1.Definisi Krisis hiperglikemia, mencakup ketoasidosis diabetik (KAD) dan
status hiperglikemia hiperosmolar (SHH) 2.Anamnesis 1. Gejala yang timbul 2. Hasil pemerikasaan laboratorim terdahulu meliputi: glukosa darah, A1C, dan hasil pemeriksaan khusu yang terkait DM 3. Pola makan, status nutrisi dan riwayat perubahan berat badan 4. Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda 5. Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap, termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang terlah diperolah tentang perawatan DM secara mandiri, serta kepercayaan yang diikuti dalam bidang terapi kesehatan 6. Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan, perencanaan makan dan program latihan jasmani 7. Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetik, hiperosmolar hierglikemia dan hipoglikemi) 8. Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi dan traktus urogenitalis serta kaki 9. Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada ginjal, jantung, susunan saraf, mata saluran pencernaan, dll.) 10. Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah 11. Faktor risiko: merokok hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner, obesitas dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain) 12. Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM 13. Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan dan status ekonomi 14. Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi dan kehamilan 3.Pemeriksaan 1. Pengukutan tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang Fisik 2. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari 3. Pemeriksaan funduskopi 4. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid 5. Pemeriksaan jantung 6. Evaluasi nadi, baik secara palpasi maupun dengan stetoskop 7. Pemeriksaan kulit (acantosisi nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin) dan pemeriksaan neurologis 8. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri untuk mencari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik, serta ankle brachial index (ABI) untuk mencari kemungkinan penyakit pembuluh darah arteri tepi. 9. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan penyakit DM tipe lain. 4.Kriteria 1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL Diagnosis Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir atau 2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa 126 mg/dL Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam 3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrat yang dilarutkan ke dalam air
Algoritma alur diagnosis DM
5.Diagnosis Diabetes melitus
6.Diagnosis 1. Hiperglikemia reaktif
Banding 2. Pre diabetes
7.Pemeriksaan 1. Glukosa darah puasa dan 2 jam post pandrial
Penunjang 2. HbA1c 3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida 4. Kreatinin serum 5. Albuminuria 6. Keton, sedimen dan protein dalam urin 7. Elektrokardiogram 8. Foto sinar X dada
Farmakologis .9.Edukasi Gaya hidup sehat 1. Penurunan berat badan 2. Mengatur diit 3. Latihan jasmani teratur
10.Prognosis Ad Vitam : bonam
Ad Sanationam : bonam Ad Functional : bonam
11. Kepustakaan 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. 2011. 2. The Expert Committee on The Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Report of The Expert Committee on The Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Diabetes Care, Jan 2003;26(Suppl. 1):S5-20. 3. Suyono S. Type 2 Diabetes Melitus is a Beta-Cell Dysfunction. Prosiding Jakarta Diabetes Meeting 2001: The Recent Management in Diabetes and Its Complications : From Molecular to Clinic. Jakarta, 2-3 Nov 2002. Simposium Current Treatment in Internal Medicine 2000:185-99. 4. Inzucch SE, Bergenstal RM, Buse JB et al. Management of Hyperglicemia in Type 2 Diabetes: A Patient-Centered Approach. Position Statement of the American Diabetes Association for the Study of Diabetes (EASD)