Oleh:
NIM: 200106056
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
A. Definisi
B. Indikasi
C. Rasionalisasi Tindakan
1. Mencegah infeksi.
D. Anatomi
E. Fisiologi
Pada awal pengosongan kandung kemih saraf kandung kemih akan mengirimkan sinyal
ke sistem saraf pusat, yang kemudian akan mengirimkan feedback sensasi untuk berkemih.
Saat kita sampai ke kamar mandi otak akan menginstruksikan sinyal kepada otot kandung
kemih yaitu otot detrusor. Otot detrusor akan berkontraksi sehingga urine keluar
darikandung kemih. Secara bersamaan, terdapat sinyal lain dari otak untuk relaksasi otot
sfingter dan otot pelvis sehingga proses berkemih semakin maksimal dan efektif.Pada
kondisi normal pengosongan kandung kemih terjadi beberapa kali dalam sehari namun
apabila terdapat sebuah kondisi gangguan proses pengiriman sinyal dari otak menuju
kandung kemih, akan terjadi ketidakmampuan untuk mengontrol kemampuan berkemih.
Apabila terjadi malfungsi proses berkemih maka bisa dikatakan terjadi gangguan
berkemih.Laki-laki memiliki satu hal yang berbeda secara signifikan dibandingkan
perempuan, yaitu keberadaan prostat. Prostat yang mengalami kelainan dan pembesaran
bisa menyebabkan obstruksi dan menganggu proses berkemih.
1. Pinset chirurgis
2. Kassa
3. Wash bensin
4. Lidi kapas
5. Sarung tangan
6. Spuit 10 atau 20 cc
7. Bengkok/nierbeken
G. Prinsip Tindakan
Steril
H. Prosedur Tindakan
1. Tahap preinteraksi
2.Tahap interaksi
3. Tahap Kerja
c. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian bawah
pasien.
d. Cuci tangan dan pakai handscoon.
h. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien diminta nafas dalam danrileks.
i. Merapikan pasien.
j. Cuci tangan.
4. Tahap Terminasi
K .Analisis keberhasilan
Pelaksanaan tindakan pelepasan kateter telah dilaksanakan sesuai prosedur dan berhasil.
Pada fase ini tidak ada kekurangan yang terjadi selama tindakan
Pada fase ini kekurangan yang dilakukan tidak memposisikan pasien dengan nyaman
sebelum dilakukan tindakan.