Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

PERAWATAN JENAZAH
Dosen Pengampu : Eva Sulistiany SKM,M.Kes

Disusun Oleh :
Nur Azizah Della Pristiawati
Shally Liyal Khaira Emma Tia
Siti Raihan Reza Ale Nurman Fahlevi
Cut Thesa Damara Chalifah Win Firdaus
Kenanga Puspita Sari Anggun Khairul Nisa
Dewi Safitri Tarigan Dwi Khairani
Safinatul Ahzar Mainora
Muliana Putri Alya Zakiya Al-Zahra
Razul Azmi Ilham Al Haviz
Alhadist Pradisty

POLTEKKES KEMENKES ACEH


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN LANGSA
T.A 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Keperawatan Dasar Dengan Judul Materi “Perawatan Jenazah”

Salawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar


Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliah ke alam yang
penuh ilsamiah dan dari zaman kebodohan menuju alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Eva Sulistiany SKM,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Dasar yang telah memberi
tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan bidang studi yang ditekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab
itu, kritik dan sarannya senantiasa diharapkan demi perbaikan tugas makalah.
Kami juga berharap semoga tugas ini mampu memberikan pengetahuan
kepada para pembaca. Demikian, kami sampaikan terimakasih.

Langsa, 11 April 2023

Penulis

Kelompok

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. Latar belakang......................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
A. Pengertian perawatan jenazah...............................................................5
B. Tujuan perawatan jenazah....................................................................6
C. Tindakan diluar kamar jenazah.............................................................6
D. Tindakan dikamar jenazah....................................................................7
E. Standar operasional prosedur perawatan jenazah.................................7
F. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam proses keperawatan.............9
BAB III PENUTUP..........................................................................................10
A. Kesimpulan ..........................................................................................10
B. Saran ....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan
pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat
pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip
dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar,
akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenasah baru boleh
dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenasah perlu dilakukan pada keadaan adanya
penundaan penguburan atau kremasi lebih dari 24 jam. Hal ini penting
karena di Indonesia yang beriklim tropis dalam 24 jam mayat sudah mulai
membusuk mengeluarkan bau dan cairan pembusukan yang dapat
mencemari lingkungan sekitranya. Dan perawatan jenasah dilakukan untuk
mencegah penularan kuman atau bibit penyakit kesekitarnya. Selain itu
perawatan jenasah juga yaitu untuk mencegah pembusukan.
Mekanisme pembusukan disebabkan oleh otorisis yakni tubuh
mempunyai enzim yang setelah mati dapat merusak tubuh sendiri. Selain
itu, perawatan dilakukan untuk menghambat aktifitas kuman.
B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan perawatan jenazah ?
2. apa tujuan dari perawatan jenazah ?
3. tindakan apa yang di lakukan pada peawatan jenazah
4. hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam proses perawatan jenazah?
C. Tujuan
Perawatan jenazah bertujuan untuk mencegah pembusukan. Selain
itu jenazah juga dapat terawat dalam arti dapat diberikan obat-obatan
pengawetan seperti formalin sehingga mayat tersebut dapat bertahan lama
dan tidak mudah rusak.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perawatan jenazah
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan
pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat
pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip
dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar,
akan tetapi kematian pada tidak wajar pengawetan jenasah baru boleh
dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenazah dilakukan karena ditundanya
penguburan/kremasi, misalnya untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh
diluar kota/diluar negeri.
Pada kematian yang terjadi jauh dari tempat asalnya terkadang
perlu dilakukan pengangkutan atau perpindahan jenasah dari suatu tempat
ketempat lainnya. Pada keadaan ini, diperlukan pengawetan jenasah untuk
mencegah pembusukan dan penyebaran kuman dari jenasah
kelingkungannya.
Jenazah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat
membusuk dan potensial menular petugas kamar jenasah. Keluarga serta
orang-orang disekitarnya. Pada kasus semacam ini, kalau pun penguburan
atau kremasinya akan segera dilakukan tetap dilakukan perawatan jenasah
untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit disekitarnya.
Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan
dengan selalu menerapkan kewaspadaan unifersal tanpa mengakibatkan
tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya. Setiap petugas
kesehatan terutama perawat harus dapat menasihati keluarga dan
mengambil tindakan yangs sesuai agar penanganan jenasah tidak
menambah resiko penularan penyakit seperti halnya hepatits/B, AIDS,
Kolera dan sebagainya. Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap
jenasah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah

5
disebut diatas, seperti misalnya mencium jenasah sebagai bagian dari
upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup
dan berkembang dalam manusia hidup, maka beberapa waktu setelah
penderita infeksi HIV meninggal, firus pun akan mati.
B. Tujuan perawatan jenazah
Adapun tujuan dari perawatan jenasah yaitu :
1. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenasah
2. Dengan menyuntikan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti
pemberian intjeksi formalin murni, agar tidak meningalkan luka dan
membuat tubuh menjadi kaku. Dalam injeksi formalin dapat
dimasukan kemulut hidung dan pantat jenasah.
C. Tindakan diluar kamar jenazah
Adapun tindakan yang dilakukan diluar kamar jenasah yaitu :
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
2. Memakai pelindung wajah dan jubah
3. Luruskan tubuh jenasah dan letakan dalam posisi terllentang dengan
tangan disisi atau terlipat didada.
4. Tutup kelopak mata atau ditutup dengan kapas atau kasa, begitu pula
multu dan telinga.
5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada
rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.
6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.
7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakan alat bekas tersebut dalam
wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan unifersal.
8. Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
9. Bersihkan tubuh jenasah tutup dengan kain bersih untuk disaksikan
olehkeluarga
10. Pasang label identitas pada laki-laki
11. Beritahu petugas kamar jenasah bahwa jenasah adalah penderita
penyakit menular
12. Cuci tangan setelah melepas rarung tangan.

6
D. Tindakan dikamar jenazah
Adapun tidakan dikamar jenasah yaitu :
1. Lakukan prosedur baku kewas padaan unifersal yaitu cuci tangan
sebelum mamakai sarung tangan.
2. Petugas memakai alat pelindung :
a. Sarung tangan karet yang panjang (sampai kesiku).
b. Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
c. Pelindung wajah (masker dan kaca mata)
d. Jubah atau celemek sebaiknya yang kedap air.
e. Jenasah dimadikan oleh petugas kamar jenasah yang telah
memahami cara membersihkan atau memandikan jenasah penderita
penyakit menular
3. Bungkus jenasah dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianut.
4. Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan dan
sesudah melepas sarung tangan
5. Jenasah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
6. Jenasah tidak boleh dibalsem atau disuntik atau pengawetan kecauli
oleh petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut.
7. Jenasah tidak boleh diotopsi, dalam hal tertentu, otosi dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan
dilaksanakanoleh petugas rumah sakait yang telah mahir dalam hal
tersebut.
E. Standar operasional prosedur perawatan jenazah
1. Alat dan Bahan
a. Bengkok
b. Bak instrument berisi potongan kassa dan beberapa kapas
c. Handrub
d. Gunting verband
e. Label barang dan label jenazah
f. Plester

7
g. Alcohol swab
h. Kantong plastik barang jenazah
i. Kantong jenazah
j. Apron
k. Selimut
l. Handscoon
m. Masker
n. Baskom berisi air bersih
o. Tempat pakaian kotor dan tempat sampah
2. Pra interaksi
Identifikasi klien yaitu identitas pasien
3. Tahap kerja
a. Mencuci tangan 6 langkah menggunakan handrub.
b. Memakai apron dan handscoon.
c. Menuju bed jenazah.
d. Melepaskan satu persatu alat medis yang terpasang pada tubuh
jenazah.
e. Melepaskan perhiasan dan barang berharga lalu diletakan di
kantong plastik beserta lembar list barang.
f. Membersihkan dan merapihkan jenazah menggunakan
waslap kering dan basah (pembersihan dilakukan diarea yang
terlihat saja)
g. Menutup kelopak mata jenazah menggunakan kassa dan plester.
h. Menutup lubang hidung dan lubang telinga dengan kapas.
i. Mengambil gigi palsu jika ada, lalu merapatkan mulut dengan cara
mengikat dari dagu ke kepala dengan kasa dan simpul bagian
kepala.
j. Melipat tangan diatas perut jenazah, ganjal menggunakan kassa
dan ikat pergelangan tangan.
k. Meletakan selimut jenazah di keranjang infeksius.

8
l. Merapatkan kaki dengan mengikat kedua lutut, kedua pergelangan
kaki dan jempol kaki menggunakan kassa.
m. Memberi label dengan menuliskan nama,jenis kelamin,
tanggal/jam meninggal, dan nama dokter.
n. Meletakkan label jenazah di ujung kaki jenazah atau jempol.
o. Menutup jenazah dengan kain penutup atau selimut.
p. Merapikan alat.
q. Melepaskan handscoon dan apron lalu meletakkan di tempat yang
sudah disediakan.
r. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
4. Fase terminasi
a. Meberikan barang pasien kepada kelurga
b. Kemudian jenazah sudah boleh dibawa pulang ketika sudah
melengkapi data dan administrasi
F. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses keperawatan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses keperawatan yaitu :
1. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila
tekenah darah atau cairan tubuh lain.
2. Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke
tutupnya. Buang semua alat atau bendah tajam dalam wadahyang tahan
tusukan.
3. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpuahan darah atau
cairan tubuh lainnya segera dibersihkan dengancairan klorin 0,5 %.
4. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan
urutan : dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, atau sterilisai.
5. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong
plastic.
6. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesua pengolah sampah
medis.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari perawtan jenasah yaitu :
1. Pengawetan jenasah adalah suatu tindakan medis melakukan
pemberian bahan kimia tertentu pada jenah untuk mengahambat
pembusukan serta menjaga penampilan jenasah supaya tetap mirim
dengan kondisi sewaktu hidup. Pengawetan jenasah dapat dilakukan
pada jenasah beberapa hari tidak dikubur.
2. Dalam perawatan jenasah tidak boleh diototpsi. Dalam hal tertentu
ototpsi dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan
rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas yang mahir dalam hal
tersebut.
B. Saran
1. Lakukan perawatan jenasah sesuai dtandar protocol.
2. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca yang membangun sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada 11 april 2023 pukul 15.20


https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-bandung/
kesjiwa/perawatan-jenazah-keperawatan/28076924

Diakses pada 11 april 2023 pukul 16.00


http://alfinakpermuna.blogspot.com/2011/03/perawatan-jenazah.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai