Disusun Oleh:
Nama : Paksi Giat Lana
NIM : 200106120
Mengetahui,
STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya
tidak tumbuhseperti kanker (Price, 2006).
2. Etiologi
1. Kondisi GenetikAda bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untukbeberapa tumaoi jarinan lunak. Dalam daftar laporan gen yang
abnormal, bahwagen memiliki peran penting dalam menentukan diagnosis.
2. RadiasiMekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-
induksi yangmendorong transformasi neoplastik.
3. InfeksiInfeksi firus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang
lemah Inijuga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.
4. TraumaHubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan
saja. Traumamungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Bedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah
mencapai angkakeberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan
bedah ini bertujuan untukmengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi\
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat
kimia untukmembunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi
untuk menghambatpertumbuhan kerja sel tumor.Pada saat sekarang,
sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan tumor dankanker dirawat
menggunakan cara kemoterapi ini.
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang
bersumber dariradioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi
tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi
pembedahan.
Penatalaksanaan Keperawaatan
a. Perhatikan kebersihan luka
pada pasien
b. Perawatan luka pada pasien
c. Pemberian obat
d. Amati ada atau tidaknya
komplikasi atau potensial yang
akan terjadi setelah
dilakukan operasi.
B. PERTIMBANGAN ANESTESI
1. Definisi Anestesi
Anestesiologi adalah ilmu yang mempelajari tatalaksana untuk menjaga
atau mempertahankan hidup pasien selama mengalami “kematian” akibat obat
anestesia (Mangku, 2010). Anestesi merupakan suatu tindakan untuk
menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain
yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk
menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011).
Menurut Boulton,anestesi berarti “hilangnya rasa ataupun sensasi”. Istilah yang
digunakan para ahli saraf dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi
kehilangan rasa secara patologis pada bagian tubuh tertentu, atau bagian tubuh
yang dikehendaki (Boulton, 2012).
2. Jenis Anestesi
General Anestesi
General anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara
sentral disertai hilangnya kesadaran (reversible). Tindakan general anestesi
terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah general anestesi denggan
teknik intravena anestesi dan general anestesi dengan inhalasi yaitu dengan
face mask (sungkup muka) dan dengan teknik intubasi yaitu pemasangan
endotrecheal tube atau gabungan keduanya inhalasi dan intravena (Latief,
2010).
3. Teknik Anestesi
a. General Anestesi
Menurut Mangku dan Senapathi (2010), General Anestesi dapat dilakukan
dengan 3 teknik, yaitu:
1) General Anestesi Intravena
Teknik general anestesi yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat
anestesi parenteral langsung ke dalam pembuluh darah vena.
2) General Anestesi Inhalasi
Teknik general anestesi yang dilakukan dengan jalan memberikan
kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang
mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara
inspirasi.
3) Anestesi Imbang
3. Rencana Intervensi
a. Masalah Kesehatan Anestesi (Nyeri akut)
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x15 menit diharapkan
nyeri teratasi atau berkurang.
2) Kriteria Hasil
- Tingkat nyeri pada pasien berkurang dari skala 6 menjadi 2
3) Rencana intervensi
a. Observasi dan kajI tingkat ansietas
b. Dampingi pasien untuk mengurangi rasa cemas
c. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
d. Kolaborasi untuk pemberian obat penenang
c. Diagnosa Intra ketidak mampuan mempertahankan ventilasi spontan
1) Tujuan : Tingkat energi dan fungsi otot adekuat untuk mendapatkan
ventilasi spontan
2) Kriteria Hasil :
a) Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
b) Tidak ada napas yang pendek dan dyspneu
c) Tidak ada gelisah, sianosis dan kelemahan
3) Rencana intervensi :
Memantau pertukaran oksigen dan karbondioksida, karbondioksida
yang bersifat limbah harus dikeluarkan dari darah melalui hembusan
napas.
a) Untuk mengetahui adanya suara yang dihasilkan tubuh normal
atau abnormal
b) Mencegah penurunan jumlah udara yang masuk ke paru-paru
karena ventilasi alveolar tidak adekuat untuk mencukupi
kebutuhan metabolik penyaluran O2 dan pembuangan CO2
c) Mempertahankan jalan napas tetap adekuat dengan pertahanan
fiksasi yang baik
d) Untuk membersihkan jalan napas pasca terpasang ETT
d. Risiko kecelakaan cidera
1) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kepenataan selama post
operasi diharapkan pasien tidak mengalami resiko kecelakaan
cidera.
2) Kriteria hasil:
a. Pasien aman dan tidak jatuh
b. Pasien bisa melakukan pergerakan dan komunikasi
3) Rencana intervensi
a. Observasi tanda tanda vital pasien
b. Pasang pengaman tempat tidur
c. Kolaborasi terkait penggunaan obat anestesi dan efek yang timbut
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
a) Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : An. C
Umur : 6 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan` : Belum Menikah
Golongan darah :B
Alamat : JEMBANGAN 5/1
No. RM : 558062
Diagnosa medis : STT LINGUA
Tindakan Operasi : Eksisi
Tanggal MRS : 4 Januari 2023
Tanggal pengkajian : 6 Januari 2023
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Jaminan :-
2) Identitas Penanggung-Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Hubungan dg pasien : Istri
Alamat : JEMBANGAN 5/1
a. Riwayat Kesehatan
3) Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Terdapat benjolan kecil di sisi kanan lidah
b. Saat Pengkajian
Keluarga pasien mengatakan terdapat benjolan kecil disisi kanan
lidah yang sudah muncul berkisar 2 bulan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Gigi di RSUD Hj. ANNA LASMANAH
pada tanggal 4 Januari 2023. Keluarga pasien mengatakan bahwa
benjolan di lidah mulut sudah berkisar 2 bulan,, sudah diberikan
antibiotic oleh dokter namun benjolan tidak mengempis.
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
Kesadaran umum : Compos metis
GCS :E4V6M5
Penampilan : Tampak sakit sedang
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
SPO 2 : 100 x/menit
RR : 25 x/menit, Suhu : 36,5 C
BB : 30kg, TB: 110 cm,
• Pemeriksaan 6 B
1) B1 (BREATH
- Wajah:
☑ Normal □ Dagu Kecil □ Edema
□ Gigi palsu □ Gigi goyang □ Gigi maju
□ mikrognathia
□ Kumis/ jenggot □ Hilangnya gigi
Kemampuan membuka mulut < 3 cm□Ya ☑Tidak
Jarak Thyro - Mental < 6 cm □Ya ☑Tidak
Cuping hidung: normal
Mallampati Skor : ☑ I □ II □ III □ IV
Tonsil : Noemal
Kelenjar tiroid : Normal
- Obstruksi Jalan Napas
☑Tidak ditemukan □ Tumor
□ Gigi maju □ Stridor
- Bentuk Leher : ☑Simetris □ Asimetris
Mobilitas Leher : Baik
Leher pendek : □Ya ☑Tidak
Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan?
☑ Ya □ Tidak
Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala?
☑ Ya □ Tidak
Apakah pasien menggunakan collar?
□Ya ☑ Tidak
- Thorax:
Bentuk thorax : Normal
Pola napas : Baik
Retraksi otot bantu napas : Tidak ada
Perkusi paru : ☑ sonor □ hipersonor
□dullness
Suara napas : □ ronchi □ wheezing
☑ vesikuler □ bronchial □ bronkovesikular
2) B2 (BOOD)
Konjungtiva : □ anemis ☑ tidak
Vena jugularis : pembesaran □ ya ☑ tidak
• BJ I : □ tunggal □ ganda
□ regular ☑ irreguler
BJ II : □ tunggal □ ganda □ regular
☑ irregular
Bunyi jantung tambahan : BJ III □ murmur
3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : ☑ kompomentis □ apatis □ delirium
□ somnolen □ sopor □ koma
- GCS : Verbal : Verbal 5 Motorik: 6 Mata : 4
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep (+)
b. Reflek trisep (+)
c. Reflek brachiradialis (+)
d. Reflek patella (+)
e. Reflek achiles (+)
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus
tertentu.
a. Reflek babinski ( -)
b. Reflek chaddok ( -)
c. Reflek schaeffer ( -)
d. Reflek oppenheim ( -)
e. Reflek gordon ( -)
4) B4 ( BOWEL )
Frekuensi peristaltic usus : 20 x/menit
Titk Mc. Burney : ☑ nyeri tekan □ nyeri lepas
Borborygmi : □Ya ☑Tidak □ Nyeri menjalar
Pembesaran hepar : □Ya ☑Tidak
Distensi : □Ya ☑Tidak
5) B5 (BLANDER)
Buang air kecil : ☑Spontan □Tidak
Terpasang kateter : □Ya ☑Tidak
Gagal ginjal : □Ya ☑Tidak
Infeksi saluran kemih : □Ya ☑Tidak
Produksi urine :- cc
Retensi urine : □Ya ☑Tidak
6) B6 (BONE)
a) Pemeriksaan Tulang Belakang :
- Inspeksi : normal tidak terdapat kelainan
Kelainan tulang belakang: Kyposis (-), Scoliosis (-), Lordosis (-)
Perlukaan (-), infeksi (-), mobilitas (leluasa)
- Palpasi :normal tidak ada kelainan Fibrosis (-), HNP (-)
b) Pemeriksaan Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-) Fraktur (-),
lokasi fraktur (-)jenis fraktur (-)kebersihan luka (baik), terpasang
gips (-), Traksi (- ), atropi otot (-) IV line: terpasang di tangan
kiri, ukuran abocatch 22 G, tetesan: 20tpm ROM: Baik
Palpasi
Perfusi: normal
CRT: kurang dari 2 detik
Edema : tidak terdapat edema pada ekstremitas atas
Lakukan uji kekuatan otat : 5 kanan dan 5 kiri
- Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Fraktur (-), lokasi fraktur (-), jenis fraktur (-), kebersihan luka
(-), terpasang gips (-), Traksi ( - ), atropi otot ( -)
IV line: terpasang di (-), ukuran abocatch (-), tetesan: (-) ROM:
Baik
Palpasi -
Perfusi: normal CRT: <2 detik
Edema : tidak terdapat edema pada ekstremitas bawah Kekuatan
otot :5
b. Rontge
USG : -
3. Therapi Saat ini :
a. Terapi cairan
- Ringer lactat (RL) 20 tpm 200 cc
b. Terapi farmakologi
a. Dexametashon 5 mg
b. Ondansentron 4 mg
c. Fentanyl 50 mcg
d. Propofol 30 mcg
e. Midazolam 2 mg
DO:
TD : 120/80 mmHg
HR : 73x/menit
RR : 20x/menit
SpO2 : 100%
Suhu : 36,5°C
INTRA ANESTESI
1 DS :- Penurunan tingkat kesadaran Resiko Aspirasi
akibat anestesi
DO :
- Pasien diinjeksikan
obat fentanyl dan
midazolam
- Pasien tampak
kehilangan
kesadaran
-
- Pada monitor
tampak nilai vital
sign klien sebagai
berikut :
-
- TD : 89/54 mmHg
- Nadi : 70x/menit
- RR : 25x/menit
POST ANESTESI
1 Data Subjektif :- Pengaruh obat anestesia Ketidak efektifan jalan
nafas
Data Objektif :
- Pasien terlihat
belum sadar penuh
- Pasien terlihat
bergerak tak
terkontrol
- Tampak klien belum
sadar dan bernafas
menggunakan bantuan
otot perut
- Steward score = 4
- Pasien terlihat lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 87x/menit
- RR : 25x/menit
II. Problem ( Masalah kepenataan anestesi )
Preanestesi
1. Ansietas berhubungan dengan Krisis situasi (prosedur tindakan pembedahan)
Intra anestesi
1. Resiko aspirasi berhubungan dengan Penurunan tingkat kesadaran akibat
anestesi
Pasca anestesi
anestesia 15 menit diharapkan bernafas dan relaksasi bernafas dan relaksasi a. Klien lebih nyaman bernafas tanpa o2
masalah yang benar yang benar canul
Ketidak efektifan pola Monitor respirasi dan Memonitor respirasi dan
b. TTV:
nafas dapat teratasi status oksigenasi status oksigenasi
RR : 20x/mnt
dengan kriteria
-Pasien tampak SpO2 : 99%
bernafas dengan
TD : 130/80mmHg
normal
N: 95X/mnt
-Saturasi oksigen
meningkat tanpa A : masalah teratasi
bantua tambahan
oksigen dengan nasl
P : klien boleh pindah ke ruang bangsal
kanul
Tanda-tanda vital
dalam batas normal
RR : 12-25X/mnt
SpO2 : 95-99% tanpa
oksigen dengan canul
TD : 120/80-140/90
mmHg
N : 70-90X/mnt
IV. Hand Over recovery Room ke Ruang Rawat Inap
Nama : An. C No. CM : 558062
Umur : 6 Tahun Dx : STT
LINGU
A
Jenis kelamin : Laki-laki Ruang :
Kenanga
R Perawatan luka
(Recommendation)
Tindakan Anestesi
Mulai anestesia X Selesai anestesia ←X Mulai pembedahan O→ Selesai pembedahan ←O
Teknik Regional/Blok Perifer Intubasi ↑ Ekstubasi ↓ Pemantauan
Jenis : SpO2 %
Lokasi : PE CO2 mm
Jenis Jarum / No : Hg FiO2
Kateter : □ Ya Lain-lain :
Cairan infus ml
□ Tidak Fiksasi cm Darah ml
Obat-obat: Urin ml
Komplikasi : Perdarahan ml
Hasil : □ Total Blok□Partial
□ Gagal
Lama pembiusan : jam
menit Lama pembedahan :
jam menit
Masalah Intra Anesstesi:
STEWARD SCORE (ANESTESI UMUM
PADA ANAK)
Tanda Kriteri Scor Saat
a e keluar
Bangun 2
Kesadaran
Respon terhadap rangsang 1
Tidak ada respon 0
Batuk/menangis 2
Respirasi Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan nafas 0
Gerak bertujuan 2
Motorik Gerak tanpa tujuan 1
Tidak bergerak 0
TOTAL
SCORE
Score ≥ 5 pasien diperbolehkan keluar dari Pasien dipindahkan ke ruang bangsal
RR
PASCA ANESTESI
CATATAN PASIEN DI KAMAR PEMULIHAN :
Waktu masuk RR: Pk…….
Penata anestesi pengirim :
Penata anestesi penerima :
Tanda Vital : □TD: mmHg□Nadi:x/menit □RR: x/menit □Temperatur : 0
C
Kesadaran : □ Sadar betul □Belum sadar □Tidur dalam
Pernafasan : □ Sponta □Dibantu □VAS
Penyulit Intra operatif :
Instruksi Khusus :
S S S
SKAL
C C C
Frekuensi napas
NYE TE SCORE
O D O O
RI SCORE
(Lingkar) SCORE
R R R
E E E
2 220 Gerakan penuh
8 Pergeraka
2 200 0 Saturasi dari
0 O2 n
2 180 1 tungkai
6
1 160 2 Tak mampu
2 Pernafasa
8 18 140 3 Pernapas ekstensi
0 an n
16 120 4 tungkai
0 5
14 100 Tak mampu
0 6 Kesadara
12 80 Sirkulasi fleksi
0 7 n
10 60 8 lutut
0
80 40 9
Aktifit Tak mampu
60 20 1 fleksi
0 0 as
motori pergelangn
k kaki
Kesadara
n
Lama Masa Pulih :
Menginformasikan keruangan untuk menjemput pasien :
1. Jam : Penerima : 2. Jam : Penerima : 3. Jam :
Penerima :
Putri, D. S., Kristiyawati, S. P., & Arif, S. (2014). Pengaruh terapi humor terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pre operasi dengan general anestesi. STIKES Telogorejo.
rambe, F. adelina. (2019). Tujuan Dan Tahapan Pengkajian Dalam Proses Keperawatan.
https://doi.org/10.31227/osf.io/59jbz
Sari, K. P. (2017). Perbedaan Kualitas Hidup antara Berbagai Metode Manajemen Nyeri pada
Pasien Nyeri Kronis. Jurnal Psikologi, 44(2), 107.
https://doi.org/10.22146/jpsi.25208
Uskenat, M. D., Kristiyawati, S. P., & Solechan, A. (2012). Perbedaan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi Dengan General Anestesi Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Relaksasi Otot Progresif Di Rs Panti Wilasa Citarum Semarang. Karya
Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan, 0(0).
Carpenito, Lynda Jual. 2020. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih,
Edisi ke - 10. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C. Bare, B.G. Hinkle, J.L & Cheever , K.H. (2008). Text Book Of
SurgicalMedical Nursing. Ed12. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
DewasaTeori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medik
Nurarif Huda Amin. 2015. Aplikasi Ashuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Dan NANDA NIC-NOC Jilid 2. Tamantirto. Kasihan Bantul. Jogjaka