Anda di halaman 1dari 4

Modul Praktikum KDM 1&2

BAB XI. KATETERISASI

PENDAHULUAN:
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam
kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin.
Tindakan kateterisasi ini dapat menyebabkan bahaya (terjadinya infeksi
nosokomial). Karenanya sedapat mungkin tindakan kateterisasi dihindari
kecuali bila sangat diperlukan dan harus menggunakan Tehnik yang tepat.

Bila akan melakukan kateterisasi, kita harus mempunyai pengetahuan


dasar tentang sistem urinarius bagian bawah, yaitu:
1. Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril
2. Spincther uretra bagian luar tidak steril
3. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri, dapat
mengosongkan urin sendiri secara teratur dan mempertahankan
keasaman lingkungannya, yang bersifat anti bakterial yang dapat
membantu kandung kemih tetap steril dan mencegah terjadinya
infeksi
4. Patogen yang masuk ke dalam uretra dapat menyebabkan infeksi
kandung kemih dan ginjal
5. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi, kecuali
ada cedera. Klien yang mempunyai daya tahan yang rendah akibat
suatu penyakit atau stress yang berat, merupakan predisposisi
untuk infeksi saluran kemih.

Bahaya yang dapat terjadi pada waktu melakukan kateterisasi adalah


sepsis dan trauma. Yang paling sering terjadi pada laki-laki, karena
mempunyai uretra yang panjang. Suatu benda yang didorong melalui
penyempitan atau saluran yang tidak benar dapat menyebabkan
kerusakan yang serius dari uretra. Pada perempuan, walaupun uretranya
lebih pendek dari laki-laki, apabila mendorong kateter melalui uretra yang
sempit, akan menimbulkan trauma. Selaput mukosa yang terdapat pada
permukaan saluran uretra akan mengalami kerusakan akibat masuknya
kateter dan bakteri dapat masuk ke dalam kandung kemih melalui saluran
kateter ataupun melalui ruang antara kateter dan dinding uretra.

INDIKASI KATETERISASI:
1. Mengurangi retensi urin
2. Memperoleh bahan urin steril dari perempuan (ket: jarang dianjurkan)
3. Mengukur jumlah residu urin dalam kandung kemih
4. Memperoleh bahan urin bila tidak dapat ditampung dengan cara lain.
Misalnya: menampung urin yang tidak terkontaminasi pada perempuan
yang sedang menstruasi, atau dari klien yang inkontinensia

74
Modul Praktikum KDM 1&2

5. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi, dan


sebelum suatu pemeriksaan diagnostik.

TUJUAN KATETERISASI:
1. Membantu memenuhi kebutuhan klien untuk mengosongkan kandung
kemih, yang digunakan bila klien mengalami sakit yang akut, akan
operasi, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan atau tidak sadar
akan lingkungan
2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka.
Pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari sistem
urinarius dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga
menekan struktur yang lain
3. Menjaga agar klien yang inkontinensia tetap kering daerah
perineumnya. Hal ini menjaga agar kulit tetap utuh dan tidak
terinfeksi.
4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat
5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung
kemih secara normal.

TIPE KATETER:
A. Nelatom kateter/”straight catheter”/kateter sementara
B. “Folley catheter”/”Indwelling catheter”/kateter tetap
Folley catheter terbuat dari karet atau plastik yang mempunyai cabang
2 atau 3.
Pada kateter cabang 2: terdapat satu balon yang dapat mengembang
oleh air atau udara untuk menahan ujung kateter dalam kandung
kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin dari kandung
kemih dan itu dapat disambungkan dengan kantong penampung
urin/”urine bag”.
Sedangkan pada kateter cabang 3, cabang yang ketiga digunakan
untuk disambung ke irigasi, dengan demikian cairan irigasi yang steril
dapat masuk ke kandung kemih dan bercampur dengan urin dan akan
keluar ke kantong penampung urin/”urine bag”.

UKURAN KATETER:
Perempuan : kateter no. 14/16
Laki-laki : kateter no. 18/20
Anak-anak : kateter no. 8/10

Perbedaan Perempuan Laki-laki


Panjang uretra 3,7 – 6 cm 14 – 20 cm
Kateter yang masuk 5 – 7,5 cm 15 – 22,5 cm
Yang diberi jelly 3 – 4 cm 5 – 7,5 cm

75
Modul Praktikum KDM 1&2

PERALATAN:
1. Set kateter
2. Spuit + steril water aquadest
3. Urine bag
4. Bengkok/kom tidak steril
5. Sarung tangan steril
6. Alas bokong/perlak dan duk
7. Kom steril + pinset steril
8. Sampiran
9. Kapas/kassa + cairan sublimat
10. Lampu
11. Jelly
12. Perban
13. Plester

TINDAKAN/PROSEDUR:
1. Ucaplah Basmallah
2. Persiapkan alat
3. Salam terapeutik
4. Informed consent
5. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan & pasang sampiran
6. Cuci tangan
7. Tempatkan klien pada posisi yang tepat dan tutup seluruh area
kecuali perineum.
• Perempuan: telentang dengan kaki fleksi dan rotasi eksternal
(dorsal recumbent)
• Laki-laki: telentang dengan kaki abduksi
8. Pasang perlak dibawah bokong klien, dan pasang duk steril pada area
bokong pada perempuan dan area penis pada laki-laki.
9. Berikan perawatan perineal-genital pada klien, gunakan sarung
tangan bersih siapkan kapas sublimat dan pinset. Jika klien sadar,
tawarkan klien untuk membersihkannya secara mandiri. Prinsip:
lakukan dengan satu kali sapuan
• Untuk perempuan: gunakan tangan yang tidak dominan untuk
membuka area labia, bersihkan dari labia mayora ke labia minora
dan meatus urinarius, dari atas ke bawah
• Untuk laki-laki: gunakan tangan non dominan untuk memegang
penis tepat dibawah glans penis, arahkan penis keatas. Bersihkan
dari tengah meatus urinarius dengan gerakan melingkar dari
dalam ke luar, ulangi tiga kali
10. Uji balon dari kateter dengan memasukkan sedikit udara melalui spuit.
Jika balon bocor ganti dengan yang baru.
11. Gunakan sarung tangan steril.
12. Minta asisten untuk:

76
Modul Praktikum KDM 1&2

- membuka plastik kateter & memberikan lubrikan pada kateter


tersebut (1-2 inchi pada perempuan, dan 6-7 inchi untuk laki-laki).
- menyambungkan kateter dengan urine bag
13. Masukkan selang kateter secara perlahan-lahan (minta klien menarik
nafas dan masukan kateter saat klien menghembuskan nafas).
Kateter mungkin akan tertahan sedikit saat melewati sphincter,
tunggu sampai sphincter relaks baru lanjutkan insersi kateter.
14. Setelah urine mengalir, masukkan aquadest steril/udara untuk
memompa balon. Jika urin belum mengalir, minta klien untuk batuk
(pada klien yang sadar), atau tekan sedikit abdomen klien (pada klien
yang tidak sadar). Berikan jarak 2,5 cm untuk memompa balon,
sehingga balon terpompa di kandung kemih. Aquadest steril/udara
sebayak 5 / 30 ml untuk dewasa dan 3 ml untuk anak-anak.
15. Jika kateter secara tidak sengaja menyentuh labia, meleset ke vagina,
atau menyentuh area tidak steril lainnya, ganti kateter dengan kateter
baru yang steril.
16. Fiksasi selang kateter di paha klien (plester kupu-kupu) dan di tempat
tidur (plester dan peniti jika ada). Bersihkan area perineal dari sisa
antiseptik atau jeli.
17. Ikat urine bag di sisi tempat tidur.
18. Kembalikan klien ke posisi nyaman.
19. Buang seluruh sampah dan Lepas sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Terminasi dan kontrak waktu selanjutnya
22. Lakukan pendokumentasian. Catat: karakteristik urin, tanggal dan
waktu pemasangan kateter, jumlah urin yang dikeluarkan , dan
pemeriksaan yang diperlukan. Jangan lupa tanda tangan dan nama
jelas perawat.
23. Akhirilah dengan membaca Hamdallah

FOKUS EVALUASI:
a. Tentukan tindak lanjut yang tepat berdasarkan hasil yang menyimpang
pada klien dan hubungkan dengan data hasil pengkajian lain yang ada.
b. Ajarkan klien cara merawat kateter, dan berikan instruksi lain yang
tepat/sesuai kondisi klien.

77

Anda mungkin juga menyukai