Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SMF PENYAKIT DALAM

RSUD Dr. R. SOEPRAPTO CEPU

KRISIS HIPERGLIKEMI

1.Definisi Krisis hiperglikemia, mencakup ketoasidosis diabetik (KAD) dan


status hiperglikemia hiperosmolar (SHH)
2.Anamnesis 1. Gejala yang timbul
2. Hasil pemerikasaan laboratorim terdahulu meliputi: glukosa
darah, A1C, dan hasil pemeriksaan khusu yang terkait DM
3. Pola makan, status nutrisi dan riwayat perubahan berat badan
4. Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda
5. Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap,
termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang terlah diperolah
tentang perawatan DM secara mandiri, serta kepercayaan yang
diikuti dalam bidang terapi kesehatan
6. Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang
digunakan, perencanaan makan dan program latihan jasmani
7. Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetik, hiperosmolar
hierglikemia dan hipoglikemi)
8. Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi dan
traktus urogenitalis serta kaki
9. Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi
pada ginjal, jantung, susunan saraf, mata saluran pencernaan,
dll.)
10. Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa
darah
11. Faktor risiko: merokok hipertensi, riwayat penyakit jantung
koroner, obesitas dan riwayat penyakit keluarga (termasuk
penyakit DM dan endokrin lain)
12. Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM
13. Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan dan status ekonomi
14. Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi dan kehamilan
3.Pemeriksaan 1. Pengukutan tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang
Fisik 2. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
3. Pemeriksaan funduskopi
4. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5. Pemeriksaan jantung
6. Evaluasi nadi, baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
7. Pemeriksaan kulit (acantosisi nigrican dan bekas tempat
penyuntikan insulin) dan pemeriksaan neurologis
8. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan
darah dalam posisi berdiri untuk mencari kemungkinan adanya
hipotensi ortostatik, serta ankle brachial index (ABI) untuk
mencari kemungkinan penyakit pembuluh darah arteri tepi.
9. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan penyakit
DM tipe lain.
4.Kriteria 1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu  200 mg/dL
Diagnosis Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
atau
2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa  126 mg/dL
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO  200 mg/dL
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban
glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrat yang
dilarutkan ke dalam air

Algoritma alur diagnosis DM

5.Diagnosis Diabetes melitus

6.Diagnosis 1. Hiperglikemia reaktif


Banding 2. Pre diabetes

7.Pemeriksaan 1. Glukosa darah puasa dan 2 jam post pandrial


Penunjang 2. HbA1c
3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan
trigliserida
4. Kreatinin serum
5. Albuminuria
6. Keton, sedimen dan protein dalam urin
7. Elektrokardiogram
8. Foto sinar X dada

8.Tatalaksana Non Farmakologis


1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Kebutuhan kalori

Farmakologis
.9.Edukasi Gaya hidup sehat
1. Penurunan berat badan
2. Mengatur diit
3. Latihan jasmani teratur

10.Prognosis Ad Vitam : bonam


Ad Sanationam : bonam
Ad Functional : bonam

11. Kepustakaan 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. 2011.
2. The Expert Committee on The Diagnosis and Classification of
Diabetes Melitus. Report of The Expert Committee on The
Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Diabetes
Care, Jan 2003;26(Suppl. 1):S5-20.
3. Suyono S. Type 2 Diabetes Melitus is a Beta-Cell Dysfunction.
Prosiding Jakarta Diabetes Meeting 2001: The Recent
Management in Diabetes and Its Complications : From
Molecular to Clinic. Jakarta, 2-3 Nov 2002. Simposium Current
Treatment in Internal Medicine 2000:185-99.
4. Inzucch SE, Bergenstal RM, Buse JB et al. Management of
Hyperglicemia in Type 2 Diabetes: A Patient-Centered
Approach. Position Statement of the American Diabetes
Association for the Study of Diabetes (EASD)

Anda mungkin juga menyukai