Anda di halaman 1dari 4

RSU HAJI

SURABAYA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM

PENYAKIT GINJAL DIABETIK


1. Pengertian Penyakit ginjal diabetik (PGD) atau diabetic kidney disease (DKD) adalah
komplikasi mikrovaskular pada ginjal akibat diabetes mellitus (DM), baik DM tipe 1
maupun DM tipe 2.
DKD ditandai dengan adanya albuminuria persisten (>= 30mg/hari atau 20 ug/menit)
pada 2x pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan, adanya penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG) atau glomerular filtration rate (GFR), dan biasanya berhubungan
dengan retinopati.
2. Anamnesis  Evaluasi sindroma uremia:
Lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, mual, muntah, sendawa,
edema perifer, neuropati perifer, pruritus, kram otot, kejang, sampai koma
 Riwayat DM

3. Pemeriksaan  Sindroma uremia: letargi, aneroksia, edema tungkai, neuropati, pruritus, uremic
Fisik frost, pericarditis, kejang hingga koma
 hipertensi, anemia
 funduskopi: ditemukan retinopati
4. Kriteria 1. Adanya albuminuria persisten (>= 30mg/hari atau 20 ug/menit) pada 2x
Diagnosis pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan
2. Penurunan LFG
3. Adanya riwayat diabetes lama, atau ditemukannya retinopati
4. Tidak ditemukan penyebab kerusakan ginjal yang lain
RSU HAJI
SURABAYA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM

PENYAKIT GINJAL DIABETIK

Stadium DKD berdasarkan klasifikasi PGK KDIGO 2012:

Cara menghitung estimated GFR (eGFR) dengan menggunakan rumus Cockroft-


Gault:

5. Diagnosis Type 2 diabetes mellitus with diabetic chronic kidney disease


Kerja (E11.22)
6. Diagnosis Glomerulonefritis, sindroma nefrotik, ISK, PGK
Banding
7. Pemeriksaan  Darah lengkap
Penunjang
 Urinalisis lengkap
 Rasio albumin/kreatinin dengan urin sewaktu, atau kadar albumin dalam urin 24
jam
 GDP, 2JPP, HbA1C
 BUN, SK
 Asam urat, serum elektrolit
 Profil lipid
 USG abdomen
RSU HAJI
SURABAYA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM

PENYAKIT GINJAL DIABETIK


8. Tata Laksana  Optimalisasi kontrol glukosa
 Optimalisasi kontrol hipertensi : obat pilihan yaitu golongan ARB atau ACE
inhibitor
 Pengobatan dislipidemia
 Atasi komplikasi sesuai berat ringannya berdasarkan kriteria Penyakit Ginjal
Kronis sesuai dengan KDIGO 2022.
a. Diet rendah protein 0,8-1,2 gram/hari,35 kalori/Kg Berat Badan
b. Deteksi dini terhadap komplikasi kardiovaskular dan Retinopati
c. Pada kondisi tahap akhir Penyakit Ginjal Kronis maka penatalaksanaan
ditujukan dalam perbaikan kualitas hidup secara paliatif dengan terapi
pengganti ginjal yaitu Hemodialisis, CAPD, Transplantasi ginjal.

9. Edukasi Menjelaskan mengenai penyakit, terapi, dan prognosis.


10. Prognosis Sebagian besar orang dengan DKD akan mengalami penurunan fungsi ginjal secara
progresif dan berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir (end stage renal
disease, ESRD).
Orang dengan DKD memiliki risiko tinggi terhadap kejadian kardiovaskular, dan
sebagian besar memiliki risiko kematian akibat kardiovaskular yang tinggi.
11. Tingkat
Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah 1.
Kritis 2.
14. Indikator Kualitas hidup, gula darah terkontrol, tekanan darah terkontrol, anemia teratasi,
sindroma uremia teratasi/membaik.
15. Kepustakaan 1. PERKENI. KONSENSUS PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS TIPE 2
DI INDONESIA. 2021
RSU HAJI
SURABAYA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM

PENYAKIT GINJAL DIABETIK


2. KDIGO. CLINICAL PRACTICE GUIDELINE FOR DIABETES
MANAGEMENT IN CHRONIC KIDNEY DISEASE. 2022
3. ADA. STANDARDS OF MEDICAL CARE IN DIABETES. 2022

Surabaya, …………………….
Ketua Komite Medik Ketua KSM ……

(………………………………………..) (……………………………………)
Direktur

(…………………………………………..)
Penyusun (Anggota KSM)
1. Nama dokter ……………..(ttd)
2. Nama dokter ……………..(ttd)
3. Nama dokter ……………..(ttd)
4. dst

Anda mungkin juga menyukai