5. Faktor penyebab kegagalan dalam mendirikan sebuah apotek


a. Ketidakmampuan manajemen
b. Kurang pengalaman
c. Lemahnya pengendalian uang
d. Lemahnya strategi
e. Pertumbuhan tidak terkendali
f. Lokasi tidak strategis
g. Persediaan kurang memadai
h. Tidak mampu membuat transisi usaha
i. Tidak memiliki visi
j. Perencanaan yang lemah
k. Terlalu percaya diri
l. Keterbatasan dana
(Tanti Widia Nurdiani, 2021)

6. Apa saja bagian dari biaya tetap dan variabel


a. Biaya tetap :
Biaya tetap memiliki karakteristik yaitu jika dilihat dari totalnya bersifat tetap,
tidak diperngaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan, sepanjang volume kegiatan
berada dalam rentang kapasitas meksimal dari asset yang terpasang. Contoh biaya
tetap adalah : gaji, biaya sewa, bunga utang periodik, dan lain-lain.
(Prof. Dr Bambang Sugeng, SE.,AK.,M.A.,M.M, 2017)
b. Biaya variabel :
Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya
variabel, semakin rendah volume kegiatan maka semakin rendah pula jumlah total
biaya variabel. Contoh biaya variabel adalah : biaya bahan bakar, biaya lembur dan
lain-lain. (Wily Julitawati,M.Si, 2022)
7. Cara menghitung studi kelayakan keuangan untuk tahun pertama yang meliputi :
Total Modal : Rp. 250.000.000

Modal Tetap (50%) Rp. 125.000.000

Modal Operasional (40%) Rp. 100.000.000

Modal Cadangan (10%) Rp. 25.000.000

Rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran selama 1 tahun

1. Biaya Rutin Perbulan/biaya tetap

1) Tenaga kerja

APA : Rp. 3.750.000

Aping : Rp 2.500.000

TTK : Rp 1.250.0000

Rp 7.500.000

2) Biaya lain-lain

Persediaan Embalase : Rp 500.000

Biaya penyusutan dan pemeliharaan : Rp 500.000

Listrik, air, telpon dll. : Rp 750.000.

Rp 1.750.000

BIAYA TOTAL : Rp 9.250.000

Maka Biaya Tetap

Biaya Rutin x 12 bulan : Rp 111.000.000

Sewa Bangunan : Rp 10.000.000

THR : Rp 4.000.000

Biaya tetap tahun ke 1 Rp. 125.000.000


2. Biaya variabel

Obat 99.000.000

Kotak obat 100.000.000

Rp. 100.000.000

3. Proyeksi pendapatan tahun ke 1

Pada tahun ke 1 diproyeksikan resep yang masuk 20/hari dengan perkiraan harga rata-rata
Rp. 40.000/lembar

 Penjualan resep tahun ke 1 (margin 25%)

20 x 26 hari x 12 bulan x Rp 40.000 = Rp 249.600.000

 Penjualan obat bebas dan non obat (margin 10%)

26 hari x 12 bulan x Rp 500.000= Rp 156.000.000

 Penjualan OWA (margin 15%)

26 hari x 12 bulan x Rp 250.000 = Rp 78.000.000

Rp 528.600.000

4. Pengeluaran Rutin per tahun

 Pembelian obat resep

75% x Rp. 249.600.000= Rp 187.200.000

 Pembelian obat bebas dan non obat

90% x Rp 156.000.000 = Rp 140.400.000

 Pembelian OWA (margin 15%)

85% x Rp 78.000.000 = Rp 66.300.000

Rp 393.900.000

5. Perkiraan Laba Rugi

Pemasukan Tahun ke 1 Rp. 528.600.000

Pengeluaran Tahun ke 1 Rp.393.900.000


Laba kotor Rp 134.700.000

Pajak 15% Rp 20.205.000

Laba Bersih Rp 114.495.000

Zakat 2,5% Rp 2.862.375

Laba Bersih setelah zakat Rp 111.632.625

6. Perhitungan

 PBP

PBP = x 1 tahun = x 1 tahun = 2,3 tahun

 ROI

ROI = x 100% = x 100% =44,6%

 BEP

BEP = x biaya tetap = x 125.000.000

= Rp 154.130.702/tahun

= Rp 12.844.225/bulan

= Rp 494.008/hari

8. Alur atau tata cara pendirian apotek apabila hasil dari studi kelayakan adalah apotek
layak didirikan :
Studi kelayakan adalah suatu metoda penjajagan gagasan atau idea pendirian
apotek, mengenai kemungkinan layak atau tidak layaknya untuk dilaksanakan dan
menjadi pertanyaan : apakah pendirian sebuah apotek yang didahulukan dengan studi
kelayakan dapat menjamin keberhasilan.
 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dilakukan selengkap mungkin,
baik bersifat kulitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat
diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, misalnya Biro Pusat Statistik
(BPS), badan koordinasi penanaman modal (BKPM), badan pengelola pasar modal
(BPPM), gabungan pengusaha farmasi Indonesia (GPFI), kelurahan sekitar (data
penduduk dan data apotek sekitar).
 Penelolahan data
Setelah data dari informasi terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengelolahan data secara benar dan akurat dengan metoda-metoda dan
ukuran-ukuran yang lazim digunakan untuk pendirian usaha apotek secara teliti untuk
masing-masing aspek yang ada.
 Analisis data
Kemuadian dilakukan analisis data dalam rangka menentukan kriteria kelayakan
dari keseluruhan aspek kelayakan pendirian usaha apotek yang telah memenuhi syarat.
Untuk pendirian usaha apotek yang umum dianalisis adalah kunjungan konsumen per
hari, jumlah resep yang diterima, harga rata-rata lembar resep, dan harga rata-rata per R/
(per item obat).
 Keputusan
Jika telah dianalisis dan diukur dengan kriteria tertentu dan diperoleh hasil dari
pengukuran, selanjutnya mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Keputusan yang
diambil harus memenuhi aturan dan kriteria yang telah ditetapkan berdarkan ukuran yang
telah ditentukan, jika tidak memenuhi persyaratan atau tidak layak maka sebaiknya
dibatalkan dengan menyebut alasannya.
 Rekomendasi
Langkah terakhir, memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu
terhadap laporan studi kelayakan pendirian usaha apotek yang telah disusun, jika telah
layak. (Titin Siwi Hartayu, 2020)

9. Adapun peran investor antara lain :


Kegiatan investasi dilakukan oleh para investor guna meningkatkan
kesejahteraan yang diharapkan (mahastanti, 2011; frensiska et al, 2015). Dalam sudut
pandang usaha bisnis, (yuliani, 2013) menunjukan bahwa investasi berperan penting
dalam peningkatan nilai perusahaan. Puspitaningtyas (2012) menyatakan bahwa investor
perlu memperhatikan dan memahami informasi-informasi yang berasal dari laporan
akuntansi sebelum melakukan kegiatan investasi. (Winston pontoh dan novi swandari
budiarso, 2020)
Langkah IV : Pengkajian sistematika
Langkah V : Tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang regulasi terkait apotek.


2. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang persyaratan pendirian apotek.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami alur perizinan sebuah apotek.
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa saja aspek penilaian dan manfaat/fungsi dilakukannya
studi kelayakan apotek.
5. Mahasiswa mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan dalam
mendirikan sebuah apotek.
6. Mahasiswa mangetahui dan memahami tentang biaya tetap dan biaya variabel.
7. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara menghitung studi kelayakan keuangan pada sebuah
apotek.
8. Mahasiswa mengetahui dan memahami alur/tata cara pendirian apotek setelah dinyatakan layak
didirikan.
9. Mahasiswa mengetahui dan memahami peran investor dalam pendirian apotek.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pendirian apotek dibutuhkan analisis studi kelayakan yang merupakan


suatu rancangan secara komperhensif mengenai rencana pendirian apotek baru dimana
studi kelayakan bertujuan untuk menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan,
memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan, serta memudahkan pengendalian.
Adapun aspek yang harus diperhatikan terkait studi kelayakan yaitu : aspek lokasi, aspek
pasar, teknis operasi, SDM, manajemen, dan juga dampak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulhayat, sugito, dkk, 2022 “Pengantar Manajemen Pendidikan Islam” Kota Malang, Indonesia.

Dr. Ir. Nurdin Mappa.,M.M., 2022 “ Analisis Proyek Agribisnis “Sumatera Barat, Indonesia.

Dr.Ir made astawan, M.S.2020 “ Membuat Mie Dan Bihun” Depok, Jakarta

Dr. Rina Rachmawati, S.E.,M.M., 2020 “ Kewirausahaan” Sleman, Yogyakarta

I Gst B Ngr P. putra, ida ayu dinda priyanka maharani, Dewi soraya., 2021. “Kewirausahaan” Bandung,
Indonesia.

Kariyoto, 2017 “Analisa Laporan Keuangan” Universitas Brawijaya, Malang.

Kbbi.kemendikbud.go.id “kamus besar bahasa Indonesia” badan pengembangan dan pembinaan bahasa,
Indonesia.

Menteri Kesegatan Republik Indonesia Permenkes RI No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek

Namira Ufida Rahmi, dkk, 2022 “Buku Panduan Entrepreneurial Financial Planning Untuk Pelaku
Usaha Umkm” Sumatra Barat, Indonesia

Peraturan Bupati Banyumas Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perizinan Apotek Dikabupaten Banyumas,
Jawa Tengah.

Prof. Dr Bambang Sugeng, SE.,AK.,M.A.,M.M, 2017 “ Manajemen Keuangan Fundamental”


Yogyakarta, Indonesia.
Tanti Widia Nurdiani, 2021” Tetap Bersemi Meski Pandemi Resilent Leadership Menavigasi Krisis
Menjadi Peluang” Jawa Tengah, Indonesia

Titin Siwi Hartayu, 2020 “manajemen dan pelayanan kefarmasian diapotek dengan metode problem
based learning dalam kerangka paradigma pedagogi reflektif” Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

Taufiq Wijaya, 2022 “ Portofolio Dan Investasi Di Era Ekonomi Digital“ Klaten, Jawa Tengah.

Winston pontoh dan novi swandari budiarso, 2020 “ Keputusan Investasi Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah” Manado, Indonesia.

Widya Astuti Lolo, 2020 “ Farmasi Komunitas” Klaten, Jawa Tengah Indonesia

Wily Julitawati,M.Si, 2022 “Akuntansi Baiaya” Indonesia.

Wahyudi Andri, dkk, 2017 “ Analisis Kelayakan Usaha Apotek Dikecamatan Rantepao Kabupaten
Toraja Utara” Sulawesi Selatan.
Lampiran
NOTULENSI TUTORIAL 1 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI : STUDI KELAYAKAN APOTEK

Skenario tutorial

Seorang apoteker sedang dalam proses mendirikan suatu apotek baru dan saat ini sedang melakukan studi
kelayakan pendirian apoteknya. Apoteker tersebut memiliki total modal sebesar Rp. 250.000.000 yang
merupakan gabungan modal investor dan modalnya sendiri. Adapun rincian dari modal terdiri dari modal
tetap (±50%), modal operasional (±40%), modal cadangan (±10%). Buatlah proyeksi studi kelayakan
keuangan untuk tahun pertama yang meliputi: perhitungan biaya rutin, pendapatan dan pengeluaran tahun
pertama, perkiraan rugi laba, perhitungan ROI, PBP dan BEP. Buatlah alur tata cara pendirian apotek
apabila hasil dari studi kelayakan adalah apotek layak didirikan.

Langkah 1 Terminologi

Pertemuan tutorial hari 1

 139 Biaya Rutin = biaya yang dikeluarkan oleh apotek secara rutin tiap bulannya yang meliputi
biaya tetap dan biaya variabel

 147 Biaya Tetap = merupakan modal usaha yang tertanam atau tetap seperti bangunan / barang
yang tidak bisa habis lagi

 141 Rugi = adalah biaya yang dikeluarkan/ pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan

 138 ROI = return of invesment suatu proses u/ mengetahui investasi yang ditanamkan akan
mengembalikan keuntungan sesuai yang diharapkan

 145 Pengeluaran = adalah pembayaran yang dilakukan saat ini u/ memenuhi kewajiban yang
akan datang demi mendapat beberapa keuntungan

 148 Studi Kelayakan = adalah suatu penelitian atau analisis yang dilakukan sebelum mendirikan
usaha yang menganalisis layak/ tidaknya usaha didirikan di tinjau dari berbagai aspek.

 147 PBP = merupakan jangka waktu pengembalian modal usaha

 144 Modal Sendiri = merupakan dana yang bersumber dari pemilik perusahaan yang meliputi
simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah

 146 Pendapatan = hasil yang didapatkan oleh suatu perusahaan dari hasil penjualan produk / jasa
pada pelanggan
 148 BEP = break event point suatu titik keadaan perusahaan perusahaan tidak untung dan tidak
rugi

 140 Proyeksi Keuangan = adalah rancangan anggaran terkait pendapatan dan pengeluaran pada
suatu usaha/ bisnis dimasa yang akan datang

 142 Laba = merupakan suatu pendapatan bersih yang diperoleh dari suatu usaha atau penjualan

 143 Investor = penanaman modal atau uang yang dimaksudkan seseorang yang menanam uangya
untuk sebuah usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan

Pertemuan tutorial hari 2

 147 Studi kelayakan : studi kelayakan atau fasibiliti studi merupakan suatu kajian yang
menyeluruh mengenai suatu apotek yang akan didirikan studi kelayakan ini dari segi bisnis yang
memberikan financial benefit. Studi kelayakan ini dapat dilihat apakah layak apotek didirikan.
(widi astuti lolo, 2020)

 148 biaya variabel : atau variabel cost adalah biaya yang jumlahnya berubah sebanding dengan
perubahan volume perubahan kegiatan (mulyadi, 2009)

 Modal operasional adalah modal yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan
sebuah bisnis. (Dr. Fina Rahmawati S.E M.M)

 141 modal cadangan yaitu dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan
dana relative besar yang tidak dapat dipenuhi dalam suatu anggaran (kebijakan dana akuntan,
BAB 9)

 140 proyeksi keuangan financial projection atau proyeksi keuangan merupakan bentuk dari
perencanaan keuangan yang bertujuan untuk menghindari perusahaan dari kerugian keuangan
karena proyeksi keuangan memudahkan perusahaan melihat apa yang terjadi pada beberapa tahun
mendatang. (wulandari,2016)

 139 biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam waktu yang terus menerus / atau yang
bersifat rutin, secara berulang- ulang setiap bulan dan/ setiap tahun (matin, 2013)

 146 modal tetap merupakan modal yang dapat dipergunakan dalam berkali kali proses produksi
atau modal yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan (Suratiah,2006)

 144 modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang disetorkan
dalam perusahaan dalam waktu tidak tertentu lamanya. (kasmir,2014)

 138 BEP break even point atau titik impas adalah keadaan suatu usaha yang memperoleh laba dan
tidak mengalami kerugian. Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama
dengan jumlah biaya/ laba kontribuasi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap.
(mulyadi, 2001)

 145 pengeluaran adalah pembayaran yang dilakukan saat ini untuk kewajiban pada masa akan
dating dalam rangka memperoleh beberapa keuntungan. Jika dilakukan untuk meningkatkan
aktiva tetap pengeluaran itu disebut pengeluaran modal. Jika dilakukan untuk baiaya operasi
pengeluaran itu disebut pengeluaran operasional. Biaya tunai tersebut untuk mendapatkan barang,
jasa atau hasil usaha (expenditure). (Bank Indonesia,2020)

 143 Laba bersih


Laba bersih atau yang sering disebut arus kas bersih dapat diperoleh dengan melakukan
identifikasi jumlah penjualan bersih, biaya-biaya terkait, dan beban-beban operasional. (Winston
pontoh dan novi swandari budiarso, 2020)
 147 ROI (return of investment) adalah rasional uang yang diperoleh dari investasi yang relative
terhadap sejumlah uang yang diinvestasikan pada kegiatan operasional. (karyoto,2021)

 145 rugi adalah atau loss yang diderita perusahaan terjadi bila pendapatan lebih kecil dari ongkos
produksi atau pendapatan tidak bisa menutupi ongkos produksi. (Aju I, 2022)

 144 PBP dimana digunakan untuk menghitung waktu yang diperlukan arus kas masuk= arus kas
keluar serta menyajikan kecepatan pengembalian investasi. (Wahyudi, dkk, 2017)

Langkah 2 rumusan masalah :

Pertemuan tutorial hari 1

 144 bagaimana regulasi/peraturan terkait apotek ?

 143 apa saja persyaratan yang diperlukan untuk mendirikan sebuah apotek?

 138 bagaimana cara menghitung hasil studi kelayakan pada tahun pertama?

 141 apa saja aspek penilaian dan fungsi dilakukannya studi kelayakan apotek?

 147 apa peran investor dalam pendirian di apotek?

 139 apa saja yang termasuk kedalam biaya tetap dan biaya variabel ?

 148 bagaimana alur atau tata cara pendirian apotek apabila hasil dari uji kelayakan adalah apotek
layak didirikan ?

 142 bagaimana alur perizinan dari sebuah apotek?

 140 faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan dalam mendirikan suatu usaha apotek ?

Pertemuan tutorial ke 2 :

 141 apa saja perbup yang mendasari tentang apotek khususnya di kab. Banyumas
Langkah 3 Brainstroming

A. Regulasi/Peraturan Terkait Apotek

Pertemuan tutorial hari 1

146 = Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang pelayanan kefarmasian di apotek PP No 51 Tahun


2009 tentang pekerjaan di apotek

145 = Permenkes No 9 Tahun 2017 tentang apotek

Pertemuan Hari ke 2

 146 perda kab. Banyumas no. 4 tahun 2006 tentang penyelenggaraan usaha dibidang kesehatan

 147 perbup no. 15 tahun 2019 tentang perizinan apotek di kab. Banyumas

 139 perbup no. 47 tahun 2013 tentang pemetaan apotek

 141 perbup no. 84 tahun 2022 tentang persebaran apotek di banyumas

 Perbup no. 38 tahun 2018 tentang pemberian mandate pelayanan perizinan dan non perizinan
kepada kepala dinas penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu kab.
Banyumas

B. Persyaratan Yang Diperlukan Untuk Mendirikan Sebuah Apotek

Pertemuan tutorial hari 1

145 = Menurut Permenkes No 9 Tahun 2017

Pasal 3

 Apoteker Dapat Mendirikan Apotek Dengan Modal Sendiri Dan/ Modal Dari Pemilik
Modal Baik Perorangan Atau Perusahaan

 Dalam mendirikan apotek apoteker yang bekerjasama dengan pemilik modal pekerjaan
kefarmasian tetap harus dilakukan sepenuhnya oleh apoteker yang bersangkutan

 Pasal 4 : Pendirian apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi : Lokasi, Bangunan,


Sarana dan Prasarana serta ketenagaan.

 (Tambahan pertemuan hari 2) 148 berdasarkan perbup banyumas no. 15 tahun 2019
tentang perizinan apotek di kab. Banyumas

 BAB II pasal 3 ayat 4 = persyaratan untuk memperoleh izin apotek terdiri atas :
 STRA, surat izin praktek apoteker, dena bangunan, daftar sarana dan prasarana, berita
acara pemeriksaan, informasi lokasi dan penetapan kuota oleh dinkes, IMB, Dokumen
SPPL, apabila lokasi tidak terletak dalam lokasi perbelanjaan.

144 pasal 5 = Lokasi

pemerintah daerah kabupaten atau kota dapat mengatur persebaran apotek diwilayahnya dengan
menilai aspek masyarakat u/ mendapatkan pelayanan kefarmasian

141 pasal 6 = Bangunan

 Bangunan harus memiliki keamanan kenyamanan dan kemudahan dalam hal pelayanan
serta perlindungan bagi penderita disabilitas anak-anak dan lansia.

 Bangunan harus bersifat permanen

 Bangunan bersifat permanen sebagaimana yang disebutkan pada ayat 2 dapat merupakan
bagian/ terpisah dari pusat perbelanjaan, ruko, rumah kantor, rusun dan yang sejenisnya.

(Pertemuan tutorial hari 1)

147 = + Pasal 4 SDM ( sumber daya manusia) meliputi monitoring kefarmasian, 3S (salam,
sapa dan senyum)

140 pasal 7 = Sarana Dan Prasarana

Pertemuan tutorial hari 1

 Apotek seminimal mungkin memiliki sarana yaitu :

1. Penerimaan resep

2. Pelayanan resep dan peracikan

3. Penyerahan sediaan farmasi dan alkes

4. Konseling

5. Penyimpanan sediaan farmasi alkes dan arsip

Apotek seminimal mungkin memilki prasarana yaitu :

1. Sistem instalasi air

2. Sistem instalasi listrik

3. Sistem pereaksi kebakaran

4. Sistem tata udara

139 Pasal 9 Tentang Peralatan Apotek


 Sebuah apotek harus memilki peralatan yang dapat menunjang kegiatan pelayanan
kefarmasian

 Peralatan yang dimaksud seperti : Rak obat, Alat racik, Komputer, Meja Kursi, Catatan
Pengobatan dan Alat-alat lain yang dibutuhkan

 Catatan pengobatan yang dimaksud meliputi catatan riwayat, penggunaan, sediaan


farmasi dan/ alkes yang direkomendasikan oleh tenaga medis dan/ catatan kefarmasian
dari apoteker u/ pasien.

 (Tambahan hari 2) 147 Pasal 5

Izin berlaku selama 5 tahun dapat diperpanjang

 147 pasal 6

izin apotek yang telah diterbitkan sebelum peraturan bupati ini berlaku tetap dinyatakan
berlaku sampai dengan izin usahanya berakhir atau sepanjang tidak pindah tempat usaha.

 142 pasal 11

Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan apotek dapat dibantu oleh apoteker
lain, TTK, dan atau tenaga administrasi.

 138 pasal 11

apoteker dan TTK wajib memilki surat izin praktek sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (permenkes RI, 2017)

C. Cara Menghitung Hasil Studi Kelayakan Pada Tahun Pertama

pertemuan tutorial hari 1

138 = meliputi :

 Perhitungan biaya rutin yang didapatkan dari biaya pengeluaran setiap bulannya
seperti gaji dll

 Pendapatan dan pengeluaran tahun pertama yakni hasil yang didapatkan ataupun yang
dikeluarkan apotek selama 1 tahun

 Perkiraan laba rugi yang bisa didapatkan melalui perhitungan pendapatan – pengeluaran
– pajak penghasilan

148 = perhitungan ROI

laba bersih/ modal x 100%

Perhitungan PBP
Modal / laba bersih x 1 tahun

Perhitungan BEP

1/1- biaya variabel/ omset x biaya tetap

D. Aspek penilaian dan fungsi dilakukannya studi kelayakan apotek

Pertemuan tutorial hari 1

142 Meliputi

 Aspek manajemen berfungsi u/ pengembangan suatu apotek dimana itu harus memiliki
orang2 yang ahli dalam bidang tertentu sehingga memilki motivasi dan dedikasi yang
tinggi dalam suatu pengembangan apoetek

 + 141 (Pertemuan ke 2) Aspek lokasi : dekat dengan konsumen, dekat dengan suplier,
prospek pasarnya besar, mudah dikembangkan, aman dan nyaman.

 +147 (Pertemuan ke 2) aspek lokasi harus memenuhi syarat bangunan yang tertera pada
perizinan apotek (Astuti, 2020)

 Aspek pasar berfungsi untuk melihat persaingan yang ada disekitar dan juga merupakan
aspek prioritas yang utama

 +147 (Pertemuan ke 2) aspek pasar untuk melihat persaingan karena menjadi bahan
pertimbangan agar dapat memperkirakan kemampuan apotek untuk tetap dapat
beroperasi. (Astuti, 2020)

 +144 (Pertemuan ke 2) aspek teknis dimana membahas mengenai SOP, jumlah tenaga
kerja, jam kerja, jenis OWA, lokasi, sarana dan prasarana, dan biaya aspek teknis.
(wahyudi, dkk, 2017)

140 = Meliputi (Pertemuan Tutorial Hari 1)

 Aspek keuangan tujuannya u/ memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk mendirikan


dan mengoperasikan apotek. Sumber dana ada 2 dari modal sendiri dan pinjaman bank
atau non bank. Modal sendiri ( secara pribadi atau terdiri dari sebagian orang berupa
penanaman saham)

 +144 (Pertemuan ke 2) aspek financial dimana aspek ini menghasilkan output berupa
kelayakan usaha dari segi keuangan baik keuangan yang dibahas dalam aspek pasar
maupun aspek teknis. (Wahyudi, dkk, 2017)

 +140 (Pertemuan ke 2) aspek keuangan terdiri dari :


 Penilaian sumber pendanaan

 Analisis keuangan : BEP= u/ mempertahankan kontinyuitas usaha apotek harus menjaga


tingkat keseimbangan antara hasil penjualan/ laba yang diperoleh dengan biaya tetap
analisa yang digunakan dengan metode BEP.

 PBP = mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali seluruh biaya
investasi, semakin pendek atau kecil nilai PBP maka akan semakin baik.

 Jika PBP yang diperoleh lebih kecil dari yang ditetapkan maka proyek tersebut layak
dilaksanakan, jika PBP yang diperoleh lebih besar dari yang ditetapkan maka proyek tsb
tidak layak untuk dilaksanakan.

 Jika PBP=PBP yang ditetapkan maka proyek tsb bisa dilaksanakan atau tidak

 ROI = mengukur besar tingkatnya return yang akan diperoleh selama priode investasi

 Bila ROI yang diperoleh lebih besar dari yang ditetapkan maka proyek tsb layak u/
dilaksanakan, bila ROI lebih kecil maka proyek tsb tidak layak dilaksankan, bila ROI
sama dengan yang ditetapkan maka proyek tsb bisa dilaksanakan atau tidak (Suhaida,
2015)

 + (Pertemuan ke 2) 139 aspek keuangan menurut astuti 2020, modal merupakan aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian apotek. Apoteker dapat mendirikan apotek
dengan modal sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain sebagai pemodal. Operasional
apotek akan terjamin jika modal yang tersedia sesuai dengan kebutuhan untuk
menjalankan rencana yang telah tersusun.

 Aspek legalitas tujuannya u/ menilai keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari


dokumen yang dimiliki. Dikatakan legal jika memperoleh izin usaha dari pemerintah
daerah setempat.

141 Aspek lingkungan (Anjasari,2017) (Pertemuan tutorial hari 1)

 145 aspek lingkungan

Kegiatan usaha umumnya tidak menghasilkan limbah berbahaya kecuali bila apotek
berdampingan dengan laboratorium maka diperlukan analisis dampak lingkungan dan
menjadi faktor penentu dalam proses perizinan. (siwi, dkk, 2020)

 +145 (Pertemuan ke 2) aspek teknik dan teknologi bertujuan untuk meyakinkan


secara teknis pemilihan teknik dan teknologi rencana pendirian apotek dapat
dilaksanakan secara layak atau tidak baik pada saat pembangunan maupun
operasional secra rutin. (siwi, dkk, 2020)
E. Peran investor dalam pendirian di apotek

144 = Meliputi (Pertemuan hari 1)

 Espansi bisnis

 Menjaga arus kas

 Menambah investari usaha

 Menjaga dan menambah asset

F. Biaya tetap dan biaya variabel

139 = Meliputi (pertemuan hari 1)

 Biaya tetap adalah sebuah biaya yang dikeluarkan oleh apotek secara tetap dan stabil
tanpa dipengaruhi oleh omset dari apotek contohnya sewa gedung, gaji karyawan, biaya
administrasi, biaya telpon, biaya listrik dan air.

 Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan o/ apotek yang dipengaruhi o/ omset dari
apotek contonya seperti pembelian obat. (Arif, 2019)

G. Alur atau tata cara pendirian apotek apabila hasil dari uji kelayakan adalah
apotek layak didirikan adalah :

(Pertemuan tutorial 1)

147 = Berdasarkan menurut menkes RI No 35/2014 tentang standar pelayanan


kefarmasian dalam apotek sebagai studi pelayanan kefarmasian dan praktikan
kefarmasian meliputi

1. Surat permohonan izin usaha diapotek

2. PSA untuk apoteker

3. Melengkapi dan mentandatangani yang terlibat UU menggunakan materei 10.000

4. Surat sumpah apoteker

5. Tidak ada terlibat dipekerjaan seperti diapotek, instalasi atau sarana lain

6. Surat penugasan bagi asisten apoteker

142 Tambahan (Pertemuan hari 1)

7. Ijazah apoteker

8. Kartu tanda penduduk apoteker


9. Ijazah asisten apoteker jika perlu

10. Surat pernyataan asisten apoteker tidak terlibat diapotek lain

11. Kartu tanda penduduk asisten apoteker

12. Surat ijin tempat usaha (SITU)

13. Jumlah tenaga pekerja

146 Tambahan (Pertemuan hari 1)

14. Surat ijin mendirikan bangunan atau IMB

15. Memilki SIA

H. Bagaimana alur perizinan dari sebuah apotek :

143 = Meliputi (Pertemuan hari 1)

1. Membuat akun OSS RBA bisa diakses di (http://oss.go.id/PANDUAN) Pengajuan


berkas yang perlu disiapkan untuk pengajuan baru (Permenkes, No.14 tahun 2014)
antara lain :

 Syarat administrasi meliputi surat pemohonan, SPPL (surat peryataan pengelola


lingkungan ) jika perlu SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika)
dan NPWP

 Lokasi

 +146 (Tambahan Pertemuan ke 2)

1. Informasi geotag apotek

2. Informasi terkait lokasi took obat (DPMPTSP BANYUMAS, 2023)

 Bangunan (Pertemuan ke 2)

+148 terdiri dari dena bangunan yang menginformasikan sumber pembagian ruang
dan ukuran ruang apotek

 Sarana prasarana dan peralatan

 +147 sarana (pertemuan ke 2) = yang harus tersedia di apotek memilki fungsi


tempat

3. Penerimaan resep

4. Pelayanan resep dan peracikan

5. Penyerahan sediaan farmasi


6. Konseling

7. Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

8. Arsip

Prasarana = yang tersedia di apotek terdiri dari :

1. Instalasi air bersih

2. Instalasi listrik

3. Sistem tata udara

4. Sistem pendeteksi kebakaran

Peralatan = yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kefarmasian di apotek terdiri dari

1. Rak obat

2. Alat peracikan

3. Bahan pengemas obat

4. Lemari pendingin

5. Meja, kursi, computer

6. Sistem pencatatan mutasi obat(Astuti, 2020)

 Sumber daya manusia (SDM)

+148 (Tambahan Pertemuan ke 2)

 struktur organisasi SDM

 data APJ WNI (KTP,STRA dan SIPA)

 informasi paling sedikit 2 orang untuk apotek 24 jam

 Surat izin praktik untuk seluruh tenaga apoteker dan TTK

(DPMPTSP BANYUMAS, 2023)

 Membuat NIB (Nomor Izin Berusaha)

 Mengurus SIPA (apoteker) dan SIPTTK untuk asisten apoteker

 Pengurusan untuk pengajuan SIA (Surat Izin Apotek)

 Semua berkas-berkas yang tertera diatas (sesuai dengan persyaratan) untuk di


upload pada sistem OSS RBA. Dan setelah visitasi dinyatakan OK / sesuai oleh
dinas kesehatan, selanjutnya akan terbit SS (sertifikat standar) dan akan disetujui
oleh pihak PTSP (pelayanan terpadu satu pintu) dan izin apotek akan terbit via
OSS.

 +138 mengenai alur perizinan (pertemuan ke 2)

 apoteker harus mengajukan permohonan tertulis kepada pemda kab/kota dengan


menggunakan formulir 1. Permohonan harus di tanda tangani oleh apoteker
disertai dengan kelengkapan dokumen administratif seperti : FC STRA, FC KTP,
FC NPWP, FC peta lokasi/ dena bangunan, daftar prasarana-sarana dan peralatan.

 Setelah dilakukan permohonan dalam waktu 6 hari kerja dan dinyatakan telah
memenuhi kelengkapan dokumen administratif pemerintah daerah kab/kota akan
menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan
apotek dengan menggunakan formulir 2. Tim pemeriksa terdiri atas tenaga
kefarmasian dan tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.

 Paling lama waktu 6 hari kerja setelah tim pemeriksa di kerjakan, tim pemeriksa
harus melakukan hasil pemeriksaan yang dilengkapi berita acara pemeriksaan/
BAP

 Paling lama 12 hari kerja setelah memenuhi persyaratan pemerintah daerah


kab/kota akan menerbitkan SIA dengan tembusan kepala dinas provinsi, kepala
BPOM, kepala dinas daerah kab/kota dan organisasi profesi menggunakan
formulir 4.

 Jika hasil pemeriksaan dinyatakan belum memenuhi syarat pemerintah akan


mengeluarkan surat penundaan dengan menggunakan formulir 5 dan pemohon
dapat melengkapi pesyaratan paling lambat dalam waktu 1 bulan.

 Jika pemohon tidak dapat melengkapi persyaratan maka akan dikeluarkan surat
penolakan dengan menggunakan formulir 6 (permenkes RI, 2017)

+144 (Tambahan pertemuan ke 2)

Permenkes no. 14 tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha dan produk pada
pelayanan perizinan berusaha berbasis resiko sektor kesehatan)

I. Fakto penyebab kegagalan dalam mendirikan suatu usaha apotek

140 = Meliputi (pertemuan ke 2)

 Ketidakmampuan dari sisi manajemen

 Lokasi

 Pasar dan pemasaran


 Finansial

 SDM (Sumber Daya Manusia)

+138 (Tambahan pertemuan ke 2)

 Karna tidak terpenuhinya syarat-syarat untuk mendirikan apotek

J. Apa saja bagian dari biaya tetap dan variabel


 biaya tetap : biaya yang bukan berdasarkan omset, contoh: biaya sewa,listrik dan
gaji karyawa
 biaya variabel : biaya yang dikeluarkan berdasarkan omset, contoh pembelian
obat

K. Perhitungan (pertemuan tutorial hari 2)


+139
1. Cara menghitung studi kelayakan keuangan untuk tahun pertama yang meliputi :

Total Modal : Rp. 250.000.000

Modal Tetap 50% : Rp. 125.000.000


Modal Operasional 40% : Rp. 100.000.000
Modal Cadangan 10% : Rp. 25.000.000

Rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran selama 1 tahun

1. Biaya Rutin Perbulan/ Biaya tetap


Tenaga kerja
Bangunan Rp. 3.500.000
Gaji
 APA Rp. 2.000.000
 APING Rp. 1.500.000
 TTK Rp. 1.000.000+
Rp. 8.000.000

 Biaya lain-lain
a) Persediaan Embalase : Rp 500.000
b) Biaya penyusutan dan pemeliharaan : Rp 500.000
c) Listrik, air, telpon dll. : Rp 1.000.000 +
Rp 2.000.000

*) BIAYA TOTAL : Rp 10.000.000

Maka Biaya Tetap

 Biaya Rutin x 12 bulan : Rp 120.000.000


 THR : Rp 5.000.000 +
Biaya tetap tahun ke 1 Rp. 125.000.000
2. Biaya Variabel
- Obat Rp. 99.000.000
- Kotak Obat Rp. 1.000.000 +
Rp. 100.000.000

3. Proyeksi pendapatan tahun ke 1

Pada tahun ke 1 diproyeksikan resep yang masuk 15/hari dengan perkiraan harga rata-rata Rp.
50.000/lembar

 Penjualan resep tahun ke 1 (margin 25%)


15 x 25 hari x 12 bulan x Rp 50.000 = Rp 225.000.000
 Penjualan obat bebas dan non obat (margin 10%)
25 hari x 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 150.000.000
 Penjualan OWA (margin 15%)
25 hari x 12 bulan x Rp 250.000 = Rp 75.000.000
Rp 450.000.000

4. Pengeluaran Rutin per tahun


o Pembelian obat resep
75% x Rp. 225.000.000 = Rp. 168.750.000
o Pembelian obat bebas dan non obat
90% x Rp 150.000.000 = Rp 135.000.000
o Pembelian OWA
85% x Rp 75.000.000 = Rp 63.750.000
Rp 367.500.000
5. Perkiraan Laba Rugi
 Pemasukan Tahun ke 1 Rp. 450.000.000
 Pengeluaran Tahun ke 1 Rp. 367.500.000 -
Laba kotor Rp 82.500.000
Pajak 15% Rp 12.375.000 -
Laba Bersih Rp 70.125.000
Zakat 2,5% Rp 1.753.125 -
Laba Bersih setelah zakat Rp 68.371.875

6. Perhitungan
 PBP
PBP = x 1 tahun = x 1 tahun = 3,6 tahun
 ROI
ROI = x 100% = x 100% =27%
 BEP
BEP = x biaya tetap = x Rp 125.000.000

=
= Rp 142.045.000 /tahun
= Rp 11.837.000/bulan
= Rp 473.480/hari
Langkah 4 pengkajian sistematika
Langkah 5 Learning Objective

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang regulasi terkait apotek.


2. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang persyaratan pendirian apotek.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami alur perizinan sebuah apotek.
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa saja aspek penilaian dan manfaat/fungsi
dilakukannya studi kelayakan apotek.
5. Mahasiswa mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan
dalam mendirikan sebuah apotek.
6. Mahasiswa mangetahui dan memahami tentang biaya tetap dan biaya variabel.
7. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara menghitung studi kelayakan keuangan pada
sebuah apotek.
8. Mahasiswa mengetahui dan memahami alur/tata cara pendirian apotek setelah dinyatakan
layak didirikan.
9. Mahasiswa mengetahui dan memahami peran investor dalam pendirian apotek.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam pendirian apotek dibutuhkan analisis studi kelayakan yang merupakan suatu
rancangan secara komperhensif mengenai rencana pendirian apotek baru dimana studi kelayakan
bertujuan untuk menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan, memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan, serta memudahkan pengendalian. Adapun aspek yang
harus diperhatikan terkait studi kelayakan yaitu : aspek lokasi, aspek pasar, teknis operasi, SDM,
manajemen, dan juga dampak lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai