Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KATETERISASI

Dosen Pembimbing: Siti Sholihah, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :

Noven Rahmad Dzikry Efendi (2202013419)

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
KONSEP DASAR KATETERISASI

1.PENGERTIAN KATETERISASI

Kateter merupakan suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius
adalah memasukkan kateter melalui utetra ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan
urin. Kateter urin dapat dipasang untuk jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau
kronis dan lingkungan rumah.

2. TUJUAN TINDAKAN

a. Menghilangkan distensi kandung kemih

b. Mendapatkan spesimen urine

c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan

3. INDIKASI, KONTRAINSIKASI, DAN KOMPLIKASI INDIKASI

Indikasi:

a. Inkontinensia urin

b. Retensi urin

c. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat

d. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu pemeriksaan
diagnostic

e. Memperoleh bahan urin steril

f. Mengukur jumlah residu urin dalam kandung kemih

g. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal

h. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah perineum, agar kulit tetap utuh dan
tidak infeksi
Komplikasi:

a. Trauma

b. Infeksi

c. Sepsis

d. Bola pecah atau tidak dapat kempis

e. Alergi atau sensitive terhadap latex

4. KOMPETENSI DASAR YANG HARUS DIMILIKI

Saat melakukan kateterisasi ada beberapa pengetahuan dasar tentang system urinarius bagian bawah
yang harus dimiliki, yaitu:

1) Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril

2) Spineter uretra bagian luar tidak steril

3) Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri dapat mengosongkan urin sendiri secara
teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya

4) Kuman pathogen yang masuk ke dalam uretra dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal.

5) Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali cedera.

5. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Observasi letak meatus uretra

2. Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.

3. Kaji waktu berkemih terakhir.

6. PROSEDUR TINDAKAN

Persiapan alat

1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa

2. Kom

3. Kateter sesuai ukutan

4. Sarung tangan steril


5. Sarung tagan bersih

6. Cairan antiseptic

7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril

8. KY jelly

9. Urine bag

10. Plaster

11. Gunting verban

12. Selimut mandi

13. Tirai/sampiran

14. Perlak dan pengalas

15. Bengkok/nierbekken

16. Tempat specimen (jika perlu)

Pelaksanaan

Tahap Pra Interaksi

1. Mengucapkan salam terapeutik

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

4.Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/ keluarganya

5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.

6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi

7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.

8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi
dan melakukan tindaka.

9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Tahap Orientasi

1. Memperkenalkan diri

✓ Mengucapkan salam terapeutik dan memper- kenalkan diri


✓ Validasi data: nama klien dan data lain terikat

2. Meminta persetujuan tindakan

✓ Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan

✓ Menyampaikan/ menjelaskan langkah-langkah prosedur

3. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan

Tahap Interaksi

1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy

2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recum- bent, pria:posisi supine dan melepaskan pakaian
bawah

3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien

4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian ekstremitas bawah dengan
selimut mandi sehingga hanya area perineal yang terpajan

5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien

6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom

7. Gunakan sarung tangan bersih

8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic

9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang telah disediakan

10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas steril. Jika pemasangan
kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steril

11. Gunakan sarung tangan steril

12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada ujung kateter
(dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap mem- pertahankan teknik steril

Pada laki-laki

13. Posisikan penis tegak lurus 90º dengan tubuh pasien

Pada wanita

14. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah tangan tidak
dominan

15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter perlahan-lahan hingga ujung
kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan
kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi
dihentikan.

16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine tidak tumpah. Setelah
urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag

17. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang tertera pada label
spesifikasi kateter yang dipakai

18.Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi dengan baik
dalam vesika urinaria.

19. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa

20. Fiksasi kateter:

✓ Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen

✓ Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha

21. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih

22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat

23. Lepaskan sarung tangan

24. Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi

1) Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan

2) Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi

3) Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).

4) Mencuci tangan

Tahap Evaluasi

1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.

2. Mengevaluasi produksi urine

Tahap Dokumentasi

1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur

2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).


3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/ tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai