MERAWAT
INFUS, MERAWAT KATETER, MELAKUKAN BADDER
TRAINING, DAN MEMBERIKAN OBAT SESUAI
PROGRAMTERAPI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Maripatun Nisa
Andini Amjum
Futri
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala Karunia-Nya dan
Rahmat-Nya. Hanya dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, Semoga
dengan adanya makalah ini, kita dapat memahami huh tentang prosedur tindakan pemenuhan
kebutuhan cairan.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, untuk menyempurnakan penulisan
makalah ini. Kami sangat berharap keritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi perbaikan makalah yang kami buat selanjutnya.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Cairan merupakan komponen tubuh yang berperan dalam proses homeostatis dan berguna untuk
memelihara fungsi tubuh. Air menyusun sekitar 60% tubuh manusia dan tersebar baik di dalam
sel ataupun di luar sel (Tarwoto & Wartonah, 2015). Apabila kebutuhan cairan pada manusia
tidak terpenuhi maka akan mengalami kekurangan volume cairan yaitu penurunan cairan
intravaskuler, interstisial, dan atau intraselular (SDKI, 2017). Pemenuhan kebutuhan cairan yang
masuk kedalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan cairan intravena yang di
distribusikan ke seluruh bagian tubuh. (Kusnanto, 2016).
Kebutuhan volume cairan pada manusia tergantung dari berbagai faktor yaitu usia, jenis
kelamin, dan lemak tubuh. Pada bayi mempunyai volume cairan lebih banyak dari orang dewasa,
dan makin tua usia seseorang jumlah cairan ini makin berkurang. Begitu pula, wanita
mempunyai volume cairan lebih sedikit dari pria karena tubuh wanita mempunyai banyak lemak
dibanding dengan pria. Cairan tubuh manusia ini terdiri dari air dan zat terlarut, yaitu elektrolit,
non elektrolit dan koloid. (Mangku, G, 2010). Kebutuhan cairan berdasarkan IDAI (Ikatan
Dokter Anak Indonesia) yaitu, pada bayi usia 0-12 bulan diperkirakan membutuhkan cairan
sekitar 700- 800 ml/hari, sedangkan untuk anak usia 1-3 tahun membutuhkan 1300 ml/hari. Pada
anak usia 4-8 tahun membutuhkan 1700 ml/hari, kemudian anak usia 9-13 tahun membutuhkan
2100-2400 ml/hari dan untuk usia 14- 18 tahun membutuhkan 2300-3300 ml/hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. MERAWAT INFUS
1. Tujuan
Mencegah infeksi
Memberikan rasa nyaman
2. KEBIJAKAN
Dilakukan padza pasien yang terpasang infus
Petugas yang melakukan adalah perawat/bidan
3. PERALATAN
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Pinset anatomis steril 2 buah
3. Perlak dan pengalas 4. Penunjuk waktu
5. Kassa steril, gunting plester
6. Plester/hipavik
7. Lidi kapas 8. Alkohol 70%
9. Iodine povidon solution 10%
10. Na Cl 0.9%
11. Bengkok 2 buah
4. PROSEDUR PELAKSANAAN
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
5. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan menggunakan pinset.
4. Membersihkan bekas piester
5. Membersihkan daerah tusukan dengan iodine povidon
6. Menutup dengan kasa stenl
7. Memasang plester penutup
8. Mengatur tetesan infus
6. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembatcatatan keperawatan
B. MERAWAT KATETER
Perawatan kateter adalah melakukan tindakan perawatan pada daerah genital wanita yang
terpasang kateter.
1. Tujuan
Mencegah infeksi
Memberikan rasa nyaman
2. Kebijakan
Pasien yang terpasang alat invasif wajib dilakukan pencegahan dan dimonitoring untuk
kejadian infeksi (Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah Nomor 03/PER
DIR/KPPIRS/RSUIM/1/2015 Kebijakan Pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon.
3. Prosedur
Peralatan:
Sarung tangan bersih
buah Baskom
Wash lap/handuk kecil
I handuk besar
Sabun antiseptik
Plester dan gunting
Perlak/ pengalas
Sampiran
Penatalaksanaan
o Melakukan pengecekan program terapi
o Mencuci tangan
o Menviapkan alat
o Memberikan salam an menyapa nama pasien
o Menanyakan persetujuan/ kesiapan pasien Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
o Memasang sampiran/ menjaga privasi
o Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan Pakaian bawah
o Mendekatkan peralatan ke dekat pasien
o Memasang perlak/pengalas
o Memakai sarung tangan
o Membersihkan genetalia dengan wash lap/handuk kecil yang diberi sabun antiseptik
minimal 4 x (labia mayora (kanan dan kiri) dan labia minora(kanan dan kiri)) dengan sisi
handuk atau sisi wash lap yang berbeda. Kemudian ulangi dengan wash lap yang dibasahi
dengan air bersih
o Bersihkan selang kateter dari area meatus uretra dengan sabun antiseptik, kemudian
ulangi dengan wash lap yang dibasahi dengan air Bersih sampai kateter bersih
o Fiksasi selang kateter pada posisi yang aman dan nyaman. (Pria di
o Abdomen)
o Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan Hati-hati, ukateter
tetap tertahan)
o Melepaskan pengalas dan sarung tangan 17. Merapikan pasien
o Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
o Merapikan pasien dan lingkungan
o Berpamitan dengan pasien
o Membersihkan dan mengembalikan alat-alat ke tempat semula
o Mencuci tangan
o Mencatat kegiatan daam lembar catatan keperawatan.
Prosedur
o Letakkan urobag lebih rendah dari kandung kemih untuk mencegah aliran balik urin
o Letakkan ujung urobag lebih tinggi dari lantai. Hindari ujung urobag menempel pada
lantai
o Kosongkan kantong drainase setiap 8 jam, ketika urobag sudah terisi dua pertiga penuh
dan sebelum pasien dipindahkan atau pulang.
o Jika kateter urin telah terpasang selama 2 hari, lakukan evaluasi terhadap keadaan kateter
dan urin. Amati adanya hematuria, dan warna urin. Ganti kateter dan urobag setelah
14x24 jam jika pemasangan kateter masih berlangsung lama.
o Lakukan pembersihan pada katerer dan area genitalia menggunakan larutan antiseptik
setiap hari.
o Mengetahui indikasi pemasangan kateter urin. Pemasangan kateter tidak di indikasikan
untuk pasien dengan mobilitas terbatas, adanya nyeri yang tidak terkontrol, adanya luka
pada bagian perineum.
1. Tujuan
Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi
Pengeluaran air kemih Mengembangkan tonus otot kandung kemih
Memperpanjang interval waktu berkemih
Meningkatkan kapasitas kandung kemih
Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia.
Meningkatkan kemandirian dalam manajemen kandung kemih
2. Indikasi
Pasien yang mengalami retensi urin
Pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama.
Sehingga fungsi spingter kandung kemih terganggu 3. Pasien yang mengalami
inkontinensia urin
3. Kontraindikasi
Pasien dengan penyakit tromboemboli vena/deep vein
Thrombosis (DVT) Infeksi kandung kemih
Pasien dengan gagal ginjal
Gangguan sensasi sarf perifer (penyakit serebrovaskular)
4. Persiapan pasien
Berikan salam, perkenalkan diri, dan identitas khen. Dengan memeriksa identitas
klien secara cermat.
Kaji kondisi pasien
Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan dengan
prosedur yang benar
6. Cara bekerja
TAHAP PRE INTERAKSI
Baca catatan medis klien dan daftar intake dan output
Siapkan alat dan privacy ruangan
Cuci tangan
TAHAP ORIENTASI
Berikan salam, panggil klien dengan namanya 1 2. Memberitahu pasien tentang hal yang
akan dilakukan
TAHAP KERJA
Pasien dengan tidak terpasang kateter:
Tentukan pola waktu biasanya klien berkemit
Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari Klien, bantu seperlunya
Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur
(2500 ml/hari)
Anjurkan pasien untuk menunggu selama 30 menit kemudian coba pasien untuk berkemih.
a.Posisikan pasien dengan paha fleksi, kaki dan Punggung disupport
b. Perintahkan untuk menekan atay memasge diatas area bladder atau meningkatkan
tekanan. Abdominal dengan cara bersandar ke depan. Ini dapat membantu dalam memulai
pengosongan bladder
c.Anjurkan klien untuk berkonsentrasi terhadap BAK
d. Anjurkan klien untuk mencoba berkemih setiap 2 jam. Interval dapat diperpanjang (Atur
bunyi alarm jam dengan interval setiap 2-3 jam pada siang hari dan pada malam hari cukup
2 kali), batasi cairan setelah jam 17.00
o Anjurkan pasien untuk berkemih sesuai jadwal, catat jumlah cairan yang diminum serta
urine yang keluar dalam waktu berkemih
o Anjurkan klien untuk menahan urinnya sampai waktu BAK yang telah dijadwalkan
o Kaji adanya tanda-tanda retensi urin. Jika diperlukan tes
o Residu iurine secara langsung dengan katerisasi
o Anjurkan pasien untuk melakukan program latihan secara kontinue
Hasil:
Evaluasi respon pasien
Berikan reinforcement positif
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Mengakhiri kegiatan dengan baik
Dokumentasi:
Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam cacatan keperawatan
Catat respon klien
Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
Tanda tangan dan nama perawat
5. Prosedur
1.Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
2.perawat menyiapkan obat oral sesuai dosis untuk setiap pasien
3.perawat membawa obat oral yang telah disiapkan
4.perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
5.perawat memberikan tanda tangan pada kolam yang disediakan sebagai bukti dobel cek telah
dilakukan
6.perawat melakukan identifikasi sesuai prosedur
7.peawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang obat yang akan diminum, bila tidak ada
pertanyaan obat baru dibuka dari bungkus dan diberikan ke pasien
8.perawat mengatur posisi pasien dengan nyaman untuk mempermudah pasien menelan obat
yang akan diberikan
9.perawat meminumkan obat oral ke pasien dengan menawarkan kepada pasien dengan apa
pasien harus minum obat
10.perawat meminumkan obat dengan memperhatikan kondisi pasien
11.perawat melakukan observasi kepada pasien waktu minum obat, apakah benar-benar diminum
atau tidak, bila pasien kesulitan menelan, masukkan jari dengan sarung tangan untuk
memasukkan obat jauh ke belakang lidah baru diberikan minum
12.perawat melakukan keberhasilan tangan sesuai prosedur
13.perawat melakukan cek Kembali setelah 30 menit untuk melihat respon klien terhadap obat
oral
14.perawat mendokumentasikan Tindakan pemberian obat oral dengan melingkari pada jam
program pemberian obat oral yang telah ditentukan dan mendokumentasikan respon pasien ke
dalam catatan terintegrasi
6. Unit terkait
Ruang rawat inap
2. Tujuan
Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parental lain
Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3. Kebijakan
SK Kepala puskesmas
4. Referensi
5. Prosedur
buku catatan pemberian obat atau kartu obat
kapas alcohol
sarung tangan
obat yang sesuai
spuit 2 ml – 5 ml
bak spuit
bak obat
plester
perlak pengalas
pembendung vena (torniquet)
kassa steril (bila perlu)
bengkok
6. Langkah-langkah
Cuci tangan
Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
Salam terapeutik
Identifikasi klien
Beritahu klien dan jelskan prosedur yang akan diberikan
Atur klien pada posisi nyaman
Pasang perlak pengalas
Bebaskaan lengan klien dari baju atau kemeja
Letakkan pembendung
Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kelakuan peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan
Pakai sarung tangaan
Bersihkan area penusukan dengan menggunaakan kapas alcohol dengan geraakan sirkuler
dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering. Metode ini
dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme
pegang kapas alcohol, dengan jari-jari Tengah pada Tengah pada tangan non dominan
buka tutup jarum. Tarik kulit kebawa kurang lebih 2,5 cm dibawah aarea penusukan.
Sejajar vena yang akan ditussuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30
rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger
observasi adanya darah pada spuit
jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan
keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alcohol pada area penusukan
tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
kembalikan posisi klien
buang sarung tangan
cuci tangan
dokumentasikan Tindakan yang telah dilaakukan
1) Pengertian
Suatu cara memberikan injeksi insulin eksogen melalui sub kutan (bawah kulit) yang dapat
dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian Tengah dari
bahu, paha sebelah kuar, daerah dada dan sekitar umbilikus
2) Tujuan
1. Memberikan tambahan insulin untuk membantu penyerapan zat makaanan oleh sel
2. Mencegah terjadinya kejadian hiperglikemia
3. Mencegah sinkop akibat ketidakmampuan tubuh menyediakan tenaga dari makanan
3) Alat & bahan
Alat :
1. Insulin
2. Piala ginjal
3. Extra needle (bila perlu)
Bahan :
1. Kapas alcohol /alcohol swab
2. Spuit 1 cc
3. Bak spuit
4) Prosedur
Fase pra-interaksi
1. Mengecek status klien (catatan keperawatan dan catatan medik)
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menyiapkan diri perawat
Fase interaksi / orientasi
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan diri perawat
3. Menjelaskan tujuan Tindakan
4. Menjelaskan prosedur singkat
5. Melakukan kontrak waktu dan tempat
6. Menanyakan kesediaan klien dan infrom consent (jika perlu)
7. Menjaga privasi klien
Fase kerja
1. Mencuci tangan
2. Ambil botol insulin, gulingkan perlahan di telapak tangan jangan dikocok
3. Swab bagian karet penutup botol insulin
4. Tarik udara ke dalam spuit
5. Ambil dosis insulin yang dibutuhkan dengan memasukkan udara ke dalam botol dalam
posisi botol dibalik ke bawah
6. Periksa adanya gelembung udra. Ketuk perlahan hinggah udara naik ke atas dan keluar
melalui lubang jarum. Pastikan dosis di daalam spuit sesuai indikasi
7. Swab bagian kulit klien yang akan diberikan suntikan (sekali usap atau memutar dari
dalam keluar)
8. Cubitlah sejumlah besar kulit di antara ibu jari dan telunjuk
9. Tekanlah jarum langsung ke kulit dengan sudut 90 atau 45
10. Aspirasi untuk memeastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah
11. Masukkan insulin dengan perlahan-lahan (10 detik)
12. Tarik jarum dengan cepat setelah selesai
13. Bersihkan tempat peusukan dengan alcohol
Fase terminasi
1. Mengevaluasi perasaan klien
2. Mengevaluasi dan menjelaskan hasil Tindakan yang sudah dilakukan
3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya
4. Mengucapkan salam
5. Membersihkan dan merapikan alat
6. Mendokumentasikan kegiatan yang sudaah dilakukan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebutuhan cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Cairan merupakan komponen tubuh yang berperan dalam proses homeostatis dan memelihara
fungsi tubuh. Air menyusun sekitar 60% tubuh manusia dan tersebar baik di dalam sel maupun di
luar sel. (Tarwoto & Wartonah, 2015)
Kebutuhan cairan pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada usia individu tersebut.
Cairan berfungsi dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan sangat
dibutuhkan dalam tubuh untuk mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa metabolisme, zat
pelarut elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan
(Vita & Fitriana, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/398864916/Sop-Perawatan-Infus
https://id.scribd.com/document/402474767/SOP-Perawatan-kateter-docx
https://id.scribd.com/document/367887575/350361006-330483405-SOP-Bladder-Training-
docx
https://www.scribd.com/document/512866199/SOP-Pemberian-Obat-Oral
https://id.scribd.com/document/550845842/Sop-Pemberian-Obat-Melalui-Intravena
https://images.app.goo.gl/7GtbXJpTrW8XLj288