Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR

TUTORIAL 1 BLOK PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

Kelompok 4
Fatimah Nur Pancaniningtyas (2008020112)
Ahmad Wildan Miftahur R. (2008020115)
Retno Fardila Sari (2008020122)
R. Prasetyo Fajar Risqullah (2008020124)
Vegga Dwi Fadilla (2008020137)
Noor Sabella Alfitri (2008020142)
Nur Khasanah (2008020146)
Sherly Melinda (2008020156)
Hesti Ratnasari (2008020160)
Ishma Yasmin Nabilla (2008020183)
Qori Deswara (2008020184)
Narendra Istia Putri (2008020194)
Anisa (2008020201)
Sustiawati (2008020213)

Bagus Mustofa (2008020214)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

2021
BLOK PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

TUTORIAL 1

PENDIRIAN APOTEK

I. TOPIK PEMBELAJARAN:

Topik pembelajaran pada tutorial ini adalah studi kelayakan pendirian


apotek.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN:


1. Mahasiswa mampu mengelola modal untuk proyeksi keuangan tahun
pertama dalam studi kelayakan pendirian apotek
2. Mahasiswa mampu memahami aspek-aspek yang diperlukan dalam
merancang perhitungan-perhitungan: biaya rutin, pendapatan dan
pengeluaran, perhitungan rugi laba, perhitungan BEP, PBP dan ROI
tahun pertama
3. Mahasiswa mampu merancang perhitungan-perhitungan : biaya rutin,
pendapatan dan pengeluaran, perhitungan rugi laba, perhitungan ROI,
PBP dan BEP tahun pertama
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian dalam data
keuangan tersebut untuk menghitung ROI, PBP dan BEP
5. Mahasiswa mampu menghitung ROI dan memahami maknanya
6. Mahasiswa mampu menghitung PBP dan memahami maknanya
7. Mahasiswa mampu menghitung BEP dan memahami maknanya.

III. SKENARIO KASUS

Seorang apoteker sedang dalam proses mendirikan suatu apotek


baru dan saat ini sedang melakukan studi kelayakan pendirian apoteknya.
Apoteker tersebut memiliki total modal sebesar Rp. 810.000.000 yang
merupakan gabungan modal investor dan modalnya sendiri. Adapun
rincian dari modal tersebut adalah sebagai berikut:

Modal tetap
Bangunan Rp 525.000.000,00

Perlengkapan Rp 54.067.700,00

Biaya perijinan Rp 1.000.000,00

Modal operasional Rp 200.000.000,00

Modal Cadangan Rp 29.932.300,00


+
Total Rp 810.000.000,00

Buatlah proyeksi studi kelayakan keuangan untuk tahun pertama yang


meliputi: perhitungan biaya rutin, pendapatan dan pengeluaran tahun
pertama, perkiraan rugi laba, perhitungan ROI, PBP dan BEP.

IV. TERMINOLOGI
1. Modal

Menurut ahli ekonomi modal adalah kekayaan perusahaan


yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya.
Sedangkan pengusaha berpendapat bahwa modal adalah nilai buku
dari surat berharga. (Prawirosentono, 2007).
Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh
kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro
modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik
secara langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana
produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan
output. (Umar, 2000).
Menurut Meij modal adalah sebagai kolektivitas dari barang-
barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang
dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada
dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk
membentuk pendapatan. (Riyanto, 2010).
2. ROI (Return On Investment)
Menurut Siahaan dan Samuel 2011, ROI (Return On
Investment) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaam atau suatu ukuran tentang
efisiensi manajemen. Bаhwа semаkin tinggi Return on Investment
suаtu segmen usаhа, semаkin besаr lаbа yаng dihаsilkаn dаri setiаp
dolаr yаng diinvestаsikаn dаlаm аktivа operаsi segmen tersebut.
Rumus dari ROI adalah sebagai berikut:
𝐑𝐎𝐈 = 𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 / 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐗 𝟏𝟎𝟎%

3. PBP (Pay Back Periode)


Payback period adalah pengukuran periode yang diperlukan
dalam menutup kembali biaya investasi (Initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima
(Yasmin, 2015).

4. Modal tetap
Modal tetap adalah modal yang sifatnya tetap, tidak terpengaruh oleh
proses produksi dan tidak habis digunakan dalam sekali proses
produksi (Bambang Prishardoyo et al., 2005)

5. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (PERMENKES RI,
2017).

6. Biaya
Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung maksud dari pemakai
istilah tersebut. Mulyadi membedakan pengertian biaya kedalam arti
luas dan arti sempit antara lain sebagai berikut (Mulyadi, 2012):
1) Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Dalam arti sempit biaya merupakan bagian dari harga pokok yang
dikorbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

7. Study kelayakan
Pengertian studi kelayakan usaha atau bisnis adalah
penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek
hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian
studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan
bahkan ditidak dijalankan. (Sulastri, Lilis, 2016)

8. Proyeksi keuangan
Financial projection merupakan proyeksi keuangan yang
dirancang untuk penyelenggaraan sebuah usaha bisnis yang akan
dijalankan maupun untuk pengembangan bisnis yang sudah berjalan.
Financial projection (Proyeksi keuangan) merupakan bentuk dari
perencanaan keuangan yang bertujuan untuk menghindari perusahaan
dari kerugian keuangan (Anna, dkk., 2020).

9. Investor
Menurut Nasarudin dan Surya di buku Aspek Hukum Pasar Modal
tahun 2014, investor adalah suatu pihak baik perorangan atau lembaga
yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri yang melakukan suatu
kegiatan investasi yang bersifat jangka panjang maupun jangka
pendek.

10. Biaya Rutin


Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam waktu yang terus
menerus atau yang bersifat rutin, secara berulang-ulang setiap bulan,
setiap semester, atau setiap tahun (Martin, 2013).

11. Apoteker
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya
praktik kefarmasian oleh apoteker (Menkes RI, 2016).

12. Laba
Laba merupakan pendapatan yang diperoleh apabila jumlah finansial
(uang) dari aset neto pada akhir periode (di luar dari distribusi dan
kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada awal periode”
(Dwi martani, 2012).

13. BEP (Break Event point)


BEP adalah titik impas yang merupakan teknik analisa untuk
mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan
dan volume penjualan. suatu keadaan dalam operasi
perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba, dan tidak
menderita rugi (Noviana, 2020)

14. Modal Operasional


Modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan setiap
bulan untuk operasional usaha, Contohnya adalah listrik, telepon, air,
sewa ruangan kalau ruangan toko itu bukan Anda beli tapi sewa, gaji
pegawai, dan segala macam pengeluaran yang harus Anda bayarkan
tiap bulan terlepas dari barang Anda laku atau tidak. Jadi, sifat biaya
operasional ini lebih tetap jumlahnya. (Harahap, 2010)

15. Rugi
Rugi adalah loss yaitu jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima (Riswan,2014).
V. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menghitung ROI ?
Menurut ROI (Return On Invesmet) adalah salah satu bentuk dari
rasio probabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan kesuluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Besarnya ROI dipengaruhu oleh:
1) Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi
2) Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam presentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini
dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusajhaan
dihubungkan dengan penjualannya.

Cara mudah untuk menghitung Return On Invesment (ROI):


1) Hal pertama yang harus dilakukan ialah memperoleh informasi
dasar yang diperlukan, yaitu laba atas investasi
2) Harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi awal. Investasi
awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu yang
dihabiskan karyawan
3) Membuat persamaan yang benar

2. Bagaimana cara menghitung BEP?


(Break Event point) adalah titik impas yang merupakan
teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba
yang diharapkan dan volume penjualan. suatu keadaan dalam
operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba, dan
tidak menderita rugi (Noviana, 2020)
Dengan perhitungan :
3. Bagaimana cara melakukan perhitungan PBP ?
Payback period merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung lama periode yang diperlukan untukmengembalikan uang
yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (proceeds). Apabila
proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama maka payback period (PP)
dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah
investasi dengan proceeds tahunan menurut Suliyanto (2010:196).
Rumus yang digunakan untuk menghitung payback period (PP)
sebagai berikut:
Playbackperiod = investasi kas bersih x 1 tahun
Aliran kas masuk
Kriteria penilaiannya adalah jika proyek payback period lebih
pendek waktunya dibandingkan periode payback maksimum maka
usulan investasi layak diterima.

4. Apa manfaat perhitungan ROI, BEP, dan PBP?


a. Manfaat perhitungan Return On Investment (ROI), antara lain :
 Dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
(Munawir, 2007).
 Mendorong manajer untuk memusatkan perhatian pada
hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi.
 Mendorong efisiensi biaya.
 Mengurangi investasi yang berlebihan pada aktiva operasi.
(Rakhmawati, 2009).
b. Manfaat perhitungan Break Even Point (BEP), antara lain :
 Dapat digunakan sebagai alat perencanaan untuk
menghasilkan laba.
 Dapat memberikan informasi mengenai berbagai tingkat
volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan
memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
 Dapat mengetahui hubungan volume penjualan yang
diproduksi, harga jual dan biaya-biaya yang dikeluarkan,
sehingga laba rugi perusahaan akan diketahui.
 Dapat mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit
produk maupun satuan uang) agar perusahaan tidak menderita
rugi.
 Dapat mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
 Dapat mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik
yang mudah dibaca dan dimengerti.
 Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan harga jual.
 Dapat digunakan sebagai bahan atau dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal seperti jumlah
penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan
tidak mengalami kerugian, jumlah penjualan yang harus
dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu, seberapa
jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi, untuk mengetahui bagaimana efek perubahan
harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan
yang diperoleh. (Maruta, 2018).
c. Manfaat perhitungan Pay Back Periode (PBP), antara lain :
 Dapat mengetahui berapa lama modal yang kita investasi akan
kembali (balik modal).
 Dapat mengetahui tingkat pengembalian modal dan
keuntungan bersih rata-rata.
 Dapat menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
investment) dengan menggunakan aliran kas. (Maisyah, 2014).

5. Apa saja parameter/implementasi data ROI, BEP, dan PBP yang baik?
a. ROI
Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi maka tingkat
Return On Investment (ROI) yang dihasilkan perusahaan pun akan
tinggi sehingga banyak investor yang akan menanamkan dananya
untuk membeli saham peusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja
mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi (Ningrum dan
Febri. 2014). Analisis ROI mempunyai beberapa kekurangan yaitu
analisis ini tidak memasukkan unsur biaya modal, khususnya biaya
modal sendiri kedalam perhitungannya, sehingga ROI yang tinggi
belum cukup untuk dinilai efektif sebelum dibandingkan dengan
biaya modalnya (Permadi dan Rio, 2013).
b. BEP
Analisis BEP atau disebut juga analisis titik impas adalah
suatu cara yang digunakan oleh menajer perusahaan untuk
mengetahui atau untuk merencanakan pada volume produksi atau
volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak
menderita kerugian dan belum memperoleh laba. BEP ini
merupakan salah satu teknik analisis yang menjelaskan hubungan
antara keseluruhan biaya total, laba yang diharpkan dan volume
penjualan. BEP yang memenuhi kriteria yaitu dimana nilai yang
dihasilkan seimbang atau balance, tidak ada kerugian ataupun
keuntungan atau sama dengan 0 (Choiriyah dkk, 2016).
c. PBP
Payback period merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
suatu badan usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya.
Payback period dapat digunakan sebagai ukuran kasar dari risiko.
Semakin lama waktu pengembalian investasi, semakin besar risiko
investasi tersebut (Nurfitriani dan Annisa, 2017).

6. Apa saja aspek yang perlu diperhitungkan dalam perhitungan laba dan
rugi?
Menurut Yasmin 2015, aspek yang diperlukan dalam perhitungan
laba dan rugi yaitu :
a. Pemasukan apotek per tahun
b. Pengeluaran apotek per tahun
c. Pajak pendapatan
d. Laba kotor
e. Laba bersih

7. Apa saja aspek dalam studi kelayakan?

Aspek-aspek studi kelayakan:


1) Lokasi
Bertujuan untuk meyakinkan apakah lokasi secara yuridis terkait
rencana pendirian apotek dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika
rencana pendirian apotek yang tidak layak tetap direalisasikan, maka
resiko besar akan dihentikan oleh pihak berwajib atau masyarakat
karena lokasi yang dipilih bermasalah (Hartayu dkk, 2020).
2) Pasar
Bilamana pasar yang akan dituju tidak jelas, maka prospek
pendirian apotek kedepannya menjadi tidak jelas, sehingga resiko
kegagalan pendirian apotek menjadi besar (Hartayu dkk, 2020).
3) Pemasaran
Memperhatikan seberapa besar potensi pasar yang ada untuk
produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang
dikuasai para pesaing sekitar. Kemudian bagaiana strategi pemasaran
yang akan dijalankan untuk menangkap peluang yang ada dengan
melakukan riset pasar (Hartayu dkk, 2020).
4) Finansial
Dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan
dihitung dan seberapa banyak yang akan dikeluarkan, serta meneliti
seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika apotek akan
dijalankan. Penelitian lainnya meliputi, seberapa lama investasi yang
ditanamkan akan kembali, dari mana sumber pembiayaan apotek dan
bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga jika dihitung
dengan formula penilaian investasi akan sangat menguntungkan
(Hartayu dkk, 2020).
5) Teknik dan Teknologi
Untuk meyakinkan apakah secara teknis pemilihan teknik dan
teknologi rencana pendirian apotek dapat dilaksanakan secara layak
atau tidak layak, baik pada saat pengembangunan maupun operasional
secara rutin (Hartayu dkk, 2020).
6) Manajemen
Untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi
kegiatan dapat dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana
operasional dapat dinyatakan layak atau tidak layak, maka diperlukan
untuk merekrut tenaga professional, seperti apoteker dan tenaga
pendukung lainnya (Hartayu dkk, 2020).
7) Dampak Lingkungan
Kegitatan usaha apotek pada umumnya tidak menghasilkan
limbah yang berbahaya, kecuali bila apotek berdampingan dengan
laboratorium, maka diperlukan analisis dampak lingkungan dan
menjadi factor penentu dalam proses perizinan (Hartayu dkk, 2020).

8. Bagaimana alur pembuatan studi kelayakan?


1) Penemuan gagasan/ide
Kriteria gagasan/ide yang layak dilaksanakan:
 Tempat apotek yang aman bagi konsumen. Tidak terletak
di pojokan jalan dan tempat umum yang tidak aman bagi
konsumen.
 Pembuatan studi kelayakan harus berdasarkan sesuai
undang-undang yang berlaku.
 Mencari ide unuk mendapatkan keuntungan.
 Pembuatan studi kelayakan haruslah sesuai dengan visi
apotek.
 Tersedia SDM yang handal dalam bidangnya.
2) Melakukan penelitian/observasi untuk mengetahui keadaan
/suasana tempat yang akan dilakukan pendirian apotek.
Observasi dapat dilakukan dengan cara :
 Secara ilmiah: mengumpulkan, mengolah manganalisis
dan menyimpulkan data
 Secara nonilmiah: intuisi, bisnis feeling
3) Mengevaluasi hasil penelitian
Evaluasi yang diakuakan meliputi:
 Anisis keuangan
 Analisis pasar
 Analisis manejemen
 Analisis teknik
4) Rencana pelaksanaan meliputi
 Menentukan jadwal waktu pelaksanaan dengan skala
prioritas
 Menyediakan dana investasi
 Mengurus izin
 Membangun/rehabilitasi gedung
 Merekrut karyawan
 Menyiapkan barang dan saran pendukung
 Memulai operasional
5) Pelaksanaan rencana yang sudah dibuat
Melaksanakan setiap jenis pekerjaan dengan format :
 Time table pelaksanaan setiap pekerjaan
 Pencatatan deviasi yang terjadi
 Evaluasi & solusi penyelesaiannya
(Permenkes,2017).
9. Apa saja aspek penilaian studi kelayakan?
a. Aspek Hukum
Aspek hukum menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam
memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis di wilayah tertentu. Dengan menganalisis aspek
hukum, kita dapat menganalisis kelayakan legalitas usaha yang
dijalankan, ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang
akan dilaksanakan, dan kemampuan bisnis yang akan diusulkan
dalam memnuhi persyaratan perizinan.
b. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar
(baik lingkungan operasional,lingkungan dekat, dan lingkungan
jauh) dengan ide bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini
dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis. Suatu ide bisnis
dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan jika kondisi
lingkungan sesuai dengan kebutuhan idebisnis dan ide bisnis
tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dampak negatifnya.
c. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki
tingkat ketergantungan dan saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti
oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk
mencari atau menciptakan pasar dan hal ini juga memberikan
manfaat untuk memudahkan dalam transaksi.Aspek pasar
menganalisis potensi pasar,intensitas persaingan,market share yang
dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat
digunakan untuk mencapai market share yang diharapkan. Dengan
analisis ini, potensi ide bisnis dapat tersalurkan dan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pasar.
d. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis menganalisis kesiapan teknis dan ketersediaan
teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Analisis
aspek teknis dan teknologi menjadi sebuah keharusan untuk
menghindari adanya kegagalan bisnis pada masa yang akan datang,
sebagai akibat karena adanya masalah teknis.
e. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis
tahap-tahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik
tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan
untuk menjalankan bisnis. Beberapa hal yang perlu dipahami
dalam kaitannya dengan aspek teknis dan teknologi ialah
penentuan lokasi bisnis, tata letak(layout) bisnis, pemilihan
peralatan dan teknologi.
f. Aspek Keuangan
Aspek keuangan menganalisis besarnya biaya investasi dan
modal kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang
akan dijalankan. Selain itu,dianalisis juga pada perihal dari mana
saja sumber investasi dan pembiayaan bisnis tersebut yang dihitung
dengan rumusan penilaian investasi seperti Analisis Cash Flow,Pay
back Period, Net Present Value, Internal Rate Of Return, Benefit
Cost Ratio,Profitability Index, dan Break Event Point.Dengan
penilaian tersebut, dapat memberikan gambaran yang jelas
terhadap besaran biaya dan investasi dengan harapan pedoman
penilaian tersebut dapat memberikan penilaian yang
menguntungkan, sehingga usahawan dapat lebih percaya diri dalam
memulai bisnisnya.
(Purnomo et al., 2017)

10. Apa fungsi dilakukannya studi kelayakan?

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Paling tidak ada lima tujuan
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan
studi kelayakan, yaitu:

1) Menghindari resiko kerugian


Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk
meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang
dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2) Memudahkan perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek
akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya,
bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang
akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan.
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya studi kelayakan maka dapat mempermudah
pengerjaan usaha dan dapat dilakukan secara sistematik, sehingga
tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan
setiap tahap yang sudah direncanakan.
4) Memudahkan pengawasan
Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak
melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan
bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada
yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat
oleh hal-hal yang tidak perlu.
5) Memudahkan pengendalian
Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan
pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya,
sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

11. Bagaimana peran investor dalam pendirian apotek?

a. Menghitung pengembalian dan risiko peluang investasi


b. Mengevaluasi investasi yang dilakukan secara teratur
c. Melaksanakan rencana investasi
d. Mencari peluang investasi sebanyak mungkin.
e. Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
f. Mengevaluasi pendapatan dan pengeluaran apotek
g. Bertindak sebagai agen pembayar
h. Membuat laporan yang diperlukan

12. Mengapa modal dibagi menjadi modal tetap, modal operasional, dan
modal cadangan? Bagaimana penerapannya di apotek?
Modal diperlukan dalam menjalankan suatu kegiatan usaha.
Modal merupakan salah satu hal yang paling dibutuhkan. Modal
dibagi sesuai fungsinya karena modal memegang peranan penting
dalam keberlangsungan suatu usaha. Modal tetap atau modal non
operasional adalah investasi usaha dalam bentuk aktiva tetap yaitu
asset yang lebih permanen dalam sebuah usaha. Modal operasional
adalah investasi usaha dalam bentuk aktiva jangka pendek atau aktiva
lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan dan biaya
bayar dimuka. Modal operasional digunakan untuk pengadaan obat-
obatan sedangkan cadangan modal digunakan untuk menutup biaya
operasional selama 6 bulan (terutama untuk apotek baru buka)
(Oktaviani, 2018).

13. Apa saja yg masuk ke dalam biaya rutin?

Pengeluaran rutin suatu perusahaan digolongkan menjadi 2


jenis yaitu pengeluaran rutin yang diakui sebagai aset (cost) seperti
pengeluaran pengeluaran untuk proses produksi dan pengeluaran rutin
yang diakui sebagai beban/biaya (expenses) seperti pengeluaran untuk
gaji karyawan adiministrasi dan penyusutan gedung non produksi (
Soni Warsono, 2014)

14. Berapa % jumlah modal cadangan yang ideal dari modal utama?
Dalam pasal 71 ayat 2 dan 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) disebutkan bahwa:
1) Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih
setiap tahun buku untuk dana cadangan.
2) Kewajiban penyisihan untuk dana cadangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 berlaku, apabila perseroan mempunyai
saldo laba yang positif.
3) Penyisihan laba bersih sebagimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20 % (dua
puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan
disetor.
4) Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang belum
mencapai jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat 2, hanya
boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat
dipenuhi oleh cadangan lain.

15. Walaupun sudah dilakukan studi kelayakan secara baik, apakah ada
faktor kegagalan? Apa saja yang menyebabkan kegagalan tersebut?
1) Faktor – faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam
studi kelayakan dibagi menjadi faktor sumber daya internal
dan eksternal, faktor sumber daya internal meliputi :
Managemen yang tidak baik, Kualitas pelayanan yang
kurang memuaskan, Produk yang dijual terlalu mahal atau
tidak sesuai dengan selera pasar, Kualitas karyawan yang
tidak baik
2) Sementara faktor eskternalnya adalah : Pertumbuhan pasar
yang pesat, dan tidak dapat bersaing, Pemasok , Peraturan
pemerintah
VI. PEMETAAN KONSEP

Proposal studi kelayakan

Analisis keuangan ( modal, BEP,


ROI, PBP, laba rugi, pendapatan,
pengeluaran, biaya rutin)

Berhasil Tidak Berhasil

Realisasi Evalusi

VII. LEARNING OUTCAME


1. Dapat mengetahui proyeksi studi kelayakan pada pendirian apotek
2. Dapat menghitung modal, BEP, ROI, PBP, laba rugi, pendapatan,
pengeluaran, biaya rutin dan mengetahui interpretasi hasil analisis
keuangan yang sudah dilakukan.
3. Dapat mengevaluasi hasil analisis keuangan yang telah dilakukan.

Jawab:

Plan of Action (P.O.A) untuk organisasi dibidang Kesehatan seperti


apotek dapat dilakukan dengan menggunakan alur kegiatan dengan
konsep 5A yaitu Anaysis (A1), Action (A2), Assessment (A4),
Adjustment(A5) yang dikerjakan terus menerus, bertahap,
berkelanjutan dan berkeseimbangan.
Analiysis (A1)
Dalam analisis dapat dilakukan dengan cara melakukan studi kelayakan
terutama untuk apotek yang akan didirikan yang dilanjutkan dengan
operasional. Sbagai catatan bahwa studi kasus amengyangkut sevei lapangan
yang di lihat dari berbagai aspek. (Seto, Soerjono et all 2015)

Aspek penting dalam pendirian Apotek terdapat 4 aspek penting dalam


pendirian apotek, antara lain:
a. Aspek Manajeman
Aspek manajeman merupakan aspek penting dalam pendirian apotek, di
mana di perlukan sumber saya manusia yang kompeten untuk dapat
mengelola apotek dengan baik Tenaga manajeman yang ahli dan
berpengalaman akan berdampak positif bagi perkembangan apotek.
b. Aspek Teknis
Ketersediaan fasilitas fisik berupa kondisi, bangunan, peralatan, dan
interior merupakan factor penentu keberhasilan sebuah apotek dalam
memberikan pelayanan Kesehatan. Lokasi yang strategis akan
memudahkan jangkauan oleh pasien, serta kondisi bangunan harus
memenuhi syarat . operasional apotek juga akan terjamin jika adanya
dukungan peralatan dan interior yang memadai, sehingga meningkatkan
kenyamanan bagi pengunjung di apotek.
c. Aspek Pasar
Laju perkembangan apotek ditentukan oleh aspek pemasaran. Oleh karena
itu aspek ini mendapat prioritas pada saat melakukan studi kelayakan
pendirian apotek untuk menilai segmen pasar tempat apotek akan
didirikan. Jumlah pesaing perlu menjadi bahan pertimbangan agar dapat
memperkirakan kemampuaan aspek teta[ dapat meroperasi.
d. Aspek keuangan
Modal merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam pendirian apotek.
Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri atau berkerja
sama dengan pihak lain sebagai pemodal. Operasional apotek akan
terjamin jika modal yang tersedia sesuai dengan kebutuhan untuk
menjalankan rencana yang telah disusun. (Astuty, widya 2020)

AIM(A2)
penerapan tujuan dari apotek harus realistis tidak boleh menyimpang dari
visi, misi, mafaat dari apotek tersebut. Perlu dilakukannya analisis SWOT
kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi/ apotek dan
kesempatan ataupun ancaman yang dating dari luar organisasi.
Selanjutnya diperhitungkan juga dengan adanya factor “KUAT”
 Kemungkinan sukses
 Uang
 Waktu
 Tenaga
Pada analisis tersebut diharapkan dapat memprediksi keuntungan dalam
waktu pertahun.

Action (A3) yang kegiatannya terdiri dari 4E yaitu


 Enginnering (persiapan)
 Education
 Enforcement
 Evaluation
Dengan kegiatan yang mencangkup 3 komponen
 Regulasi edukasi dan
 Manajerial
(Seto, Soerjono et all 2015)

PERSYARATAN PENDIRIAN APOTEK


a. Lokasi
Pesebaran apotek di suatu wilayah dapat di atur oleh pemerintah derah
kabupaten / kota dengan memperhatikan akses masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kefarmasian. Hal ini dilakukan dalam upaya
mendukung program pemerintah dalam bisang Kesehatan yaitu
tercapainya derajat Kesehatan yang memadai dan merata bagi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Bangunan
Bagunan apotek harus bersifat permanen dan memiliki fungsi
keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan
kepada pasien.
c. Sarana, Prasarana, dan Peralatan
Saranan yang harus tersedia di apotek memiliki fungsi sebagai tempat.
1. Penerimaan resep
2. Pelayanan resep dan peracikan
3. Persyaratan sediaan farmasi dan alat Kesehatan
4. Konseling
5. Penyimpanan sediaan farmmasi dan alat Kesehatan
6. Arsip
Prasarana yang tersedia di apotek terdidi dari:
1. Instalasi air bersih
2. Instalasi listrik
3. System tata udara
4. System proteksi kebakaran
Peralatan yang dimaksud pada bagian ini ialah semua
peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan
kefarmasian di apotek, meliputi rak obat, alat peracik, bahan
pengemas, lemari pendingin, meja, kursi, system pencatatan, mutase
obat, computer, formular catatan pengobatan pasien dan peralatan
lain sesuai kebutuhan.
d. Ketenagakerjaan
Apoteker maupun SDM yang dibutuhkan dalam proses pendirian
apotek. Sebagai pemegang Surat Izin Apotek (SIA), APA dapat
dibantuoleh apoteker pendamping, tenaga kefarmasian, dan tenaga
administrasi. Ketenangan lain dapat ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan apotek. (Astuty, widya 2020)

PERIZINAN PENDIRIAN APOTEK


Sebuah apotek diperbolehkan beroperasi jika telah memiliki Surat Izin
Apotek (SIA) yang diberikan oleh Mentri Kesehatn yang meilmpahkan
wewenangnya kepada Pemerintah Daerah Kabupatn Kota. Masa berlaku
SIA mengikuti masa berlaku SIPA yaitu 5 tahun, dan dapat di
perpanjang selama memenuhi persyaratan.
Berikut syarat administrasi yang dilampirkan pada permohonan
pendirian apotek:
a. fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;
d. fotokopi peta lokasi dan denah bangunan; dan
e. daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
f. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
g. Izin HO (Hinder Ordonatie)
h. Surat pernyataan pemilik sarana apotek tidak terlibat pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang obat
i. Akte perjanjian Kerjasama apotek
j. Asli Salinan surat izin (bagi pemohonan PNS, TNI, dan pegawai
instansi pemerintah lainnya
k. Surat pernyataan apoteker pengelola apotek bahwa tidak berkerja
tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi epoteker
pengolah apotek di apotek lain (Datibi, et all 2018; PERMENKES,
2017).

TAHAPAN PENDIRIAN APOTEK

FORMULIR PERIZINAN SIA

a. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat
yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
b. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan
menggunakan Formulir 4.
c. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam
waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan menggunakan Formulir 5.
d. Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima.
e. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan
Formulir 6.
f. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker
pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP
sebagai pengganti SIA. (PERMENKES, 2017)
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anna Nur , Ridjal Syamsul, Sjahruddin Herman. 2020. Implementasi Financial


Projection Sebagai Strategi Pengelolaan Keuangan. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 2, Juli 2020: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Makassar Bongaya.

Astuty, widya 2020 Farmasi Komunitas Penerbit LAKEISHA ISBN: 978-623-


7887-57-7 Klaten Jawa Tengah

Datibi, et all 2018 Manajeman farmasi. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada

Hartayu, T.S., Wijoyo, Y., dan Manik, D.G. 2020. Manajemen dan Pelayanan
Kefarmasian di Apotek Dengan Metode Problem-Based Larning Dalam
Kerangka Paradigma. Fakultas Farmasi. Universitas Sanatadarma

Iyah Faniyah, 2017, Investasi Syariah dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia,


Deepublish, Yogyakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis Edisi 1, Kencana Prenada Media
Group: Jakarta.

Mariantha, H.I.N., 2018, Management Biaya: Cost Management, Celebes Media


Perkasa: Jakarta.
Mentri Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2017 Tentang Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia

Noviana, Anggi, Restu., dkk.2020. Analisis Break Event Point (Bep) Sebaga Alat
Perencanaan Penjualan Pada Tingkat Laba Yang Diharapkan ( Studi Kasus
Ptpn Vii Unit Bekri Tahun 2016 – 2018). Metro : Jurnal DINAMIKA Vol.
6. No. 1. Hal 1-17

Oktaviani Lusiana Rani. 2018. Perencanaan Pengembang Bisnis Apotek K24 jl.
Amarta B-28 Wedomartani Sleman. Universitas Sna Dharma :
Yogyakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang


Apotek

Purnomo, R. A., Riawan, & Sugianto, L. O. (2017). Studi Kelayan Bisnis. In


Jurnal Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Riswan, Yolanda Fatrecia Kesuma. 2014. Analisis Laporan Keuangan Sebagai


Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan Pt. Budi Satria Wahana
Motor. Lampung: JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 5, No. 1,
Maret 2014 Halaman 93-121.

Seto,Soerjono et all Manajemen farmasi; lingkup apotek, farmasi rumah sakit,


industri farmasi, pedagang besar farmasi 2015 Surabaya Airlangga Unive
rsity Press

Soni Warsono, Mufidah Triswardani dan Linda Kusumastuti Wardana. 2014.


Dasar – Dasar Akuntansi Industri Manufaktur (Pengantar Akutansi Biaya).
Yogyakarta : AB Publisher Yogyakarta.

Sularso,Andi, Purbangkoro, Muardjianto, Roro , Raden Aplikasi Dalam Ekonomi


Manajerial ISBN 978-60206930-83-5 penerbit Zifatama Jawara

Suliyanto. 2010. Teknik Proyeksi Bisnis. Yogyakarta: ANDI

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoan Terbatas. (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 106).

Anda mungkin juga menyukai