Anda di halaman 1dari 4

Iyaa ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

MELEPASKAN DRAINASE CHATHETER

RSUD dr. M. ASHARI PEMALANG

Oleh:

Nama: Fauriza hayatul anas

NIM: 200106056

PRAKTIK KLINIK DASAR 1

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

TAHUN AKADEMIK

2021/2022
A. Definisi

Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari kandung kemih.

B. Indikasi

1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari.

2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter menetap.

3. Kateter yang sudah tidak diperlukan lagi.

4. Terdapat tanda – tanda infeksi

C. Rasionalisasi Tindakan

1. Mencegah infeksi.

2. Memberikan rasa nyaman kepada pasien.

3. Melatih pasien untuk BAK normal tanpa kateter.

D. Anatomi

E. Fisiologi

Pada awal pengosongan kandung kemih saraf kandung kemih akan mengirimkan sinyal
ke sistem saraf pusat, yang kemudian akan mengirimkan feedback sensasi untuk berkemih.
Saat kita sampai ke kamar mandi otak akan menginstruksikan sinyal kepada otot kandung
kemih yaitu otot detrusor. Otot detrusor akan berkontraksi sehingga urine keluar
darikandung kemih. Secara bersamaan, terdapat sinyal lain dari otak untuk relaksasi otot
sfingter dan otot pelvis sehingga proses berkemih semakin maksimal dan efektif.Pada
kondisi normal pengosongan kandung kemih terjadi beberapa kali dalam sehari namun
apabila terdapat sebuah kondisi gangguan proses pengiriman sinyal dari otak menuju
kandung kemih, akan terjadi ketidakmampuan untuk mengontrol kemampuan berkemih.
Apabila terjadi malfungsi proses berkemih maka bisa dikatakan terjadi gangguan
berkemih.Laki-laki memiliki satu hal yang berbeda secara signifikan dibandingkan
perempuan, yaitu keberadaan prostat. Prostat yang mengalami kelainan dan pembesaran
bisa menyebabkan obstruksi dan menganggu proses berkemih.

F. Alat dan Bahan

1. Pinset chirurgis

2. Kassa

3. Wash bensin

4. Lidi kapas

5. Sarung tangan

6. Spuit 10 atau 20 cc

7. Bengkok/nierbeken

G. Prinsip Tindakan

Steril

H. Prosedur Tindakan

1. Tahap preinteraksi

a.Melakukan verifikasi data pasien

b.Mencuci tangan Menyiapkan alat

2.Tahap interaksi

a.Menyapa pasien dan keluarga pasien

b.Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.

c.Meminta persetujuan tindakan dari pasien atau keluarga pasien.

d.Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.

3. Tahap Kerja

a.Memasang sampiran/menjaga privasi.

b.Dekatkan alat ke klien.

c. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian bawah
pasien.
d. Cuci tangan dan pakai handscoon.

e. Desinfeksi daerah glans dengan betadin 10%.

f. Melepas plester dan membersihkan sisa plester .

g. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya.

h. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien diminta nafas dalam danrileks.

i. Merapikan pasien.

j. Cuci tangan.

4. Tahap Terminasi

a.Informasikan kepada pasien atau keluarga pasien bahwa tindakan telah


selesaidilakukan.

b.Respon perasaan pasien.

c.Kontrak pertemuan selanjutnya memberikan salam.

I. Respon obyektif setelah tindakan

Pasien terlihat lebih rileks setelah dilakukan tindakan

J. Respon subyektif setelah tindakan

Pasien mengatakan merasa nyaman selama prosedur tindakan.

K .Analisis keberhasilan

Pelaksanaan tindakan pelepasan kateter telah dilaksanakan sesuai prosedur dan berhasil.

L .Kekurangan fase terminasi

Pada fase ini tidak ada kekurangan yang terjadi selama tindakan

M. Kekurangan fase kerja

Pada fase ini kekurangan yang dilakukan tidak memposisikan pasien dengan nyaman
sebelum dilakukan tindakan.

N. Kekurangan fase terminasi

Pada fase ini tidak ada kekurangan

O. Kekurangan fase setelah fase terminasi

Pada fase ini tidak ada kekurangan

Anda mungkin juga menyukai