Anda di halaman 1dari 9

MEMBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

A. DEFINISI

Suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional
untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

B. TUJUAN

1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom di suse


2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien)
5. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.

C. INDIKASI

1. Untuk pasien yang mengalami fraktur


2. Kontraktor sendi
3. Mobilisasi
4. Tirah baring
5. Pasca operasi
6. Dan postur pada kulit.

D. ALAT YANG DI SIAPKAN

1. Kursi roda

E. PROSEDUR KERJA

1. Mencuci tangan
2. Ucapkan salam kepada pasien
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien
4. Kaji kondisi klien
5. Bantu klien ke posisi duduk ditepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45
derajat terhadap tempat tidur, yakinkan bahwa kursi ini dalam posisi terkunci
6. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan anti slip
7. Regangkan kedua kaki anda Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut
anda dengan klien
8. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien tempatkan
tangan pada skapula klien
9. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul dan kaki
anda, Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
10. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung
ke depan kursi
11. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan
12. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi roda
13. Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat
14. Posisikan klien pada posisi yang dipilih
15. Observasi klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan
16. Catat prosedur dalam buku catatan keperawatan klien.
17. Mencuci tangan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Azis Alimul Hidayat.2004. Kebutuhan Dasar Manusia. : Buku Kedokteran Perry,


Peterson, Potter: Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar.
MENGGUNAKAN HANDSCOON BERSIH DAN STERIL

A. DEFINISI

Sarung tangan/ handscoon adalah salah satu alat pelindung diri yang berfungsi untuk
melindungi kontak kulit pada bagian tangan termasuk jari-jari untuk sekali pakai saat
melakukan pekerjaan yang berisiko kontaminasi melalui kontak kulit.

B. TUJUAN

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatannya dalam


melaksanakan pekerjaan dengan melindungi tangan dan jari-jari dari luka, lecet
dan infeksi
2. Melindungi tangan dari kontaminasi penyakit.
3. Sebagai acuan dalam melakukan tindakan memakai sarung tangan/ Handscoon.

C. INDIKASI

Di gunakan setiap prosedur pembedahan, persalinan, pervaginaan, prosedur atau tindakan


invasif radioligikal, akses pembuluh darah, total nutrisi parental, dan prosedur
kemoterapi.

D. ALAT YANG DI GUNAKAN

1. Handscoon steril (bila digunakan untuk prosedur steril) dan handscoon bersih
Wastafel / bak cuci dengan keran air hangat mengalir (sesuaikan dengan kondisi
yang ada)
2. Sabun disinfektan
3. Tempat untuk handuk
4. Handuk kering/tissue
5. Bengkok tempat sampah.

E. PROSEDUR KERJA

Memakal Sarung Tangan Steril


1. Lepaskan asesoris dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas sampai siku
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka?
3. Petugas mencuci tangan.
4. Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan
sisi-sisinya
5. Jaga agar sarung tangan tetap diatas permukaan bagian dalam pembungkus
6. Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan yang dominan terlebih dahulu
Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan
7. Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari- jari ke dalam
manset sarung tangan kedua
8. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
9. Jangan biarkan jari-jari tangan yang sudah bersarung tangan setiap bagian atau
benda yang terbuka
10. Setelah sarung tangan kedua digunakan manset biasanya akan jatuh
11. ke tangan setelah pemakaian sarung tangan
12. Setelah kedua tangan bersarung tangan, tautkan kedua tangan, ibu jari di aduksi
ke belakang
13. Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat- alat steril.

Memakai Sarung Tangan Non Steril


1. Ambil handscoon yang masih dalam kemasan, buka kemasan bagian atasnya saja
dan letakkan di tempat yang datar dan bersih
2. Petugas mencuci tangan
3. Mengidentifikasi handscoon dengan mengeluarkan handscoon dari kemasannya,
tempatkan pada tempat yang datar dan bersih, buka kemasannya sentuh bagian
kemasan hanya bagian luar, bagian dalam di sentuh. Pastika handscoon untuk
tangan kiri berada di kiri dan untuk tangan kanan berada dikanan
4. Memakai handscoon pakai untuk tangan yang lebih dominan terlebih dahulu,
pada orang yang bukan kidal tangan dominannya adalah tangan kanan. Jepit
handscoon untuk tangan kanan menggunakan tangan kiri dan pakaikan
handscoon ke tangan kanan
5. Setelah no. 4 selesai pakai yang tangan kiri sekarang untuk magangnya sarung
tangan yang belum di pakai dengan sarung yang udah di pakai :
 Pakai tiga jari untuk menyentuh bagian dalam manset, tekan sedikit jari
kelingking nya pakai jempol tangan.
 Pakai empat jari dengan syarat jempolnya di arahkan ke arah luar, Cara ini
dilakukan agar tangan yang sudah memakai sarung tangan medis tidak
menyentuh bagian sarung tangan luar agar tetap steril.

F. DAFTAR PUSTAKA

A. Potter, Patricia, Perry, 2002, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science. Alimul .Aziz & Uliyah, Musrifatul, (2005), Buku Saku: Kebutuhan Dasar

Manusia. Jakarta: EGC.Potter. Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Permekes nomor 5 tahun 2014 tentang panduan praktek klinis bagi dokter di fasilitas
kesehatan primer Permekes nomer 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
MENGHITUNG FREKUENSI NADI

A. DEFINISI

Palpasi artinya mengukur denyut nadi. Denyut nadi adalah getaran/ denyut darah di dalam
pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung

Frekuensi denyut nadi:

1. Pada bayi baru lahir Selama tahun pertama 120 x/ m


2. Selama tahun kedua 110
3. Pada umur 5 tahun Pada umur 10 tahun 96-100 80-90
4. Pada orang dewasa 60-80

Denyut nadi dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari di
sepanjang jalannya pembuluh darah arteri. Tempat yang paling sering untuk merasakan
denyut nadi adalah: Arteri Radialis, Arteri Brankialis, dan arteri Karotis.

B. TUJUAN

1. Menentukan diagnosa penyakit


2. Menentukan langkah-langkah perawatan
3. Untuk mengetahui perkembangan jantung
4. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit
5. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
6. Untuk menilai system kardiovaskuler

C. INDIKASI

Dilakukan secara rutin bersamaan dengan pengukuran suhu tubuh, tekanan darah, dan
respirasi, dan instruksi dari dokter.

D. ALAT YANG DI SIAPKAN

1. Arloji
2. Rekam medis
3. Alat tulis
E. PROSEDUR TINDAKAN

2. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan


3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas membantu mengatur posisi pelanggan, tekuk siku pelanggan 90 dan
sangga lengan bawahnya diatas meja atau tangan pemeriksa dan julurkan
pergelangan tangan dengan menghadap tangan ke bawah
5. Petugas menempatkan 2 atau 3 jari tangan di atas tekukan radialis searah ibu jari
sisi tangan pergelangan tangan pelanggan
6. Petugas memberikan tekanan ringan di atas radius, abaikan denyut awal dan
kemudian tekanan rileks sehingga denyutan menjadi mudah di palpasi
7. Petugas menghitung frekuensi denyut nadi dengan menggunakan arloji tangan
berjarum detik, setelah denyutan teratur. Apabila denyut jantung teratur hitung
selama 30 detik dan kalikan 2. apabila denyut nadi tidak teratur hitung selama 60
detik
8. Petugas mengkaji bila ada ketakutan
9. Membantu posisi pelanggan dalam posisi nyaman Diagram Alir
10. Mendokumentasikan hasil

F. DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman perawatan dasar 2005

Permekes nomor 279 tahun 2006 tentang Upaya Penyelenggaraan Masyarakat

Keperawatan Kesehatan.

Permekes No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Permekes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
MENGHITUNG PERNAFASAN

A. DEFINISI

Menghitung pernafasan adalah Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung


jumlah pernafasan dalam satu menit.

Jumlah Pernafasan Normal per menit :

1. Bayi 30-60 per menit


2. Bayi pada tahun pertama-25-30 per menit
3. Bayi pada tahun kedua 20-20 per menit
4. Anak usia 14 tahun 20-30 perment
5. Wanita dewasa 18-20 per menit
6. Laki-Laki dewasa 16-13 per menit
7. Orang tua 50 tahun 14-16 per menit
8. Orang tua 70 tahun 12-14 per menit

B. TUJUAN

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik


dalam menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan
pasien dan kelainan pada fungsi pernafasan.

C. INDIKASI

1. Pada klien yang baru masuk


2. untuk dirawat Secara rutin
3. pada klien yang sedang dirawat
4. Sewaktu-waktu, sesuai kebutuhan klien

D. PERSIAPAN ALAT

1. Arloji tangan dengan menggunakan penunjuk detik


2. Buku catatan dan alat tulis

E . PROSEDUR KERJA

1. Perawat cuci tangan


2. Ucapkan salam, perkenalkan diri dan melakukan identifikasi sesuai SPO (lihat
SPO identifikasi)
3. Memberikan kesempatan pasien bertanya sebelum tindakan dilakukan
4. Bawa alat dekat pasien
5. Pastikan privacy pasien terjaga/ pasang sampiran
6. Letakkan lengan pasien pada posisi rileks dengan menyilang di dada/abdomen. 7
Hitung pernafasan pasien lalu amati irama, ke dalaman, bunyi nafas, dan hitung
siklus secara utuh (sekali inspirasi dan satu kali ekspirasi. (Selama satu menit
penuh)
7. Pada saat penghitungan jangan sampai di ketahui oleh pasien
8. Perawat cuci tangan dan memakai handscoon
9. Menghitung pernafasan selama 1 menit, dengan melihat, Mencatat hasil
penghitungan pada buku pencatatan tanda-tanda vital.

F. DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan
praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran,

EGC Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar Jakarta: Sub
Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai