Disusun Oleh :
1. Lalu Suhaeri W (010111a066)
2. Risti Nurhidayati (010111a098)
3. Rizal Marzuki (010111a099)
4. Rizki Yulaeni (010111a100)
5. Saiman Jayadi (010111a101)
6. Sri Wahyuningsih (010111a109)
7. Wahyu Rindiantika (010111a123)
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Masalah Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.Keperawatan sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan,ikut menentukan mutu dari pelayanan
kesehatan.Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi
tenaga kesehatan yang ada,dimana keperawatan memberikan kontribusi yang
unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relative,berkelanjutan,koordinatif dan advokatif.Keperawatan sebagai suatu
profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai
dengan standar dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga
pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan
berkelanjutan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana ilmu keperawatan dapat berkembang dengan
peralatan yang sangat terbatas pada zaman dahulu hingga dengan peralatan
yang sangat lengkap pada zaman sekarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang sejarah
keperawatan nasional dan internasional.
b. Mahasiswa mampu menjabarkan perkembangan ilmu keperawatan,
mulai dari zaman dahulu hingga zaman sekarang.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Walaupun jumlah perawat dari pendidikan tinggi telah meningkat, namun kita
perlu mencatat bahwa sebagian besar perawat berlatar belakang pendidikan
menengah. Jumlah perawat di Indonesia menurut data dari Depkes RI (Republika,
2004) adalah sekitar 180 ribu orang dengan latar belakang pendidikan: 76,65
persen lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), 22 persen perawat lulusan D3
Keperawatan, dan 2,35 persen lulusan S-1. Jumlah bidan adalah sekitar 70.600
orang dan 98 persen di antaranya adalah lulusan Program Pendidikan Bidan.
c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan
yang baik dengan keluarga pasien.
d. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e. Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta
tepat dalam bertindak.
Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan
dalam pelayanan yaitu:
a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau
perasaan konsumen.
b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari
lingkungan yang akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan
produk.
c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam
menanggapi kebutuhan konsumen.
d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi
dengan pemberi servis.
e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan
untuk menyajikan informasi siap saji.
f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses
penyedia servis pada saat konsumen memerlukannya.
g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen
saat berurusan dengan perusahaan.
h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan
oleh konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.
Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki
Industri jasa pelayanan, yaitu :
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan
batas waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang
sudah ditentukan waktunya.
b. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari
pasien.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama
pengkonsumsian suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa
yaitu memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan
kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada
pasien.
d. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat
pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima
keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan
menyukai pelayanan dari perawat.
e. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya.
Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun
situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan merasakan
kenyamanan dalam proses penyembuhannya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-
aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu
tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap
orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar
belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat
melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b. Perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela
tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap
setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan
pasien.
c. Komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan
komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya
komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan
adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d. Kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan
kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e. Tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten
serta tepat dalam bertindak.
Pertama, Perawat masih dijadikan warga kelas dua dinegeri sendiri dengan bukti
masih banyaknya tenaga perawat yang menjalani tenaga Honorer atau tenaga
kontrak (PKWT).cobalah anda Check sendiri fakta ini di rumah-rumah sakit,
poliklinik, tambang-tambang, pengeboran minyak, puskesmas dan sarana-sarana
Agency penyedia jasa tenaga kerja ( outsourching ) yang nota bene penyalur
perawat di berbagai kota besar di Indonesia.masih saja menjalani praktek –
praktek tak senonoh berbentuk perbudakan moden ( modern slavery ) ini jelas
melanggar konstitusi kita, amanat UU No.13 tahun 2003 dan KepMenakerTrans
No.100 tahun 2004 melarang untuk melakukan tindakan kontrak/honor atau
bahkan PHL ( Pekerja Harian Lepas ). Tenaga kontrak sesungguhnya hanya
diperuntukkan bagi buruh yang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan
produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan
atau penjajakan itu pun hanya berlaku 2 tahun plus satu tahun sedangkan tenaga
harian lepas untuk pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam waktu dan volume
pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran. Praktek-praktek ini masih
banyak menimpa para perawat Indonesia karena lemahnya posisi tawar
(bargaining position ) perlu diketahui bahwa perawat haram hukumnya untuk
dikontrak terlebih menggunakan pihak ketiga, perawat secara tupoksi
mengerjakan pekerjaan tetap dengan frekwensi terus-menerus dan bukan
mengerjakan barang yang sedang diuji cobakan.perawat adalah seorang yang telah
menempuh serta lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang
program pendidikannya telah disyahkan oleh pemerintah. (AD/ART PPNI/INNA
Munas VII manado) ia adalah tenaga professional dibidang perawatan kesehatan,
ia bertanggung jawab atas perawatan, perlindungan dan pemulihan, ia berperan
dalam pemeliharaan pasien gawat darurat yang mengancam nyawa, dan ia terlibat
dalam riset medis dan perawatan sementara keperawatan adalah bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Ini adalah bentuk bantuan karena adanya
kelemahan fisik dan atau mental dan bantuan atas ketidakmampuan melakukan
kegiatan sehari-hari.
Kedua, Harga diri perawat kian hari kian diinjak-injak tanpa pengakuan sama
sekali, perawat bekerja secara terus-menerus 24 Jam dengan 2-3 Shift dengan
segala resiko yang mengancam, norma-norma kesehatan dan keselamatan kerja
( UU 13/2003 pasal 85/86 ) tidak dijalankan oleh pemerintah melalui instansi-
instansi yang mempekerjakan perawat hal ini diperparah lagi dengan sistem
jaminan sosial yang tidak pernah merata, antara resiko dan pendapatan tidak
berimbang, penghasilan/financial perawat dari dahulu hingga kini tak banyak
mengalami suatu perubahan yang signifikan. Ini artinya professi perawat
Indonesia lagi-lagi termarginalkan. Jika kita ingat kembali memori lama kita
tentang peristiwa bencana alam / korban masal yang silih berganti menimpa
bangsa kita justru tenaga Perawatlah yang dijadikan ujung tombak dalam garda
medis bencana alam, berapa juta kasus yang sudah perawat tangani hinggi kini tak
pernah dilihat oleh pemerintah namun mereka rasakan, mereka merasakan ketika
keluarga mereka sedang dirawat, mereka rasakan ketika suatu beban pekerjaan
mereka dapat terselesaikan oleh perawat sehingga tak jarang karir dan jabatan
mereka meroket karena jasa perawat. Berapa banyak pula kasus-kasus yang
diangkat dipermukaan menyangkut kesejahteraan perawat di Rumah-rumah sakit,
di Jakarta sudah terjadi Di RSU UKI, RS HAJI, RS Mata, AGD 118, RS DUREN
SAWIT dan masih banyak lagi ibarat fenomena gunung es, yang menyoalkan
masalah kesejahteraan, kejadian ini akan terus berlanjut sampai kapanpun
sebelum nasib perawat dan keluarganya diperhatikan dan dibuatkan suatu aturan
secara definitive untuk kesejahteraan para perawat.suatu perbandingan perawat
Indonesia dengan perawat Kuwait yang mendapat gaji berkisar antara Rp.10 juta
s/d 14 juta perbulan, sedangkan rekan sejawat yang bekerja di Indonesia
maksimum hanya Rp.800.000 s/d 1,5 jt perbulan ( data ketua PPNI yang bekerja
dikuwait ),sekarang marilah kita tengok perbandingan gaji DPR disenayan,
mereka sudah seringkali meneriakkan persetaraan gaji / study dengan DPR di
jepang dan korea padahal gaji mereka sudah melebihi dari kebutuhan hidup,
mengapa kita para perawat Indonesia tidak meneriakkan hal yang serupa??
Mungkin ini salah satu penyebab mengapa profesi lain memandang sebelah mata
profesi perawat, selayaknya sesama tenaga kesehatan dengan standart pendidikan
yang setara harus bersanding berdiri sejajar dengan profesi lain, kalau mereka bisa
kenapa perawat tidak? ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut harus ada upaya
kuat dan sama-sama kita perjuangkan dengan beberapa cara diantaranya dengan
menggulirkan Upah Minimum sector Provinsi ( UMSP ) dibidang keperawatan,
UU Ketenangakerjaan nomor 13 tahun 2003 telah mengamanatkan bahwa upah
minimum harus didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Justru
pemerintah telah melanggar ketentuan ini. Melalui Peraturan Menteri Nomor 17,
tahun 2005 PER-17/MEN/VIII/2005, komponen KHL hampir tidak pernah
diterapkan di keperawatan,bahkan masih banyak perawat dengan gaji dibawah
rata-rata UMP/R/S Akhirnya Kepmen 17/2005 menjadikan UPAH LAYAK bagi
perawat, hanyalah omong kosong belaka. Perawat Indonesia harus mendapatkan
kesejahteraan yang sama Seperti halnya upah PNS, TNI dan Polri, Upah Layak ini
berlaku secara nasional. Pengabdian perawat sama dengan mereka bahkan lebih
berat dari mereka. Upah Layak perawat selain memenuhi kebutuhan sandang dan
pangan, Apakah tuntutan ini berlebihan? TIDAK!!. Kemudian segera bentuk unit-
unit organisasi yang efektif untuk melakukan perlawanan yang serius.selain dari
pada itu standart kompetensi melalui pengesahan UU praktik
keperawatan.kemudian dibuka pintu eksodus selebar-lebarnya keluar negeri bagi
perawat, dengan eksodus maka profesi perawat akan dipandang unggul dan
dibutuhkan Negara , sebagaimana yang telah terjadi di Philipine dimana seorang
dokter spesialis, pengacara, arsitek, profesi lainya berbondong-bondong kuliah
keperawatan karena profesi ini pandang unggul dan terhormat (data PPNI) maka
dari itu ayo bangkit dan lawan ketidak adilan ini.
A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat.Keperawatan
ternyata sudah ada sejak manusia ada dan hingga saat ini profesi keperawatan
berkembang dengan pesat.Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia
tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,dalam hal ini layanan
keperawatan,tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan.Tidak asing lagi
pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas
layanan keperawatan.Karenanya,perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya,salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat atau
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya.Salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan,sehingga kita tidak mengalami
ketertinggalan dari keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
47
48
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat.Keperawatan
ternyata sudah ada sejak manusia ada dan hingga saat ini profesi keperawatan
berkembang dengan pesat.Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia
tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,dalam hal ini layanan
keperawatan,tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan.Tidak asing lagi
pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas
layanan keperawatan.Karenanya,perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya,salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan.
D. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat atau
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya.Salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan,sehingga kita tidak mengalami
ketertinggalan dari keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnanto,S.Kp, M.Kes. 2003.Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : EGC
Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC
http://klinis.wordpress.com/2007/12/28/kualitas-pelayanan-keperawatan/
http://oknurse.wordpress.com/2009/09/02/praktik-mandiri-perawat/
http://te-in.facebook.com/topic.php?uid=52607945966&topic=12634