Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

SOFT TISSUE TUMOR

OLEH:

BRYAN PRASETYO, S.KEP., NS.

NIP: 199302222020121003

ORIENTASI KHUSUS PERAWAT

CPNS RSUD PADANGAN

PERIODE TANGGAL 28 DESEMBER 2020 SAMPAI 2 JANUARI 2021

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
SOFT TISSUE TUMOR (STT)

A. PENGERTIAN

Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal
yang disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma ( Smeltzer, 2002 ).

STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya tidak
tumbuh seperti kanker (Price, 2009).

Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjol
an atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru (Pearce,
2010).

Jadi kesimpulannya, STT adalah Suatu benjolan atau pembengkakan yang


abnormal didalam tubuh yang disebabkan oleh neoplasma yang terletak antara kulit
dan tulang

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Menurut Pearce (2010), anatomi fisiologi jaringan lunak adalah sebagai berikut:

1. Otot

Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi


bergerak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan
jaringan yang lain, semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis
jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil

2. Tendon

Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-serabut
simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis.

3. Jaringan ikat

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar dan
serabut elastis.

C. ETIOLOGI

1. Kondisi Genetik

Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi
untuk beberapa tumaoi jarinan lunak. Dalam daftar laporan gen yang abnormal,
bahwa gen memiliki peran penting dalam menentukan diagnosis.

2. Radiasi

Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang


mendorong transformasi neoplastik.

3. Infeksi

Infeksi firus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah
ini juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.

4. Trauma

Hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.

D. MANIFESTASI

Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT) adalah
proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan nonepitelial ekstraskeletal
tubuh.

Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di


ekstermitas bawah, terutamadaerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala
dan leher, dan 30% di badan. Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
beberapa tumor jinak, sepertiserabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis
dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur
neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi sepertilekukan-lekukan tubuh.

Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :

1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi

2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.

3. Invasi lokal.

4. Metastasis jauh

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan X-ray

X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai tumor jaringan
lunak, transparansi serta hubungannya dengan tulang yang berdekatan. Jika
batasnya jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun batas yang jelastetapi
melihat kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor ganas jaringan lunak, situasi
terjadi di sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma, dan lainnya.

2. Pemeriksaan USG

Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan tumor
jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara jinak atau
ganas. tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas, gema samar-samar,
seperti sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor ganas berserat
histiocytoma seperti. USG dapat membimbing untuk tumor mendalami sitologi
aspirasi akupunktur.

3. CT scan

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor jaringan
lunak yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan lunak dalam
beberapa tahun terakhir.

4. Pemeriksaan MRI

Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari X-ray
dan CT-scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai tingkatan
tumor dari semua jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal, tumor panggul
memperluas ke pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta gambar yang lebih
jelas dari tumor tulang atau invasi sumsum tulang, adalah untuk mendasarkan
pengembangan rencana pengobatan yang lebih baik.

5. Pemeriksaan histopatologis

a. Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat.


Dioptimalkan untuk situasi berikut:

1) Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode pengumpulan untuk
mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik

2) Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk


mengambil spesimen segar harus segera konsentrasi sedimentasi
sentrifugal, selanjutnya smear

3) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang
mendalam yang ditujukan untuk radioterapi atau kemoterapi, metastasis
dan lesi rekuren juga berlaku.

b. Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat
didiagnosis, lakukan forsep biopsi.

c. Memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk operasi.

d. Biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan
bagian dari jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk
pemeriksaan histologis.

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
F. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medik

a) Bedah Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah mencapai
angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan
untuk mengangkat tumor atau benjolan tersebut.

b) Kemoterapi Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan


zat kimia untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi
untuk menghambat pertumbuhan kerja sel tumor.

c) Pada saat sekarang, sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan tumor
dan kanker dirawat menggunakan cara kemoterapi ini.

d) Terapi Radiasi Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang
bersumber dari radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi
tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi
pembedahan.

2. Penatalaksanaan Keperawaatan

a) Perhatikan kebersihan luka pada pasien

b) Perawatan luka pada pasien

c) Pemberian obat

d) Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi setelah
dilakukan operasi.

G. KOMPLIKASI

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
Tumor jinak bisa berubah menjadi tumor ganas/kanker, penyebaran atau
metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke paru-paru ke liver, dan
tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar getah bening.

H. PROGNOSIS

Pada kanker jaringan lunak yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar, resiko
kekambuhan setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu
setelah operasi biasanya penderita harus sering kontrol untuk memonitor ada
tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat jauh
berupa metastasis di paru, liver atau tulang.

I. PATOFISIOLOGI

Kondisi genetik, radiasi, infeksi, trauma

Terbentuknya benjolan (tumor) dibawah kulit

Soft Tissue Tumor (STT)

Pre Operasi Post Operasi

Adanya inflamasi Terputusnya kontinuitas


Adanya luka post op
jaringan

Perubahan fisik
Menstimulasi respon
Peradangan
nyeri Tempat masuk
pada kulit
Anatomi kulit mikroorganisme
abnormal

Nyeri
Bercak – Resti infeksi
Kurang
bercak merah
pengetahuan
This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
Cemas Kerusakan
integritas
kulit

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005).Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2.
Jakarta : EGC

Weiss S.W.,Goldblum J.R.(2008).Soft Tissue Tumors.Fifth Edition. China : Mosby Elsevier

Manuaba, T.W.( 2010).Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid, Peraboi 2010. Jakarta :


Sagung Seto

Smeltzer. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC

Reeves, J.C.(2001). Keperawatan medikal bedah. Jakarta : Salemba Medika

Price, Sylvia A. (2006).Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC

Nurarif A, H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction Jogja

Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan .Jakarta:EGC

This study source was downloaded by 100000783885905 from CourseHero.com on 08-05-2022 09:11:51 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/79165236/LP-STTdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai