mengeluarkan atau memasukkan cairan ke dalam rongga tubuh. Paling umum, kateter
dimasukkan melalui uretra ke kandung kemih untuk mengalirkan urin. Ini digunakan sebagai
alternatif buang air kecil untuk orang yang terbatasi di tempat tidur atau tidak mampu
mengontrol buang air kecil. Bila tidak hati-hati, penggunaan jangka panjang kateter dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih. Kateter dapat memakai bahan karet, kaca, logam, atau
plastik yang elastis.
9. Urin bag
10. Jelli
11. Disposable spuit
12. Selimut
13. Korentang
14. Plester
15. Gunting
16. betadin
17. Cucing
18. Gas steril
19. Deppres steril
Penatalaksanaan :
1. Menyiapkan klien: untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan
posisi dorsal recumbent atau posisi Sim.
2. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya.
3. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita.
4. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine.
5. Melakukan desinfektan sebagai berikut:
Pada klien laki-laki: pegang penis dan arahkan keatas atau hampir tegak lurus dengan
tubuh untuk meliruskan dengan uretra yang panjang dan berkelok agar kateter dapat
mudah dimasukkan. Desinfektan dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar
sampai bagian pangkal penis. Pada saat melakukan tindakan tangan kiri memegang penis
sedangkan tangan kanan memegang pinset dan pertahankan agar tetap steril.
Pada klien wanita : jari jari tangan kiri membuka labia minora, dan tangan kanan
melakukan desinfektan. Desinfektan dimulai dari atas (klitoris), meatus lalu kearah
bawah menuju rektum. lakukan sebanyak 3 kali. Depper terakhir ditinggal diantara labia
minora dibawah klitoris untuk mempertahankan penampakan meatus uretra.
6. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk klien laki-laki
dan 4 cm untuk klien wanita. Khusus pada klien laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak
banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
7. Masukkan keteter kedalam meatus, ketika memasukkan kateter mintalah klien untuk tarik
nafas dalam agar tidak tersa sakit dan juga kateter lebih mudah masuk.
Untuk klien laki-laki: Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh
penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter
dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan klien menarik nafas
dalam. Obserfasi kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak
kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh
neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai
urine keluar sedalam 5 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Untuk klien wanita: Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan
memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai klien menarik nafas dalam . kaji
kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh
nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai
urine keluar sedalam 18 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
2. Tujuan
Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
Untuk pengumpulan spesimen urine
Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan
neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih. Serta pasca operasi besar.
(pasien yang terbatasi di tempat tidur)
Mengatasi obstruksi aliran urine
C. Petugas
a. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak
dibutuhkan dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi
nosokomial
b. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan
harus sopan, perlahan-lahan dan berhati-hati
d. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur
dan tujuan tindakan
D. Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang
akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed
consent
E. Penatalaksanaan
1. Menyiapkan klien: untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang
wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim. Aturlah cahaya lampu
sehingga didapatkan visualisasi yang baik.
2.
3.
4.
5.
Pada klien laki-laki: pegang penis dan arahkan keatas atau hampir tegak
lurus dengan tubuh untuk meliruskan dengan uretra yang panjang dan
berkelok agar kateter dapat mudah dimasukkan. Desinfektan dimulai dari
meatus termasuk glans penis dan memutar sampai bagian pangkal penis.
Pada saat melakukan tindakan tangan kiri memegang penis sedangkan
tangan kanan memegang pinset dan pertahankan agar tetap steril.
Pada klien wanita : jari jari tangan kiri membuka labia minora, dan tangan
kanan melakukan desinfektan. Desinfektan dimulai dari atas (klitoris), meatus
lalu kearah bawah menuju rektum. lakukan sebanyak 3 kali. Depper terakhir
ditinggal diantara labia minora dibawah klitoris untuk mempertahankan
penampakan meatus uretra.
6. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk
klien laki-laki dan 4 cm untuk klien wanita. Khusus pada klien laki-laki gunakan jelly
dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra
berbelit-belit.
7. Masukkan keteter kedalam meatus, ketika memasukkan kateter mintalah klien
untuk tarik nafas dalam agar tidak tersa sakit dan juga kateter lebih mudah masuk.
Untuk klien laki-laki: Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus
tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan
memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati
bersamaan klien menarik nafas dalam. Obserfasi kelancaran pemasukan
kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih
ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal
kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam
5 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Untuk klien wanita: Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan
kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai klien menarik nafas
dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi
dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine
keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 23 cm dan
selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Tips
Kateter tersedia dalam berbagai bahan, kateter juga tersedia tanpa balon
atau balon dengan ukuran yang berbeda.
1. Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak
fleksibel.
2. Kateter latex atau karet : digunakan untuk penggunaan atau pemakaian
dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 mingu).
3. Kateter silicon murni atau teflon : untuk menggunakan jangka waktu
lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meatur urethra.
4. Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu, bahannya
lembut tidak panas dan nyaman bagi urethra.
5. Kateter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada
pengosongan kandung kemih pada ibu yg melahirkan.
Mengevaluasi jumlah, warna dan bau urin yang tertampung di dalam kantung
drainase.
Peringatan
Beberapa pasien mungkin alergi terhadap lateks. Perhatikan jika timbul reaksi
alergi.
Pantau munculnya komplikasi berikut: bau yang kuat, urin keruh, demam
atau perdarahan.
Pemasangan kateter mungkin tidak benar jika terjadi kebocoran, urin sangat
sedikit atau hampir tidak ada urin di dalam kantong drainase.
PELEPASAN KATETER
PENGERTIAN :
Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari
kandung kemih
KEBIJAKAN :
1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari
2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter menetap
PERALATAN :
1. Pinset chirurgis
2. Kassa
3. Wash bensin
4. Lidi kapas
5. Sarung tangan
6. Spuit 10 atau 20 cc
7. Bengkok/nierbeken
PROSEDUR PELAKSANAAN :
A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent
dan melepaskan pakaian bawah pasien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Memasang selimut mandi
5. Memakai sarung tangan
6. Melepas plester dan membersihkan sisa plester
7. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya
8. Mengarahkan penis keatas
9. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien
diminta nafas dalam dan rileks
10. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan/Dokumentasi tindakan.