MATERI :
“SEJARAH KEPERAWATAN DI DUNIA DAN DI INDONESIA”
DOSEN PENGAMPU :
NS. Miswarti M.Kep Sp.Kep.J
DI SUSUN OLEH :
SUKRAMA FAZI
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia nya sehingga kami datapat menyelesaikan makalah tugas kuliah tepat
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna oleh karena
itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sehingga kami
harapkan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam membantu kami untuk menyelesaikan makalah tersebut dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing kami dengan segala usaha yang
penulis lakukan.
Sukrama Fazi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Perkembangan Keperawatan Di Dunia dan Di Indonesia..........................
DAFTAR PUSTAKA
B. RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana arti penting Keperawatan di Dunia dan Di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ns. Roymond H. Simamora, M. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. (E. Tiar,
Penyunt.) Jakarta: EGC.
Roshdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar (Edisi 10 Ed.).
(E. A. Mardela, D. Yulianti, Penyunt., & W. Praptiani, Penerj.) Jakarta: EGC.
Tarwoto, & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Wiratama,P. (2019, September 27). Berpikir Kritis untuk Meningkatkan Pola Kesehatan
Klien. Osf.io
Yanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013). Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan. Jurnal Managemen Keperawatan , 107-114.
Rufaidah menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam sebagai public health
care dan social worker. Rufaidah juga penyokong advokasi pencegahan penyakit atau lebih
dikenal dengan preventive care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan
(Health Education). Prof. Dr. Omar Hasal Kasule, Sr. 1998 mengemukakan dalam Studi
paper Presented at the 3 rd International Nursing Conference "Empowerment and Health :
An Agenda For Nurses in the 21 st Century di Brunei Darusallam 1-4 Nopember 1998,
menyampaikan bahwa Rufaidah adalah seorang perawat profesional pertama dimasa sejarah
Islam yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW abad pertama hijrah/abad ke-8 sesudah
masehi sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati, seorang pemimpin yang
organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah juga memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain yang
bekerja dengannya. Selain beperan dalam aspek klinik juga melaksanakan peran di
komunitas serta memecahkan masalah sosial yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
Rufaidah dikenal juga Publich Health Nurse.
Peran dan kontribusi Rufaidah Al-Islamiyah di dunia keperawatan Islam adalah Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaun muslim baik masa sebelum perang, saat peperangan
dan pasca peperangan atau masa damai. Adapun peran dan kontribusinya adalah :
Sebelum Peperangan
Sebelum masa peperangan sekitar tahun 622 M, Rufaidah merubah metode perawatan yang
diajarkan ayahnya dengan menyesuaikan ajaran Islam. Metode pertama, kebersihan
lingkungan yaitu membersihkan tempat perawatan dan pengobatan menjadi lebih nyaman,
hygiene dan bersih. Hal ini sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW bahwa Islam
mengedepankan kebersihan itu sebagian dari iman.
Kedua, Rufaidah mengubah penggunaan jampi-jampi dan jimat dalam mengobati pasien
yang merupakan perbuatan syirik menyekutukan Allah SWT ke dalam ajaran Islam dengan
menggunakan doa-doa dan shalawat yang diajarkan Rasulullah.
Rufaidah juga memberikan dakwah tentang keutamaan Islam sebelum melakukan
pengobatan. Di tahun yang sama, Rufaidah mendirikan sekolah keperawatan pertama di
dunia Islam sekaligus mendidik para wanita muslim untuk berkarir di bidang pelayanan dan
keperawatan dengan izin Rasulullah SAW.
Konsep teori keperawatan Rufaidah adalah dalam memberikan perawatan dan pengobatan
tidak mendiskriminasi antara pasien kaya atau miskin. Rufaidah selalu memberian
perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim atau penderita cacat mental dan
mendidik mereka. Rufaidah memiliki kepribadian yang luhur dan empati dalam pelayanan
keperawatan. Dalam hal ini sentuhan sisi kemanusiaan sangat penting bagi perawat yang
bersinergi dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
Hildegard lahir di Reading , Pennsylvania dari orang tua imigran keturunan Jerman,
Gustav dan Otyllie Peplau. Dia adalah putri kedua dari enam bersaudara. Gustav adalah
seorang ayah yang buta huruf dan pekerja keras, dan Otyllie adalah seorang ibu yang
penindas dan perfeksionis. Meskipun pendidikan tinggi tidak pernah dibicarakan di dalam
negeri, Hilda memiliki kemauan yang kuat, dengan motivasi dan visi untuk berkembang
melampaui peran tradisional perempuan. Dia menginginkan lebih banyak hal dalam hidup,
dan tahu bahwa keperawatan adalah salah satu dari sedikit pilihan karir bagi wanita pada
zamannya. [1] Sebagai seorang anak, dia mengawasi perilaku orang. Dia menyaksikan
epidemi flu yang menghancurkan pada tahun 1918, sebuah pengalaman pribadi yang sangat
memengaruhi pemahamannya tentang dampak penyakit dan kematian terhadap
keluarga. [1]Dia menyaksikan orang-orang melompat dari jendela karena mengigau akibat
flu. [4]
Pada awal tahun 1900-an, sekolah era Nightingale yang otonom dan dikontrol oleh
perawat berakhir – sekolah dikendalikan oleh rumah sakit, dan "pembelajaran buku" formal
tidak dianjurkan. Rumah sakit dan dokter memandang perempuan sebagai perawat sebagai
sumber tenaga kerja gratis atau murah. Eksploitasi tidak jarang dilakukan oleh majikan
perawat, dokter, dan penyedia pendidikan. [5]
4. Lillian D. Wald