OLEH :
JUNAIDY
NIM: 73.2001D.07.022
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2010/2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. M DENGAN
OSTEOMIELITIS DI RUANG PERAWATAN BEDAH
FLAMBOYAN RSUD TK.I TARAKAN
TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011
Oleh :
JUNAIDY
NIM : 73.2001D.07.022
JURUSAN KERAWATAN
FAKULTAS ILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam
hambatan dan kesulitan, namun berkat dan bimbingan, pengarahan dan bantuan
berbagai pihak akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Oleh karena
itu dengan kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
Tarakan.
2. Bapak Ir. Abdul Jabarsyah, Ph. D, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
4. Ibu Ana Damayanti, S.Kep, Ns, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan dan penguji II ujian sidang dan
penguji I ujian praktik di RSUD TK. I Tarakan yang telah memberi bimbingan
dan masukan.
iv
5. Bapak dr. Wiranegara Tan SIP, MM, selaku Direktur Rumah Sakit Umum
6. Ibu Maria Imaculata Ose, S.Kep, Ns, selaku dosen pembimbing dan penguji
III ujian sidang dan penguji II ujian praktik di RSUD TK. I Tarakan yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran hingga selesainya Karya
Tulis ini.
7. Bapak Hendy Lesmana, S.Kep, Ns, selaku penguji I yang telah memberikan
8. Bapak Abdul Karim, SST, selaku penguji III ujian praktik di RSUD TK. I
9. Kepala ruangan beserta staf Ruang Flamboyan RSUD TK. I Tarakan atas
10. Dosen dan staf Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
11. Ibunda dan kakak serta orang-orang terdekat yang saya sayangi yang telah
memberi dukungan baik moril dan materil yang tidak ternilai harganya kepada
12. Tn. M beserta keluarga atas kerjasamanya. Semoga selalu diberi kesehatan
yang melimpah.
v
13. Ibu Bethy Mariana, S.Kep, Ns, dan Ibu Dorkas, S.Pd, yang telah banyak
perkuliahan
Iskandar, Yuli Sanda, Mirna, Nurdiana dan Nopiana) yang telah banyak
17. Teman-teman Departemen KMB, Maternitas, Anak dan Jiwa. Tetap semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan petunjuk dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan isi
karya tulis ini di masa yang akan datang. Akhirnya, semoga Karya Tulis Ilmiah
Penulis
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR…...............................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
DAFTAR BAGAN........................................................................................viii
DAFTAR ISI….............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….............................................................1
B. Tujuan..............................................................................5
C. Ruang Lingkup….............................................................5
D. Metode Penulisan….........................................................5
E. Sistematika Penulisan Laporan…....................................7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian…................................................................8
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal..........9
3. Etiologi.......................................................................11
4. Patofisiologi...............................................................11
5. Tanda dan Gejala.......................................................13
6. Pemeriksaan Penunjang..............................................14
7. Penatalaksanaan…......................................................15
8. Pencegahan.................................................................17
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian…..............................................................18
2. Diagnosa Keperawatan…...........................................22
3. Perencanaan…............................................................23
4. Implementasi..............................................................31
5. Evaluasi......................................................................32
ix
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian…………………………………………… 34
B. Diagnosa Keperawatan………………………………. 51
C. Perencanaan………………………………………….. 51
D. Implementasi…………………………………………. 56
E. Evaluasi………………………………………………. 71
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian……………………………………………. 75
B. Diagnosa Keperawatan………………………………. 76
C. Perencanaan………………………………………….. 79
D. Implementasi………………………………………… 80
E. Evaluasi………………………………………………. 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…...................................................................83
B. Saran….............................................................................85
KEPUSTAKAAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Ini
bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena itu, perlu dilakukan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
kepada klien, keluarga, kelompok atau masyarakat sehat maupun sakit dan
besar dan sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit tidak menular
1995, SKRT 2001 dan Riskesdas 2007 terlihat proporsi penyakit menular
12 tahun menurun sepertiganya dari 44% menjadi 28% dan proporsi penyakit
2
tidak menular termasuk penyakit infeksi, mengalami peningkatan cukup tinggi
dari 42% menjadi 60% (Laporan Riskesdas Litbangkes Depkes RI, 2008).
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di
dunia. Salah satu penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis.
Osteomielitis umumnya disebabkan oleh bakteri, namun jamur dan virus juga
mitos yang berkembang tentang penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi
akan berlanjut menyebar pada tulang dan akhirnya seluruh tubuh, padahal hal
karena jaringan lain tersebut punya aliran darah yang baik dan terproteksi oleh
Staphylococcus
3
aureus juga menurun dari 55% menjadi 31% selama periode 20 tahun. Insiden
derajat trauma dan tipe pengobatan yang diberikan (Fixwant, 2006, hal. 1).
Data yang didapat dari catatan medical record RSUP Dr. Kariadi
dengan 9 kasus pada tahun 2001, 6 kasus pada tahun 2002, 11 kasus pada
tahun 2003, 3 kasus pada tahun 2004, 4 kasus pada tahun 2005 dan selama
rumah sakit, 12,1% dalam keadaan sembuh dan 18,2% dalam keadaan lainnya
Berdasarkan data yang didapat dari catatan medis RSUD TK. I Tarakan
sebanyak 0 kasus (0%). Sedangkan tahun 2011 terhitung dari bulan Januari-
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
osteomielitis.
osteomielitis.
osteomielitis.
C. Ruang Lingkup
Daerah Tingkat I Tarakan selama tiga hari terhitung sejak tanggal 25 Juli 2011
D. Metode Penulisan
deskriptif dengan tipe studi kasus, yaitu memberikan gambaran keadaan yang
5
sedang berlangsung dan aktual pada kasus tertentu, dengan menggunakan
1. Wawancara
pada klien dan keluarga. Hal ini dapat menumbuhkan hubungan saling
2. Observasi
penyakitnya.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Studi Dokumentasi
6
record) seperti pencatatan medis, terapi dari dokter ataupun langsung dari
5. Studi Kepustakaan
buku-buku, diktat dan beberapa sumber lain yang terkait dengan kasus
bab, yaitu :
Bab satu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
Bab dua landasan teori yang terdiri dari konsep dasar yang meliputi
Bab lima penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Setelah itu daftar
pustaka.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesiifik (Mansjoer, 2000,
hal. 358).
2342).
adalah infeksi jaringan tulang dan sumsum tulang yang dapat timbul akut
atau kronik yang disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik.
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
a. Tinjauan Anatomi
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia yang terbagi dalam empat
tulang tarsalia), tulang pipih (misal sternum) dan tulang tak teratur
fungsi dan gaya yang bekerja padanya (Smeltzer & Bare, 2001, hal.
2264).
vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara dua tulang
9
yang unik sesuai dengan fungsinya. Secara umum struktur tulang tak
teratur sama dengan tulang pipih (Smeltzer & Bare, 2001, hal. 2265).
Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas, osteosit dan osteoklas.
b. Tinjauan Fisiologi
berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan
10
vital, termasuk otak, jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan
kalsium tubuh total terdapat dalam tulang. Sumsum tulang merah yang
terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah dan putih
3. Etiologi
Proteus, Pseudomonas dan Escerichia coli (Smeltzer & Bare, 2001, hal
2343).
4. Patofisiologi
11
Terdapat peningkatan insiden resistensi penisilin, nosokomial, gram
hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan (Smeltzer &
akan terbentuk abses tulang (Smeltzer & Bare, 2001, hal 2343).
yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah.
namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati
12
lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi
bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
terkumpul.
13
c. Klien dengan osteomielitis kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau
seperti demam, malaise dan anoreksia. Juga terdapat nyeri spontan lokal
infeksi.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Osteomielitis akut
14
2) Pemindaian tulang dan MRI dapat membantu diagnosis definitive
awal.
endap darah.
b. Osteomielitis kronis
7. Penatalaksanaan
saat cedera atau operasi (Price & Wilson, 2006, hal 1371).
15
Menurut Sjamsuhidajat (2004), penatalaksanaan klien dengan
antibiotik.
sedikit 4 minggu.
b. Osteomielitis kronik
pembilasan
16
8. Pencegahan
hematogen.
yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling
17
Proses keperawatan merupakan suatu modalitas pemecahan masalah
Proses keperawatan merupakan proses yang terdiri atas tiga tahap yaitu
1. Pengkajian
18
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan
secara individu.
mengetahui keluhan atau masalah klien serta dapat membantu klien dalam
hal 25-29).
(2001, hal 2344-2345); klien yang datang dengan awitan gejala yang akut
19
(misalnya nyeri lokal, pembengkakan, eritema dan demam) atau
infeksi.
kronik, peningkatan suhu mungkin minimal yang terjadi pada sore dan
malam hari.
20
Penyimpangan KDM Osteomielitis
Trauma klinis
Transduksi
Transmisi
Modulasi
Persepsi
Ketidakmampuan untuk
bergerak
Nyeri
Immobilisasi
Hambatan
mobilitas fisk
21
2. Diagnosa Keperawatan
etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala atau
komprehensif.
22
Menurut NANDA definisi kerja diagnosa keperawatan yang dikutip
3. Perencanaan
23
pasien. Perawat dapat menggunakan strategi pemecahan masalah untuk
kondisi fisik dan psikososial klien atau respons perubahan klien terhadap
klien yang dapat dicapai, diinginkan oleh pemberi asuahan atau klien, dan
dapat dicapai dalam periode waktu yang telah ditentukan situasi dan
langkah yang dapat diukur, mengarah pada tujuan-tujuan saat pulang yang
24
6. Menentukan rencana intervensi
Rencana intervensi yang terdapat pada karya tulis ini pada dasarnya
disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang ada serta disesuaikan
nyeri.
infeksi.
Intervensi :
traksi.
toleransi.
perlahan.
25
Rasional : Lukanya sendiri kadang terasa sangat nyeri. Tindakan
terapeutik.
otot.
26
Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat
Intervensi :
kesehatan.
dianjurkan.
secara umum.
27
mencegah kontraktur/atrofi dan resorpsi kalsium karena
tidak digunakan.
Intervensi :
28
3) Lakukan observasi tempat pemasangan infus.
merangsang penyembuhan.
dan pengobatan.
Intervensi :
29
2) Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan perawatan terhadap
timbulnya infeksi.
30
Rasional : Mencegah bertambahnya infeksi.
7. Implementasi
perilaku positif yang diharapkan dari klien atau tindakan yang harus
2000).
tindakan keperawatan.
31
8. Evaluasi
yaitu evaluasi yang dilakukan sekaligus pada akhir dari semua tindakan
jangka panjang.
a. Masalah teratasi
Masalah belum teratasi apabila klien atau keluarga sama sekali tidak
32
Evaluasi klinik keperawatan yang diharapkan pada klien dengan
33
BAB III
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan
Flamboyan RSUD TK. I Tarakan selama 3 hari mulai tanggal 25 Juli 2011 sampai
A. Pengkajian
1. Identitas klien
jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku Jawa, pendidikan SMP, belum
bekerja, alamat Tanjung Selor. Masuk RSUD TK. I Tarakan pada tanggal
23 Juli 2011 pukul 15:00 Wita dan nomor register 157 xxx dengan
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
bila klien banyak bergerak dan berkurang bila klien istirahat. Skala
nyeri ringan (3), nyeri dirasakan selama 10-15 menit. Klien juga
telapak kaki kiri sepanjang ±10 cm. Balutan tampak kering dan bersih.
pada tahun 2008 dan menjalani tindakan operasi untuk penyakit yang
lama dan dapat sembuh sendiri dengan mengkonsumsi obat yang dibeli
35
d. Riwayat penyakit keluarga
penyakit jantung.
e. Genogram
Faktor usia
Faktor usia Faktor usia Faktor usia
? ? ? ? ? ? ?
25
? ?
thn
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Hubungan Keluarga
= Tinggal Serumah
? = Tidak Tahu
36
3. Data psiko sosial ekonomi
dengan keluarga.
4. Data spiritual
1) Di rumah
siang, dan malam hari dengan menu nasi, ikan, sayur dan
37
kesulitan dalam mengunyah dan menelan makanan. Klien
mandiri.
2) Di rumah sakit
disiapkan oleh ahli gizi rumah sakit seperti nasi, sayur, dan ikan
1) Di rumah
38
Klien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-7 kali dalam
BAK.
2) Di rumah sakit
BAB.
BAK.
1) Di rumah
2) Di rumah sakit
1) Di rumah
dalam pergerakan.
39
2) Di rumah sakit
e. Personal hygiene
1) Di rumah
2) Di rumah sakit
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
40
b. Tanda-tanda vital
c. Kepala
1) Rambut
2) Kulit kepala
Kulit kepala kotor tapi tidak berketombe, tidak ada lesi pada
kulit kepala, dan tidak ada massa atau benjolan. Pada palpasi tidak
3) Wajah
ada pembengkakan.
4) Mata
41
kiri dan kanan. Klien dapat membaca surat kabar dalam jarak 30
6) Hidung
sekret pada kedua lubang hidung, silia, mukosa merah muda dan
kering. Pada palpasi tidak ada nyeri tekan. Tidak ada epistaksis,
7) Telinga
Simetris antara kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan. Liang
telinga kiri dan kanan bersih. Refleks cahaya politzer positif. Klien
d. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.
Nadi karotis teraba dan tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis
(5+0 cm H20).
42
e. Dada
dan kanan, tidak terlihat adanya retraksi dinding dada dan penggunaan
tekan atau massa. Taktil premitus, getaran dinding dada teraba sama
kiri dan kanan. Perkusi dada didapatkan sonor. Suara napas vesikuler
tambahan.
f. Jantung
klavikula sinistra dengan gerakan dinding dada kuat dan teratur. Pada
jantung didapatkan bunyi jantung redup, basis jantung berada pada ICS
tambahan.
g. Abdomen
43
kuadran. Perkusi hati redup pada ICS 5 mid klavikula sinistra. Tidak
ada nyeri tekan atau massa. Turgor kulit baik. Tidak teraba distensi
abdomen. Palpasi hati tidak teraba, ginjal tidak teraba, tidak terjadi
h. Genitalia
i. Tungkai
telapak kaki kiri sepanjang ± 10 cm, balutan terlihat kering dan bersih,
tidak terjadi kekakuan pada sendi, ujung esktremitas tidak pucat, CRT
kekuatan otot 5 5
5 5
j. Punggung
suara terasa/terdengar sama besar kiri dan kanan. Perkusi ginjal kiri
k. Lengan
Tidak ada nyeri tekan atau massa, tidak ada edema. Terpasang
44
l. Kulit
regio cruris, kulit kering, tidak ada petekie, dan tekstur kulit lembut.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
45
b. Pemeriksaan Hematologi (tanggal 25 Juli 2011)
8. Penatalaksanaan/Therapy/Diet
b. Obat
1) Ceftaxidine 1 vial/12jam
2) Ketorolac 30 mg/12jam
c. Diet
Nasi TKTP
9. Data Fokus
a. Data Subjektif
terdapat luka.
bergerak/beraktivitas.
46
8) Klien mengatakan sulit memulai dan mempertahankan tidur karena
b. Data Objektif
2) Klien meringis
6) Klien lemah
9) Klien gelisah.
47
Penyimpangan KDM
Faktor Predisposisi ; Usia, virulensi, riwayat
trauma, nutrisi dan lokasi nyeri
Osteomielitis
Fagositosis
Proses inflamasi, hipertermia, pembengkakan, gangguan fungsi,
pembentukan pus dan kerusakan integritas jaringan
Peningkatan tekanan
Proses inflamasi Pembentukan pus dan nekrosis
jaringan tulang
secara umum
Iskemia dan
Hipertermi Penyebaran infeksi Komplikasi infeksi
nekrosis tulang
ke organ penting
Pembentukan abses Kurang pengetahuan tentang
penyakit
Pengeluaran pus dari
Nyeri Perubahan status kesehatan
luka
Kurang motivasi Koping individu tidak
Kerusakan Integritas Jaringan
Defisit Perawatan
adekuat Ansietas
Diri; mandi
Merangsang RAS di
hipotolamus Terjaga
48
Bagan 2. Penyimpangan KDM Osteomielitis Pada Tn. M
49
10. Analisa
Pengelompokan data
a. Data subjektif :
terdapat luka.
bergerak/beraktivitas.
Data objektif :
2) Klien meringis
Masalah : Nyeri
b. Data penunjang :
50
c. Data subjektif :
Data objektif :
d. Data subjektif :
Data objektif :
2) Klien gelisah.
Masalah : Ansietas
e. Data subjektif :
Data objektif :
Penyebab : Nyeri
51
f. Data subjektif :
Data objektif :
Penyebab : Nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
jaringan kulit.
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1
52
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, nyeri
Kriteria hasil :
ringan (1-3).
Intervensi :
mendengarkan musik).
Diagnosa Keperawatan II
jaringan kulit.
53
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien
Kriteria hasil :
a. Luka terlihat kering tidak ada tanda infeksi (tidak terdapat pus pada luka).
b. Tidak ada nyeri tekan pada daerah luka saat dilakukan perawatan.
Intervensi :
Kriteria hasil :
b. Klien tenang.
Intervensi :
54
2. Anjurkan klien untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup (1000-
2000 cc/hari).
indikasi.
Diagnosa Keperawatan IV
diderita.
klien berkurang.
Kriteria hasil :
Intervensi :
2. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit yang dialami saat ini.
Diagnosa Keperawatan V
55
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
Kriteria hasil :
mempertahankan tidur.
Intervensi :
mengandung cafein.
Diagnosa Keperawatan VI
Kriteria hasil :
Intervensi :
56
3. Anjurkan klien agar selalu menjaga kebersihan diri.
D. Implementasi
Diagnosa Keperawatan 1
Evaluasi :
Evaluasi :
berkurang.
dalam.
57
Evaluasi :
mendengarkan musik).
Evaluasi :
tidur.
musik.
Evaluasi :
a. Subjektif : -
(axila) 37,20C.
58
Evaluasi :
tampak rileks
Diagnosa Keperawatan 2
Evaluasi :
Evaluasi :
yang diberikan.
diverban.
59
Evaluasi :
anjuran.
Jam 16:10
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 3
Evaluasi :
2. Menganjurkan klien untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup.
Evaluasi :
60
b. Objektif : Klien menghabiskan air putih ± 350 cc. Klien menyiapkan
3. Memasang infus.
Evaluasi :
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 4
Evaluasi :
61
Jam 15:50 Wita
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 5
Evaluasi :
Jam 18:05
Evaluasi :
tidur.
62
Jam 18:25 Wita
Evaluasi :
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 6
Evaluasi :
termasuk perawatan diri; mandi karena nyeri pada daerah yang luka.
63
Selasa, 26 Juli 2011
Diagnosa Keperawatan 1
Evaluasi :
b. Objektif : Skala nyeri ringan (3). Terlihat luka di telapak kaki kiri
Evaluasi :
kaki ditinggikan.
dalam.
Evaluasi :
64
b. Objektif : Klien terlihat melakukan teknik relakasasi napas dalam
Evaluasi :
miliknya.
Evaluasi :
a. Subjektif : -
Evaluasi :
65
Diagnosa Keperawatan 2
Evaluasi :
a. Subjektif : -
Evaluasi :
Evaluasi :
membersihkannya.
Evaluasi :
66
b. Objektif : Telah dimasukkan Ceftaxidine 1 gr via bolus intravena.
Diagnosa Keperawatan 3
Evaluasi :
Evaluasi :
b. Objektif : Klien minum air putih 1 gelas (± 200 cc). Terlihat di meja
Diagnosa Keperawatan 4
Evaluasi :
67
Jam 10:15 Wita
Evaluasi :
dialaminya sekarang.
Diagnosa Keperawatan 5
Evaluasi :
bila kotor.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 6
Evaluasi :
68
b. Objektif : Klien terlihat bersih dan segar. Klien rapid an tidak
berbau.
Evaluasi :
klien.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 1
Evaluasi :
b. Objektif : Klien rileks dan tenang. Skala nyeri ringan (2), durasi ± 5
menit.
69
Jam 08:05 Wita
Evaluasi :
Evaluasi :
dengan baik.
koran).
Evaluasi :
membaca Koran.
70
Evaluasi :
a. Subjektif : -
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 2
Evaluasi :
b. Objektif : Luka bersih, kemerahan pada sisi dan bagian dalam luka
2. Merawat luka.
Evaluasi :
dibersihkan.
71
Jam 09:15 Wita
Evaluasi :
alergi obat.
E. Evaluasi
1. Diagnosa Keperawatan 3
O : Suhu tubuh (axila) 360C, klien tenang, kulit klien tidak teraba panas.
2. Diagnosa Keperawatan 4
baik.
72
P : Intervensi keperawatan dihentikan.
3. Diagnosa Keperawatan 6
O : Klien terlihat rapi. Klien terlihat bersih dan segar. Kulit bersih dan
tidak berbau.
4. Diagnosa Keperawatan 5
1. Diagnosa Keperawatan 2
jaringan kulit.
73
Jam 15:30 Wita
dilakukan.
O : Luka tidak terdapat pus, kemerahan pada jaringan yang ada pada sisi
2. Diagnosa Keperawatan 1
74
A : Nyeri teratasi. Klien melaporkan nyeri berkurang dan dapat
diadaptasi.
dalam.
mendengarkan musik).
75
BAB IV
PEMBAHASAN
Tingkat I Tarakan mulai tanggal 25 Juli 2011 sampai dengan 27 Juli 2011, maka
berikut :
A. Pengkajian
komprehensif. Pada tahap ini semua data atau informasi didapatkan dari klien
pemeriksaan fisik dan wawancara. Untuk memperoleh data yang lebih lengkap
lagi perlu didukung pula dengan adanya informasi yang didapat dari catatan
menemukan data yang terdapat pada teori menurut Smeltzer & Bare (2001)
tetapi tidak ditemukan pada pengkajian, yang mana pada teori mengatakan
bahwa klien akan mengalami peningkatan suhu tubuh pada sore dan malam
hari. Menurut Carpenito (2006), hipertemi adalah keadaan ketika seorang
individu mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus
menerus lebih tinggi dari 37,8ºC per oral atau 38,8ºC per rektal karena faktor
eksternal. Sedangkan data yang penulis teraba hangat dan suhu tubuh 37,2ºC.
Tetapi untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pada klien dan mencegah
B. Diagnosa Keperawatan
dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat
analisa data yang diperoleh baik yang dapat dicegah atau ditangani dengan
tindakan keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang ada pada teori tapi
dalam pergerakan.
76
2. Resiko terhadap penyebaran infeksi; pembentukan abses tulang
bedah RSUD Tarakan sebelum masuk di dalam ruang perawatan dan pada
mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini dan klien terlihat gelisah.
klien Tn. M dan ada pada teori adalah nyeri akut berhubungan dengan adanya
77
tubuh dalam batasan normal (36ºC-37,5ºC). Hal tersebut sesuai dengan
yang dialami oleh klien, dimana saat pengkajian kulit teraba hangat, suhu
jaringan
kerusakan jaringan epidermis dan dermis. Hal ini ditemukan pada klien
dimana terjadi kerusakan jaringan lapisan kulit akibat luka insisi bedah.
Pada saat pengkajian klien mengatakan ada luka di kaki sebelah kiri dan
mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini dan data objektif klien
78
diinginya. Hal ini ditemukan pada klien dimana pada saat dilakukan
mengatakan jarang mandi saat dirumah hingga 2-4 hari. Klien juga
rambut kusamdan kotor dan penampilan yang tidak rapi. Disamping itu
klien juga mengalami penurunan motivasi dalam hal perawatan diri akibat
C. Perencanaan
Tindakan ini termasuk perawatan yang diprakarsai perawat sebagai hasil dari
diagnosa medis dan penampilan dari klien yang tidak dapat melakukan fungsi
79
memprakarsai perawatan berhubungan dengan diagnosa keperawatan
hambatan yang begitu berat. Klien dan keluarga sangat kooperatif dibuktikan
landasan teori yang ada dikatikan dengan situasi, kondisi, batas toleransi
(sumber daya) serta fasilitas keperawatan yang tersedia baik dari rumah sakit
maupun fasilitas yang dimiliki oleh penulis selaku perawat yang bertugas.
D. Implementasi
dari rencana tindakan yang telah ditetapkan. Pada tahapan proses keperawatan
kooperaif klien dan keluarga yang ditandai dengan berpartisipasi aktif selama
ruangan.
80
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini penulis juga menemukan
asuhan keperawatan pada klien untuk hadir 24 jam penuh. Untuk mengatasi
E. Evaluasi
Dalam tahap ini penulis melakukan evaluasi dengan cara menilai sejauh
keseluruhan, sebagian atau tidak tercapai sama sekali. Sesuai dengan tujuan
dan dari rencana keperawatan yang telah penulis tentukan, maka hasil yang
diperoleh yaitu nyeri teratasi, kerusakan integritas kulit teratasi, tidak terjadi
diri; mandi teratasi karena sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil pada
klien tenang dan tanda vital dalam batas normal (diagnosa keperawatan nyeri);
klien mengatakan tidak ada nyeri tekan pada saat perawatan luka dilakukan,
tidak terdapat pus dan kemerahan atau tanda komplikasi lain (diagnosa
lagi, klien terlihat rileks, klien tidak gelisah (diagnosa keperawatan ansietas);
81
klien mengatakan dapat tidur dengan tenang, klien terlihat segar dan tidak
badannya terasa segar setelah dimandikan, klien terlihat bersih dan segar, kulit
bersih dan tidak berbau (diagnosa keperawatan defisit perawatan diri; mandi).
akhir tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan pada klien dapat tercapai.
82
BAB V
PENUTUP
Flamboyan RSUD TK. I Tarakan yang dilaksanakan dari tanggal 25 Juli 2011
sampai dengan 27 Juli 2011, penulis mendapatkan kesimpulan dan saran sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
berikut:
osteomielitis penulis menenemukan data yang pada teori Smeltzer & Bare
(2001) tetapi tidak ditemukan dalam pengkajian yang mana pada teori
mengatakan bahwa klien akan mengalami peningkatan suhu tubuh pada
klien dan keluarga yang sangat terbuka dan kooperatif serta adanya
dukungan dari perawat ruangan, dokter, ahli gizi dan tim medis lainnya
menyusun rencana yang telah disusun. Namun, tidak semua dari rencana
keperawatan yang telah disusun dapat dilakukan secara berurutan. Hal ini
dikarenakan perubahan yang terjadi pada diri klien dari waktu ke waktu
tindakan keperawatan pada Tn. M dan mencatat hasil yang telah dicapai
84
dalam setiap lingkungan pelayanan kesehatan termasuk RSUD TK. I
Tarakan.
B. Saran
teknik dan teori pengkajian. Selain itu, perawat juga harus memperhatikan
komunikasi yang baik, memberi informasi yang konkrit baik secara lisan
maupun secara tulisan serta melibatkan klien dan keluarga dalam setiap
tindakan serta respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
85
diharapkan pada klien dan keluarga dapat terus berpartisipasi dalam setiap
86
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Tarakan. (2008). Profil Kesehatan 2007 Dinas Kesehatan
Kota Tarakan. Tarakan
Mansjoer Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : Media
Auscelapius.
Smeltzer & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN AKADEMIK 2010/2011