Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

POSTURAL DRAINAGE & FISIOTERAPI DADA

DOSEN PENGAMPU :

Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Rintan Selya PO7120122074 Wittia Arinda PO7120122062


Rahma Fitriya PO7120122077 M. Valent Diansyah PO7120122063
Imellia Anjelita PO7120122070 Niatha Aulia Putri PO7120122064
Abil Ghifariansyah PO7120122053 Pinasty Elsi Ananta PO7120122065
Melisa Anggraini PO7120122054 Devina Nabita Putri PO7120122068
Amindah Wirmanita PO7120122055 Nabila PO7120122069
Fatimah PO7120122056 Tri Meilina PO7120122072
Dwi Aulia PO7120122057 Ages Vanesa PO7120122073
Charispal Nur azahra PO7120122058 Elisa Nadia R PO7120122075
Alin Rofiah PO7120122059 Alia Zaleha PO7120122076
Verra Anggrainy PO7120122060 Rahma Abelia PO7120122061

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


DIII KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas SOP yang berjudul Postural Drainage dan Fisioterapi
Dada’’ dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada “Keperawatan Medikal Bedah 1”. Selain itu, ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang SOP Postural Drainage dan Fisioterapi Dada.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa SOP ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan SOP ini
kedepannya. Kami berharap dengan adanya SOP ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Palembang, 09 Agustus 2023

Kelompok 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
POSTURAL DRAINAGE

1.Pengertian Postural drainage adalah tindakan keperawatan untuk


melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan
menggunakan pengaruh paru dengan menggunakan pengaruh
gravitasi. gravitasi. Area yang dipilih untuk drainage
berdasarkan pada :
1. Pengetahuan akan kondisi klien dan
proses penyakitnya.
2. Pemeriksaan fisik dada.
3. Hasil pemeriksaan rontgen dada.

2.Indikasi 1. Klien dengan jalan nafas tidak efektif


2. Klien dengan pola nafas tidak efektif
3. Kerusakan atau gangguan pertukaran gas

3.Tujuan 1. Mempercepat pengeluaran secret.


2. Mencegah mengumpulnya secret pada saluran nafas.
3. Mencegah terjadinya teletaksis.

Persiapan Alat :

4. Prosedur 1. Bantal
2. Bed yang dapat mengatur posisi klien
3. Tissue
4. Handscoon bersih
5. Segelas air hangat
6. Pot sputum dengan desinfektan
Persiapan Klien :
1. Mengucapkan salam
2. Menyebut / menanyakan nama klien
3. Memperkenalkan diri dan instansi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
melakukan tindakan
6. Membawa dan meletakkan alat didekat klien
Prosedur :
1. Mencuci tangan.
2. Memasang masker dan sarung tangan bersih.
3. Pilih area tersumbat yang akan di
drainage berdasarkan pengkajian semua bidang paru,
data klinis dangan foto dada.
4. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage a area
yang tersumbat yang tersumbat. Bantu klien untuk
memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien
memposisikan postur lengan dan posisi kaki yang
tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan
kenyamanan. Minta klien mempertahankan posisi
selama 10-15 menit.
5. Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area
yang di drainage.
6. Berikan tissue untuk membersihkan sputum yang
keluar.
7. Setelah posisi yang pertama minta klien duduk nafas
dalam dan batuk efektif. Tampung secret dalam pot
sputum.
8. Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit.
9. Ulangi langkah 6-12. Setiap tindakan tidak lebih dari
20-30 menit pada bidang paru, lain yang terjadi
bendungan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
FISIOTERAPI DADA

1. Pengertian Fisioterapi dada adalah tindakan penepukan pada daerah untuk


pencegahan penumpukan sekresi yang mengakibatkan
tersumbatnya jalan nafas dan komplikasi penyakit pernafasan
lainnya.
2. Tujuan 1. Untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan
mencegah infeksi saluran pernafasan pada pasien tirah
baring
2. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan
kelancaran sirkulasi darah
3. Mencegah kolaps paru yang disebabkan retensi sputum.
3. Indikasi 1. Klien dengan penumpukan dahak atau sekresi atau lender
2. Klien tidak sadar
3. Klien Post Operasi dengan penumpukan sekresi atau lendir

Alat:
4. Prosedur
a. Handuk untuk alas
b. Bantal
c. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh yang tertekan
d. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai
e. Steteskop
f. Bengkok
g. Tissue

Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Melatih pernafasan (breathing exercise) dan batuk efektif
3. Mengajarkan pasien teknik relaksasi sesuai kondisi pasien
4. Menepuk (“perkusi/clapping”) untuk membantu agar sekresi
yang melekat pada dinding alveoli terlepas dan terdorong
sehingga dapat keluar kepercabangan bronkus dan trakea
sehingga merangsang batuk.
Caranya:
1. Penepukan dilakukan secara seksama pada dinding torak
pasien
2. Posisi pasien diatur pada satu sisi miring
3. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu tangan
diletakkan pada bagian posterior
4. Posisi tangan perawat telengkup membuat rongga, sehingga
pada saat pasien ditepuk tidak merasa kesakitan
5. Menggetarkan/vibrasi, Untuk mendorong keluar sekresi
yang tertimbun dialveoli dengan bantuan menggetarkan
dinding toraks pada saat ekskresi. Cara melakukan vibrasi:
a. Posisi pasien diatur pada satu sisi (miring)
b. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu
tangan diletakkan pada bagian dada anterior dan satu
tangan lain pada bagian posterior
c. Berikan tekanan pada saat pasien ekspirasi dengan
menggunakan kekuatan otot bahu perawat sambil
mendorong dan menggetarkan dinding dada pasien
6. Memberikan posisi drainase(“postural drainase”) Untuk
mengalirkan sekresi dari dalam paru ke jalan nafas agar
mudah dihisap, caranya:
a. Mengatur posisi lateral dalam sikap menungging 10-
20 derajat/ posisi “sim”
b. Mengatur posisi lateral dalam sikap lurus
c. Mengatur posisi terlentang
d. Mengatur posisi telungkup
e. Lamanya posisi postural drainase 15-20 menit
f. Mengembalikan posisi pasien ke posisi semula
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Perhatikan kondisi pasien saat dilakukan fisioterapi
dan drainase
2. Observasi vital sign
3. Fisioterapi dada dilakukan sebelum dan sesudah
makan untuk mencegah muntah
4. Berikan obat penenang/ relaksan pada pasien yang
kejang rangsang sebelum fisioterapi dada
5. Hentikan fisioterapi dada bila pasien kelihatan letih
dan kesakitan.
Daftar Pustaka A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku
Ketrampilan Dasar Manusia. Alih Bahasa: Rosidah,
Monika Ester. Jakarta: EGC.
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Ketrampilan Dasar
Manusia. Alih Bahasa: Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai