Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TENTANG SEJARAH KEPERAWATAN


DI INDONESI DAN DI DUNIA

DI SUSUN OLEH
LIA IRAWATI / NIM 21010069
AKADEMI KEPERAWATAN PANGKAL PINANG
NOVEMBER THN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah perkembangan keperawatan Dunia dan

Indonesaia dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada

sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari
dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat

menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang sejarah perkembangan keperawatan di dunia dan di Indonesia.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Pangkal Pinang, 19 November 2021

LIA IRAWATI
HALAMAN JUDUL . ................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................4

A.Latar Belakang……..……………………………………………………..1.1

B.RumusanMasalah………………………………………………………….1.2

C.Tujuan ……………………………………………………………………...1.3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................5

A.Sejarah Singkat perkembangan Keperaw.....................................................2.1

B.Sejarah perkembangan keperawatan di indonesia.........................................2.2

C.Sejarah keperawatan di Dunia .......................................................................2.3

BAB III PENUTUP ...........................................................................................16

A.Kesimpulan ....................................................................................................2.4

B.Saran...............................................................................................................2.5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan

tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui

pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).

Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan

oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan

adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi

yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.

Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan

dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut

sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita

menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk

mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah singakat perkembangan keperawatan?

2. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia?

3. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan di dunia?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejarah singakat perkembangan keperawatan

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan di Indonesi

3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan di dunia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Hal merawat adalah suatu bentuk aktivitas yang telah ada sejak manusia di

ciptakan dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Tahap–

tahap perubahan tersebut secara garis besar sebagai berikut :

1. Naluri

Sejak manusia diciptakan, merawat telah ada sebagai suatu naluri. Pada tahap ini,

setiap individu menggunakan akal pikiranya untuk memelihara kesehatan dalam

tingkat yang paling sederhana, misalnya menyusui anak.

2. Kepercayaan adanya roh ( animisme )

Pada masa ini, manusia percaya bahwa penyakit disebabkan oleh pengaruh roh,

baik roh yang terdapat pada manusia yang sudah meninggal maupun yang masih

hidup, atau yang terdapat di alam sekitar ( batu, gunung, api, air, sunggai,pohon )

pengobatan dan perawatan orang sakit dilakukan dengan cara mengusir roh

tersebut oleh para dukun melalui mantera atau alat – alat dari alam ( akar – akaran

daun – daunan )

3. Kepercayaan pada dewa – dewa.

Pada masa ini , manusia percaya bahwa penyakit disebabkan oleh kemarahan

dewa. Oleh karena itu, kuil –kuil pemujaan dewa didirikan sebagai tempat orang –

orang yang menderita sakit berkumpul untuk meminta kesembuhan.Dengan

demikian , kuil dapat dianggap sebagai rumah sakit pertama pada zaman primitif.

4. Ketabiban ( kurang lebih 14 abab SM)

Pada saat ini, perawatan pasien dilakukan dengan teknologi yang sedikit agak
maju. Pembalutan ( pembidaian), higiene umum , dan anotomi manusia telah

cukup dikenal. Ketabiban berkembang di india, mesir , yahudi, tiomgkok dan

roma.

5. Diakones dan philantrop ( Kurang lebih 400 SM )

Diakones adalah suatu kelompok yang terdiri dari para wanita tua dan janda yang

membantu pendeta dalam melayani dan merawat orang sakit, pelayanan ini lah

yang nantinya akan menjadi cikal bakal ilmu keperawatan kesehatan masyarakat.

Philantrop merupakan suatu kelompok kasih sayang yang anggotanya

menjauhkan diri dari keramaian dunia dan berfokus pada perawatan orang sakit.

Anggota kelompok ini meruapakan inti perawat di rumah sakit pada waktu itu.

6. Pengaruh penyebaran agama islam

Pada tahun 632 M, agama islam menyebar keseluruh pelosok dunia . agama

islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan . oleh sebab itu , pada

periode ini ilmu kesehatan terutama kedokteran dan keperawatan berkembang

dengan pesat, terutama di spayol, timur tenggah ( Arab) , afrika utara dan asia

barat.

7. Perawat – perawat terdidik ( 600 – 1583 )

Pada zaman pertengahan muncul berbagai institusi dan lembaga yang mendidik

individu menjadi seorang perawat, antara lain di hotel dien dan lion ( prancis )

yang kemudian menjadi rumah sakit terbesar dan terlengkap di prancis. Pada

mulanya tenanga terdidik ini diseleksi dari rohaniawan yang melakukan

perawatan terhadap orang sakit yang disebut “ orang suci “ dan “ orang tobat” .

perkembangan ini dipicu dengan adanya perang salib yang menyebabkan merawat

menjadi bagian dari tugas keagamaan yang harus dilaksanakan dan tidak dapat
dihindari. Rohaniawan yang terkenal pada zaman ini adalah St.Fransiscus dari

asisi itali ( 1182 – 1226 ), seorang tokoh agama yang merawat penderita penyakit

lepra ( Kusta ) suatu penyakit yang pada waktu itu dianggap sebagai “ sampah

masyarakat” dan hidup bersama – sama dengan meraka di pengungsian.

8. Periode awal perawat professional (abad 18 dan 19)

Ilmu kedokteran dan keperawatan mengalami perkembangan yang cukup pesat

ini. Florence nightingale (1820-190) adalah seorang wantita yang berperan

penting dalam perkembangan ilmu keperawatan .pendidikannya dimulai di Kaiser

werth, paris pada tahun 1850. Ia kemudian mengepali institut establishment for

gentle women during illness yang kemudian berubah nama menjadi king college

hospital

Florence nightingale merintis karirnya pada taggal 21 oktober 1854 dalam perang

krim ( 1854-1856 ) antara roma dan turki yaitu dengan membnatu para korban

akibat perang tersebut. Kegiatan ini dilakukan di sebuah barak rumah sakit (

scutori ) yang berkapasitas 1700 tempat tidur dengan sarana yang masih terbatas.

Namun,berkat perawatan yang intensif,angka kematian menurun drastic dari 40%

menjadi 2% dalam waktu 6 bulan.sebagai penghargaan atas keberasilan Florence

nightingale,pada tahun 1860 pemerintah setempat memberikan dana kepada

Florence nightingale untuk mendirikan sekolah perawat yang di beri nama

nightingale nursing school dan rumah sakit Thomas di London dijadikan sebagai

lahan praktik.

Model sekolah perawat nightingale sebagai berikut:

a. Pembuatan kebijakan di bidang keperawatan, bebeas dilakukan oleh

seorang kepala perawat, meskipun ia berada di bawah kepala rumah sakit.


b. Sarana berupa asrama bgi peserta didik dikepalai oleh seorang perawat.

c. Mengutamakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

d. Tanggung jawab bimbingan terhadap peserta didik di lahan praktek

diberikan kepada kepala bangsal.

Florence nightingale juga menyelenggarakan beberapa kegiatan dalam rangka

pengembangan keperawatan, yaitu:

a. Membuat buku catatan perawat yang memuat dasar-dasar keperawatan

bagi pendidikan keperawatan.

b. Menulis berbagai buku tentang ilmu keperawatan.

c. Mengadakan latihan P3K dan Palang Merah untuk para prajurit.

d. Memperbaiki praktek keperawatan dibeberapa rumah sakit di inggris.

e. Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan

masyarakat dn perawat kesehatan masyarakat.

f. Mendirikan himpunan perawat nasional inggris (Britis Nurses Asociation)

pada tahun 1887 yang merupakan perkumpulan perawat pertama didunia.

g. Mendirikan himpunan perawat-perawat kepala diseluruh inggris yang

disebut Matron Coucil of Nursing pada tahun 1894

Perkumpulan ini menjadi semakin kuat sehingga pemerintah inggris

menetapkannya sebagai professional freedom yag kemudian diundang-undangkan pada

tahun 1919.
2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Perawatan sudah dilakukan sejak adanya manusia dan yang menjadi sasarannya

adalah manusia dari sejak lahir smpai dengan datangnya kematian. Di Indonesia

pekerjaan perawat dikerjakan berdasarkan naluri perasaan keibuan untuk merawat


anakanaknya (mother instinct).

Sejarah perkembangan pelayanan perawatan di Indonesia dapat kita bagi atas :

1. Zaman VOC (1602-1799)

Orang-orang Belanda datang ke Indonesia pertama kali dengan maksud untuk

berdagang. Dalam usaha perdagangannya dibentuklah VOC. Sehubungan dengan

adanya staf dan tentara, maka ada usaha kesehatan. Untuk itu didirikanlah rumah sakit

yang pertama yang bernama Binnen Hospital pada tahun 1799, bertempat di Batavia

(sekarang Jakarta). Tenaga perawatannya diambil dari penduduk pribumi (bumi

putera) yang diberi nama Zieken oppaser (penjaga orang sakit). Rumah sakit ini barada

di bawah pengawasan dokter militer. Pada tahun 1799 di luar kota didirikan rumah

sakit yang ke-2 yang diberi nama: Buiten Hospital.

Karena VOC dibubarkan (1799), maka pemerintahan diserahkan kepada

pemerintahan Belanda, yang kemudian membentuk organisasi negara: “HindiaBelanda”.


Setelah dimulai ada usaha di bidang kesehatan antara lain:

a. MGD (Militaire Gezondsheids Dienst) - Dinas kesehatan tentara

b. BGD (Burgerlijke Gezondsheids Dienst) – Dinas kesehatan rakyat

Pada waktu pemerintahan Dendels yang terkenal dengan pembuatan jalan

Merak-Banyuwangi, perlu meningkatkan kesehatan tentaranya dibuatlah rumah sakit

di tiap garnizoen yaitu di Semarang dan Surabaya.

2. Zaman penjajahan Belanda I (1799-1811)


Tidak ada usaha-usaha kesehatan yang boleh dikatakan menonjol. Pada

umumnya merupakan usaha lanjutan dari apa yang pernah ada.

3. Zaman penjajahan Inggris (1811-1816)

Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Usaha-usaha

di bidang kesehatan tersebut dinyatakan dalam kata-katanya “Kesehatan adalah milik

manusia”. Usaha-usahanya ialah :

a. Mengadakan pencacaran umum.

b. Memperbaiki perawatan orang sakit gila (jiwa).

c. Memperbaiki perawatan dari orang-orang tahanan.

4. zaman penjajahan belanda II (1816-1942)

Setelah pemerintahan diserahkan kembali pada Belanda, maka usaha-usaha

kesehatan nampak maju. Prof. Dr.Reinwardt menyusun undang-undang kesehatan

diantaranya tentang praktik dokter kebidanan, pengobatan dan lain-lain untuk wilyah

sekitar wilayah Batavia. Pada tahun 1819 oleh Residen V. Pabst didirikan rumahsakit

umum di Jakarta. Diantara rumahsakit Stads Verband di Glodok. Rumahsakit ini

mempunyai perlengkapan yang sederhana. Pada tahun 1919 rumahsakit Stads Verband

ini menjadi CBZ (Central Burgerlijke Zie-keninrichting) yang kemudian dipindahkan

di Salemba.

Dr. W. De Bosch yang sangat menaruh perhatian terhadap kesehatan.

Mendirikan sekolah dokter jawa (1852) yang kemudian berkembang menjadi STOVIA

(1898) dan akhirnya GHS (1927) ia juga mengadakan persiapan pendidikan kebidanan

pada tahun 1852. Tahun 1875 pendidikan kebidanan ini ditutup; kembali. Rumahrumah sakit
patikelir (swasta) diadakan oleh Zending Muhammadiyah, Bala

Kesehatan. Salah satu yang terkenal adalah rumahsakit di gang Paal yang sekarang

menjadi rumahsakit Cikini, didirikan pada tahun 1879. Rumahsakit yang lain ialah RS
St.Carolus di Jakarta, RS St. Borromeus di Bandung dan RS Elisabeth di

Semarang.Pendidikan perwatan telah ada yang dimulai di RS Cikini pada tahun 1900.

Pendidikan juru rawat dimulai pada tahun 1906 di RS Glodok pada tahun 1912.

5. zaman penjajahan Jepang (1942-1945)

Pada zaman penjajahan jepang keperawatan di Indonesia boleh dikatakan

mundur. Pimpinan rumahsakit yang tadinya adalah orang-orang belanda diambil alih

orang-orang jepang dan sebagian oleh bangsa indonesia. Obat-obtan sangat kurang,

oleh karenanya wabah p;enyakit tinggi dimana-mana. Bahan-bahan balutan sangat

kurang samp;ai dip;ergunakannya daun pisang dan pelapah pisang.

6. zaman Kemerdekaan (1945-1961)

Keadaan rumahsakit dan perawatan mengalami kekurangan. Kekurangan

terutama obat-obatan. Semenjak tahun 1949 pemerintahan mulai membangun dan

menyusun kembali perbaikan-p;erbaikan di lap;angan kesehatan.

7. tahun 1962-sekarang

Perawatan mulai berkembang dengan pesat. Dengan didirikannya pendidikan

akademi keperawatan (akper) dan pada tahun 1962 dan program studi ilmu

keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta (1985),

yang membawa dampak positif terhadap layanan perawatan. Pendekatan perwatan

menggunakan proses perawatan yang berdasarkan pada kebutuhan manusia seutuhnya.

8. Perawatan penyakit jiwa di Indonesia

Perawatan penyakit jiwa diindonesia tidak sama. Ada yang dirawat lemah

lembut, ada juga yang secara kasar. Ini tergantung dari kemajuan rakyat ditiap daerah.

Perawatan tidak dikerjakan dirumah sakit tetapi diluar rumah sakit, disebabkan belum

ada keinsyafan dan pengertian rakyat tentang penyakit jiwa. Baru pada tahun 1800
para penderita penyakit jiwa dikumpulkan dibangsal-bangsal tetapi perawatannya

bersifat penjagaan saja .

Rumah-rumah sakit jiwa baru didirikan pada tahun 1875 di Cilendek, Bogor

yang merupakan rumah sakit jiwa yang pertama di Indonesia dengan kapasitas

400.Rumah sakit jiwa yang kedua adalah rumah sakit jiwa di Lawang didirikan pada

tahun1894 yang sekarang terdiri dari Sumberporong. Pasuruan, Sumpyuh, sehingga

merupakan rumah sakit jiwa yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas

3300.Rumah sakit jiwa yang ketiga ialah yang berada di Magelang, didirikan pada

tahun 1923 dengan kapasitas 1400 Yang lainnya didirikan di Grogol Jakarta, Padang,

Palembang, Banjarmasin, Menado, yang masing-masing dengan kapasitas l.k. 60

perawat dikerjakan oleh juru rawat-juru rawat dan penjaga orang sakit dibawah

pengawasan perawat jiwa bangsa indonesia.

Pendidikan perawat jiwa baru dibuka bulan sep;;tember 1940 di Cilendek,

Bogor. P;endidikan ini berupa (kursus). Pada mulanya yang diterima hanya orangorang belanda
dan indo belanda, pada tahun 1951 dibuka kursus untuk perawatperawat bangsa indonesia.
Yang mengikuti banyak yang berasal dari luar jawa.

Misalnya Sumatra, Kalimantan, dan sebagainya.

Saat ini perawatan penyakit jiwa dikerjakan secara modern dan tidak lagi

ditempatkan dalam kamar tertutup, akan tetapi di bangsal-bangsal bebas. Mereka

mendapat kebebasan, dihibur dan dapat bergaul dengan sopan sehingga akhirnya

insyaf dan sadar.

Pengobatan dengan jalan diberi shock (dikagetkan). Pada zaman pertengahan

dengan cara ditakut-takuti atau dijatuhkan kedalam sumur. Juga dip;ergunakan

hidroterapi dengan menggunakan air panas atau air dingin. P;engobatan semacam ini

hingga sekarang masih dilakukan.


Pada zaman modern sekarang pengobatan diakukan dengan menggunakan

obat-obat tidur, dihibur dengan musik, olahraga, berdansa dan lain-lain. Shockterapi

masih dilakukan terutama dengan aliran listrik (ECT). Terapi kerja masih

dilaksanakan.

2.3 SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DUNIA

Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu

perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan

dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.

Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi

sosial ekonomi masyarakat.

1. Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi

Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan

masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun

dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke

tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa

Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap

penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika

orang lain menyentuh orang sakit tersebut.

2. Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi

Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran

agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak

positif terhadap perkembangan keperawatan.

a. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen


Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,

keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan

perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord

Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat

penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang

sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.

b. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam

Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang.

Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari

keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad

VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di

Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia,

hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti

pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara

pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah

“Rafida”.

c. Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan

Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami

perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada

kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme.

Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan,

dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat

jauh berkurang. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah

bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang
perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.

3. Perkembangan Keperawatan Di Inggris

Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena

Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan

perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.

Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di

Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di

Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu

menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti

kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah

pendidikan ia kembali ke Inggris.

Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence

bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman,

telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka

kematian turun sampai 2%.

Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah

menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan,

meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit,

mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya,

menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi

bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua)

komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa

keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan

menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan

keseahatan guna untuk meningkatkan keseahatan bagi masyarakat. Keperawatan

ternyata sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini profesi keperawatan

berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya

berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia

pendidikan keperawatan. Tidak asing lagi, pendidikan keperawatan memberi pengaruh

yang besar terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Karenanya perawat harus terus

meningkatkan potensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang

berkelanjutan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus

meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang

berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan

internasional. Selain itu , sebagai calon perawat kita sebaiknya mempelajari bagaimana

sejarah perkembangan dunia keperawatan yang ada, sehingga kita lebih mengenal

bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal itu kita bisa belajar menghargai profesi

yang kita jalani


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 1998. Organisasi Profesi Keperawatan. Makalah dalam Seminar

Keperawatan. Sukabumi.

Azwar,Azrul. 1998. Peran Organisasi Profesi Keperawatan dalam Pengembangan dan

Pembinaan Pelajaran Keperawatan. Makalah. Jakarta.

Bellack, Jenis P. dan Penny A. Bonfoerd. 1984.Nursing Assement: A Multidimention

Approach. St. Louis: Mosby

Anda mungkin juga menyukai