Anda di halaman 1dari 167

MODUL PRAKTIKUM

KEPERAWATAN DASAR I

DISUSUN OLEH
TIM DEPARTEMEN KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

A. Visi
Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang Islami, berbasis
teknologi informasi, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berkonstribusi
terhadap penyelesaian masalah sosial serta lingkungan.

B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang
kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi serta peka terhadap
masalah kesehatan di masyarakat
2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam
penyelesaian masalah sosial dan lingkungan
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk pengabdian
masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran,
kemiskinan dan lingkungan
4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak
yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.

C. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan dan
berkemajuan serta berpijak pada nilai-nilai keIslaman dan
KeMuhammadiyahan
2. Menghasilkan penelitian keperawatan yang bermutu dengan pendanaan yang
bersumber dari dalam dan luar universitas
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi dalam masalah
kesehatan sosial dan lingkungan
4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma perguruan tinggi yang produktif
dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar
negeri.

D. Sasaran
1. Terselenggaranya pendidikan ners yang memiliki nilai-nilai Islam dan
Kemuhammadiyahan serta unggul dalam bidang kegawat-daruratan dan
berbasis IT
2. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan dan alumni
3. Terselenggaranya pengembangan sumber daya manusia program studi secara
optimal untuk menunjang proses pembelajaran
4. Terlaksananya penelitian dan publikasi ilmiah dosen
5. Terlaksananya pengabdian masyarakat
6. Terselenggaranya kerja sama yang mendukung kegiatan program studi baik
dalam maupun luar negeri.
DAFTAR PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR I

A. SPO Persiapan Tindakan


1. SPO Mencuci tangan
2. SPO Memasang dan Melepaskan Sarung Tangan Bersih
3. SPO Memakai Sarung Tangan Steril

B. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. SPO Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
2. SPO Membantu Pasien Duduk di Tempat Tidur
3. SPO Range of Motion
4. SPO Mengatur Posisi Dorsal Rekumben
5. SPO Mengatur Posisi Semi Fowler
6. SPO Mengatur Posisi Fowler
7. SPO Mengatur Posisi Lateral
8. SPO Mengatur Posisi Pronasi
9. SPO Mengatur Posisi SIM

C. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


1. SPO Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
2. SPO Fisioterapi Dada
3. SPO Batuk Efektif
4. SPO Penggunaan Nebulizer

D. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN


KESEIMBANGAN CAIRAN-ELEKTROLIT
1. SPO Pemasangan Infus
2. SPO Pemberian Transfusi darah

E. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


1. SPO Memfasilitasi Proses Istirahat Tidur
2. SPO Manajemen Nyeri
3. SPO Relaksasi Nafas Dalam
4. SPO Pemberian Guided Imagery
5. SPO Pemberian Massage Punggung

F. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI;


1. SPO Pemasangan NGT
2. SPO Pemberian makan melalui NGT
3. SPO Kumbah Lambung

G. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI;


1. SPO Pemasangan Kateter
2. SPO Pemasangan Kondom Kateter
3. SPO Pemberian Huknah
H. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN AMAN;
1. SPO Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka
2. SPO Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup
3. SPO Menyiapkan Tempat Tidur dengan Pasien di Atasnya
4. SPO Menyiapkan Tempat Tidur Pasca Bedah
5. SPO Restrain

I. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI


1. SPO Memandikan Pasien di Atas Tempat Tidur
2. SPO Oral Hygiene
3. SPO Merawat Kuku
4. SPO Merawat Rambut
5. SPO Membantu Buang Air Besar di Tempat Tidur
6. SPO Membantu Buang Air Kecil di Tempat Tidur
7. SPO Pemasangan Popok Dewasa
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENCUCI TANGAN
No Dokumen No Revisi Halaman

171/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan mencuci tangan secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk mencuci tangan
4. Mendemonstrasikan latihan mencuci tangan secara benar

Pengertian
Suatu tahapan dalam mencegah penyebaran infeksi dan mikroorganisme (RS)
1. Handwash : Kegiatan Membersihkan tangan dari kotoran maupun mikroorganiseme
dengan menggunakan sabun anti septik dan air mengalir, dilakukan 40-60 detik.
2. Handsrub : Kegiatan Membersihkan tangan dari kotoran maupun mikroorganiseme
dengan menggunakan cairan antiseptik, dilakukan 20-30 detik.

Tujuan
Mencegah dan mengurangi infeksi silang

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 •

3 Diagnosa Keperawatan :
• …………………………………………………………
Fase pre interaksi
4 Siapkan alat :
• Sabun antiseptik
• Air mengalir
• Kertas tissue
Fase Kerja
5 Mengangkat lengan baju di atas siku

6 Membuka keran; atur kecepatan aliran

7 Membasahi tangan sampai pergelangan. Pertahankan agar


posisi tangan selalu lebih rendah dari siku agar air dapat
mengalir ke jari-jari tangan.
8
Meletakan sabun dibagian telapak tangan yang telah
basah, buat busa secukupnya

9 1) Menggerakkan menggosok dan memutar telapak


tangan
2) Menggosokkan telapak tangan diatas punggung
telapak tangan kiri, dan selanjutnya telapak tangan kiri
diatas telapak tangan kanan.
3) Telapak tangan dengan telapak tangan dan jari saling
terkait.
4) Meletakkan punggung jari dengan telapak tangan
lainnya dengan jari saling mengunci.
5) Jempol kiri digosok dengan telapak tangan dan
sebaliknya.
6) Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan
kekiri pada telapak tangan kanan dan sebaliknya.

10 Bilas tangan dengan air mengalir dari ujung tangan ke


pangkal tangan

11 Pertahankan posisi tangan menghadap ke atas sebelum


mengeringkan tangan

12 Keringkan tangan dari ujung pangkal dengan


menggunakan tissue

13 Matikan keran air dengan menggunakan tissue yang


dipakai untuk mengeringkan tangan.

14 Membuang tissue ke dalam tempat sampah

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Jika tangan tampak kotor lakukan handwash dan jika telah
melakukan handsrub lebih dari 5 kali
Fase Terminasi

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMASANG DAN MELEPASKAN
SARUNG TANGAN BERSIH

No Dokumen No Revisi Halaman


172/FIK.3/B/2019 02 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan dan pelepasan sarung tangan bersih

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memasang dan melepaskan sarung tangan bersih

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian dari memasang sarung tangan bersih/tidak steril
2. Menjelaskan tujuan dari memasang sarung tangan bersih/tidak steril
3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
4. Mendemonstrasikan cara memasang sarung tangan bersih/tidak steril dengan
benar

Pengertian
Suatu tahapan dalam memasang sarung tangan tanpa memperhatikan sterilitas

Tujuan
Mencegah transmisi kuman dan melindungi individu

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 •

2 Diagnosa Keperawatan :
• …………………………………………………………
………………………….
Fase pre interaksi
3 Siapkan alat :
• Sarung tangan bersih/tidaksteril (disposable)
Fase Kerja
4 Cuci tangan dan keringkan tangan
5 Ambil sarung tangan, masukkan tangan dominan dan jari-
jari ke dalam sarung tangan lalu tarikke atas.

6 Dengan langkah yang sama, lakukan pada tangan


sebelahnya.

7 Cara melepas sarung tangan yaitu dengan menggunakan


tangan yang dominan, ambil ujung sarung tangan dan
lepaskan dengan cara membalikkannya dengan daerah
yang terkontaminasi pada sebelah dalam. Pegang sarung
tangan yang sudah terlepas pada tangan yang dominan

8 Masukkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung


tangan ke dalam sarung tangan yang masih terpasang.
Pegang bagian dalam sarung tangan dan lepaskan dengan
bagian dalam sarung tangan di sebelah luar.

9 Buang sarung tangan pada tempatnya

Fase Terminasi
10 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat
11 Mencuci tangan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL
No Dokumen No Revisi Halaman

173/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memakai sarung tangan steril dengan benar

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memakai sarung tangan steril

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemakaian sarung tangan steril
2. Menjelaskan tahapan pemakaian sarung tangan steril

Pengertian
Menggunakan sarung tangan steril merupakan komponen kunci dalam meminimalkan
penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi

Tujuan
1. Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari klien
2. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat berpindah
dari klien satu ke klien yang lainnya

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji tingkat pengetahuan perawat

2 Kaji kesiapan diri perawat

3 Kaji kondisi lingkungan

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi


5 Mencuci tangan

6 Mempersiapkan alat
• Pack yang berisi sarung tangan steril
• Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan
pack sarung tangan

Fase Kerja

7 Membaca basmalah

8 Mengambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara


memegang manset (lipatan sarung tangan) bagian dalam.

9 Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas


pinggang, sarung tangan bagian jari-jari berada di bawah

10 Menyelipkan atau memasukkan tangan pertama pada


sarung tangan
Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan
saja

11 Mengambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari


tangan yang sudah menggunakan sarung tangan di sisi
bawah manset. Angkat sarung tangan jauh dari badan
setinggi pinggang, masukkan tangan ke dua kedalam
sarung tangan dan hanya boleh memegang bagian dalam
sarung tangan saja

12 Menarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan


pertama yang sudah memakai sarung tangan tanpa
menyentuh kedua lengan

13 Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya

Fase Terminasi

14 Membaca hamdalah

Evaluasi

15 Memastikan sarung tangan terpasang dengan benar dan


tetap steril

Dokumentasi

16 Keberhasilan pemasangan sarung tangan steril

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE
KURSI RODA
No Dokumen No Revisi Halaman
174/FIK.3/B/2019 02 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi roda secara benar.

Tujuan umum
Mahasiswa mampu memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
2. Menjelaskan tahapan prosedur memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
roda.

Tujuan Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda


1. Mencegah komplikasi immobilisasi
2. Meningkatkan status mobilitas
3. Meningkatkan kemandirian dan harga diri

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji kekuatan otot kaki dan lengan klien, bandingkan kekuatan kiri
dan kanan

2 Kaji rentang pergerakan sendi dan adanya keterbatasan akibat


kontraktur/ketidaknyaminan
3 Kaji perubahan sensasi: penglihatan dan pendengaran
4 Kaji kemampuan untuk mengikuti instruksi verbal dan respon pada
instruksi singkat
5 Kaji TV dan adanya riwayat hipotensi ortostatik
6 Kaji adanya alat medik yang digunakan: infuse, drain, kateter
7 Kaji adanya kebutuhan analgetik sebelum berpindah tempat
8 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi
9 Mencuci tangan
10 Mempersiapkan alat
• Kursi roda dalam keadaan terkunci
• Alas kaki
• Sabuk untuk berpindah posisi
• Bantal
Fase Orientasi
11 Memberi salam dan menyapa nama klien
12 Memperkenalkan diri
13 Melakukan kontrak
14 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
15 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
16 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
17 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
18 Membaca basmalah
19 Memposisikan kursi roda 45 derajat/sejajar dengan tempat tidur
dan naikkan penyangga kaki/alas kaki pada kursi roda
20 Menurunkan posisi tempat tidur, tutup sisi pengaman tempat tidur
yang berlawanan dengan klien dan anjurkan klien untuk bergeser
ke arah perawat
21 Membantu klien pada posisi duduk
22 Menginstruksikan klien untuk tarik napas dalam. Dorong untuk
melakukan pergerakan bahu, kaki dan jari, duduk selama 1-2
menit
23 Membantu klien untuk menggunakan alas kaki/sepatu dan
letakkan kaki datar di lantai
24 Sokong klien lewat aksila dan letakkan tangan di scapula klien
atau pegang sabuk pengaman.
25 Meletakkan tangan klien di bahu perawat
26 Menginstruksikan klien untuk berdiri tegak pada hitungan ketiga.
Letakkan lutut perawat di depan lutut klien, bila perlu
Mengarahkan klien ke kursi roda, anjurkan klien untuk memegang
27 kursi roda
28 Memfleksikan panggul dan lutut ketika menurunkan klien ke kursi
29 Meletakkan kaki klien pada alas kaki di kursi roda
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah
31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca
doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha
penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
36 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
37 Observasi kemampuan klien untuk berpindah
38 Jumlah orang yang membantu saat berpindah posisi
39 Respon klien saat berpindah atau setelah berpindah
Dokumentasi
40 Peralatan bantuan yang digunakan dan jumlah perawat yang
membantu
41 Respon subyektif klien terhadap prosedur yang dilakukan
42 Tujuan transportasi klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBANTU PASIEN DUDUK DI TEMPAT TIDUR
No Dokumen No Revisi Halaman

175/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien duduk ditempat tidur
secara benar.

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan prosedur membantu pasien duduk di tempat tidur
2. Menjelaskan tahapan prosedur membantu pasien duduk di tempat tidur
3. Menerapkan prosedur membantu pasien duduk di tempat tidur secara benar

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu pasien duduk di salah satu tepi tempat tidur

Tujuan Membantu pasien duduk di tempat tidur


Posisi yang diberikan sebelum klien berjalan, berpindah ke kursi roda/kursi, makan
atau melakukan aktivitas lainnya

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi
2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi


Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
5 • Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
Melakukan identifikasi pasien dengan menanykan
(nama,tanggal lahir, dan menoccokkan dengan gelang
8 identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Memasang tirai/penutup
14 Menggunakan sarung tangan bersih
15 Membantu klien pada posisi miring ke satu sisi, posisikan
diri menghadap ke sisi di mana klien akan duduk
16 Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kenyamanan klien
17 Berdiri menghadap klien. Letakkan lengan di bawah bahu
menyokong kepala dan leher, letakkan tangan lain di atas
paha klien
18 Memindahkan kaki klien di tepi tempat tidur
Membantu klien pada posisi duduk dengan gerakan
19 mengayun pada kaki
20 Menjaga klien hingga posisi seimbang
Fase Terminasi
21 Membaca hamdalah
22 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
23 Mengevaluasi respon klien
25 Memberi reinforcement positif
26 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
27 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.
28 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
29 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,
adanya eritema, pucat

30 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman

31 Observasi body alignment dari posisi klien


Dokumentasi
32 Posisi yang diberikan kepada klien
33 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
34 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
35 Alat bantu yang digunakan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RANGE OF MOTION (ROM)
No Dokumen No Revisi Halaman

176/FIK.3/B/2019 02 1/7

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 04-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan Range of Motion dengan benar
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan Range Of Motion (ROM) dengan benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan Range Of Motion (ROM)
2. Menjelaskan tahapan prosedur Range Of Motion (ROM)
3. Menerapkan Range Of Motion (ROM) secara benar.

Pengertian
Latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya
terbatas karena penyakit, disabilitas, atau trauma, di mana klien menggerakkan
masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif

Tujuan Range Of Motion (ROM)


1. Untuk mempertahankan mobilisasi sendi dan kekuatan pada otot
2. Mencegah terjadinya kontraktur

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

PENGKAJIAN

1 Kaji kemampuan mobilisasi klien

2 Kaji adanya pembatasan aktivitas

3 Kaji adanya nyeri pada daerah persendian

DIAGNOSA KEPERAWATAN

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


• Risiko kontraktur
FASE PRE INTERAKSI

5 Mencuci tangan

FASE ORIENTASI

6 Memberi salam dan Memperkenalkan diri

7 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)

8 Melakukan kontrak

9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

FASE KERJA

12 Menjaga privasi klien

13 Membaca “basmalah”

14 Mengatur ketinggian tempat tidur

15 Membantu klien dalam posisi tidur terlentang

Melatih pergerakan otot dan persendian dimulai dari kepala dan


leher
a. Fleksi dan ekstensi
16
• Letakkan salah satu telapak di bawah kepala klien dan
telapak tangan lainnya di bawah dagu
• Tekuk kepala ke depan hingga dagu menempel di dada,
kemudian kembali ke posisi tegak
b. Fleksi lateral
• Letakkan kedua tangan pada pipi kanan dan kiri klien
• Tekuk kepala ke arah samping (ke arah bahu) kanan dan
kiri bergantian

17 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah bahu


a. Rotasi lateral
• Letakkan kedua telapak tangan pada pipi kanan dan kiri
klien
• Palingkan muka ke arah samping kanan dan kiri bergantian
b. Fleksi ekstensi
• Pegang tangan klien di bawah siku dengan satu tangan,
sementara tangan lain memegang pergelangan tangan
• Angkat tangan ke atas hingga mencapai bagian kepala
tempat tidur, kembalikan ke posisi semula
c. Abduksi
• Angkat tangan klien ke samping hingga mencapai kepala
bagian tempat tidur
d. Adduksi anterior dan posterior
• Gerakkan tangan klien melewati tubuh hingga mencapai
tangan klien yang lain, kembalikan ke posisi semula
e. Rotasi internal dan eksternal bahu
• Gerakkan tangan ke samping setinggi bahu hingga
membentuk sudut 900 dengan tubuh. Tekuk sendi siku
sehingga jari-jari menghadap ke atas
• Gerakkan tangan ke arah bawah sehingga telapak tangan
menyentuh tempat tidur. Naikkan tangan hingga punggung
telapak tangan menyentuh tempat tidur

18 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah siku


a. Fleksi eksternal
• Tekuk siku hingga jari-jari menyentuh dagu dan kemudian
luruskan
b. Supinasi-pronasi
• Putar lengan bawah ke arah luar sehingga telapak tangan
menghadap ke atas
• Putar lengan bawah ke arah sebaliknya sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah

19 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah pergelangan


tangan
Untuk memberikan latihan pada pergelangan tangan, tekuk
tangan klien pada siku. Pegang pergelangan tangan klien
dengan satu tangan dan tangan lainnya digunakan untuk
memberikan latihan
a. Fleksi-ekstensi
• Tekuk telapak tangan ke arah bagian dalam lengan bawah
dan kemudian luruskan telapak tangan sehingga sebidang
dengan lengan bawah
b. Abduksi/fleksi radial/deviasi radial
• Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah ibu jari
dan luruskan kembali
c. Adduksi/fleksi/deviasi ulnar
• Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah kelingking
dan luruskan kembali
d. Sirkumduksi
• Putar telapak tangan dengan pergelangan tangan sebagai
poros

20 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah jari-jari


tangan dan ibu jari
Cara memegang tangan klien sama dengan pada saat
menggerakkan pergelangan tangan
a. Fleksi-ekstensi
• Kepalkan jari-jari tangan klien dan kemudian luruskan
kembali
b. Hiperekstensi
• Bengkokkan jari-jari ke belakang sejauh mungkin
c. Abduksi-adduksi
• Kembangkan jari-jari tangan dan kemudian rapatkan
kembali
d. Oposisi
• Sentuhkan ujung ibu jari dengan jari-jari lainnya secara
bergantian
e. Sirkumduksi
• Putar ibu jari klien dengan sumbu sendi metakarpal
f. Abduksi-adduksi
• Rentangkan ibu jari ke samping. Dekatkan kembali dengan
jari lain

Melatih pergerakan otot dan persendian pada panggul


21 Latihan pasif panggul dan lutut dapat dilakukan bersamaan.
Untuk memberikan latihan pada panggul dan lutut, letakkan satu
tangan di bawah lutut klien dna tangan lainnya di bawah tumit
a. Fleksi-ekstensi
• Angkat kaki dan tekuk lutut
• Gerakkan lutut ke arah dada sejauh mungkin
• Turunkan kaki, luruskan, dan kembalikan ke posisi semula
b. Abduksi-adduksi
• Gerakkan kaki ke samping menjauhi sumbu tubuh dan ke
arah sebaliknya hingga menyilang kaki lainnya di depan
c. Rotasi internal
• Putar kaki ke arah dalam
d. Rotasi eksternal
• Putar kaki ke arah samping tubuh

22 Melatih pergerakan otot dan persendian pada lutut


a. Fleksi-ekstensi
• Dilakukan bersamaan dengan fleksi-ekstensi panggul

23 Melatih pergerakan otot dan persendian pada pergelangan kaki


Tempatkan satu tangan di bawah tumit dan tangan lainnya di
bagian atas telapak kaki
a. Dorso fleksi
• Dorong telapak kaki ke arah kaki dan kembalikan ke posisi
semula
b. Plantar fleksi
• Dorong telapak kaki ke arah bawah dan kembalikan ke
posisi semula
c. Eversi
• Putar telapak kaki ke arah luar
d. Inversi
• Putar telapak kaki ke arah dalam
e. Sirkumduksi
• Putar telapak kaki dengan poros pada sendi tumit

24 Melatih pergerakan otot dan persendian pada jari-jari kaki


a. Fleksi-ekstensi
• Letakkan jari-jair tangan perawat di bawah jari-jari klien
• Dorong jari-jari ke arah atas dan kemudian ke arah bawah
b. Abduksi-adduksi
• Lebarkan jari-jari kaki bersama-sama
• Dekatkan jari kaki bersama-sama

FASE TERMINASI

25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

26 Mengumpulkan dan membersihkan alat

27 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

28 Membaca hamdalah

29 Mengevaluasi respon klien

30 Memberi reinforcement positif

31 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

32 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa


Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
kelainannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi).
dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

33 Mencuci tangan

EVALUASI

34 Kenyamanan klien selama latihan

35 Kemampuan rentang pergerakan klien

36 Kekuatan otot klien

37 Temuan-temuan mengenai kondisi persendian

DOKUMENTASI

38 Catat sendi yang dilatih, adanya edema, nyeri yang timbul saat
latihan, adanya batasan ROM, dan toleransi klien terhadap latihan

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,
Belland Bain Ltd, Glasgow
3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte
Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).
Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins Grodner M.,
6. Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A
Nursing Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical
Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
10. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI DORSAL REKUMBEN
No Dokumen No Revisi Halaman
177/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
02-09-2019
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengatur posisi dorsal rekumben dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi dorsal rekumben
2. Menjelaskan tahapan posisi dorsal rekumben

Pengertian
Pemberian posisi pada klien dengan posisi kedua kaki menekuk, telapak kaki
menapak di tempat tidur dengan posisi kaki terbuka

Tujuan Mengatur Posisi Dorsal Rekumben


1. Untuk pemeriksaan daerah vagina
2. Untuk membersihkan daerah vagina
3. Pemasangan kateter pada klien wanita

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian

Kaji kemampuan untuk beraktivitas, adanya keterbatasan


1 aktivitas

2 Kaji rentang pergerakan sendi


3 Kaji adanya ketidaknyamanan
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
• Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan Memperkenalkan diri
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
8 tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
13 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
14 Membaca basmalah
15 Memasang tirai/penutup
16 Membantu klien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki
17 Klien memakai bantal di kepala
18 Kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur
19 Meletakkan kedua tangan klien ke arah kepala
Fase Terminasi
20 Membaca hamdalah
21 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
22 Mengevaluasi respon klien
23 Memberi reinforcement positif
24 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
25 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
26 Mencuci tangan
Evaluasi
Rasa nyaman dan aman klien
27
Tercapainya tujuan dari tindakan
28
Dokumentasi
Respon klien
29
30 Alat bantu yang digunakan

Unit Terkait
3. Departemen Keperawatan Maternitas
4. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition.
Malloy.Inc
2. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
Lowdermilk, D.L.,
3. Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2vol set). Edisi
Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
4. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
5. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI SEMI FOWLER
No Dokumen No Revisi Halaman

178/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien mengatur posisi semi
fowler

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi semi fowler
2. Menjelaskan tahapan posisi semi fowler

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi yang nyaman kepada klien
dengan posisi tempat tidur bagian kepala ditinggikan 45-90 derajat dan bagian lutut
dapat difleksikan.

Tujuan Mengatur Posisi Semi Fowler


1. Memperbaiki curah jantung, meningkatkan ventilasi paru
2. Membantu/mempermudah komunikasi/sosialisasi, makan, menonton TV,
eliminasi.

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi

2 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur

3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi


4 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
5 Mencuci tangan

Fase Orientasi
Memberi salam dan memperkenalkan diri
6
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)
7
Melakukan kontrak
8
9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja
12 Kaji kebutuhan klien akan bantuan

13 Membaca basmalah

14 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk


bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang
dibutuhkan

15 Memasang tirai/penutup

16 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien


untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur

17 Meninggikan kepala tempat tidur klien sesuai kebutuhan

18 Meletakkan bantal tipis untuk menyokong kepala, leher,


dan bahu

19 Menggunakan bantal untuk mensupport lengan dan


tangan klien bila tubuh bagian atas diimobilisasikan

20 Meletakkan bantal tipis atau gulungan kain pada


punggung
21 Meletakkan bantal kecil atau gulungan kain di bawah
paha, hindari penekanan pada area popliteal

Meletakkan papan kaki pada telapak kaki klien


22
Fase Terminasi
Membaca hamdalah
23
24 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

Mengevaluasi respon klien


25
Memberi reinforcement positif
26
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
27
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.
Mencuci tangan
29
30 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan
keperawatan

Evaluasi
31 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi
adanya eritema, pucat

32 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman

33 Observasi body alignment dan posisi klien

Dokumentasi
34 Posisi yang diberikan kepada klien

35 Waktu perubahan posisi yang dilakukan

36 Alat bantu yang digunakan


37 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI FOWLER
No Dokumen No Revisi Halaman
179/FIK.3/B/2019 01 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan mengatur posisi fowler pada pasien

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengatur posisi fowler dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi fowler
2. Menjelaskan tahapan posisi fowler

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi yang nyaman kepada klien
dengan posisi tempat tidur bagian kepala ditinggikan 45-90 derajat dan bagian lutut
dapat difleksikan.

Tujuan Mengatur Posisi Fowler


1. Memperbaiki curah jantung, meningkatkan ventilasi paru
2. Membantu / mempermudah komunikasi / sosialisasi, makan, menonton TV,
eliminasi.

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi

2 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur

3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi


4 Mencuci tangan
5 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
• Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
Fase Orientasi
6 Memberi salam dan menyapa nama klien

7 Memperkenalkan diri

8 Melakukan kontrak

9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

12 Kaji kebutuhan klien akan bantuan

13 Membaca basmalah

14 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk


bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang
dibutuhkan

15 Memasang tirai/penutup

16 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien


untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur

17 Meninggikan kepala tempat tidur klien sesuai kebutuhan

18 Meletakkan bantal tipis untuk menyokong kepala, leher,


dan bahu

19 Menggunakan bantal untuk mensuport lengan dan tangan


klien bila tubuh bagian atas diimobilisasikan

20 Meletakkan bantal tipis atau gulungan kain pada


punggung
21 Meletakkan bantal kecil atau gulungan kain di bawah
paha, hindari penekanan pada area popliteal

Meletakkan papan kaki pada telapak kaki klien


22
Fase Terminasi

23 Membaca hamdalah

24 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.
29 Mencuci tangan

30 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan


keperawatan

Evaluasi
31 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi
adanya eritema, pucat

32 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman

33 Observasi body alignment dan posisi klien

Dokumentasi
34 Posisi yang diberikan kepada klien

35 Waktu perubahan posisi yang dilakukan

36 Alat bantu yang digunakan


37 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman

180/FIK.3/B/2019 02 1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan mengatur posisi lateral pada pasien

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi lateral
2. Menjelaskan tahapan prosedur mengatur posisi lateral

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi berbaring klien pada satu sisi
tubuh (kanan/kiri)

Tujuan Mengatur Posisi Lateral


Posisi alternatif untuk klien bedrest guna mencegah penekanan pada punggung dan
sacrum
Catatan: Tidak digunakan pada klien sesudah pembedahan panggul

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat


berubah posisi

2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan


kemampuan klien untuk bekerja sama

3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi


Mempersiapkan alat
5
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

Melakuan identifikasi pasien dengan menanyakan


(nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang
identitas pasien)
8
9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Meminta ijin melakukan tindakan

Fase Kerja

13 Kaji kebutuhan klien akan bantuan

14 Membaca basmalah

15 Memasang tirai/penutup

16 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk


bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang
dibutuhkan

17 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien


untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur

18 Menaikkan pengaman sisi tempat tidur yang berlawanan


dengan posisi perawat

19 Menggeser klien ke sisi tempat tidur yang berlawanan


dengan arah posisi lateral

20 Meletakkan tangan di mana klien akan miring menjauh


dari tubuh klien dan tangan lain menyilang di dada
21 Menekuk lutut klien yang tidak bersentuhan dengan
tempat tidur atau silangkan kaki klien

Memposisikan perawat pada posisi di mana klien akan


22 miring

23 Meletakkan tangan perawat pada panggul dan bahu klien

24 Menarik/gulingkan klien ke arah perawat

25 Meletakkan bantal di bawah kepala dan leher klien

26 Memberikan posisi fleksi pada kedua tangan. Tangan


bagian atas disokong bantal sejajar dengan bahu

27 Meletakkan bantal/guling di punggung klien

28 Meletakkan bantal di bawah kaki yang semifleksi mulai


dari pangkal paha sampai kaki

29 Meletakkan bantal pasir sejajar dengan permukaan


telapak kaki

Fase Terminasi

30 Membaca hamdalah

31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

32 Mengevaluasi respon klien

33 Memberi reinforcement positif

34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia,
engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

36 Mencuci tangan

Evaluasi

37 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,


adanya eritema, pucat

38 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman

39 Observasi body alignment dari posisi klien

Dokumentasi

40 Posisi yang diberikan kepada klien

41 Waktu perubahan posisi yang dilakukan

42 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

43 Alat bantu yang digunakan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI PRONASI
No Dokumen No Revisi Halaman

181/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan Mengatur posisi pronasi pada pasien secara
benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi pronasi
2. Menjelaskan tahapan prosedur mengatur posisi pronasi

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi tengkurap yang bertumpu
pada bagian perut dan kepala miring ke salah satu sisi (kanan/kiri

Tujuan Mengatur Posisi Pronasi


Posisi alternatif untuk klien immobilisasi

Catatan: Kontra indikasi pada klien post op daerah abdomen dan klien dengan
masalah pada sistem pernapasan/spinal

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi

2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan


kemampuan klien untuk bekerja sama

3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien


4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan

Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
8 pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
13 Mengkaji kebutuhan klien akan bantuan
14
Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Memasang tirai/penutup
16 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang
dibutuhkan
17 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien
untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur
18 Menaikkan pengaman sisi tempat tidur yang berlawanan
dengan posisi perawat
19 Menggeser klien ke sisi tempat tidur yang berlawanan
dengan arah posisi lateral
20 Meletakkan tangan klien sepanjang garis tubuh/dekat
dengan tubuh, telapak tangan menghadap panggul
21 Memiringkan kepala klien ke salah satu sisi dan sokong
dengan bantal kecil
22 Meletakkan bantal kecil di bawah perut di bawah diafragma
23 Memposisikan perawat pada posisi di mana klien akan
tengkurap
24 Meletakkan tangan perawat pada panggul dan bahu klien
25 Menarik/gulingkan klien ke arah perawat
26 Menyokong lengan dalam posisi sejajar bahu
27 Menyokong kaki bagian bawah dengan bantal, jari-jari
terangkat
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
30 Mengevaluasi respon klien
31 Memberi reinforcement positif
32 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
33 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.
34 Mencuci tangan
Evaluasi
35 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,
adanya eritema, pucat
36 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman

37 Observasi body alignment dari posisi klien

Dokumentasi
38 Posisi yang diberikan kepada klien
39 Waktu perubahan posisi yang dilakukan

40 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

41 Alat bantu yang digunakan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI SIM
No Dokumen No Revisi Halaman

182/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan mengatur posisi SIM pada pasien secara
benar
Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengatur posisi SIM dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi SIM
2. Menjelaskan tahapan prosedur mengatur posisi SIM

Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi klien setengah miring dan
setengah tengkurap yang bertumpu pada salah satu anterior dada.

Tujuan Mengatur Posisi SIM


1. Digunakan untuk klien yang tidak sadar, berguna dalam memfasilitasi drainage
dari mulut dan mencegah aspirasi
2. Mengurangi penekanan di sacrum dan trochanter/panggul
3. Sering digunakan untuk klien yang mengalami prosedur enema
4. Pemeriksaan dan pengobatan area perineal

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi

2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan


kemampuan klien untuk bekerja sama
3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur

6 Menucuci tangan
Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


8 tanggal, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Meminta ijin melakukan tindakan


Fase Kerja

13 Kaji kebutuhan klien akan bantuan

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Meletakkan kepala pada posisi datar

16 Meletakkan klien pada posisi berbaring

17 Memposisikan klien dalam posisi lateral di bagian abdomen

18 Meletakkan bantal di bawah kepala

19 Meletakkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan,


mensuport lengan sejajar bahu
20 Meletakkan bantal di bawah kaki atas yang difleksikan,
sokong kaki sejajar panggul

21 Meletakkan bantalan pasir sejajar permukaan telapak kaki

22 Mengobservasi posisi body alignment yang baik, tingkat


kenyamanan klien dan kemungkinan penekanan pada
bagian tubuh

23 Menurunkan posisi tempat tidur

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

26 Mengevaluasi respon klien

27 Memberi reinforcement positif

28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.

30 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan


Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan
31 keperawatan
Evaluasi
32 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,
adanya eritema, pucat

33 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman

34 Observasi body alignment dari posisi klien

Dokumentasi
35 Posisi yang diberikan kepada klien

36 Waktu perubahan posisi yang dilakukan

37 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

38 Alat bantu yang digunakan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
No Dokumen No Revisi Halaman
183/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 04-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian terapi oksigen

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemberian terapi oksigen
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian terapi oksigen
3. Menerapkan pemberian terapi oksigen secara benar

Pengertian
Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat bantu oksigen.

Tujuan
1. Mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru dan jantung
3. Mencegah terjadinya hipoksia

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Kaji tanda-tanda kesulitan bernafas pada klien

3 Pantau frekuensi pernafasan klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi


5 Mempersiapkan alat
• Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan
humidifier
• Kanula nasal, masker
• Vaselin/jelly
• Bengkok
• Tissue
• Korentang
6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Menjaga privasi klien

15 Membaca “basmalah”

16 Mengatur posisi klien

17 Nasal Kanul
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit. kemudian observasi
humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air
Memasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat
untuk kenyamanan klien
Masker Oksigen
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan, biasanya 6-10 liter/menit. Kemudian observasi
humidifire pada tabung dengan adanya gelembung air
Menempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung
klien dan atur pengikat untuk kenyamanan klien
Fase Terminasi

18 Membaca hamdalah

19 Mengevaluasi respon klien

20 Memberi reinforcement positif

21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

23 Mencuci tangan

Evaluasi

24 Pantau kanula dan kecepatan aliran setiap 6-8 jam

25 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

26 Catat kecepatan aliran oksigen dan rute pemberian

27 Catat jenis selang yang digunakan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi
dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
FISIOTERAPI DADA PASIEN DEWASA
No Dokumen No Revisi Halaman
184/FIK.3/B/2019 02 ¼

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada pada orang dewasa

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan fisioterapi dada
2. Menjelaskan tahapan prosedur fisioterapi dada
3. Menerapkan fisioterapi dada secara benar

Pengertian

Suatu tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping, dan


vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan (mis. PPOK, Bronkitis
Kronis, Asma, Emfisema) yang dilakukan untuk mengeluarkan sekret pada organ
pernafasan.

Tujuan

1. Mengeluarkan dahak pada klien


2. Memberikan kenyamanan pada klien

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Melakukan pengecekan program terapi

2 Tanyakan kapan terakhir klien makan

3 Kaji adanya kelainan pada thorak

4 Kaji adanya tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial


5 Kaji status klien

6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi mukus dalma jumlah berlebih

Fase pre interaksi

7 Mencuci tangan
Mempersiapkan alat
8
• Stetoskop
• Bengkok
• Tissue
• Perlak dan pengalas
• Handscoon 1 pasang
• Pot sputum berisi desinfektan
• Masker
• Bantal (2-3 buah)
• Air minum hangat
Fase Orientasi

9 Memberi salam dan menyapa nama klien

10 Memperkenalkan diri

11 Melakukan kontrak

12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

14 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

15 Membaca basmalah dan menjaga privasi klien

16 Memasang APD

17 Melakukan pemeriksaan auskultasi untuk memastikan


letak penumpukan sputum

18 Menganjurkan pasien untuk minum air hangat

19 Menganjurkan klien melakukan pernafasan diafragma

20 Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi penumpukan


sekret*
a. Posisi pengaliran segmen apikal lobus atas klien posisi
fowler, penepukan pada area antara klavikula dan
skapula
b. Posisi pengaliran lobus paru atas belakang, klien duduk
membungkuk ditopang 2 bantal pada dada depan.
Penepukan pada punggung atas kanan atau kiri
c. Posisi pengaliran segmen lateral dan median lobus
tengah klien, posisi sims, tepuk pada dada samping
d. Posisi pengaliran lobus bawah depan , klien posisi
trendenberg terlentang tepuk pada bagian bawah dada
depan kanan dan atau kiri
e. Posisi pengaliran lobus bawah belakang, klien posisi
trendenberg tengkurap, tepuk pada bagian punggung
kanan dan kiri dari bawah skapula sampai punggung
tengah
f. Posisi pengaliran segmen anterior dari lobus atas, klien
posisi supinasi dengan lutut fleksi, perkusi dan vibrasi
antara klavikula dan nipples

21 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien

22 Melakukan clapping dengan cara menepuk daerah yang


dituju (lakukan clapping selama 1-3 menit)*

23 Melanjutkan dengan vibrasi sesuai area penepukan (2-3


pernafasan) saat klien ekspirasi *

24 Memberikan kesempatan klien untuk istirahat sejenak

25 Meminta pasien untuk batuk efektif (meminta klien menarik


nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut
seperti meniup lilin sebanyak 3 kali dan ke 4 kalinya klien
membatukkan sekuatnya dan membuang dahak ke pot
sputum)

26 Menawarkan oral hygiene

27 Melakukan pemeriksaan auskultasi perubahan pada suara


nafas

Fase Terminasi

28 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

29 Mengumpulkan dan membersihkan alat

30 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

31 Membaca hamdalah

32 Mengevaluasi respon klien


33 Memberi reinforcement positif

34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

Evaluasi

36 Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan


tindakan

37 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

38 Karakteristik (warna, jumlah) sputum

39 Lokasi sputum

40 Bunyi dan frekuensi pernafasan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi
dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BATUK EFEKTIF
No Dokumen No Revisi Halaman

185/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI 04-09-2019
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan prosedur batuk efektif dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan prosedur batuk efektif
2. Menjelaskan tahapan prosedur batuk efektif
3. Menerapkan prosedur batuk efektif secara benar

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien
mengeluarkan dahak

Tujuan Tindakan
1. Mengeluarkan dahak
2. Mengurangi sesak klien

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Auskultasi suara nafas

3 Pantau frekuensi pernafasan klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai: Bersihan jalan nafas


tidak efektif

Fase pre interaksi


Mempersiapkan alat
5
• Bengkok
• Tissue
• Pot dahak (tempat sputum)
• Bantal
Handscoon 1 pasang
6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Mengatur posisi klien fowler/semi fowler

16 Meletakkan bantal di atas abdomen

17 Menganjurkan klien untuk mengambil nafas melalui hidung


hingga abdomen mengembang

18 Kemudian ditahan sebentar kemudian anjurkan klien untuk


menghembuskan nafas melalui mulut seperti meniup lilin
secara perlahan
19 Ulangi kegiatan sebanyak 2 kali

20 Kemudian ketiga kalinya pada saat ekspirasi suruh klien


membatukkan sekuatnya

21 Menampung sputum/dahak ke tempat sputum/bengkok

22 Tawarkan oral hygiene pada klien

23 Kembalikan klien ke posisi semula

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

29 Merapikan alat

30 Mencuci tangan

Evaluasi

31 Evaluasi suara nafas

32 Evaluasi respon klien terhadap tindakan


Dokumentasi

33 Waktu pelaksanaan

34 Karakteristik (warna, jumlah) sputum

35 Bunyi dan frekuensi pernafasan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN NEBULIZER
No Dokumen No Revisi Halaman

186/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 01-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu melakukan nebulizer dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan nebulizer
2. Menjelaskan tahapan prosedur nebulizer
3. Menerapkan nebulizer secara benar

Pengertian
Pemberian obat secara langsung dengan menghisap uap yang mengandung obat
(misalnya bronkhodilator) melalui saluran pernafasan bagian atas ke paru-paru

Tujuan Nebulizer
1. Mengeluarkan dahak/sesak pada klien
2. Memberikan kenyamanan pada klien

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Baca status klien
2 Pantau frekuensi pernafasan klien
3 Auskultasi suara nafas klien

Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
4 obstruksi mucus dalam jumlah berlebihan

Fase pre interaksi


Mempersiapkan alat
• Mesin nebulizer
5 • Cairansteril
• Obat sesuai advis
• Bengkok
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
8
tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja

Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


13
pada klien

Membaca Basmallah:

14
15 Memasang tirai/penutup
16 Mengatur posisi klien, berikan posisi Fowler/semi Fowler
Membuka skrup nebulizer kemudian memeriksa tempat
17
penyulingan air di mangkok nebulizer
18 Mengisi cairan steril dan obat yang digunakan
Menyetel tombol percampuran udara kemudian tarik
19 keluar hingga mencapai 100% oksigen dan dorong
kembali hingga udara bercampur
20 Memasangkan mouth piece/sungkup pada pasien
Mengatur pengontrol tekanan (dibagian tengah depan
21 mesin), putar kontrol penekan searah jarum jam sampai
dibaca ukurannya untuk menekan
Periksa sampai puncak tekanan tombol hingga terbuka
22
sempurna (posisi maksimal)
Atur tombol pengatur nebulizer hingga mencapai yang
23
baik
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

28
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Merapikan alat
30 Mencuci tangan
Evaluasi
31 Evaluasi adanya tanda-tanda sesak

32 Evaluasi respon klien


Dokumentasi
33 Catat waktu pelaksanaan
34 Catat obat yang digunakan pada klien

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Kegawatdaruratan
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Emergency Nurses Association. (2013). Sheehy’s Manual of Emergency Nursing:
Principles and Practice. 7th ed. Mosby:
2. Elsevier Inc Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures E-book. Saunders:
Elsevier Inc
3. Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core Curriculum (6 Eds).
Saunders: Elsevier Inc.
4. Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made incredibly easy.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN INFUS
No Dokumen No Revisi Halaman

187/FIK.3/B/2019 02 1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu mempraktekan tindakan memandikkan pasien diatas tempat tidur


secara benar

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan infuse dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemasangan infus
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan infus

Pengertian
Suatu tindakan memasukkan kateter intravena ke dalam vena untuk jalur terapi parenteral

Tujuan Pemasangan Infus

1. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh ketika pemenuhan per oral tidak terpenuhi
2. Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan elektrolit
3. Jalur pemberian obat/terapi, produk darah
4. Pemberian nutrisi : glukosa, asam amino dan lemak
5. Akses terapi bila terjadi situasi emergensi

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji tanda vital

2 Kaji turgor kulit

3 Kaji adanya alergi terhadap plester atau betadine

4 Kecenderungan perdarahan

5 Adanya penyakit atau perlukaan pada estremitas

6 Kondisi vena tempat penusukan


7 Kaji berapa lama akan diinfus, jenis infus, obat yang akan
diberikan

8 Kaji kesiapan klien

9 Kaji kesiapan perawat

10 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

11 Mencuci tangan

12 Mempersiapkan alat

• Standar infus
• Infus set
• Cairan
• Jarum infuse / abocath
• Perlak pengalas
• Tourniquet
• Kapas alcohol 70%
• Plester
• Gunting
• Kasa steril
• Betadine
• Sarung tangan
Fase Orientasi

13 Memberi salam dan menyapa nama klien

14 Memperkenalkan diri

15 Melakukan kontrak

16 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

17 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

18 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

19 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.

20 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

21 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

22 Menghubungkan cairan infus dan infus set dengan cara


menusukkan

23 Mengisi cairan ke dalam infus set dengan menekan bagian


ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan
buka penutup hingga selang terisi dan udaranya keluar
24 Meletakkan pengalas
25 Melakukan pembendungan dengan tourniquet

26 Menggunakan sarung tangan

27 Mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk

28 Melakukan penusukkan dengan arah jarum keatas

29 Mengecek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah


darah keluar melaui jarum infus)

30 Menarik jarum infus dan hubungkan dengan selang tranfusi

31 Membuka tetesan

32 Melakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan


kasa steril dan plester

33 Melepas sarung tangan

34 Memberi tanggal dan jam pelaksanaan infus dan plester

Fase Terminasi

35 Membaca hamdalah

36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

37 Mengevaluasi respon klien

38 Memberi reinforcement positif

39 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

40 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

41 Mengumpulkan dan membersihkan alat

42 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi
43 Evaluasi bekas penusukan, periksa adanya hematoma atau
bengkak

45 Pantau adanya perdarahan

46 Evaluasi respon klien

47 Evaluasi diri perawat

Dokumentasi

48 Catat tanggal/waktu pemasangan, jumlah dan jenis cairan,


ukuran kateter yang digunakan, serta respon klien pada
status/catatan perkembangan klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No Dokumen No Revisi Halaman

188/FIK.3/B/2019 01 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI 04-09-2019
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan Transfusi secara benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian transfusi
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian transfusi
3. Menerapkan pemberian transfusi secara benar.

Pengertian

Proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem
peredaran orang lainnya
Tujuan Pemberian transfuse
1. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan
2. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat
3. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti,
untuk membantu mengontrol perdarahan pada penderita hemofilia

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji apakah klien pernah mendapat tranfusi darah


sebelumnya

2 Kaji apakah klien pernah mengalami reaksi tranfusi


sebelumnya

3 Kaji TTV
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan alat
• Blood unit
• Set selang transfusi dengan filter (blood set)
• Abocath ukuran besar (20G-18G)
• Cairan fisiologis ( Na Cl 0,9 % ) yang diperlukan
• Sarung tangan

6 Mencuci Tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


8 tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik

14 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.

15 Cocokkan identitas klien dan kesesuaian jenis darah pada


label kantung darah

16 Observasi TTV klien sebelum transfusi

17 Gunakan sarung tangan (Handschoon)

18 Lakukan pembilasan selang infus (blood set) dengan


mengalirkan cairan NaCl sekitar 100-200 cc untuk setiap
permulaan satu kantung darah

19 Sambungkan kantung darah dengan selang infus berfilter


(blood set)
20 Buka klem selang dan mulai alirkan darah

21 Observasi TTV dan keadaan umum klien 5-15 menit


pertama transfusi

22 Monitor TTV dan tanda-tanda alergi transfusi pre, intra, dan


post transfuse

23 Lakukan pembilasan kembali dengan mengalirkan sekitar


100-200 cc NaCl setiap penghabisan satu kantung darah

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

26 Mengevaluasi respon klien

27 Memberi reinforcement positif

28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia,
engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

30 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat

31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

32 Pantau TTV

33 Pantau adanya alergi

34 Evaluasi respon klien

35 Evaluasi diri perawat

Dokumentasi
36 Nama klien, tanggal dan jam dilakukannya transfusi, jenis
darah yang diberikan, durasi pemberian produk darah, dan
transfusi yang ke berapa

37 Hasil observasi tanda-tanda reaksi transfusi dan respon


klien

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow
3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore:
Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C.
(2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott:
William Wilkins Grodner M.,
6. Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical
Applications: A Nursing Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. &
Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical
Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd
edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical
Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
10. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMFASILITASI PROSES ISTIRAHAT-TIDUR
No Dokumen No Revisi Halaman
189/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memfasilitasi proses istirahat – tidur klien

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan memfasilitasi proses istirahat-tidur
2. Menjelaskan tahapan prosedur memfasilitasi proses istirahat-tidur
3. Menerapkan prosedur proses istiraht-tidur

Pengertian

Merupakan tindakan keperawatan untuk membantu klien dalam proses istirahat-tidur

Tujuan

1. Membantu klien dalam proses istirahat tidur


2. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri

3 Pantau keadaan klinis klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan

6 Mencuci tangan
Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Sediakan lingkungan yang tenang, pasang sketsel, bila


perlu matikan lampu/pasang lampu redup

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan


menyenangkan

16 Modifikasi lingkungan yang menunjang istirahat-tidur


seperti :
a. Tempat tidur yang rapi dan bersih
b. Posisi selimut tidak membatasi gerakan dan tidak
menimbulkan tekanan pada tungkai dan lengan
c. Meminimalkan rasa sakit atau ketidaknyamanan
yang dirasakan klien
d. Ruangan yang privat, tenang dan agak redup
e. Suhu ruangan yang nyaman (idak terlalu dingin
atau terlalu panas)

17 Memfasilitasi ritual tidur, antara lain sebagai berikut :


a. Membaca
b. Minum susu
c. Mendengarkan radio
d. Menonton televisi
e. Mengobrol
f. Berdoa

18 Melakukan dokumentasi

Fase Terminasi

19 Membaca hamdalah

20 Mengevaluasi respon klien


22 Memberi reinforcement positif

23 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

24 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan
lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

25 Merapikan alat

26 Mencuci tangan

Evaluasi

27 Evaluasi rasa nyeri dengan skala

28 Evaluasi respon klinis klien

Dokumentasi

29 Catat waktu pelaksanaan

30 Catat obat yang digunakan pada klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MANAJEMEN NYERI
No Dokumen No Revisi Halaman
190/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan Manajemen Nyeri dengan benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri pada klien
2. Menjelaskan tahapan prosedur manajemen nyeri pada klien
3. Menerapkan manajemen nyeri pada klien secara benar

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami
perasaan nyeri yaitu sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan
yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Tujuan
1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan aktifitas fisik

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri

3 Pantau keadaan klinis klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera
fisik/ kimiawi/ fisiologis.

Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan


Alat Skala Nyeri

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan


menyenangkan

16 Beri terapi non farmakologik :


• Teknik relaksasi nafas dalam
• Lakukan massage/ touch therapy
• Guided imagery

17 Beri terapi farmakologik kolaborasi sesuai instruksi medis

Fase Terminasi

18 Membaca hamdalah

19 Mengevaluasi respon klien

20 Memberi reinforcement positif

21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya


22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan
lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.

23 Merapikan alat

24 Mencuci tangan

Evaluasi

25 Evaluasi rasa nyeri dengan skala

26 Evaluasi respon klinis klien

Dokumentasi

27 Catat waktu pelaksanaan

28 Catat obat yang digunakan pada klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RELAKSASI NAPAS DALAM
No Dokumen No Revisi Halaman
191/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan relaksasi napas dalam

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan relaksasi napas dalam
2. Menjelaskan tahapan prosedur relaksasi napas dalam
3. Menerapkan relaksasi napas dalam pada klien secara benar

Pengertian

Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami


perasaan nyeri kronis.

Tujuan

1. Menghilangkan rasa nyeri


2. Merilekskan tubuh dan mengurangi kecemasan
3. Mengurangi gangguan kesulitan bernafas
4. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri

3 Pantau keadaan klinis klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera
fisik/ kimiawi/ fisiologis.
Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan


Alat Skala Nyeri

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan


menyenangkan

16 Memberi instruksi kepada pasien dengan memberi


contoh

16 Menganjurkan pasien menarik napas dalam dari hidung


dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1-
3

17 Menganjurkan pasien mengeluarkan perlahan-lahan


nafas melalui mulut dengan bibir mecucu/memoncongkan
bibir sambal merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks,
perawat menghitung 1-3

18 Mengamati perkembangan dada dan perut

19 Memperbaiki tehnik bernafas pasien

20 Mengulangi prosedur sampai 10 kali

21 Usahakan agar tetap konsentrasi


22 Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang/rileks

23 Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi hari pukul


09.00 dan siang hari pukul 13.00. setiap sesi latihan
nafas dalam dilakukan sebanyak 3 kali

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan
lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

29 Merapikan alat

30 Mencuci tangan

Evaluasi

31 Evaluasi rasa nyeri dengan skala

32 Evaluasi respon klinis klien

Dokumentasi

33 Catat waktu pelaksanaan

34 Catat obat yang digunakan pada klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN GUIDED IMAGERY
No Dokumen No Revisi Halaman
192/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan guided imagery

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian guided imagery
2. Menjelaskan tahapan prosedur guided imagery
3. Menerapkan guided imagery pada klien secara benar

Pengertian

Teknik relaksasi dengan memberikan sugesti secara terbimbing dalam


membayangkan pemandangan pegunungan yang sejuk
Tujuan

1. Menghilangkan rasa nyeri


2. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri

3 Pantau keadaan klinis klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera
fisik/ kimiawi/ fisiologis.

Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan


Alat Skala Nyeri

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan


menyenangkan

16 Anjurkan klien menutup mata dengan lembut

17 Anjurkan klien fokus pada pernapasan perut

18 Anjurkan klien menarik napas dalam dan


perlahan

19 Anjurkan klien melanjutkan pernapasan dengan


biarkan sedikit lebih dalam dan lama

20 Anjurkan klien tetap fokus pada pernapasan dan


pikirkan bahwa tubuh semakin santai dan lebih
santai

21 Anjurkan klien memikirkan bahwa seolah-olah


pergi ke sebuah pegunungan yang begitu sejuk
dan merasa senang ditempat tersebut

22 Anjurkan klien napas pelan dan dalam untuk


menghirup kesejukan pegunungan
23 Anjurkan klien menikmati berada di tempat tersebut

24 Jika sudah selesai, maka anjurkan klien untuk


membuka mata
Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan
lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

29 Merapikan alat

30 Mencuci tangan

Evaluasi

31 Evaluasi rasa nyeri dengan skala

32 Evaluasi respon klinis klien

Dokumentasi

33 Catat waktu pelaksanaan

34 Catat obat yang digunakan pada klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profei
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG
No Dokumen No Revisi Halaman
193/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan massage punggung

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian massage punggung
2. Menjelaskan tahapan prosedur massage punggung
3. Menerapkan massage punggung pada klien secara benar

Pengertian
Teknik relaksasi dengan memberikan rasa nyaman dengan memasage daerah
punggung

Tujuan
1. Menghilangkan/mengurangi rasa nyeri
2. Mencegah decubitus
3. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri

3 Pantau keadaan klinis klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera
fisik/ kimiawi/ fisiologis.

Fase pre interaksi


5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
Alat Skala Nyeri

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat:
• Selimut
• Lotion
• Handuk
• Bedak (bila perlu)
• Penghangat lotion (bila perlu)
• Bantal kecil (bila perlu)

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan


menyenangkan

16 Tinggikan kepala tempat tidur dan rendahkan side rail


yang berada di dekat perawat

17 Dekatkan klien ke arah dimana perawat berada

18 Minta klien untuk membuka pakaian atas sampai ke


bokong, bantu bila perlu

19 Atur klien ke posisi prone/side lying dengan punggung


menghadap ke arah perawat

20 Tutup bagian tubuh yang lain dengan memakai selimut

21 Letakkan handuk di bawah punggung klien

22 Tuangkan lotion secukupnya di tangan


23 Oleskan lotion di punggung klien

24 Lakukan tehnik masase :


• Tangan selang seling
Masase punggung dengan tekanan pendek, cepat,
bergantian
• Remasan
Usap otot bahu dengan setiap tangan anda yang
dikerjakan secara bersama
• Gesekan
Masase punggung dengan ibu jari anda dengan
gerakan memutar sepanjang tulang punggung dari
sacrum ke bahu, keluar merata ke semua punggung
• Eflurasi
Masase punggung dengan kedua tangan dengan
menggunakan tekanan lebih halus dengan Gerakan
ke atas untuk membantu aliran balik vena
• Petrisasi
Tekan punggung secara horizontal, pindah tangan
anda dengan arah yang berlawanan dengan
menggunakan gerakan meremas
• Tekanan menyikat
Secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung
jari untuk mengakhiri masase

25 Selama masase perhatikan kulit klien, masase dilakukan


selama 5 -10 menit

26 Katakan pada klien bahwa anda akan mengakhiri


massagenya

27 Bersihkan sisa lubrikasi dari punggung dengan handuk

28 Bantu klien memankai bajunya kembali dan mencapai


posisi yang nyaman

29 Tinggikan side rail dan turunkan kepala tempat tidur

Fase Terminasi

30 Membaca hamdalah

31 Mengevaluasi respon klien

32 Memberi reinforcement positif

33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan
lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

35 Merapikan alat

36 Mencuci tangan

Evaluasi

37 Evaluasi rasa nyeri dengan skala

38 Evaluasi respon klinis klien

Dokumentasi

39 Catat waktu pelaksanaan

40 Catat obat yang digunakan pada klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN NGT
No Dokumen No Revisi Halaman
194/FIK.3/B/2019 02 1/6

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 04-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan NGT

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan memasang NGT
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan NGT
3. Menerapkan prosedur pemasangan NGT secara benar

Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkan selang melalui
nasopharynx menuju stoma

Tujuan Pemasangan NGT


1. Mengeluarkan cairan/isi lambung (lavage) dan gas yang ada dalam gaster
(decompression)
2. Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma
3. Irigasi karena perdarahan atau keracunan dalam gaster
4. Untuk medikasi dan feeding (gavage) secara langsung pada GI
5. Mengambil spesimen pada gaster untuk studi laboratorium ketika terjadi
obstruksi
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji rentang normal tanda vital klien

2 Kaji kesiapan klien dan keluarga

3 Kaji riwayat kesehatan klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
• Kurang perawatan diri: makan

Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan alat

• NGTsesuaiukuran
DewasaLaki-laki : 16-18 Fr
DewasaPerempuan : 14-16 Fr
Anak-anak : 8-14 Fr
Bayi : 6 Fr
• Jelly
• Klem
• Pinset (jika perlu)
• Handuk
• Spuit 20 cc atau 50 cc
• Tongue spatel
• Handscoon (prinsip bersih)
• Plester
• Gunting
• Senter
• Tissue
• Bengkok
6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


tanggal lahir dan mencocokan dengan gelang identitas
pasien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menentukan kode yang akan digunakan bersama klien,


misalnya dengan mengangkat telunjuk yang berarti “
tunggu sejenak karena rasa tidak enak”

14 Menjaga privasi klien

15
Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
16 Membantu klien untuk posisi high fowler bila klien sadar
dan posisi tidur miring kiri bila klien tidak sadar

17 Menyiapkan alat di samping tempat tidur klien dan


memasang handuk pada dada klien, meletakkan tissue
dan bengkok pada jangkauan klien

18 Memakai sarung tangan (prinsip bersih)

19 Menganjurkan klien untuk relaks dan bernapas normal


dengan menutup sebelah hidung kemudian mengulangi
dengan menutup hidung yang lainnya untuk menentukan
insersi NGT

20 Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan


menggunakan :

• Metode Tradisional
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun
telinga bawah kemudian ke prosesus xifoideus
• Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm dari ujung selang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukkan adalah pertengahan
antara 50 cm dengan tanda pada metode tradisional
tersebut.

21 Memberi jelly pada tube sepanjang 10 – 20 cm

22 Mengingatkan klien bahwa selang segera akan dimasukkan


dengan menginstruksikan pada klien untuk memposisikan
kepala ekstensi, kemudian masukkan selang melalui
lubang hidung yang telah ditentukan

23 Menginstruksikan klien untuk menekuk kepala klien ke


dada (fleksi) setelah selang melewati nasopharynx

24 Mempersilakan klien untuk relaks sebentar dan berikan


tissue bila diperlukan

25 Menekankan perlunya bernapas dengan mulut dan


melakukan proses menelan berulang-ulang setelah posisi
flexi

26 Mendorong selang sampai sepanjang yang diinginkan


dengan cara memutarnya pelan-pelan bersamaan pada
saat proses menelan

27 Tidak memaksakan selang masuk bila ada hambatan dan


segera selang ditarik sedikit kemudian mengecek posisi
selang dengan menggunakan tongue spatel dan senter
28 Mengecek letak selang bila sudah masuk sesuai yang
diinginkan dengan cara :

• Memasang spuit pada ujung NGT, memasang


stetoskop pada perut bagian kiri atas klien (daerah
gaster), kemudian suntikan 10 – 20 cc udara
bersamaan dengan auskultasi abdomen
• Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi
lambung
• Bila selang belum sampai di lambung, masukkan lagi
kira-kira 2,5 – 5 cm
29 Mengoleskan dengan kapas alkohol pada hidung klien dan
selang, biarkan sampai kering

30 Memfiksasi selang dengan cara :

• Memotong 5 – 7,5 cm plester, membelah menjadi 2


pada salah satu ujung sepanjang 3,5 cm, kemudian
tempelkan ujung yang tidak dibelah di batang hidung
anak dan lingkarkan/silangkan plester yang terbelah
pada selang yang keluar dari hidung dan tempelkan
pada batang hidung sisinya
Fase Terminasi

31 Membaca hamdalah

32 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

33 Mengevaluasi respon klien

34 Memberi reinforcement positif

35 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

36 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

37 Mengumpulkan dan membersihkan alat

38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

39 Evaluasi kondisi/respon klien setelah dilakukan tindakan


pemasangan NGT

40 Evaluasi diri perawat

Dokumentasi

41 Catat waktu dan tanggal prosedur pemasangan NGT

42 Catat respon klien setelah dilakukan pemasangan NGT


pada status/catatan perkembangan

43 Catat komplikasi yang terjadi selama dan sesudah prosedur

44 Catat jenis selang yang digunakan

45 Catat toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
No Dokumen No Revisi Halaman
195/FIK.3/B/2019 02 1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 04-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian makan melalui NGT

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemberian makan melalui NGT
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian makanan melalui NGT
3. Menerapkan prosedur pemberian makanan melalui NGT secara benar

Pengertian
Pemberian makan yang menggunakan selang melalui hidung menuju ke lambung

Tujuan Pemasangan NGT


1. Mempertahankan status nutrisi
2. Pemberian obat

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji adanya tanda-tanda status malnutisi

2 Kaji adanya alergi pada makanan

3 Kaji adanya bising usus, ketidakmampuan sistim GI


mencerna makanan

4 Kaji adanya masalah Gastrointestinal: distensi abdomen,


diare, dehidrasi, konstipasi, gangguan keseimbangan
elektrolit

5 Frekuensi pemberian makanan

6 Batas waktu/tanggal kadaluarsa dari makanan yang akan


diberikan
7 Kaji karakteristik makanan (adanya bau, gumpalan-
gumpalan pada makanan cair)

8 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

Mempersiapkan alat
• Sejumlah makanan cair yang akan diberikan yang
sudah dihangatkan. Jumlah makanan dan air putih
berkisar 300-500 cc. Makanan buatan RS atau
pabrik.
• Obat yang dibutuhkan
• Perlak dan pengalas
• Klem
9
• Stetoskop
• Pinset (jika perlu)
• Spuit 20 cc atau 50 cc
• Tongue spate l(jika perlu)
• Handscoon (prinsip bersih)
• Tissue
• Bengkok

10 Mencuci tangan

Fase Orientasi

11 Memberi salam dan memperkenalkan diri

12 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien).

13 Melakukan kontrak

14 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

15 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

16 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

17 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik


18 Menjaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran

19 Mencuci tangan, kalau perlu gunakan sarung tangan

20 Mengatur posisi Semi flower

21 Memasang perlak dan pengalas pada dada klien

22 Melakukan aspirasi isi lambung u/ memastikan posisi NGT*

23 Menutup Klem

24 Memasang corong

25 Memasukkan air putih matang

26 Membuka klem pada slang

27 Meninggikan 30 cm

28 Menutup kembali klem sebelum makanan cair habis

29 Membilas slang dengan masukan air matang

30 Menutup kembali ujung NGT dengan klem

Fase Terminasi

31 Membaca hamdalah

32 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

33 Mengevaluasi respon klien

34 Memberi reinforcement positif

35 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya


Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

36

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

37 Mengumpulkan dan membersihkan alat

38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

39 Adanya regurgitasi dan perasaan penuh setelah makan

40 Penambahan atau penurunan berat badan

41 Pola eliminasi feses (adanya diare, flatulen, konstipasi)

42 Turgor kulit

43 Output urine

44 Adanya glukosa dan aseton dalam urine

Dokumentasi

45 Catat jumlah, jenis makanan, waktu, isi residu lambung

46 Respon klien pada saat pemberian makanan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi
dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KUMBAH LAMBUNG
No Dokumen No Revisi Halaman
196/FIK.3/B/2019 02 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan kumbah lambung

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan kumbah lambung dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan kumbah lambung
2. Menjelaskan tahapan prosedur kumbah lambung
3. Menerapkan kumbah lambung secara benar

Pengertian
Kumbah lambung adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi
perut dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian
mengeluarkannya dengan menggunakan alat NGT yang dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung

Tujuan kumbah lambung


Mengeluarkan racun / darah dari lambung

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji rentang normal TTV, kesiapan klien dan keluarga
2 Kaji riwayat kesehatan klien

3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:



Fase pre interaksi
4 Mencuci tangan
5 Mempersiapkan alat
• Perlak dan alasnya
• Ember penampung
• Klem
• Kassa
• Air hangat/dingin 1-2 liter/Nacl 0,9% sesuai
kebutuhan
• Spuit 20 cc atau 50 cc
• Celemek
• Handscoon (prinsip bersih)
• Tissue
• Bengkok besar
• Obat-obatan yg diperlukan
• Susu yang diperlukan dalam tempatnya
Fase Orientasi
8 Memberi salam dan menyapa nama klien
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
11 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
12 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
13 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik

15 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran

16 Membantu klien untuk posisi tidur miring tanpa bantal dan


letak kepala lebih rendah

17 Memasang perlak dan alasnya di dada klien

18 Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien

19 Memasang corong pada ujumg slang dengan tinggi corong


dari pasien 30 cm kemudian masukkan air/cairan 100-300
cc sekali masukkan. Selanjutnya ditunggu sampai air
/cairan tersebut keluar dari lambung (keluarkan) dan
ditampung dalam ember

20 Lakukan pembilasan berulang kali sampai air atau cairan


yang keluar dari lambung bersih, berwarna jernih dan tidak
berbau.

21 Observasi tensi, nadi, pernafasan, dan respon pasien


Fase Terminasi
22 Membaca hamdalah
23 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
24 Mengevaluasi respon klien
25 Memberi reinforcement positif
26 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
27 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
28 Evaluasi kondisi/respon klien setelah dilakukan tindakan

29 Evaluasi diri perawat


Dokumentasi
30 Catat waktu dan tanggal prosedur tindakan

31 Catat respon klien setelah dilakukan tindakan pada status/


catatan perkembangan

32 Catat komplikasi yang terjadi selama dan sesudah


prosedur.

33 Toleransi terhadap prosedur yang dilakukan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN KATETER
No Dokumen No Revisi Halaman
197/FIK.3/B/2019 02 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemasangan kateter
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan kateter
3. Menerapkan pemasangan kateter secara benar

Pengertian

Kateterisasi adalah memasukkan selang plastik atau selang karet melalui uretra ke dalam
kandung kemih.

Tujuan

1. Kateter memungkinkan mengalirkan urine yang berkelanjutan pada klien yang tidak
mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi.
2. Sebagai alat untuk mengkaji haluaran urine per jam pada klien dengan status
hemodinamika tidak stabil.

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Waktu terakhir kali klien berkemih

Kondisi patologis yang dapat merusak jalan masuk kateter


2
(mis; pembesaran prostat)

3 Usia

4 Tingkat kesadaran atau tahap perkembangan klien.

5 Alergi

6 Meninjau ulang program dokter untuk kateterisasi


7 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Gangguan eliminasi urin : Inkontinensia urinarius
(fungsional, overflow, stress)
• Gangguan eliminasi urin : Retensi urinarius

Fase pre interaksi

8 Mencuci tangan

9 Mempersiapkan alat
• Sarung tangan steril.
• Sarung tangan bersih.
• Kom berisi air hangat.
• Duk steril.
• Perlak.
• Selimut mandi.
• Kateter folley sesuai ukuran, dewasa : 14 – 22 F, Pria
18 – 20 F, Wanita 14 – 16 F, anak 8 – 10 F (1 F :
0,33mm).
• Urine bag dan gantungannya.
• gel.
• Kasa steril
• Bola kapas.
• Pinset anatomis steril.
• Bengkok ( 2 untuk kateter sementara).
• Spuit ukuran 10cc atau 50cc.
• NaCl 0,9% atau aquades steril (20-30cc).
• Plester dan gunting

Fase Orientasi

10 Memberi salam dan menyapa nama klien

11 Memperkenalkan diri

12 Melakukan kontrak

13 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

14 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

15 Meminta ijin melakukan tindakan

Fase Kerja
16 Membaca basmalah dan memasang tirai/penutup

17 Menggunakan sarung tangan bersih

18 Memasang perlak di bawah bokong klien

19 Mengatur posisi klien


a. Wanita : bantu untuk mengambil posisi dorsal
rekumben (telentang dengan lutut di tekuk) dengan
merelaksasikan paha sehingga tungkai dapat di
topang bantal.
b. Pria : bantu untuk mengambil posisi dengan paha
sedikit di abduksi.

20 Menyelimuti klien
a. Wanita : selimuti klien dengan selimut mandi.Mulai
dari dada sampai paha. Tinggikan gaun di atas
panggul.
b. Pria : selimuti badan bagian atas dengan selimut
mandi dan tutupi ektremitas bagian bawah dengan
selimut klien sehingga hanya bagian genetalia yang
terpajan.

21 Memberikan perawatan perineum dengan air hangat dan


bola kapas sekali hapus
a. Wanita : dengan tangan non dominan buka labia
dengan ibu jari dan jari telunjuk, dengan tangan
dominan, ambil bola kapas yang sudah terendam air
hangat dengan pinset dan memulai membersihkan
genitalia dari arah depan ke belakang, klitoris ke
anus.
b. Pria : pegang batang penis dengan tangan non
dominan, sedangkan tangan dominan mulai
membersihkan penis mulai dari meatus
menggunakan gerakan melingkar ke arah bawah
batang penis menggunakan pinset, dan mengulangi
proses ini selama 3 kali

22 Memberi lampu penerangan yang difokuskan ke daerah


perianal, bila perlu

23 Meletakkan bola kapas yang sudah terpakai ke dalam


bengkok, kemudian ambil bengkok, lepas dan buang sarung
tangan

24 Membuka peralatan kateterisasi dan kateter

25 Menuangkan gel pada kasa steril secukupnya (jika sendiri)


26 Membuka bagian depan bungkus kateter (hati-hati kateter
jangan tersentuh dengan tangan tidak steril)

27 Mengenakan sarung tangan steril

28 Memasang duk steril


a. Wanita : tempatkan duk di atas perlak di antara
paha klien.
b. Pria : tempatkan duk di atas paha tepat di bawah
penis

29 Mengambil kateter dibagian yang steril dan Mengoleskan


gel di sepanjang sisi ujung kateter

30 Mengambil kateter dengan tangan dominan dan mulai


memasukkan
a. Kateter Sementara
1) Wanita : buka labia dengan ibu jari dan jari
telunjuk labia bagian meatus, minta klien
menarik nafas, masukkan sekitar 5 sampai 7,5
cm pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak
atau sampai urine keluar.
2) Pria : tinggikan penis dengan tangan non
dominan, masukkan kateter 17,5 sampai 22,5
cm pada orang dewasa, 5 sampai 7,5 cm pada
anak kecil atau sampai urine keluar.
b. Kateter Menetap : masukkan lagi kateter sepanjang
2,5 – 5 cm, jangan dipaksakan bila ada tahanan.

31 Untuk kateter sementara: kumpulkan spesimen urin sesuai


kebutuhan dengan memegang pangkal kateter di tangan
yang dominan di atas wadah spesimen. Dengan tangan
dominan, tekuk kateter untuk menghentikan sementara aliran
urin dan kemudian lepaskan kateter untuk memungkinkan
sisa urine di dalam kandung kemih keluar ke dalam wadah
pengumpul spesimen. Tutup wadah spesimen dan letakkan
di pinggir untuk di beri label. Biarkan kandung kemih benar-
benar kosong dengan menampungnya pada bengkok,
lepaskan kateter sekali pakai. Tarik kateter dengan perlahan
dan lembut sampai terlepas.

32 Untuk kateter menetap : masukkan cairan ke pangkal kateter


tempat injeksi cairan, setelah cairan sudah dimasukkan
sesuai takaran kemudian tarik perlahan untuk merasakan
adanya tahanan; sambungkan pangkal kateter ke selang
penampung dan kantung drainase jika belum disambungkan.

33 Memfiksasi kateter
a. Wanita :paha bagian dalam, jangan terlalu
kencang/tegang.
b. Pria : abdomen bagian bawah atau di puncak paha
dengan posisi penis mengarah ke abdomen
Tempatkan kantung pada posisi tergantung

34 Mengangkat perlak/pengalas

35 Mengganti selimut mandi dengan selimut klien

Fase Terminasi

36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

37 Mengumpulkan dan membersihkan alat

38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

39 Membaca hamdalah

40 Mengevaluasi respon klien

41 Memberi reinforcement positif

42 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

43 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

Evaluasi

44 Kontrol tanda-tanda vital sesudah pemasangan dan


kesadaran klien

43 Palpasi kandung kemih dan tanyakan rasa tidak nyaman


yang timbul

44 Kontrol posisi kateter, drainage urine ke urine bag

45 Observasi karakteristik dan jumlah urin yang keluar

Dokumentasi

46 Prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus uretra


47 Waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau, dan jumlah
urin

48 Reaksi klien pada saat pemasangan kateter

49 Tipe, ukuran kateter, jumlah cairan yang digunakan untuk


membuat balon

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KONDOM KATETER
No Dokumen No Revisi Halaman
198/FIK.3/B/2019 02 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan


04-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kondom kateter dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemasangan kondom kateter
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan kondom kateter
3. Menerapkan pemasangan kondom kateter secara benar.

Pengertian
Alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada
klien.

Tujuan Pemasangan kondom kateter


1. Untuk mengalirkan urin pada klien
2. Memasang alat drainase urin pada klien

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Mengkaji kemungkinan klien dalam melakukan


pemenuhaan eliminasi urin

2 Mengkaji kondisi penis terhadap iritasi atau kerusakan


integritas kulit akibat inkontinensia sebelumnya, sebagai
data awal dan bahan perbandingan kulit klien sebelum dan
sesudah penggunaan condom cateter

3 Mengkaji kebiasaan klien dalam miksi

4 Mengkaji adanya distensi kandung kemih dengan cara


palpasi dan perkusi
5 Mengkaji masalah berkaitan hambatan selama proses
miksi

6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


• Inkontinensia urin
• Risiko infeksi
• Kurang perawatan diri : toileting

Fase pre interaksi

7 Mencuci tangan

8 Mempersiapkan alat
• Selaput kondom kateter
• Strip elastic atau perkat velcro
• Kantung penampung urine dengan selang drainase
• Baskom dengan air hangat dan sabun
• Handuk dan waslap
• Selimut mandi
• Sarung tangan/handscoon
• Perlak pengalas
• pispot
• Gunting atau pencukur yang aman

Fase Orientasi

9 Memberi salam dan menyapa nama klien

10 Memperkenalkan diri

11 Melakukan kontrak

12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

14 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

Menjaga privacy dengan menutup tirai dan jendela kamar


15
klien

16 Mengatur posisi klien senayman mungkin


Membaca ‘Basmallah’
17

18 Pasang handscoon

19 Bantu klien pada posisi terlentang

Letakkan selimut diatas bagian tubuh bagian atas dan


20 tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi
sehingga hanya genitalia yang terpajan

21 Pasang perlak pengalas

Bersihkan genitalia dengan sabun dan air menggunakan


22
waslap, keringkan secara menyeluruh

Siapkan drainase kantong urine dengan


23 menggantungkannya ke rangka tempat tidur. Atau kantung
tungkai/pengumpul drainase urin

24 Dengan tangan non dominan genggam penis klien dengan


kuat sepanjang batangnya. Dengan tangan dominan,
pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan
perlahan pasangkan pada ujung penis

25 Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan


ujung kondom

26 Lilitkan batang penis dengan perekat elastic atau trip velcro


secara melingakar (kalau perlu). Plester hanya boleh
menyentuh kantong kondom. Bukan kulit. Pasang dengan
pas akan tetapi jangan terlalu ketat

27 Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter

Letakkan kelebihan gulungan drainase pada tempat tidur


28
dan rekatkan dengan peniti pada dasar linen

29 Rapikan klien dan lepas sarung tangan

30 Posisikan klien pada posisi yang aman

Terminasi

31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

32 Mengumpulkan dan membersihkan alat

33 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

34 Membaca hamdalah
35 Mengevaluasi respon klien

36 Memberi reinforcement positif

37 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

38 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

Evaluasi

39 Kondisi integritas kulit penis dan sekitarnya

40 Tanda dan gejala terjadinya lecet atau iritasi

41 TTV sebelum tindakan

42 Kelancaran aliran urine pada selang urine bag

43 Jumlah dan karakteristik urine yang keluar

44 Observasi daerah penis setiap 15-30 menit setelah


pemasanagan kateter kondom kaji adanya pembengkakan
atau perubahan warna kulit

Dokumentasi

45 Waktu dan tanggal tindakan dilakukan

46 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan dalam


selang bag

47 Kelancaran aliran urine

48 Karakteristik dan jumlah urine

49 Kondisi area meatus dan sepanjang batang penis, tanda


dan gejala adanya lecet atau iritasi

50 Penemuan-penemuan penting saat dilakukan tindakan

51 Jenis kondom yang digunakan, pola eliminasi


Unit Terkait
3. Departemen Keterampilan dasar profesi
4. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN HUKNAH

No Dokumen No Revisi Halaman


199/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
04-09-2019
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan huknah dengan benar

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan melakukan huknah
2. Menjelaskan tahapan prosedur huknah
3. Menerapkan prosedur huknah secara benar

Pengertian
Enema / huknah / klisma adalah suatu tindakan memasukkan cairan secara perlahan-lahan
ke dalam rectum dan kolon melalui anus dengan menggunakan kanul rectal.

Tujuan huknah
1. Merangsang peristaltic usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi dan impaksi
2. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi atau pemeriksaan diagnostic
3. Memberikan terapi seperti: Mengurangi bakteri kolon dengan enema Neomycin, dan
4. Mengurangi kadar kalium yang tinggi dengan enema Natrium Polystyrene sulfonate
(kayexalate)

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji status klien: bising usus, tingkat kesadaran, pola


defekasi, mobilisasi, adanya hemoroid dan control spingter
eksternal

2 Kaji kebutuhan klien untuk enema

3 Tentukan jenis enema dan ukuran kanul


4 Kaji jika terdapat kontra indikasi terhadap pemberian
enema

5 Tinjau kembali program dokter tentang tindakan enema

6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

7 Mencuci tangan

8 Mempersiapkan alat
• Sarung tangan
• Kontainer enema, tube + klem dan kanul rectal ukuran:
22-30 Fr (dewasa), 12-18 Fr (anak) atau paket enema
dengan rectal tip
• Cairan enema
• Jelly
• Termometer
• Perlak + alasnya
• Selimut mandi
• Tissue + bengkok,
• Baskom, waslap, sabun dan handuk
• Bed pan
• Tiang intravena

Fase Orientasi

9 Memberi salam dan menyapa nama klien

10 Memperkenalkan diri

11 Melakukan kontrak

12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

14 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

15 Membaca basmalah dan siapkan klien


• Buka area rectal yang diperlukan
• Atur posisi klien: miring kiri atau posisi sims dengan
lutut kanan fleksi
• Tinggikan tempat tidur yang sesuai dan pasang
pengaman tempat tidur pada posisi yang berlawanan

16 Memasang tirai/penutup

17 Menggunakan sarung tangan bersih

18 Memasang perlak di bawah bokong klien

19 Menyiapkan set enema

20 Melumasi ujung kanul dengan jelly 7,5-10 cm

21 Menentukan letak anus dengan tangan non dominan

22 Menganjurkan klien relaks dan nafas dalam

23 Memasukkan ujung kanul perlahan-lahan: 7,5-10 cm


(dewasa), 5-7,5 cm (anak), 2,5-3,75 cm (bayi)

24 Mengalirkan cairan enema dengan membuka klem dan


meninggikan container perlahan: 30-45 cm (untuk enema
tinggi) dan 7,5 cm (untuk enema rendah)

25 Merendahkan wadah atau klem selang jika klien mengeluh


merasakan kram atau jika cairan keluar dari sekitar selang
rektum.

26 Menarik kanul perlahan, bila sudah selesai

27 Menganjurkan klien menahan 5-10 menit atau sesuai


kemampuan klien (untuk anak, rapatkan gluteus beberapa
menit)

28 Membantu klien defekasi dan bersihkan

Fase Terminasi

29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

30 Mengumpulkan dan membersihkan alat

31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

32 Membaca hamdalah

33 Mengevaluasi respon klien

34 Memberi reinforcement positif

35 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya


36 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

Evaluasi

37 Klien merasa nyaman dan bebas dari distensi abdomen

Dokumentasi

38 catat waktu dan tanggal pemberian enema

39 catat tipe dan volume enema yang diberikan

40 catat karakteristik warna-jumlah-konsistensi feses yang


keluar

41 catat komplikasi yang terjadi selama dan sesudah


pemberian

42 catat toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
No Dokumen No Revisi Halaman
200/FIK.3/B/2019
02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur terbuka secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur terbuka
2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur terbuka
3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur terbuka secara benar.

Pengertian
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur kosong.

Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan

2 Kaji kesiapan diri perawat

3 Kaji kemampuan diri perawat


4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Perencanaan

5 Mempersiapkan alat
• Sprei besar
• Perlak
• Sprei kecil
• Sarung bantal dan guling
Selimut

6 Mencuci tangan

Fase Kerja

7 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

8 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang


sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih

9 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah


dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut

10 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang


menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur

11 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm


dibawah kasur kemudian dibuat sudut.

12 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm


dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki

13 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat


perawat berdiri)

14 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis


kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan
masukkan sama-sama ke bawah kasur

15 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di


bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke
bawah kasur

16 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian


kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
17 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

18 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan


bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu

19 Mengucapkan hamdalah

20 Mencuci tangan

Evaluasi

21 Tempat tidur bersih, kering, bebas dari kerutan

Dokumentasi

22 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP
No Dokumen No Revisi Halaman

201/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI 02-09-2019
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur tertutup secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur tertutup
2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur tertutup
3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur tertutup secara benar.

Pengertian
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur kosong
dengan menempatkan overlaken di atas tempat tidur.

Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan


2 Kaji kesiapan diri perawat

3 Kaji kemampuan diri perawat

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Perencanaan

5 Mempersiapkan alat
• Sprei besar
• Perlak
• Sprei kecil
• Sarung bantal dan guling
• Selimut
Over laken

6 Mencuci tangan

Fase Kerja

7 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

8 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang


sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih

9 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah


dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut

10 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan


garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur

11 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm


dibawah kasur kemudian dibuat sudut.

12 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm


dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki

13 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat


perawat berdiri)

14 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur


bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-
sama ke bawah kasur
15 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di
bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke
bawah kasur

16 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian


kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur

17 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

18 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal


dengan bagian tertutup ke jurusan pintu

19 Memasang overlaken

20 Membaca hamdalah

21 Mencuci tangan

Evaluasi

22 Tempat tidur bersih, kering, bebas dari kerutan

Dokumentasi

23 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR DENGAN PASIEN
DIATASNYA
No Dokumen No Revisi Halaman

202/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI 02-09-2019
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas
tempat tidur dengan benar.

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas tempat tidur
2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas
tempat tidur
3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas tempat tidur secara
benar.

Pengertian
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien
dengan klien di atas tempat tidur.

Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur


2 Kaji kebutuhan klien atas penggunaan linen

3 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan alat
1) Sprei besar
2) Perlak pengalas
3) Sprei kecil/steak laken
4) Sarung bantal
Selimut

6 Mencuci tangan

Fase orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)

9 Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya

10 Menutup sampiran

Fase kerja

11 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

12 Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada di tempat


tidur

13 Membantu klien tidur miring menjauhi perawat, dengan


memperhatikan KU klien

14 Melepas laken, perlak, steak laken dengan menggulungnya


kearah punggung klien, bagian kotor berada dalam gulungan

15 Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan


meletakkannya dibelakang pungung klien

16 Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan perawat


dengan melewati gulungan linen bersih tersebut
17 Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan
meletakkannya pada ember

18 Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan ke dalam


tempat kain kotor. Gulungan linen bersih dibentangkan,
dirapikan dengan memasukkan sisa-sisa linen pada sisi tempat
tidur ke bawah kasur

19 Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi nyaman)

20 Memasang selimut yang bersih sambil memakaikannya

21 Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala klien

22 Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantikannya


dengan yang bersih

23 Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman

Fase terminasi

24 Rapikan alat

25 Membaca hamdalah

26 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

27 Mengevaluasi respon klien

28 Memberi reinforcement positif

29 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

30 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca


doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.

31 Cuci tangan

Evaluasi

32 Rasa nyaman klien setelah dilakukan prosedur

33 Tempat tidur bersih, kerng, bebas dari kerutan


34 Rasa nyaman perawat pada saat melakukan prosedur (tidak
ada nyeri pada punggung)

Dokumentasi

35 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH
No Dokumen No Revisi Halaman

203/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur pasca bedah secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur pasca bedah
2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur pasca bedah
3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur pasca bedah secara benar.

Pengertian
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih sebagai tempat menyiapkan
pasien pasca bedah.

Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Tentukan jumlah dan tipe alat yang akan digunakan

2 Kaji kesiapan diri perawat

3 Kaji kemampuan diri perawat

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Perencanaan

5 Mempersiapkan alat
• Sprei besar
• Perlak
• Sprei kecil
• Sarung bantal dan guling
• Selimut
• Handuk
Buli-buli panas

6 Mencuci tangan

Fase Kerja

7 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

9 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang


sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih

10 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah


dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut

11 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang


menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur

12 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm


dibawah kasur kemudian dibuat sudut.

13 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm


dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki

14 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat


perawat berdiri)

15 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis


kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan
masukkan sama-sama ke bawah kasur

16 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di


bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke
bawah kasur

17 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian


kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
18 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

19 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan


bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu

20 Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi

21 Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian


kepala

22 Meletakkan buli-buli panas diatas laken bagian kaki, diarahkan


mulut buli-buli kearah pinggir tempat tidur

23 Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh


permukaan tempat tidur

24 Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien dibaringkan


setelah kembali dari kamar bedah

25 Membaca hamdalah

26 Mencuci tangan

Evaluasi

27 Tempat tidur bersih, kering, bebas dari kerutan

Dokumentasi

28 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow
3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8.
Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C.
(2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott:
William Wilkins Grodner M., Escott-Stump S.,
6. Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A Nursing
Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. &
Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical
Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd
edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical
Nursing,
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN RESTRAIN
No Dokumen No Revisi Halaman
204/FIK.3/B/2019 02 1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan


02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memasang restrain secara benar

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan restrain
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
4. Mengetahui langkah-langkah tindakan restrain
5. Mengetahui manfaat, indikasi dan kontraindikasi tindakan restrain

Pengertian
Restrain merupakan tindakan direncanakan yang bertujuan untuk membatasi
pergerakan secara fisik untuk seluruh tubuh ataupun bagian tertentu dari tubuh.

Tujuan
1. Untuk mempertahankan mobilisasi sendi
2. Mencegah terjadinya kontraktur
3. Mencegah klien jatuh dan klien mencabut alat medik yang digunakan

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji tingkat kesadaran klien

2 Kaji kondisi kesehatan klien

3 Kaji kondisi kejiwaan klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Resiko cedera berhubungan dengan penurunan
kesadaran
Fase pre interaksi

5 Mencuci tangan

6 Mempersiapkan alat
• Jaket restrain
• Belt restrain
• Extremity restrain

Fase Orientasi

Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang prosedur


7 dan tujuan penggunaan restrain

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Membaca basmalah dan menjaga privasi klien

14 Memasang APD

15 Memasang restrain sesuai yang direncanakan

16 Belt restraint/restrain pinggang


g. Pastikan restrain dalam kondisi baik
Jika belt mempunyai bagian yang panjang dan pendek,
letakkan bagian yang panjang dari belt di belakang atau
pada bagian bawah yang bergerak dari tempat tidur,
tempatkan bagian yang pendek ke pinggang klien di
atas baju. Beri jarak 1 jari antara belt dan letakkan belt
sekitar pinggang dan ikat ke belakang kursi roda atau
jika belt dipasang di brankar, ikatkan belt diatas
pinggang atau abdomen

Vest Restrain/strain rompi


a. Pastikan vest dengan ukuran yang tepat dan cek
kelayakan secara teratur
b. Letakkan vest pada klien dalam keadaan terbuka bagian
depan atau belakang
c. Tarik ujung vest menyilang dada dan letakkan melewati
celah pada bagian lain dari dada
d. Ulangi pada ujung yang lain
e. Gunakan simpul setengah busur untuk mengamankan
ujung sekitar tenpat tidur yang dapat bergerak atau
dibelakang kursi ke kaki kursi
f. Pastikan klien dalam posisi yang sesuai untuk
memfasilitasi ekspansi dada maksimun untuk bernapas

Mitt straints/restraint sarung tangan


a. Letakkan mitt straint pada tangan yang akan direstraint,
pastikan jari-jari flexi dan tidak menumpuk
b. Ikuti petunjuk pabrik untuk pemasangan mitt
c. Bila mitt akan dipasang untuk beberapa hari, lepas mitt
tiap 2-4 jam. Cuci dan beri latihan pada tangan klien
d. Kaji segera pada tangan segera mitt dipasang.

Wrist/ankle straints/restrain pergelangan tangan/kaki


a. Beri kain pada tulang yang menonjol pada pergelangan
tangan atau kaki.
b. Letakkan restrain yang sudah disiapkan pada
pergelangan tangan atau kaki
c. Tarik pengikat pada bagian restraint melalui celah pada
bagian pergelangan tangan atau lewat kancing
d. Dengan mengunakan katan setengah busur atau segi
empat yang sesuai, ikatkan bagian akhir dari restrain
pada bagian yang dapat bergerak dari tempat tidur

Elbow straints/straints siku


a. Periksa restraints untuk memastikan depresor tidak
intack dan tidak rusak
b. Letakkan siku pada tengah restraints, pastikan ujung
depresor lidah tertutup pada bahan bantalan
c. Bungkus restrain melingkar pada lengan
d. Rekatkan restrain menggunakan peniti, ikatan atau
plester
e. Setelah terpasang, penitikan dengan baju anak.

Mummy Restraint
a. Gunakan selimut atau kain lebar yang cukup jarak
antara
17 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien

18 Melakukan clapping dengan cara menepuk daerah yang


dituju (lakukan clapping selama 1-3 menit)*

19 Melanjutkan dengan vibrasi sesuai area penepukan (2-3


pernafasan) saat klien ekspirasi *

20 Memberikan kesempatan klien untuk istirahat sejenak

21 Meminta pasien untuk batuk efektif (meminta klien menarik


nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut
seperti meniup lilin sebanyak 3 kali dan ke 4 kalinya klien
membatukkan sekuatnya dan membuang dahak ke pot
sputum)

22 Menawarkan oral hygiene

23 Melakukan pemeriksaan auskultasi perubahan pada suara


nafas

Fase Terminasi

24 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

25 Mengumpulkan dan membersihkan alat

26 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

27 Membaca hamdalah

28 Mengevaluasi respon klien

29 Memberi reinforcement positif

30 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

31 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

Evaluasi
32 Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan
tindakan

33 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

34 Karakteristik (warna, jumlah) sputum

35 Lokasi sputum

36 Bunyi dan frekuensi pernafasan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMANDIKAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
No Dokumen No Revisi Halaman

205/FIK.3/B/2019 02 1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu mempraktekan tindakan memandikkan pasien diatas tempat tidur


secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan memandikan pasien di tempat tidur
2. Menjelaskan tahapan prosedur memandikan pasien di tempat tidur
3. Menerapkan memandikan pasien di tempat tidur secara benar

Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara
sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.

Tujuan Melakukan Memandikan pasien di tempat tidur


1. Membersihkan kulit
2. Memberi rasa nyaman
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Membersihkan sekresi keringat
5. Memberikan aktivitas ringan
6. Memelihara mobilitas persendian, kondisi kulit, kekuatan otot

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur

2 Kaji kebutuhan klien atas penggunaan linen

3 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan

Fase Pre Interaksi


5 Menyiapkan alat
1) Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air
hangat
2) Pakaian pengganti
3) Kain penutup
4) Handuk besar
5) Handuk kecil untuk mengeringkan badan
6) Sarung tangan biasa
7) Waslap 2 buah
8) Tempat untuk pakain kotor
9) Sampiran
10) Sabun.
Lotion/baby oil (jika diperlukan)

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukkan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal


lahir, dan mencocokan dengan gelang identitas pasien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Meninggikan tempat tidur jika perlu

14 Menutup pintu dan sampiran

15 Memasang sarung tangan bersih

16 Mengganti selimut dengan selimut mandi

17 Menanggalkan baju klien

17 Cuci bagian muka , telinga, leher


Letakkan handuk dibawah kepala klien
Bersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar menggunakan
waslap, dan tidak diberi sabun
Penggunaan sabun muka disesuaikan dengan kebiasaan klien,
kemudian dibilas dan dikeringkan
Bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan sabun
Bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun

18 Cuci lengan klien:


Letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh dari perawat dan
meninggikan lengan dengan cara memegang bagian siku , kemudian
mencuci lengan dari pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air
bersih lalu dikeringkan.
Ulangi lagi untuk tangan yang lain

19 Mencuci dada dan perut klien


Miringkan klien kearah membelakangi perawat, lalu letakkan handuk
besar melintang di bawah punggung klien
Kembalikan klien pada posisi supine
Turunkan selimut mandi hingga batas atas pubis,
Cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan sabun
Bilas dada dan perut dengan air bersih, stlh selesai dikeringkan.

20 Mencuci punggung
Miringkan pasien membelakangi perawat
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung sampai pantat
Massage punggung dapat dilakukan pada tahap ini

21 Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian penonjolan tulang


Jika terdapat luka decubitus, oleskan antiseptik

22 Mencuci kaki
Membuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari bagian kaki yang terjauh
dari perawat)
Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuci
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan
Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama.

23 Mencuci genitalia
Ganti air
Buka selimut mandi hingga didaerah pubis
Atur klien pada posisi litotomi
Cuci organ genital dengan sabun, bilas dengan air bersih dan
keringkan
Kembalikan pada posisi supinasi

Bantu klien memakai baju bersih


Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

26 Mengevaluasi respon klien

27 Memberi reinforcement positif

28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha
penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit
lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

30 Mengumpulkan dan membersihkan alat

31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

32 Kulit klien bebas dari keringat yang berlebihan, sekresi, bau

33 Merubah posisi tubuh, melatih persendian dan otot secara aktif dan
pasif selama mandi

34 Klien merasa nyaman dan tidak ada keluhan nyeri, lemah, gatal, atau
iritasi/kekeringan kulit

35 Klien berpartisipasi terhadap prosedur memandikan sesuai


kemampuan

36 Mengkaji integritas dan kondisi kulit serta tingkat mobilitas serta


kenyamanan/nyeri

Dokumentasi

37 Catat tanggal dan waktu memandikan

38 Catat toleransi klien terhadap prosedur memandikan

39 Kondisi kulit klien dan intervensi yang dilakukan untuk menangani


masalah integritas kulit

40 Catat kemampuan perawatan diri klien dan kemampuan ROM


41 Laporkan hal-hal yang penting yang ditemukan pada saat
memandikan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ORAL HYGIENE
No Dokumen No Revisi Halaman

206/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan oral hygiene pada pasien secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan oral hygiene
2. Menjelaskan tahapan prosedur oral hygiene
3. Menerapkan oral hygiene secara benar.

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan untuk merawat gigi dan mulut secara mandiri.
Tujuan Melakukan Oral Hygiene
1. Mencegah infeksi gigi dan gusi
2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji keadaan klien yang mempunyai risiko terhadap


timbulnya masalah pada rongga mulut dan gigi seperti
kelumpuhan, penurunan tingkat kesadaran, dehidrasi,
puasa, penggunaan NGT, dan penggunaan kateter
oksigen

2 Kaji adanya masalah pada rongga mulut seperti karies,


adanya plaque, stomatitis, periodontitis, glositis, halitosis,
dan bibir atau mukosa mulut yang kering

3 Inspeksi keadaan bibir meliputi warna, kelembaban, dan


adanya peradangan

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:



Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan alat
• Tongue spatel
• NaCl 0,9%
• Kom kecil
• Lidi kapas
• Boraks Gliserin
• Alas perlak
• Bengkok besar
• Perlak
• Gelas berisi air
• Deppers
• Sikat gigi dan pasta gigi
• Pinset/klem
• Sarung tangan

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan


(nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang
identitas pasien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Membaca “Basmallah” dan menggunakan sarung tangan

14 Mengatur posisi pasien dengan cara miringkan kepala


pasien dan bentangkan perlak serta alasnya dibawah
dagu

15 Meletakkan bengkok besar didekat pipi pasien


16 Memberikan air kepada pasien untuk berkumur
Menampung air bekas kumur-kumur pada bengkok.

17 Memberikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi


secukupnya.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyikat
giginya sampai bersih, jika telah selesai berikan air bersih
untuk berkumur kembali.

18 Meletakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong

19 (lanjutkan ke langkah no 24)

Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok gigi):

20 Membuka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien


dengan tongue spatel/sudip lidah, kemudian tangan
kanan menjepit deppers dengan pinset , lalu dicelupkan
kedalam NaCl dan diperas sedikit

21 Membersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih


mulai dari Langit-langit, gigi bagian dalam ke bagian luar,
gusi, lidah

22 Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks


gliserin pada bagian yang sakit dengan menggunakan lidi
kapas

23 Membersihkan bibir dengan deppers yang telah


dicelupkan kedalam NaCl

24 Mengoleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir


menggunakan lidi kapas

25 Mengangkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas , tisu


dan pinset yang kotor

26 Membersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu

27 Mengangkat perlak dan alasnya dan letakkan di rak

28 Merapikan pasien

29 Membaca hamdalah

30 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

31 Mengevaluasi respon klien

32 Memberi reinforcement positif

33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya


34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

35 Mengumpulkan dan membersihkan alat

36 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

37 Status kesehatan rongga mulut klien

38 Perawatan mulut tanpa adanya komplikasi

39 Bakteri penyebab plak hilang

Dokumentasi

40 Tanggal dan waktu pelaksanaan perawatan mulut

41 Catat kondisi yang tidak normal seperti perdarahan,


edema, bau mulut, sekresi berlebihan, plaque pada lidah

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MERAWAT KUKU
No Dokumen No Revisi Halaman

207/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan merawat kuku pasien dengan benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan merawat kuku
2. Menjelaskan tahapan prosedur merawat kuku
3. Menerapkan merawat kuku secara benar.

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.

Tujuan Melakukan Merawat kuku


1. Menjaga kuku
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kondisi kuku

2 Amati adanya luka, kekeringan, atau peradangan pada


kulit sekitar kuku

3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

4 Mempersiapkan alat
• Gunting kuku
• Sikat kuku
• Bengkok 2 buah
• Kom berisi air hangat
• Lisol
• Aceton dan kapas
• Sabun
• Handuk
Perlak dan alas

5 Mencuci tangan

Fase Orientasi

6 Memberi salam dan memperkenalkan diri

Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,


7 tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)

8 Melakukan kontrak

9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien


12

13 Mengatur posisi pasien

14 Memasang perlak dan alas

15 Bila ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton

16 Merendam dalam air hangat


jari tangan 1-2 menit
jari kaki 2-3 menit

17 Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku

18 Mengangkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan


handuk

19 Meletakkan jari tangan/kaki diatas bengkok

20 Kuku dipotong menurut lengkung kuku

21 Mengikir kuku yang telah dipotong


22 Memasukkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok
berisi lisol

23 Merapikan pasien

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

29 Mengumpulkan dan membersihkan alat

30 Meencuci tangan

31 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan


keperawatan

Evaluasi

32 Kebersihan dan kerapian kuku

33 Faktor-faktor yang menyebabkan masalah pada kuku

Dokumentasi

34 Keadaan kuku klien

35 Masalah-masalah dan kondisi kuku klien

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MERAWAT RAMBUT
No Dokumen No Revisi Halaman
208/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu klien merawat rambut

Tujuan umum
Mahasiswa mampu membantu klien merawat rambut dengan benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan merawat rambut
2. Menjelaskan tahapan prosedur merawat rambut
3. Menerapkan merawat rambut secara benar.

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.

Tujuan Melakukan Merawat rambut


1. Memberi rasa nyaman
2. Membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran
3. Melancarkan sirkulasi darah
4. Mengurangi kelebihan minyak pada rambut
5. Mencegah terjadinya kerusakan kulit kepala, ketombe, gatal, kerontokan
6. Mencegah terjadinya infeksi
7. Meningkatkan harga diri klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
Kaji kemampuan klien dalam melakukan perawatan
1
rambut
2 Kaji kebiasaan klien dalam merawat rambut
Kaji keadaan kulit kepala dan rambut: warna, bau,
3
ketombe, kerontokan
4 Kaji hal-hal yang yang menjadi kontraindikasi seperti: klien
dengan fraktur servikal, adanya trakeostomi, trauma
kepala
5 Kaji metode yang digunakan dalam perawatan rambut
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
• Handuk
• Perlak atau pengalas
• Baskom berisi air hangat
• Shampo atau sabun dalam tempatnya
• Kasa dan kapas
• Sisir
• Bengkok
• Gayung
• Ember kosong
• Sarung tangan
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Memakai celemek
16 Memasang sarung tangan
17 Membaca basmalah
18 Menyiapkan pasien: Menutup badan klien dengan selimut
mandi
19 Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat
tidur*
20 Mengangkat bantal dari kepala klien
21 Meletakkan perlak dan handuk dibawah kepala klien
22 Memasang plastik talang dari bawah kepala, kesamping
bawah menuju ember
Meletakkan ember diatas kain pel
23 Menutup dada dengan handuk sampai leher
24 Menutup mata klien dengan kassa lembap dan lubang
telinga dengan kapas
25 Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai ke
seluruh rambut
26 Memberi shampo sampai ke seluruh rambut
27 Memijit kulit kepala dan menggosok sampai berbusa
28 Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala
bersih, dan menambah air bila perlu
29 Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk
membilas rambut dan kulit kepala
30 Menggesek rambut diatara jari-jari untuk memastikan
bahwa rambut benar-benar bersih
31 Memperhatikan kelelahan klien
32 Melepas talang
33 Mengeringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan
handuk
34 Membungkus kepala dengan handuk
35 Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti
dengan yang kering
36 Melepas perlak dan selimut mandi
37 Membantu klien duduk jika memungkinkan
38 Menyisir rambut, mengeringkan rambut dengan alat
pengering rambut (Jika ada)
39 Membereskan alat, memasang kembali selimut dan
membantu klien ke posisi yang nyaman
Fase Terminasi
40 Membaca hamdalah
41 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
42 Mengevaluasi respon klien
43 Memberi reinforcement positif
44 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
45 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia,
engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.
46 Mengumpulkan dan membersihkan alat
47 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
48 Kebersihan rambut dan kulit kepala
49 Rasa nyaman klien setelah cuci rambut
Dokumentasi
50 Catat tanggal, waktu pelaksanaan prosedur
51 Catat respon klien setelah mencuci rambut
52 Catat adanya ketidaknormalan pada kulit kepala dan
rambut

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR
DITEMPAT TIDUR
No Dokumen No Revisi Halaman

209/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien buang air besar ditempat
tidur

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat Tidur
2. Menjelaskan tahapan prosedur Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat
Tidur
3. Menerapkan Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat Tidur secara benar

Pengertian
Sebuah prosedur yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi pasien
(yang tidak mampu melakukannya secara mandiri) di atas tempat tidur

Tujuan Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat Tidur


Membantu klien berdefekasi secara normal dan tanpa rasa tidak nyaman

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Mengkaji pola BAB klien
2 Mengkaji kemungkinan klien dalam melakukan defekasi
secara mandiri
3 Mengkaji kebiasaan diet klien (intake serat)
4 Mengkaji tingkat kemampuan mobilisasi
5 Mengkaji peristaltikusus dan palpasi abdmen
6 Mengkaji TTV
7 Mengkaji kebiasaan klien dalam efekasi
8 Mengkaji masalah berkaitan hambatan selama proses
defekasi
9 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
1. Konstipasi berhubungan dengan :
✓ Perubahan pola BAB
✓ Imobilitas
✓ Distensi abdomen
✓ Asupan cairan kurang adekuat
✓ Tegang saat defekasi
✓ Frekuensi BAB menurun
2. Deficit perawatan diri : toileting berhubungan
dengan :
✓ Penurunan kekuatan dan daya tahan tubuh
✓ Intoleransi aktivitas

Fase pre interaksi


10 Mempersiapkan alat
• Bedpan/pispot
• Sampiran
• Alas bokong
• Handscoon
• Tissue
• Waskom 2 buah
• Sabun
• Waslap
• Handuk
• Linen
• Selimut mandi
K/p urinal untuk klien pria
11 Mencuci tangan
Fase Orientasi
12 Memberi salam dan memperkenalkan diri
13 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)
14 Melakukan kontrak
15 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
16 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
17 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
18 Menjaga privasi klien
19 Mengatur posisi klien senyaman mungkin
20 Membaca “basmalah”
21 Memasang selimut mandi dan menurunkan selimut klien
22 Memasang handscoon
23 Meninggikan tepi tempat tidur untuk mencegah klien jatuh
24 Menganjurkan klien untuk berpegangan di bawah/bagian
belakang tempat tidur sambil menekuk lutut dengan
mengangkat bokong kemudian pasang badpan perlahan-
lahan
25 Meninggalkan klien dan anjurkan untuk membunyikan bel
atau memberihatu jika sudah selesai
26 Jika sudah selesai, tarik badpan dan tutup badpan
27 Membersihkan daerah perianal
28 Menggunakan waslap untuk membersihkan daerah
perianal dengan air sabun dan bilas dengan air bersih
29 Mengeringkan dengan handuk
30 Mengangkat alas bokong dan kembalikan klien pada posisi
semula
31 Melepaskan handscoon
32 Mengenakan kembali pakaian bawah klien
33 Mengganti linen jika terkena feses
34 Mengangkat selimut mandi sekaligus mengangkat selimut
klien keatas
35 Membuka sampiran
Fase Terminasi
36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
37 Mengumpulkan dan membersihkan alat
38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
39 Membaca hamdalah
40 Mengevaluasi respon klien
41 Memberi reinforcement positif
42 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
43 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
44 Klien mampu BAB dengan menggunakan pispot/badpan
45 Kenyamanan klien setelah BAB
46 Abdomen supel tidak kembung
Dokumentasi
47 Waktu dan tanggal tindakan dilakukan
48 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan
49 Karakteristik feses
50 Kondisi anus dan perineal
51 Penemuan-penemuan penting saat dilakukan tindakan
52 Mencatat tingkat bantuan yang diperlukan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore)
Pte Ltd.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBANTU PASIEN BUANG AIR KECIL DITEMPAT
TIDUR
No Dokumen No Revisi Halaman

210/FIK.3/B/2019 02 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI 02-09-2019 Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien buang air kecil ditempat
tidur secara benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan membantu klien BAK di tempat tidur
2. Menjelaskan tahapan prosedur membantu klien BAK di tempat tidur
3. Menerapkan membantu klien BAK di tempat tidur secara benar.

Pengertian
Membantu individu untuk melakukan kegiatan buang air kecil/mikturia.

Tujuan Melakukan Membantu klien BAK di tempat tidur


1. Meningkatkan kemampuan klien untuk buang air kecil
2. Memonitor karakteristik urine normal
3. Mencegah terjadinya kerusakan kulit akibat adanya inkontinensia

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji pola kebiasaan buang air kecil klien
2 Palpasi pada daerah simpisis pubis klien, antisipasi adanya
distensi kandung kemih
3 Kaji tingkat pengetahuan klien dan tingkat mobilisasi klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Urinal atau badpan
• Kertas toilet
• Kom + air hangat + sabun + handuk bawah
• Sarung tangan
• Gelas ukur
• Air dalam botol
Bokal
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir, dan mencocokan dengan gelang identitas
pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menjaga privasi klien
14 Membaca “basmalah”
15 Mengatur ketinggian tempat tidur
16 Memasang handscoon
17 Membantu klien untuk posisi baring, miring, duduk, jongkok,
atau berdiri
18 Membuka pakaian bawah klien dan tutup dengan
selimut/handuk bawah
19 Meletakkan perlak/pengalas di bawah bokong klien
20 Membantu klien untuk BAK:
Klien Pria:
Masukkan ujung penis klien ke dalam urinal dan anjurkan
klien memegang urinal (bila mampu)/perawa memegang
urinal (bila klien tidak mampu) dengan dialasi handuk
Klien Wanita:
Berikan badpan, letakkan tepat di bawah bokong klien. Bila
klien sudah selesai buang air kecil
21 Bila klien telah selesai BAK, keluarkan penis dari urinal (pria),
keluarkan bedpan dari bokong (wanita)
22 Membersihkan daerah genitalia klien dengan kertas toilet,
bila perlu perlu bersihkan dengan air hangat + sabun +
waslap dan keringkan dengan handuk bawah
23 Mengenakan kembali pakaian bawah klien
24 Membuka sampiran
Fase Terminasi
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengumpulkan dan membersihkan alat
27 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
28 Membaca hamdalah
29 Mengevaluasi respon klien
30 Memberi reinforcement positif
31 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
32 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
33 Jumlah dan karakteristik urine
34 Kemampuan klien untuk bereliminasi urine
35 Kendala-kendala yang dihadapi klien saat bereliminasi
Dokumentasi
36 Kemampuan klien untuk menggunakan urinal saat
bereliminasi
37 Jumlah dan karakteristik dari urine, mengidentifikasi bila
ada ketidak normalan pada urine
38 Masalah yang dihadapi klien saat bereliminasi

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN POPOK DEWASA
No Dokumen No Revisi Halaman

211/FIK.3/B/2019 02 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROGRAM STUDI Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
S1 KEPERAWATAN 02-09-2019
DAN PROFESI NERS
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan popok dewasa

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
4. Menjelaskan tujuan pemasangan popok dewasa
5. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan popok dewasa
6. Menerapkan pemasangan popok dewasa secara benar

Pengertian
Adalah pemasangan popok /pampers pada klien dewasa yang tidak mampu bangkit
dari tempat tidur atau dalam kondisi penurunan kesadaran

Tujuan Pemasangan popok dewasa


3. Agar kulit bokong dan genitalia dalam keadaan bersih dan kering
4. Membuat rasa nyaman

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Mengkaji kemungkinan klien dalam proses eliminasi BAB


dan BAK

2 Mengkaji kondisi daerah bokong dan genitalia terhadap


iritasi atau kerusakan integritas kulit

3 Mengkaji kebiasaan klien dalam miksi dan defikasi

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


• Kurang perawatan diri : toileting

Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan alat
• Popok/ Pampers adult
• Baskom dengan air hangat dan sabun
• Handuk dan waslap atau tissue basah
• Selimut mandi
• Sarung tangan/handschoon
• Kapas sublimat hangat dalam kom
• Pinset
• Perlak pengalas
• Bengkok
• Tempat sampah

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

Menjaga privacy dengan menutup tirai dan jendela kamar


13
klien

14 Mengatur posisi klien senyaman mungkin

Membaca ‘Basmallah’
15

16 Cuci tangan

17 Pasang handscoon bersih `

Letakkan selimut mandi diatas bagian tubuh atas dan


18 tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi
sehingga hanya genitalia yang terpajan

19 Pasang perlak pengalas


Miringkan pasien
Buka plester disisi popok, popok dilipat kedalam sisipkan
20
Bersihkan bokong, daerah anus dan genitalia dengan
kapas sublimat, kemudian beri sabun dan air
menggunakan waslap, keringkan secara menyeluruh

Angkat popok yang kotor masukkan kantong plastik


21
Setelah bokong kering, pasang popok baru

22 Sebelum direkatkan, untuk pasien laki laki, penis


dihadapkan kebawah.

23 Pasang baju bagian bawah klien

24 Angkat selimut mandi

25 Rapikan klien dan lepas sarung tangan

26 Posisikan klien pada posisi yang aman

Terminasi

27 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

28 Mengumpulkan dan membersihkan alat

29 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

30 Membaca hamdalah

31 Mengevaluasi respon klien

32 Memberi reinforcement positif

33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi

35 Kondisi integritas kulit daerah bokong dan sekitarnya

36 Tanda dan gejala terjadinya lecet atau iritasi atau luka


tekan/dekubitus

Dokumentasi

45 Waktu dan tanggal tindakan dilakukan

46 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan

Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow
3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore:
Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C.
(2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott:
William Wilkins Grodner M., Escott-Stump S.,
6. Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A Nursing
Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. &
Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical
Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd
edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical
Nursing,

Anda mungkin juga menyukai