DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas SOP yang berjudul Postural Drainage dan Fisioterapi
Dada’’ dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada “Keperawatan Medikal Bedah 1”. Selain itu, ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang SOP Postural Drainage dan Fisioterapi Dada.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa SOP ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan SOP ini
kedepannya. Kami berharap dengan adanya SOP ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Kelompok 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
POSTURAL DRAINAGE
Persiapan Alat :
4. Prosedur 1. Bantal
2. Bed yang dapat mengatur posisi klien
3. Tissue
4. Handscoon bersih
5. Segelas air hangat
6. Pot sputum dengan desinfektan
Persiapan Klien :
1. Mengucapkan salam
2. Menyebut / menanyakan nama klien
3. Memperkenalkan diri dan instansi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
melakukan tindakan
6. Membawa dan meletakkan alat didekat klien
Prosedur :
1. Mencuci tangan.
2. Memasang masker dan sarung tangan bersih.
3. Pilih area tersumbat yang akan di
drainage berdasarkan pengkajian semua bidang paru,
data klinis dangan foto dada.
4. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage a area
yang tersumbat yang tersumbat. Bantu klien untuk
memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien
memposisikan postur lengan dan posisi kaki yang
tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan
kenyamanan. Minta klien mempertahankan posisi
selama 10-15 menit.
5. Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area
yang di drainage.
6. Berikan tissue untuk membersihkan sputum yang
keluar.
7. Setelah posisi yang pertama minta klien duduk nafas
dalam dan batuk efektif. Tampung secret dalam pot
sputum.
8. Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit.
9. Ulangi langkah 6-12. Setiap tindakan tidak lebih dari
20-30 menit pada bidang paru, lain yang terjadi
bendungan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
FISIOTERAPI DADA
Alat:
4. Prosedur
a. Handuk untuk alas
b. Bantal
c. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh yang tertekan
d. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai
e. Steteskop
f. Bengkok
g. Tissue
Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Melatih pernafasan (breathing exercise) dan batuk efektif
3. Mengajarkan pasien teknik relaksasi sesuai kondisi pasien
4. Menepuk (“perkusi/clapping”) untuk membantu agar sekresi
yang melekat pada dinding alveoli terlepas dan terdorong
sehingga dapat keluar kepercabangan bronkus dan trakea
sehingga merangsang batuk.
Caranya:
1. Penepukan dilakukan secara seksama pada dinding torak
pasien
2. Posisi pasien diatur pada satu sisi miring
3. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu tangan
diletakkan pada bagian posterior
4. Posisi tangan perawat telengkup membuat rongga, sehingga
pada saat pasien ditepuk tidak merasa kesakitan
5. Menggetarkan/vibrasi, Untuk mendorong keluar sekresi
yang tertimbun dialveoli dengan bantuan menggetarkan
dinding toraks pada saat ekskresi. Cara melakukan vibrasi:
a. Posisi pasien diatur pada satu sisi (miring)
b. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu
tangan diletakkan pada bagian dada anterior dan satu
tangan lain pada bagian posterior
c. Berikan tekanan pada saat pasien ekspirasi dengan
menggunakan kekuatan otot bahu perawat sambil
mendorong dan menggetarkan dinding dada pasien
6. Memberikan posisi drainase(“postural drainase”) Untuk
mengalirkan sekresi dari dalam paru ke jalan nafas agar
mudah dihisap, caranya:
a. Mengatur posisi lateral dalam sikap menungging 10-
20 derajat/ posisi “sim”
b. Mengatur posisi lateral dalam sikap lurus
c. Mengatur posisi terlentang
d. Mengatur posisi telungkup
e. Lamanya posisi postural drainase 15-20 menit
f. Mengembalikan posisi pasien ke posisi semula
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Perhatikan kondisi pasien saat dilakukan fisioterapi
dan drainase
2. Observasi vital sign
3. Fisioterapi dada dilakukan sebelum dan sesudah
makan untuk mencegah muntah
4. Berikan obat penenang/ relaksan pada pasien yang
kejang rangsang sebelum fisioterapi dada
5. Hentikan fisioterapi dada bila pasien kelihatan letih
dan kesakitan.
Daftar Pustaka A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku
Ketrampilan Dasar Manusia. Alih Bahasa: Rosidah,
Monika Ester. Jakarta: EGC.
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Ketrampilan Dasar
Manusia. Alih Bahasa: Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC.