Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Kepenataan Anestesi pada Pasien dengan

Penyakit Diabetes mellitus

Oleh : Sri Lestari, S.Kep


Diabetes Mellitus

Gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh


kekurangan hormon insulin relatif atau absolut, atau respon terhadap

?
insulin yang menurun menyebabkan terjadinya
hiperglikemia dan glikosuria

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks


yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskular dan
neurologis (Riyadi& Sukarmin, 2008)
Diagnosa DM

1. Peningkatan Gula Puasa melebihi 126 mg/dl

2. Glocated Hemoglobin ( HbA1c ) lebih dari 6,5% :


hasil glikosilasi glukosa yang terikat pada hemoglobin dalam
jangka panjang 2-3 bulan terakhir

Klasifikasi
DM tipe I : defisiensi absolut yang disebabkan proses imun atau
penyebab idiopatik
DM tipe II: Awitan pada masa kecil atau dewasa sekunder karena
resistensi insulin
Gestasional : awitan selama kehamilan dapat bertahan bahkan
sampai paska persalinan
DM Tipe • Angka kejadian 10% dari seluruh kasus DM
I • Penyakit ini disebabkan proses autoimun dimana sel T
menghancurkan sel β Pankreas

• Meliputi 90% dari seluruh insiden DM di dunia


• Ditandai insufisiensi sel β relatif dan resistensi insulin

DM Tipe • Pada tahap awal penyakit ketidaksensitifan jaringan perifer


II terhadap insulin akan mengakibatkan peningkatan sekresi insulin
pankreas untuk mempertahankan kadar glukosa plasma tetap
normal, seiring berkembangnya penyakit dan penurunan fungsi sel
pankreas insulin tidak dapat dikompensasi dijaringan perifer dan
terjadilah hiperglikemi
Komplikasi DM
Akut  kadar glukosa kurang dari 50 ml/dl
 Tanda klinis : berkeringat, berdebar, tremor, lapar, pusing,
Hipoglikemia
gelisah hingga penurunan kesadaran

 Sering terjadi pada DM tipe 2


 Penurunan aktifitas insulin menyebabkan katabolisme asam
Ketoasidosis
Diabetikum/ KAD lemak bebas menjadi keton
 Penurunan kesadaran, takhipnue/kussmaul, nausea, vomiting,
hiperglikemi, keton plasma meningkat dan ketonuria,
 plasmalaktat <6mmol/dl

Koma
 Hiperosmolalitas plasma >360 mOsm/L
Hiperosmoler  Tidak ditemukan ketonuria
non Ketotik  Tidak ditemukan kusmaul
( KHONK )  Hiperglikemia >600 mg/dl
 Hiponatremia
Komplikasi DM

Kronik
 Nefropati
Mikrovaskuler  Neuropati perifer
 Retinopati diabetik

 Stroke
Makrovaskuler
 penyakit jantung koroner
 neuropaty
Manifestasi klinis pada penderita DM ( Sujono & Sukarmin 2008 )

 Poliuria (peningkatan volume urine)


Gejala  Polidipsia (peningkatan rasa haus)
 Polifagia (peningkatan rasa lapar)
Awal
 Rasa lelah dan kelemahan otot

 Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai


bahan pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa
disekresi mukus, gangguan fungsi imun dan penurunan aliran
Gejala darah pada penderita diabetes kronik.
 Kelainan kulit gatal-gatal, bisul
Lain yg
 Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering
muncul
yaitu jamur terutama candida.
 Kesemutan rasa baal akibat neuropati
 Kelemahan tubuh
 Penurunan energi metabolik/penurunan BB
 Luka yang lama sembuh,
Etiologi
Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015) etiologi diabetes mellitus

1. Faktor genetik
DM tipe I 2. Faktor imunologi
3. Faktor lingkungan

Faktor resiko
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada
DM tipe II usia di atas 65 tahun)
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga
4. Kelompok etnik
Pathway Diabetes Melitus (Corwin, EJ. 2009)
Apa saja yang perlu diperhatikan saat Preoperatif
pasien dengan riwayat DM

1. Menegakkan diagnosa DM terkontrol atau tidak


Klinis Trias : poliuri, polidipsi dan penurunan BB
memeriksa gula darah dan HbA1c
2. Menganalisa adakah komplikasi makro dan mikroangiopati
EKG : Tanda iskemik, Infark
Thorak Foto : Kardiomegali, efusi pleura,
Adakah proteinuria dan peningkatan kreatinin serum
3. Adakah tanda tanda diabetic autonomic neuropathy
Penurunan respon kompensasi pada pasien DM terhadap perubahan status
volume intravaskuler dan perubahan status kardiovaskuler
4. Adakah kekakuan dan keterbatasan pada temporomandibula joint dan cervikal
spine yang terkait dengan kesulitan intubasi
Apa saja yang perlu diperhatikan saat Preoperatif
pasien dengan riwayat DM
5. Evaluasi sistem kardiovaskuler, ginjal saraf dan muskuloskeletal

6. Peningkatan abnormal dari konsentrasi HbA1c akan meningkatkan


resiko hiperglikemi perioperatif, komplikasi perioperatif dan hasil yang tidak diinginkan

7. Pada pasien DM bisa didapatkan pembesaran jantung, kongestif pembuluh darah


paru, atau efusi pleura pada foto RO

8. Gambaran EKG yang dapat dijumpai pada pasien DM peningkatan asimtomatik dari
ST-segmen, Abnormalitas dari T-wave segmen, iskemia miokardia, dan infark lama

9. Diabetic autonomik neuropathy dapat membatasi kemampuan pasien untuk mengom-


pensasi perubahan cairan intravaskuler ( berkurangnya kemampuan
takikardi dan meningkatkan resistensi perifer )

10. Disfungsi dari otonom juga akan melambatkan pengosongan lambung


( diabetic gastroparesis)
Apa yang perlu diperhatikan selama Intra operatif pasien dengan DM

 Hindari Hipoglikemia dengan tetap menjaga gula darah <180 mg/dl


Hiperglikemia terjadi kenaikan osmolaritas darah sehingga komponen air
tubuh tertarik ke intravaskuler yang menyebabkan dehidrasi tingkat seluler

 Gula darah yang tinggi sangat terkait dengan hiperosmoler serum, infeksi ,
proses penyembuhan luka, peningkatan mortalitas, memperburuk
neurological outcome dan cerebral iskemik

 Pada ibu hamil, hiperglikemia memperburuk outcome bayi lahir.

 Perhatian anestesi adalah , koreksi dehidrasinya ( rehidrasi ) dengan


tetap memonitor VS, GDS, Elektrolit dan osmolaritas
Apa yang perlu diperhatikan selama Pasca Bedah pasien dengan DM

1. Pemantauan ketat gula darah

2. Terdapat perbedaan variasi awitan dan durasi kerja dari preparat insu
lin pada pasien

3. Adanya stress hiperglikemia pada masa pemulihan


Asuhan Kepenataan Anestesi
 Surat ijin Pembedahan / Anestesi
I  Format konsultasi
Persiapan
administrasi
 Format Laporan pembedahan
 format laporan anestesi ( pra,durante,pasca)
 Format serah terima pasien
Pra  format surgical cek list
Anestesi
Kunjungan Pra Anestesi dilakukan oleh dokter
2
Persiapan
anestesi didampingi oleh penata anestesi pada
Pasien satu hari sebelum tindakan operasi pada
tindakan terencana dan pada waktu dikonsulkan
oleh ahli bedah untuk pembedahan darurat
Pengkajian

Anamnesa
 Cek Identitas pasien
 Keluhan yang dirasakan
 Riwayat anestesi dan pembedahan sebelumnya
2
Persiapan  Riwayat penyakit yang sedang/pernah diderita
Pasien  Riwayat konsumsi obat-obatan
 Kebiasaan sehari-hari
 Perintah Puasa sebelum dilakukan tindakan anestesi

Pemeriksaan Fisik
 Tinggi Badan dan Berat badan
 Keadaan umum pasien
 TTV
 Keadaan Psikis : gelisah , ketakutan, kesakitan
 Keadaan Gizi : malnutrisi atau obesitas
 Eleminasi BAK : pola berkemih
 Aktivitas : lemah, sulit berjalan, kram otot dll
 Pemeriksaan Fisik (ABCDE)
2  Pemeriksaan fisik (6B)
Persiapan
Pasien

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium pendukung : GDS, Asam
Lemak bebas, Osmolalitas serum, Aseton Plasma,
Elektrolit, hemoglobin glikosilat, gas darah arteri,
trombosit darah, ureum kreatinin, insulin darah,
pemeriksaan fungsi tiroid, urine
 Foto Rongsen
 Pemeriksaan EKG
 Penentuan Klasifikasi ASA
2  Penentuan Jenis anestesi yang akan digunakan sesuai
Persiapan dengan instruksi dokter anestesi
Pasien

 Persiapan Mesin Anestesi ( Fungsi dan kelengkapan mesin


3 anestesi )
Persiapan
Mesin dan
 Monitor Anestesi
alat anestesi  Peralatan Intubasi STATICS
 Persiapan alat cek GDS

4  Persiapan Obat anestesi sesuai jenis anestesi


Persiapan
obat obat  Persiapan Obat emergensi anestesi
anestesi  Persiapan cairan infus dan persediaan darah
1. Cemas
2. Kekurangan Volume Cairan
3. Gangguan Aktivitas
Masalah Kesehatan 4. Gangguan sensori
Pra Anestesi
5. Gangguan Nutrisi

Intervensi/Implementasi
 Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
 bantu pasien mengekspresikan perasaan untuk mengatasi kecemasan
 Berikan dukungan pada pasien untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan
dan pengertian tentang peran pasien pada post tindakan
 kolaborasi pemberian obat premedikasi
 kolaborasi Rehidrasi cairan
 Monitoring TTV
 Monitoring balance cairan
Intervensi/Implementasi

 kaji fungsi motorik


 Kaji fungsi sensori ekstremitas
 lindungi pasien dari cidera
 bantu pasien dalam ambulasi atau pergantian posisi
 Kaji mual dan muntah pasien
 berikan penjelasan tentang kebutuhan nutrisi DM
 observasi tanda-tanda hipoglikemi/hiperglikemi
1. Perdarahan
2. Hiperglikemi/hipoglikemi
Masalah Kesehatan
3. Hipotensi
Intra Anestesi
4. Kebersihan jalan nafas ( GA dg Intubasi)
5. Resiko cidera

 Monitoring perdarahan
 monitoring TTV
 Monitoring Balance cairan
 Monitoring tanda tanda hiperglikemi/hipoglikemi
 Cek GDS durante Operasi
 Cek patensi jalan nafas
 Bersihkan lendir dengan suction
 Monitoring RR dan Saturasi O2
 Cek peralatan operasi yang beresiko menciderai pasien
1. Sumbatan jalan nafas
2. Perdarahan
Masalah Kesehatan 3. Hiperglikemi/hipoglikemi
Pasca Anestesi
4. Hipotensi
5. Resiko Jatuh

Intervensi/ Implementasi
 Atur posisi pasien
 bebaskan jalan nafas
 oksigenasi
 Monitoring RR dan Saturasi O2
 Monitoring perdarahan dan balance cairan
 monitoring hiperglikemi/hipoglikemi
 Monitoring TTV
 Kaji skala resiko jatuh
 berikan pengaman tempat tidur
 Observasi KU pasien
 pasang gelang kuning
Evaluasi
Proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencana tindakan
1. Apakah tindakan yang kita lakukan efektif
2. Apakah tindakan kita sudah sesuai Standar Prosedur Operasional
3. Bagaimana respon pasien terhadap tindakan
4. Apakah tindakan perlu dipertahankan, dilanjutkan atau dihentikan

Evaluasi dan
Dokumentasi

Dokumentasi

 Mendokumentasikan hasil anamnesa atau pengkajian


 Mendokumentasikan seluruh tindakan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai