i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah tentang sejarah dan
Falsafah keperawatan, paradigma keperawatan dan aplikasinya.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yangsederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami menyadari bahwamakalah
ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisanmakalah
ini.Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasayang akan
mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakandengan
layak sebagaimana mestinya.
Ria Indriani
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LatarBelakang......................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.................................................................................................................1
1.3 TujuanKhusus......................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................2
2.1 SejarahKeperawatan...........................................................................................................2
2.1.1 Definisikeperawatan........................................................................................................2
2.1.2 Sejarah dan perkembangan keperawatandidunia............................................................3
2.1.3 Sejarah dan perkembangan keperawatandiIndionesia.....................................................6
2.2 FalsafahKeperawatan..........................................................................................................7
2.2.1 DefinisiFalsafahKeperawatan.........................................................................................7
2.2.2 MetaparadigmaKeperawatan...........................................................................................9
2.3 ParadigmaKeperawatan......................................................................................................9
2.3.1 DefinisiParadigmaKeperawatan......................................................................................9
2.3.2 Konsep Paradigma KeperawatandanAplikasi...............................................................10
2.4 Hubungan Falsafah dan ParadigmaKeperawatan.........................................................13
BABIII...........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Keperawatan adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan
berfungsi. Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga,
melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang memiliki cirikhas yang
berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya. Dalam menjalakantugasprofesi dan praktik
keilmuannya, praktisi keperawatan mempunyaipandangandasar tersendiri dalam menghadapi
berbagai macam permasalahanyang ada. Carapandang dasar dalam melihat suatu permasalahan
dalam suatu disiplin. ilmudisebut dengan paradigma. Paradigma juga sering diartikan
sebagaisuatu perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sangat menentukan bagipenggunanya
untuk dapatmemiliki pola dan cara pandang dasar dalam melihat, memikirkan,
menentukanmakna serta menyikapi dan memilih tindakan dalam menyelesaikan masalah
kehidupan manusia (Poerwanto,1997).
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaimana sejarah keperawatan?
2. ApaDefinisi Falsafah keperawatan?
3. Bagaimana Definisi paradigma keperawatan?
4. Bagaimana Konsep paradigma keperawatan dan aplikasinya?
1.3 TujuanKhusus
1. Untuk mengetahui sejarahkeperawatan
2. Untuk mengetahui Definisi falsafahkeperawatan
3. Untuk mengetahui Definisi tentang paradigmakeperawatan
4. Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan daaplikasinya
5. ya
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 SejarahKeperawatan
2
2.1.1 Sejarah Keperawatan di Luar Indonesia
1. Zaman Purba
Pada zaman ini orang percaya bahwa sesuatu yang ada di bumi mempunyai suatu kekuatan
mistik yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini biasa disebut animisme.
Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh
kekuatan gaib seperti batu besar, gunung tinggi, pohon besar, sungai besar. Jiwa yang baik
membawa kesehatan, jika yang jahat membawa kesakitan dan kematian (Calor, taylor, Lilis &
Lemone,1997). Peran tabib dan perawat jelas berbeda, tabib adalah medicineman yang
mengobati penyakit dengan jalan melantunkan nyanyian, memberi semangat dari ketakutan atau
membuka otak untuk menghilangkan jiwa yang jahat (Dolan, Fitzpatrick & Herman, 1983).
Perawat biasanya berperan sebagai ibu yang merawat familinya sewaktu sakit dengan
memberikan perawatan fisik dan memberikan obat dari tumbuh-tumbuhan. Peran ini diteruskan
sampai saat ini.
2. Zaman Keagamaan
Pada zaman ini, kuil menjadi pusat perawatan medis sebab orang percaya bahwa penyakit
disebabkan oleh dosa dan kutukan Tuhan. Pemimpin agama dijunjung tinggi sebagai tabib,
perawat dianggap sebagai budak dan mendapat penghargaan yang rendah karena pekerjaannya
didasarkan perintah dari pempimpin agama yang berperan sebagai tabib.
3. Permulaan Masehi
Pada permulaan masehi, agama Kristen mulai berkembang. Pada masa ini keperawatan
mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan kepesatan perkembangan agama Kristen.
3
Organisasi wanita pertama yang dibentuk pada saat itu dinamakan Deaconesses, mengunjungi
orang-orang sakit dan anggota keagamaan laki-laki memberikan perawatan serta mengubur orang
mati. Pada perang salib perawat laki-laki dan perempuan bertugas merawat orang-orang yang
luka dalam peperangan tersebut.
Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya rumah
sakit terkenal di Roma yang bernama Monastik hospital. Rumah sakit ini dilengkapi dengan
fasilitas bangsal-bangsal perawatan untuk merawat orang sakit serta bangsal-bangsal lain sebagai
tempat merawat orang cacat, miskin dan yatim piatu.
Seperti halnya di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi keperawatan juga berkembang di
benua Asia. Tepatnya di timur tengah seiring dengan perkembangan agama Islam. Tokoh
keperawatan yang terkenal di dunia Arab pada masa ini adalah Rafidah.
Struktur dan orientasi masyarakat berubah dari orientasi keagamaan menjadi orientasi pada
kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan alam, serta perkembangan pengetahuan. Akibatnya
banyak gereja dan tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh ordoordo
keagamaan untuk merawat orang sakit. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan
keperawatan. Untuk memenuhi kebutuhan perawat, wanita yang pernah melakukan kejahatan
dan telah berobat dapat diterima bekerja sebagai perawat. Akibat reputasi yang jelek ini, perawat
menerima gaji yang rendah dengan jam kerja lama pada kondisi yang buruk (Taylor C.,dkk,
1989)
Florence Nightingale (1820-1910) merupakan tokoh pembaharu perawatan pada saat itu dan
bahkan sering disebut Ibu Perawatan. Pada waktu itu, Florence Nightingale sudah menyadari
pentingnya suatu sekolah untuk mendidik para calon perawat, agar dapat diberikan pengetahuan,
4
keterampilan dan pembinaan mental sehingga dihasilkan tenaga perawatan yang berbudi luhur,
berpengetahuan luas dan terampil dalam melaksanakan perawatan. Beliau menetapkan struktur
dasar sebagai prasyarat dalam pendidikan perawat : a. Mendirikan sekolah perawat
c.Menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki para calon sebagai dasar perawatan
a.Perlu persiapan pendidikan yang berlainan bagi perawat pelaksana dan perawat
administrator atau supervisor.
b. Perlu diperhatikan bahwa harus ada perubahan tentang jam kerja perawat yang
waktu itu berlangsung 12 jam/hari dan 7 hari/minggu.
c.Perlu diperhatikan peningkatan pendapatan perawat setiap 6 bulan, mengingat beban dan
tanggung jawab mereka.
Namun, secara menyeluruh perkembangan perawat dari zaman Florence Nightingale sampai
pecah perang dunia II dinilai sangat kecil atau hampir tidak ada perubahan. Oleh Karena itu,
masa ini sering disebut sebagai masa pemeliharaan.
Selama perang, banyak kejadian yang merupakan “tekanan” bagi setiap bangsa di dunia.
Tekanan perang ini mendorong manusia mengadakan perubahan-perubahan. Kemajuan teknologi
dimaksudkan untuk berlomba menaklukan dunia. Penerapan teknologi modern dalam bidang
pelayanan orang sakit telah mulai diperkenalkan waktu itu sebagai jawaban atas kebutuhan
5
pelayanan kesehatan akibat penderitaan sakit selama perang. Timbulnya penyakit akibat perang,
menyebabkan dibutuhkannya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis maupun
perawat. Kemampuan satu bidang profesi tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan waktu itu.
Inipun merupakan tantangan baru bagi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan
bersama dengan profesi lain.
Akibat Perang dunia II yang mengakibatkan banyaknya penderitaan bagi penduduk dunia
telah menggugah semua pihak untuk memperbaiki keadaan dunia. Dasar pemikiran semula, “the
nurse must give total patient care” dalam arti sempit telah berkembang, dalam arti luas perawat
lebih menyadari atas makna totality of the individual client dari sebelumnya. Oleh karena itu
terjadi perubahan dari perawat bekerja sendiri menjadi bekerja team.
Dalam dekade ini telah dilancarkan perjuangan untuk pengakuan keperawatan sebagai
profesi. Lucille Brown (1948) menulis sebuah laporan tentang pengakuan perawat sebagai
profesi merupakan titik tolak yang besar untuk kehidupan perawat dan profesi perawat. Ia
memperhatikan penghargaan pada perawat dalam kaitannya dengan tanggung jawab sebagai
penyelenggara pelayanan perawatan yang bermutu. Untuk itu disadari perlunya suatu
pengelolaan pelayanan keperwatan yang baik untuk menjamin mutu dan sekaligus tersedia alat
evaluasi keperawatan tersebut.
Proses keperawatan yang dimulai tahun 1950 dianggap sebagai stadium embrio. Pada saat
itu proses keperawatan belum dipahami dan juga belum bisa diterima, tetapi sudah dilakukan
sehari-hari. Baru pada tahun 1955 Lydia Hall memberikan presentasinya tentang “Perawatan
adalah suatu proses”. Pada hakikatnya keperawatan menyangkut empat hal pokok yaitu :
Fase dalam proses keperawatn diidentifikasi oleh para dosen keperawatan Universitas
Katolik Amerika pada tahun 1967 meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
Pengertian keperawatan menurut International Council of Nurses (ICN) pada tahun 1973
adalah, ”Fungsi yang unik dari perawat adalah menolong sesorang yang sakit atau sehat dalam
usaha-usaha menjaga kesehatan ataupenyembuhan atau untuk menghadapi sakaratul maut dengan
tenang, yaitu usaha yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri apabila dia cukup kuat,
berkemampuan atau sadar dan melakukannya sedemikian rupa sehingga si pasien dalam waktu
7
singkat dapat mandiri”. Untuk memperoleh pengakuan sebagai suatu profesi, menurut Taylor C,
et al. (1997) keperawatan harus memiliki:
d. Kode etik
g. Otonomi
Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai
pada masa kemerdekaan.
Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu pada saat
penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat
berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga
orang sakit.
Pada 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan
8
tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas Kesehatan
Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan
Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk
kepentingan tentara Belanda.
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan kesehatan
rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya
untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain, pencacaran umum, cara perawatan
pasien dengan gangguan jiwa, kesehatan para tahanan.
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada 1819
didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto
Mangunkusumo (RSCM). Pada 1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS.
PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang.
Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan di
Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik,
pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.
Zaman Kemerdekaan
Pada 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai pengobatan.
Pada 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP. Pendidikan keperawatan
profesional mulai didirikan 1962 yaitu Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan
perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, pada 1985
didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan
di Indonesia. Pada 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru
seperti di Undip, UGM, UNHAS dan lain-lain.
9
2.2 FalsafahKeperawatan
10
2.2.2 MetaparadigmaKeperawatan
Metaparadigma adalah kekuatan pemersatu dalam disiplin yang menamai fenomena
keprihatinan terhadap disiplin itu. Menurut Fawcet Paradigma merupakan sudut pandang atau
perspektif tertentu. Setiap disiplin memiliki paradigma yang didefinisikan, yang merupakan
komponen pengetahuan yang paling abstrak dan yang dapat terdiri lebih dari satu paradigma
(DELAUNE)
Suatu disiplin yang membentuk ilmu dasar harus memiliki badan hukumnya sendiri. Karena
konsep dasar secara implisit didefinisikan oleh undang-undang, ilmu dasar akan memiliki
konsep unik. Disiplin ilmu yang tepat, menurut pandangan yang diterima dari teori ilmiah,
karenanya akan menjadi ilmu dasar dengan teori dan kerangka kerja konseptualnya sendiri .
(Risjord, NursingKnowledge)
2.3 ParadigmaKeperawatan
11
a. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan
sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik danorganisasi
b. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan
sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik danorganisasi
a. KonsepManusia
Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka,
sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau
utuh. Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapatmeliputi:
a) sistem terbuka: manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhandasar.
b) sistem adaptif: manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya
yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptifmaladaptif
c) sistem personal, interpersonal dan social, manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan
tumbuh kembang yangberbeda.
Manusia dipandang sebagai makhluk hidup (bio). Sebagai makhluk hidup manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Budiana,2016):
1) Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang terintegrasi,
setiap organ tubuh mempunyai tugas masing-masing, tetapi tetap bergantung pada organ lain
dalam menjalankantugasnya.
2) Berkembang biak melalui jalan pembuahan, hamil lalu melahirkan bayi yang kemudian
tumbuh dan berkembang menjadi remaja, dewasa, menua, dan akhirnyameninggal.
3) Mempertahankan kelangsungan hidup, manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Kebutuhan dasar yang paling utama adalah keyakinan kepada Tuhan, kebutuhan
biologis dan fisiologis, seperti oksigen, air, makanan, eliminasi danlainnya.
Manusia sebagai makhluk psiko. Manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran pribadi dan kata hati
12
(perasaan). Selain itu, manusia juga merupakan makhluk yang dinamis yang dapat berubah dari
waktu kewaktu dan bertindak atas motif tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya
(Budiana, 2016).
Manusia sebagai social. Manusia tidak bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi
dengan orang lain.Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk sosial akan terbentuk selama manusia
bergaul dengan manusia lain.Memiliki kepentingan dengan orang lain, mengabdi kepada
kepentingan sosial, dan tidak dapat terlepas dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial.
Faktor lingkungan sosial dapat berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu maupun
masyarakat (Budiana,2016).
Manusia sebagai makhluk spiritual. Manusia mempunyai hubungan dengan kekuatan di
luar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam kehidupannya.
Keyakinan yang dimiki seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya. Mengingat besarnya
pengaruh keyakinan terhadap kehidupan seseorang, perawat harus memotivasi pasien untuk
senantiasa memilihara kesehatannya (Budiana,2016).
b. Konsepkesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan–perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan
kesehatannya. Keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian (Budiana, 2016).
Konsep Sehat menurut Travis and Ryan adalah (Travis & Ryan, 2004):
1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukankesehatan
2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk
sehat
3. Sehat merupakan proses,perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiapmomen.
4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer
melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungansekitar.
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi statuskesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadapdiri
13
Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dankematian.
Tahapan proses sakit adalah
a. Tahapgejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak
nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
b. Tahap asumsi terhadapsakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan
merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya
c. Tahap kontak dengan pelayanankesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat
dari profesi kesehatan.
d. Tahappenyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelumsakit.
Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :
1) Politik, yang mencakup keamanan, penekanan,penindasan
2) Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adatistiadat
3) Keturunan,mencakupgenetik,kecacatan,etnis,faktorrisikodanras
4) Pelayanan kesehatan, mencakup upaya promotif, preventif, kuratif danrehabilitatif
5) Lingkungan, mencakup tanah, udara, danair
6) Sosialdanekonomimeliputipendidikandanpekerjaan
c. Konsep Lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Perawat harus
menciptakan lingkungan terapeutik bagi pasien untuk meningkatkan penyembuhan. Lingkungan
ini harus menjadi tempat dimana pasien merasa aman seperti tinggal di rumah mereka sendiri.
Mungkin bermanfaat bagi pasien tertentu untuk melihat alam, yang memungkin mereka merasa
tenang dan santai. Perawat dapat mempertimbangkan warna ruangan, menambahkan bunga
atau tanaman atau dekorasi dinding tertentu untuk membantumemperbaiki lingkungan
14
pasien. Saat membuat lingkungan terapeutik, indera penciuman penting untuk dipertimbangkan.
Penting bagi perawat untuk menciptakan lingkungan pasien berdasarkan kebutuhan individu
pasien, agar pasien merasa aman, nyaman dan bahagia (Branch et al., 2016).
d. Konsep keperawatan
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif
yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Budiana,2016).
Keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu menganggap
manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keperawatan
menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam memberikan asuhankeperawatan.
Metaparadigma keperawatan, perawat tidak hanya harus memahami ilmu dan fisiologi
penyakit ketika merawat pasien, tetapi juga harus benar-benar peduli pada kesejahteraan pasien.
Kasih sayang dan empati harus menjadi kualitas dalam diri seorang perawat dan dia harus
mampu mengesampingkan penilaian pribadi, terlepas dari hal-hal seperti ras, agama atau status
sosial ekonomi. perawat meluangkan waktu untuk menunjukkan prosedur dan mengajar pasien
untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Perawat tidak hanya mengobati penyakit yang ada,
tetapi mengambil inisiatif untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk mencegah penyakit
lebih lanjut (Branch et al.,2016)
15
konsep orang dan kesehatan dalam disiplin keperawatan. Klaim epistemologis, baik eksplisit
maupun implisit, berhubungan dengan bagaimana fenomena dasar [orang atau kesehatan] dapat
diketahui, karenanya, dianggap penting untuk sifat pengembangan pengetahuan dalam suatu
disiplin (Gul, 2009).
Praktek keperawatan kontemporer dihadapkan dengan beberapa pertanyaan filosofis
mengenai ontologis, epistemologis, dan bidang etika disiplin (Servimäki, 1999 dalam (Gul,
2009)). Menurut Servimäki, meskipun isu-isu mengenai konsepsi realitas keperawatan,
pengetahuan, dan etika diperdebatkan oleh para perawat dalam jurnal keperawatan, memang
relevan untuk setiap praktik perawat karena masalah tersebut berakar pada cara di mana
praktik keperawatan diatur dan diaktualisasikan. Perdebatan ini menyoroti kurangnya
identifikasi sifat, ruang lingkup dan tujuan akhir keperawatan, dan tidak dapat diselesaikan
tanpa perhatian filosofis (Gul,2009).
Filsafat diperlukan untuk pengembangan profesi keperawatan dan disiplin keperawatan.
Belajar filsafat berarti mempelajari suatu proses yang dapat berguna untuk memahami
informasi. Jika perawat belajar untuk menantang pengetahuan, argumen, dan keyakinan perawat
sendiri melalui pemikiran mendalam tentang apa praktik keperawatan dan bagaimana perawat
menerapkan pemikiran ke dalam tindakan, perawat akan dapat mengidentifikasi fenomena
keperawatan, objeknya dan ruang lingkup lingkup keperawatan. Jika tidak, tidak mungkin untuk
menentukan filosofi disiplin, yang sangat penting untuk kelangsungan keperawatan sebagai
disiplin, diungkapkan oleh banyak perawat ( Gul,2009)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Falsafahkeperawatanadalahdasarpemikiranyangharusdimilikiperawatsebagaikerangkadalamberfikir,pe
ngambilankeputusandanbertindakyangdiberikanpadakliendalamrentangsehatsakit,yangmemandangmanusia
sebagaimahlukyangholistic,yangharusdipenuhikebutuhanbiologi,psikologi,social,culturaldanspiritualmelalu
iupayaasuhankeperawatanyangkomprehensif,sistematis,logis,denganmemperhatikanaspekkemanusiaanbah
wasetiapklienberhakmendapatkanperawatantanpamembedakansuku,agama,statussocialdanekonomi.Perbed
aanfalsafahkeperawatandenganfalsafahdaridisiplinilmulainnya.Falsafahkeperawatanmemandangmanusiase
caraholisticsehinggaharusdipenuhikebutuhannyasecarautuh/
holisticdankomprehensifjuga.Halinitidakditemukanpadafalsafahprofesiyanglain.Esensikeperawatanmeman
dangbahwapasienadalahmitrayangselaluaktifdalampelayanankesehatan(Ikrimah,2011).
3.2 Saran
Sebagai seorang Perawat profesional sebaiknyadisarankan untuk selalu mengikuti
perkembangan ilmu keperawatan,mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman dan perawat disarankan untuk bersikap
profesional dalammemberikan perawatan kepada pasien
Sebaiknya konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapatdiaplikasikan dalam
kehidupan sehari-harinya
i.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://malahayati.ac.id/?p=25625
https://www.academia.edu/28372299/
Sejarah_Ilmu_Keperawatan_dan_Perkembangannya
https://id.scribd.com/doc/239757500/paradigma-
keperawatan
https://id.scribd.com/doc/179338087/MAKALAH-
PARADIGMA-KEPERAWATAN
https://id.scribd.com/document/121415299/falsafah-
keperawatan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keperawatan
18