TIM PENGAJAR :
1. Resty Himma Mulyani, M.Tr.Keb
2. Fitriana Rakhimah, M.Tr.Keb
3. Ratna Dewi, SKM,M.Kes
SEMESTER I (SATU)
TAHUN AKADEMIK 2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun materi ajar
ini dengan tepat waktu sesuai dengan yang di harapkan.
Untuk kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan Materi Ajar
dimana saya tidak dapat menyebutkannya satu persatu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri
khususnya dan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dalam penyusunannya atau materi didalamnya. Kritik dan saran
dari para pembaca sangatlah kami harapkan untuk penyempurnaan makalah kami
berikutnya.
DAFTAR ISI
MATERI I
Mata Kuliah : TKD 1 Waktu Pertemuan : 250 Menit
Kode Mata Kuliah : BD. 301 pertemuan : Ke 1 tgl 16/9/2019
SKS : 5 SKS (3T dan 2 P)
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Mata Kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk menerapkan
keterampilan Teknik Keperawatan Dasar dalam Praktik kebidanan.
2. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami teknik keperawatan Dasar dalam praktik
kebidanan
3. Tujuan Intruksional
a. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan “Konsep Dasar Keperawatan dan Prinsip Kebutuhan Dasar
Manusia”
b. Khusus
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan, menguraikan pengertian, Falsafah dan Sejarah pada Konsep
dasar Keprawatan dan menjelaksn Kebutuhan Dasar Manusia Baik Fisik
maupun Psikososial.
B. PENYAJIAN
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ZAMAN DAHULU
Sejarah perkembangan keperawatan telah mengalami perubahan yang
sangat pesat sebagai respon dari perkembangan kebutuhan manusia. Berbagai
aspek peristiwa dapat mempengaruhi perkembangan sejarah dan praktik
keperawatan, seperti peran dan sikap, status wanita, nilai agama dan
kepercayaan, perang dan kepemimpinan dalam keperawatan yang berwawasan
masa depan. Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan perawatan
pada zaman dahulu.
1. Peran dan Sikap Masyarakat Peran dan sikap masyarakat sangat
mempengaruhi perkembangan sejarah keperawatan. Sebelum Abad 19 profesi
keperawatan masih belum mendapat penghargaan di mata masyarakat dan
masih dipandang rendah dalam status sosial kemasyarakatan. Pekerjaan
keperawatan lebih banyak dilakukan oleh para wanita sebagai tanggungjawab
memelihara dan memberikan kasih sayang kepada keluarga atau anak. Para
perawat di rumah sakit pada zaman ini sangat tidak berpendidikan, banyak
dilakukan oleh para budak dan para tahanan yang dipaksa untuk melakukan
pekerjaan keperawatan. Citra lain yang muncul pada abad ini, ketika pekerjaan
perawat dilakukan oleh para wanita maka perawat hanya dianggap sebagai
objek seks semata, dan ibu pengganti. Pada awal sampai dengan akhir abad
19, seiring dengan muncul tokoh-tokoh di bidang keperawatan seperti Florence
Nightingale, dunia keperawatan mulai dihargai dan pekerjaan perawat
dipandang sebagai pekerjaan yang mulai, pekerjaan yang penuh kasih sayang,
bermoral dan penuh dengan pengabdian dan pengorbanan diri sendiri.
2. Perang Sejarah mencatat dampak dari peperangan memberikan dapak
terhadap perkembangan sejarah keperawatan. Perang besar antar-agama
yang dikenal dengan perang salib. Perang ini membawa banyak derita bagi
rakyat, korban luka dan terbunuh, kelaparan, berbagai penyakit, dan lain-lain.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna
memberi pertolongan dan perawatan bagi korban perang. Akhirnya, ilmu
pengobatan dan perawatan pun terus mengalami kemajuan. Akan tetapi, kiblat
pembelajaran untuk ilmu pengobatan dan perawatan yang semula ada di
negara Islam kini beralih ke negara Barat.
3. Pemimpin dalam Keperawatan Pengaruh perubahan zaman, berdampak pada
perkembangan di dunia ilmu kesehatan atau ilmu keperawatan. Pengelolaan
rumah sakit, yang semula dikerjakan oleh pihak gereja, pada masa lalu
sekarang diambil alih oleh sipil. Pada masa ini muncul tokoh keperawatan
yang sangat termasyur yaitu Florence Nightingale (1820-1910). Ia
mengembangkan suatu model praktik asuhan keperawatan yang menyatakan
bahwa kondisi sakit seseorang disebabkan oleh faktor lingkungan. Oleh sebab
itu, praktik keperawatan ditekankan pada perubahan lingkungan yang memberi
pengaruh pada kesehatan. Florence Nightingale berpendapat untuk
meningkatkan keterampilan para perawat, perlu adanya suatu sekolah untuk
mendidik para perawat, ia memiliki pandangan bahwa dalam mengembangkan
keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja
perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah
dengan menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya
mendirikan sekolah perawat menetapkan tujuan pendidikan perawat serta
menetapkan pengetahuan yang harus di miliki para calon perawat. Florence
dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban
akibat perang krim (1854 - 1856) antara Roma dan Turki yang dirawat di
sebuah barak rumah sakit (scutori) yang akhirnya kemudian mendirikan sebuah
rumah sakit dengan nama rumah sakit Thomas di London dan juga mendirikan
sekolah perawatan yang diberi nama Nightingale Nursing School.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA
Sejarah perkembangan keperawatan di dunia, ditandai dengan lahirnya tokoh
keperawatan yang sangat mashur yang dikenal sampai sekarang ini yang
membawa
perubahan dalam konsep berpikir yang berpengaruh besar terhadap praktik
keperawatan. Hal ini seperti perubahan dalam ruang lingkup tatanan layanan
keperawatan, standar praktik keperawatan sampai munculnya undang-undang
praktik keperawatan. Perkembangan keperawatan di benua Asia, khususnya di
Timur Tengah di negara Arab perkembangan keperawatan mulai maju dan
berkembang sekitar Abad 7 seiring dengan lahir dan agama Islam di tengah-
tengah bangsa Arab. Perkembangan dan penyebaran agama Islam di ikuti
dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan
dan obat-obatan. Bahkan dalam kitab agama islam yaitu Al-Quran tertulis
pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan sekitar tempat
tinggal. Pada masa ini muncul tokoh islam dalam keperawatan yang dikenal
dengan nama Rufaidah. Perkembangan perawatan dan pengobatan di negara
Cina atau Tiongkok, bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin
diantaranya gonorhoea dan syphilis. Beberapa orang yang terkenal dalam
ketabiban seperti: Seng Lung dikenal sebagai "Bapak Pengobatan”, yang ahli
penyakit dalamdan telah menggunakan obat-obat dari tumbuhtumbuhan dan
mineral (garam-garaman). Semboyannya yang terkenal adalah lihat, dengar,
tanya, dan rasa. Chang Chung Ching telah mengerjakan lavement dengan
menggunakan bambu. Perkembangan keperawatan di benua Eropa, beberapa
tokoh keperawatan yang mempunyai peran besar dalam perubahan sejarah
perkembangan keperawatan, salah satunya muncul tokoh “Florence
Nightingale” dalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada
perkembangan keperawatan di Eropa khususnya di negara Inggris. Berkat kerja
keras,perjuangan, perhatian dan dedikasinya yang luar biasa di bidang
keperawatan dan keinginan untuk memajukan keperawatan khususnya
terhadap para korban perang, pada perang salip yang terjadi di semenanjung
Krimea, beliau dianugerahi gelar dengan sebutan “ Lady with the Lamp” oleh
para tentara korban perang. Pada akhirnya di negara Inggris terjadi kemajuan
yang pesat dalam bidang keperawatan, diantaranya adalah pembangunan
sekolah-sekolah perawat dan pendirian perhimpunan perawat nasional Inggris
(British Nurse Association) oleh Erenwick pada tahun 1887. Perhimpunan ini
bertujuan untuk mempersatukan perawat-perawat yang ada di seluruh Inggris.
Kemudian, pada 1 Juli 1899, Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang
disebut International Council of Nurses (ICN).
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,
baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Keyakinan
terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat, termasuk
Anda sekarang ini. Sebagai seorang perawat wajib bagi Anda untuk
memegang dan menanamkan nilai-nilai keperawatan dalam diri Anda ketika
bergaul dengan masyarakat atau pada saat Anda memberikan pelanyanan
keperawatan pada pasien. Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus
dihafal, melainkan sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat.
Dengan kata lain, falsafah keperawatan merupakan “jiwa” dari setiap perawat.
Oleh karena itu, falsafah keperawatan harus menjadi pedoman bagi perawat
dalam menjalankan pekerjaannya. Sebagai seorang perawat tentunya dalam
menjalankan profesi keperawatan Anda harus senantiasa menggunakan nilai-
nilai keperawatan dalam melayani pasien. Pada aspek lain bahwa falsafah
keperawatan dapat digunakan untuk mengkaji penyebab dan hukum-hukum
yang mendasari realitas. Dalam falsafah keperawatan pasien di pandang
sebagai mahluk holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya, baik
kebutuhan biologis, psikolois, sosial dan spiritual yang diberikan secara
komprehensif. Pelayanan keperawatan senantiasa memperhatikan aspek
kemanusiaan setiap pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa ada
perbedaan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesperawatan menjadikan pasien sebagai mitra yang aktif, dalam
keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi. Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) terbagi
menjadi delapan elemen, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan
empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.Falsafah humanisme/kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai
pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa
seorang individu: 1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif
yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari
solusi. 2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar
memenuhi hukum aksi-reaksi. 3. Memiliki holism intrinsic
C. PERKEMBANGAN SEJARAH KEPERAWATAN DI INDONESIA
Perkembangan sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas
dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu ketika bangsa
Indonesia masih berada dalam penjajahan bangsa asing serta bangsa Inggris,
Belanda dan Jepang. Oleh karena itu sejarah perkembangan keperawatan di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebangsaan Indonesia,
secara umum sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia dapat
dikelompokan menjadi dua periode yaitu: Pertama, masa sebelum
kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih di jajah oleh bangsa
Inggris, Belanda dan Jepang. Pada penjajahan oleh Belanda khususnya pada
zaman VOC (1602- 1799) penjajahan Belanda I, didirikan rumah sakit (Binnen
Hospital) yang terletak di Jakarta pada tahun 1799. Tenaga perawatnya
diambil dari penduduk pribumi yang berperan sebagai penjaga orang sakit.
Perawat tersebut pertama kali bekerja di rumah sakit yang ditugaskan untuk
memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda, sehingga akhirnya pada masa
Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan rakyat.
Mengingat tujuan pendirian rumah sakit hanya untuk kepentingan Belanda,
maka tidak diikuti perkembangan dalam keperawatan. Pada masa penjajahan
Inggris, pada masa ini upaya perbaikan di bidang kesehatan dan keperawatan
mulai berkembang cukup baik yang dipelopori oleh Rafless, mereka
memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik
manusia dan pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam
memelihara kesehatan diantaranya usaha pengadaan pencacaran secara
umum, membenahi cara perawatan pasien dangan gangguan jiwa dan
memperhatikan kesehatan pada para tawanan. Pada masa penjajahan
Belanda II (1816 – 1942), beberapa rumah sakit dibangun khususnya di Jakarta
yaitu pada tahun 1819, didirikan rumah sakit Stadsverband, kemudian pada
tahun 1919 rumah sakit tersebut pindah ke Salemba dan sekarang dikenal
dengan nama RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), kemudian diikuti
rumah sakit milik swasta. Pada masa ini sebagian besar tenaga keperawatan
dilakukan oleh penduduk pribumi sedangkan tenaga pengobatan dalam hal ini
tenaga dokter masih didatangkan dari negara Belanda. Pada tahun 1942-1945
terjadi kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara Jepang. Sejarah
perkembangan kesehatan dan keperawatan tidak mengalami perkembangan
justru keperawatan mengalami kemunduran yang sangat dratis. Kedua, masa
setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang
didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan
tenaga kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada
tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada
tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat
dengan sarjana yang dilaksanakan di Universitas Indonesia dengan nama
Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya dengan berkembangnya Ilmu
Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu keperawatan dan beberapa
tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan setingkat S1 di
berbagai universitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya
dan lain-lain. Beberapa sekolah tinggi kesehatan khususnya keperawatan juga
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik yang diselenggarakan
oleh pemerintaha (perguruan tinggi negeri) maupun yang diselengarakan oleh
swasta telah menyebar ke seluruh pelosok nusantara. Dengan berdirinya
pendidikan keperawatan setingkat diploma, sarjana sampai setingkat doktoral
profesi keperawatan berkembang menjadi sebuah profesi yang mandiri tidak
lagi tergantung dengan profesi lain. Sejak tahun itu profesi keperawatan telah
mendapatkan pengakuan dari profesi lain. Sekarang anda telah selesai
mempelajari sejarah perkembangan keperawatan baik pada pada zaman
sebelum kemerdekaan sampai zaman setelah kemerdekaan. Demikian pula
perkembangan keperawatan di beberapa negara. Sekarang Coba Anda
buatkan kesimpulan tentang Perkembangan Keperawatan sebelum dan
sesudah kemerdekaan Indonesia? Tuliskan jawaban Anda pada buku catatan
Anda! Selanjutnya jawaban Anda bandingkan atau cocokkan dengan beberapa
pendapat dari teman Anda, Jika dirasa jawaban Anda masih kurang
memuaskan silahkan Anda baca ulang materi di atas. Selanjutnya kita lanjutkan
untuk mempelajari dampak sejarah perkembangan keperawatan terhadap profil
perawat di Indonesia.
KONSEP MANUSIA DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
A. KONSEP MANUSIA
Manusia dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu manusia sebagai makhluk
holistik dan manusia sebagai sistem.
1. Manusia sebagai makhluk holistik
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau panduan
dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
a. Makhluk biologi
1) Memiliki kaidah jasmani yang terpadu sistem organisme
2) Masing-masing organ mempunyai fungsi
3) Tunduk pada hakekat hukum alam yaitu lahir-berkembang- tua-mati
b. Makhluk Psiko/jiwa
1) Dikendalikan oleh ego
2) Dikendalikan oleh perasaan dan kata hati
3) Memiliki daya pikir dan kecerdasan
c. Makhluk sosial
1) Dilahirkan, hidup, berperan ditengah-tengah masyarakat dengan norma
dan sistem nilainya.
2) Ia adalah anggota keluarga dan masyarakat.
3) Ia memiliki peranan yang harus disumbangkan untuk kepentingan dirinya
dan masyarkat.
d. Makhluk spiritual
1) ia memiliki keyakinan dan kepercayaan
2) ia menyembah tuhan/sembahyang
2. Manusia sebagai sistem
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal dan
sosial
a. Sistem adaptif, merupakan proses perubahan individu sebagai respon
terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau
keutuhan.
b. Sistem personal, manusia memiliki proses persepsi dan betumbuh kembang.
c. Sistem interpersonal, manusia dapat berinteraksi, berperan dan
berkomunikasi terhadap orang lain.
d. Sistem sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan dilingkungannya, baik dalam lingkungan, keluarga, masyarakat
maupun lingkungan pekerjaan.
B. KONSEP HOMEOSTASIS DAN HOMEODINAMIKA
1. Homeostasis
Homoestasis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialaminya. Proses
hemoistasis dapat terjadi apabila tubuh mengalami stress, yang selama alamiah
tubuh akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi agar
tetap seimbang. Homeostasis adalah suatu proses pemeliharaan stabilitas dan
adaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitar yang terjadi secara terus menerus.
Hemeostasis dibagi dua, yaitu :
a. Homeostasis Fisiologi
Homeostasis fisiologi dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem
endokrin dan sistem saraf otonom. Proses homeostasis fisologis terjadi
melalui empat cara berikut :
1) Pengaturan diri, sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat,
contoh pada proses pengaturan fungsi organ tubuh.
2) Kompensasi. Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan
yang terjadi didalamnya. Misalnya apabila secara tiba-tiba lingkungan
menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi
dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan
kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat meghasilkan panas sehingga
suhu tetap stabil; pelebaran pupil untuk menngkatkan persepsi visual
pada saat terjadi ancaman pada tubuh; dan peningkatan keringat untuk
mengontrol kenaikan suhu tubuh.
3) Umpan balik negatif. Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan
normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan
melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan
penyimpangan yang terjadi.
4) Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis. Contoh :
apabila seseorang mengalami hipoksia, akan terjadi proses peningkatan
denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel
tubuh.
b. Homeostasis psikologis
Homeostasis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan
kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi
dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat.
Contoh pertahanan diri, seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul,
meremas,dll.
Jadi proses homeostasis pada intinya adalah keseimbangan dalam tubuh,
yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Input Output
Homeostasis
Fungsi Karbohidrat
- Sumber energi yang murah
- Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
- Membuat cadangan tenga tubuh
- Pengaturan metabolisme tubuh
- Untuk efesiensi penggunaan protein
- Memberikan rasa kenyang
Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan
lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap
melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh
darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa,
Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di
dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui
pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk
glikogen melalui Proses Glikoneogenesis.
PROTEIN
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan
didalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial
tidak dapat disintesis didalam tubuh tetapi harus didapatkan dari
makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilanin,
leusin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan
yaitu :
1) Protein sederhana
Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan globulin.
2) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
3) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan
gelatin.
Fungsi Protein
- Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan
osmotic koloid,
keseimbangan asam.
- Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
- Pengaturan metabolism
- Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak
- Dalam bentuk kromosom, proein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
Sumber protein
Protein hawani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi
albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus
diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari
pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang
menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh
untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk
membuat protein darah. Karean protein dapat larut dalam air sehingga
umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein
makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati
kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua
macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak dibuang melalui
ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
LEMAK
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :
- Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol
- Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
Fungsi Lemak
- Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
- Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
- Memberikan asam-asam esensial
Sumber Lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani
banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti
pada daging sapi, kambing dan lainnya.
Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam
lemak karena giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam
pembuluh darah dan dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan
proses kimiawi Gliserol diubah menjadi Glikogen. Bersama metabolisme
Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar
mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.
MINERAL
Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi
makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih dan
mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk dalam
makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang
temasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron,zinc. Secara
umum fungsi dari mineral adalah :
- Membangun jarigan tulang
- Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
- Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf
- Membuat berbagai enzim
VITAMIN
Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada
makanan dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan
dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi :
- Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1,B2,B3,B12, folic acid,
serta vitamin c.
- Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K
Keringnya Faktor-faktor
membran mukosa psikologis
faring
Contoh :
1. Tn.Binto usia 60tahun dirawat diRSUD Pemalang, diagnosa medis stroke, KU :
lemah, BB 50kg terpasang infus selama 24jam habis 1500ml, injeksi transamin
2x1ampul(1ampul@5cc), terpasang NGT=150ccx5/hari, dower cateter = 1500cc
selama 24jam, faeces 120cc/hr, suhu badan 37,5C. Hitung keseimbangan cairan
Tn.B!!
2. Ny.Nia dengan cedera kepala berat tidak sadar usia 50tahun, KU : lemah, BB 55kg,
terpasang infus 500ml habis 8jam, injeksi cefrotaksin 2x1gr/hari, NGT 100ccx5/hari,
dower cateter selama 24jam 1400cc, suhu 36,5C, feces 100ml.
Hitung berapa tetes/menit cairan infus yang terpasang dan bagaimana
keseimbangan cairan Ny.Nia?
KEBUTUHAN NUTRISI
A. PENGERTIAN NUTRISI DAN NUTRIEN
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Nutrien merupakan zat gizi yang terdapat pada makanan
B. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan. Didalam mulut, makanan
mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan
dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan
memecahkan amilium menjadi maltosa.
Proses menguyah ini merupakan koordinasi antar lidah, gigi dan otot menguyah.
Didalam mulut juga terdapat kelenjat saliva yang menghasilkan saliva untuk
proses pencernaan dengan cara mencernah hidrat arang, khususnya amilase,
melicinkan lobus sehingga mudah ditelan, menetralkan serta mengencerkan
lobus.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor mekanis ( seperti adanya benda lobus dalam mulut ), faktor psikis ( seperti
bila mencium atau mengingat makanan yang enak ), dan faktor kimiawi ( seperti
bila makanan terasa asam atau asin ).
2. Faring dan esofagus
Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki
otot dengan panjang kurang lebih 20-25 sentimeter dan terletak di belakang
trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus
diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung
dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring
menuju lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan
panjang kurang lebih dua sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh
sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila
ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah
gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan
makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
3. Lambung
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan
pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk
menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai
pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat
bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCl yang akan memecah protein menjadi pepton,
amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi
asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor intrinsik
yang memungkinkan absorpsi vitamin B 12, yaitu di ileum, dan mensekresi mukus
yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam,
kemudian bercampur dengan getah lambung ( cairan asam bening tak
berwarna ) yang mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan
serta bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim, di antaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi
membekukan susu atau membentuk kasein dari kasinogen yang dapat larut.
4. Usus Halus
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang lebih
25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan illeum dengan panjang
kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus
mengandung berjuta-juta vili, kira-kira sebanyak 4-5 juta, yang membentuk
mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang
menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli
dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi
serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi
lebih banyak terjadi.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan
limfe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap
infeksi. Di dalam illeum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri
atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi chime
dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi di dalam usus
halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan
bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam
folat.
5. Usus besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus
halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat
lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon
terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum
yang panjangnya kira-kira10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus
dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan
tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat
kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri
disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air ( kurang lebih 90% ),
elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000
cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
C. MACAM-MACAM NUTRIEN
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan penghasil utama energi. Penyerapan karbohidart yang
dikonsumsi masih dapat ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu polisakarida,
disakarida, dan mono sakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat
mudah larut dalam air sehingga dapat diserap lewat dinding usus mengikuti
hukum difusi osmose dan tidak memerlukan tenaga secara langsung memasuki
pembuluh darah (penyerapan pasif).
2. Lemak
Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol
asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang teremulsi
ini mampu diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan
tenaga, dan tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak
dikatakan dengan cara aktif selektif.
3. Protein
Protein diubah menjadi albuminosa dan pepton oleh enzim pepsin dilambung.
Tripsin dalam usus 12jari mengubah sisa protein yang belum sempurna, dalam
usus halus albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin
menjadi asam-asam amino yang siap untuk diserap secara pasif.
4. Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu
sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap
dengan mudah mellaui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transpor
aktif
5. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin
dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem transport aktif sangat penting
untuk memastikan pemasukan yang cukup.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Asupan air secara teratur sangat penting bagi makhluk hidup untuk
bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.
D. MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak puasa atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis : BB 10-20% dibawah normal; TB dibawah ideal; lingkar kulit trisep
lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar; adanya kelemahan dan nyeri
tekan pada otot; adanya penurunan albumin serum; adanya penurunan
transferin.
Kemungkinan penyebab : meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori akibat penyakit infeksi/kanker; disfagia akibat adanya kelainan
persarafan; penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa; nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi meruapakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis : BB >10% berat ideal; obesitas; lipatan kulit trisep lebih dari 15mm
pada pria dan 25mm pada wanita; adanya jumlah asupan yang berlebihan;
aktivitas menurun/monoton. Kemungkinan penyebab : perubahan pola makan
dan penurunan fungsi pengecapan serta penciuman.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai >20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran
mukosa, konjungtiva, dll.
5. Anorexia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat banada secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, letargi dan kelebihan energi.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan nutrisi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang. Contoh tempe yang merupakan sumber
protein tinggi, tidak dijadikan bahan makanan yang layak dimakan karena
masyarakat mengangap bahwa mengkonsumsi tempe dapat merendahkan
derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi status gizi. Contoh gadis remaja tidak boleh makan
pisang dan pepaya, atau anak kecil dilarang makan ikan laut.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya nilai gizi
pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contoh
junkfood, baso, dll. Makanan ini dapat berdampak buruk bila dikonsumsi terlalu
sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi seseorang karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi ekonomi yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarga dibandingkan masyarkat yang ekonomi rendah.
F. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada klien yang mempunyai masalah
dalam kebutuhan nutrisi antara lain adalah pemberian nutrisi melalui oral dan pipa
lambung/naso gastro tube (NGT) serta pemberian nutrisi melalui parenteral.
KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN PERAWATAN DIRI
Perawatan diri (personal hygien) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Cara
perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan dan kesehatan. Pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan sendiri, pada orang sakit memerlukan perawat/bidan untuk melakukan
praktik keperawatan yang rutin.
B. TUJUAN PERAWATAN DIRI
1. Mempertahankan kebersihan diri.
2. Melatih hidup sehat dan bersih.
3. Mencegah penyakit.
4. Meningkatkan rasa nyaman.
C. JENIS PERAWATAN DIRI
1. Perawatan dini hari
Perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan
tindakan seperti perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine dan
feces), memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan
makan pagi dengan melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka,
cuci tangan dan menjaga kebersihan mulut.
2. Perawatan pagi hari
Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan melakukan
perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi (BAB & BAK), mandi, keramas, perawatan kulit, melakukan pemijatan
pada punggung, membersihkan kuku serta merapikan tempat tidur
3. Perawatan siang hari
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukam berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang, seperti mencuci muka
dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur dan melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4. Perawatan menjelang tidur
Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur
atau istirahat dengan tenang, seperti pemenuhan kebutuhan eliminasi, mencuci
tangan dan muka, membersihkan mulut dan memijat daerah punggung
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK KEBERSIHAN
1. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya kebersihan pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat seringkali berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan kebersihan. Jika seseorang klien rapi
maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan
perawatan dan konsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang
bagaimana memberikan perawatan kebersihan. Klien yang tidak rapih
membutuhkan pendidikan tentang kebersihan. Karena citra tubuh klien dapat
berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat
suatu usaha ekstra untuk meningkatkan kebersihan.
2. Praktik sosial
Kelompok sosial dapat mempengaruhi praktik kebersihan seseorang. Selama
masa kanan-kanan, anak-anak mendapatkan praktik kebersihan dari orang tua
mereka, kebiasan keluarga, jumlah orang dirumah merupakan beberapa faktor
yang mempengaruhi perawatan kebersihan. Remaja dapat menjadi lebih
perhatian pada kebersihan karena ketertarikan dengan lawan jenis, lansia dapat
berubah dikarenakan situasi kehidupan.
3. Status sosial ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan yang penting seperti sabun, pasta gigi, sampo, handuk, dll.
Perawat juga harus menentukan bagaimana dari kebiasaan sosial yang
dipraktikkan oleh kelompok sosial klien.
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik kebersihan, klien juga harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan dapat memotivasi
seseorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Variabel budaya
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygien. Orang dari latar belakng budaya yang beda mengikuti praktik perawtan
diri yang berbeda. Dalam merawat klien dengan praktik kebersihan yang
berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk
menentukan standar kebersihan.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih produk yang berbeda menurut
pilihan dan kebutuhan pribadi.
7. Kondisi fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali
kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygien pribadi.
Seorang klien yang menggunakan gips pada tangannya membutuhkan bantuan
untuk mandi lengkap
E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH PERAWATAN DIRI
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan untuk pemenuhan kebutuhan perawatn
diri pada klien antara lain yaitu, perawatan kulit, memandikan pasien ditempat tidur,
perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut, perawatan mulut dan gigi, dan
perawatan alat kelamin. Asuhan keperawatan untuk pemenuhan kebutuhan
kebersihan lingkungan pasien yang dapat dilakukan adalah menyiapkan tempat tidur
dan menjaga kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur
diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman sehingga dapat membantu proses
penyembuhan.
KEBUTUHAN AKTIVITAS
A. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN AKTIVITAS
1. Tulang
Fungsi tulang antara lain, yaitu membentuk rangka dan tempat melekatnya
berbagai otot, tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor,
tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah dan sebagai pelindung
organ-organ dalam.
2. Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang
melekat dengan sangat kuat pada insersinya ditulang. Terputusnya tendon akan
mengakibatkan kontraksi otot tidak dapat menggerakkan organ ditempat insersi
tendon yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan
agar dapat berfungsi kembali
3. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika
terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan.
4. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Setiap saraf
memiliki bagian somatis dan otonom. Bagian somatis memiliki fungsi sensorik
dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti fraktur tulang
belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan
sistem saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang insersi.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat pertemuan ujung dua tulang atau lebih. Sendi
membuat segmentasi dari kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar
segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang.
B. KEBUTUHAN MOBILITAS
1. Pengertian mobilitas
Mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah,
dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
2. Jenis mobilitas
a. Mobilitas penuh, kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran
sehari-hari.
b. Mobilitas sebagian, kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan
jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada daerah tubuhnya. Mobilitas
sebagian ini dibagi dua, yaitu :
1) mobilitas sebagian temporer, kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Contoh adanya dislokasi sendi dan
tulang
2) Mobilitas sebagian permanen, kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Contoh paraplegi karena cedera
tulang belakang.
3. Faktor yang mempengaruhi mobilitas
a. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku dan kebiasaan hidup
sehari-hari
b. Proses penyakit/cedera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat
mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Contoh fraktur femur.
c. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat dipengaruhi oleh kebudayaan.
Contoh orang yang biasa jalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang
kuat.
d. Tingkat energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat
melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
e. Usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan pekembangan usia
C. KEBUTUHAN IMOBILITAS
1. Pengertian imobilitas
Imobilitas merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).
2. Jenis imobilitas
a. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan
tujuan mencegah terganggu komplikasi pergerakan, seperti pada pasien
dengan hemiplagia yang tidak mampu mempertahankan tekanan didaerah
paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi
tekanan.
b. Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak
akibat penyakit
c. Imobilitas emosional, keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan
secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri. Contoh keadaan stress berat dapat disebabkan karena
bedah amputasi.
d. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam
melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial
D. PENGATURAN POSISI TUBUH SESUAI KEBUTUHAN PASIEN
1. Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
6. Posisi Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia
pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
7. Posisi Genu Pectoral/Knee Chest
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
daerah rektum dan sigmoid.
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di
bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed. Tujuan adalah untuk
membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang
maksimal dan membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi.
MEMANDIKAN PASIEN
Penilaian
A. Persiapan Alat
2 kom berisi air , 2 waslap, 2 handuk, Sabun dan tempatnya, Bedak/ talk, Peralatan untuk
menggosok gigi, Pakaian bersih, Sisir, Perlak dan handuk kecil, Kertas kloset, Selimut mandi, Pot /
urinal, Tempat pakian kotor
B. Persiapan Pasien
2. Menjelaskan tujuan
C. Prosedur Tindakan
6. Membersihkan muka :
7. Membersihkan lengan :
Handuk dibentangkan dibawah bokong, selimut bagian bawah
dibuka
Basahi daerah lipat paha dan genetalia klien dengan waslap air
bersih, kemudian disabun dan dibilas sampai bersih, kemudian
dikeringkan.
Angkat handuk dari bawah bokong dan pakaikan pakaian
bagian bawah
12. Setelah rapi, selimut mandi pasein diganti dengan selimut tidur
15 Membereskan peralatan
D. Sikap
4. Memperhatikan kebersihan
Paraf Pembimbing
3. Verbeden dengan Pasien diatasnya
Penilaian
A. Persiapan Alat
Alat tenun (linen) bersih disusun berdasarkan pemakaiannya : laken, stik laken, perlak,
sarung bantal, selimut.
Kursi atau bangku
Tempat kain kotor yang tertutup
Alat semprot yang berisi cairan desinfektan, contohnya clorin 5%
Lap kerja 2 buah
Handscoon Bersih
B. Persiapan Pasien
2. Menjelaskan tujuan
C. Prosedur Tindakan
5. Miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi supaya tidak
jatuh)
6. Lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah kasur lalu
gulung satu persatu sampain dengan di bawah punggung pasien.
Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sampai sejauh mungkin.
Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung
ke tengah tempat tidur sejauh mungkin gulung laken atau sprei besar
ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
7. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab yang
disemprot larutan terralin, lalu lap kembali dengan lap kering
8. Bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung setengah bagian,
letakkan setengah gulungannya di bawah punggung pasien, ratakan
setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur
9. Gulung perlak dan ratakan lagi
10. Bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung setengah bagian
13. Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor
4. Memperhatikan kebersihan
Paraf Pembimbing
Daftar Pustaka
Materi AJAR Teknik Dasar Keterampilan
Budiono, 2016 Konsep Dasar Keperawatan,. Jakarta Kementrian Dasar Kesehatan
Republik Indonesia
Semi fowler
Fowler
Lithotomi
Trendelenburg
Genupectoral
MATERI 2
Mata Kuliah : TKD 1 Waktu Pertemuan : 250 Menit
Kode Mata Kuliah : BD. 301 pertemuan : Ke 2 tgl 19/9/2019
SKS : 5 SKS (3T dan 2 P)
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Mata Kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa mampu menjelaskan
Prinsip pemeliharaan alat dan pencegahan Infeksi, dan melakukan simulasi
2. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami Prinsip pemeliharaan alat dan pencegahan Infeksi,
dan melakukan simulasi
3. Tujuan Intruksional
a. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan “Prinsip pemeliharaan alat dan pencegahan Infeksi, dan
melakukan simulasi”
b. Khusus
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan dan simulasi transmisi kuman dan Teknik Isolasi, Perlindungan
diri, Asepsis dan atisepsis, desinfeksi, srerilisasi.
B. PENYAJIAN
MATERI II
PENGENDALIAN INFEKSI
A. SIFAT INFEKSI
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Jika mikroorganisme gagal menyebabkan cedera yang serius
terhadap sel atau jaringan, infeksi disebut asimptomatik. Penyakit timbul jika
patogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada patogen berbiak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal.
1. Rantai Infeksi
Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi. Perkembangan infeksi
terjadi dalam siklus yang bergantian pada elemen-elemen berikut, yaitu : agent
infeksius, tempat, portal keluar dari tempat tumbuh tersebut, cara penularan,
portal masuk ke pejamu, dan pejamu yang rentan. Infeksi akan terjadi jika rantai
ini tetap berhubungan. Tenaga kesehatan menggunakan kewaspadaan dan
pengendalian infeksi untuk memutuskan rantai tersebut sehingga infeksi tidak
terjadi.
RESERVOIR
JALAN KELUAR
INANG KUMAN
a. Agent infeksius
Bakteri, virus, jamur dan protozoa termasuk dalam mikroorganisme.
Mikroorganisme dikulit dapat merupakan residen atau transien yang normal
adanya dan dalam jumlah stabil. Organisme residen tidak dengan mudah
dapat dihilangkan melalui mencuci tangan dengan sabun dan detegen biasa
kecuali bila digosok dengan seksama. Misalnya bila perawat menyentuh
bedpan atau balutan terkontaminasi, bakteri transien menempel pada kulit
perawat. Organisme ini siap menularkan kecuali jika dihilangkan dengan cuci
tangan.
b. Reservoar
Reservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau
tidak dapat berkembang biak. Reservoar yang umum adalah tubuh manusia.
Berbagai mikroorganisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh, cairan
dan keluaran. Carrier adalah manusia atau binatang yang tidak menunjukkan
gejala penyakit tetapi ada patogen dalam tubuh mereka yang dapat ditularkan
oleh orang lain. Contoh manusia dapat menjadi carier penyakit hepatitis B.
Binatang, makanan, air, insekta dan benda mati dapat juga menjadi reservoar
bagi mikroorganisme infeksius.
Untuk berkembang dengan cepat mikroorganisme membutuhkan lingkungan
yang sesuai, termasuk makanan, oksigen, air, suhu yang tepat, pH dan
cahaya.
1) Makanan. E.coli mengkonsumsi makanan yang tidak dicernah diusus.
2) Oksigen. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan
multiplikasi secukupnya untuk menyebabkan sakit. Organisme aerob
cenderung untuk mengakibatkan infeksi pada manusia. Contoh
stapilococcus aerus
3) Air. Kebanyakan bakteri membutuhkan tempat yang lembab untuk
berkembang biak. Contoh Treponema pallidum, spora.
4) Suhu. Mikroorganisme dapat bertahan hidup hanya dalam batasan suhu
tertentu. Namun, bebberapa dapat hidup dalam suhu yang ekstrem,
contoh AIDS.
5) pH. Keasaman suatu lingkungan menentukan kemampuan hidup suatu
mikroorganisme. Kebanyakan mikrooranisme menyukai lingkungan dalam
pH5-8
6) Cahaya. Mikroorganisme berkembang dengan pesat dalam lingkungan
yang gelap seperti dibawah balutan dan dalam rongga tubuh. Sinar
ultraviolet dapat efektif untuk membunuh beberapa bentuk bakteri.
c. Portal Keluar
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk berkembang biak, mereka
harus menemukan jalan keluar jika mereka masuk ke pejamu yang lain dan
meyebabkan penyakit. Mikrooraginsme dapat keluar melalui berbagai tempat,
seperti :
1) Kulit dan membran mukosa
Kerusakan jaringan kulit dan membran mukosa dan membran mukosa
dapat menimbulkan infeksi. Seringkali respon tubuh terhadap organisme
patogenik dengan membentuk drainase purulen.
2) Traktus respiratorius
Patogen seperti mycobacterium tuberculosis yang ada pada traktus
respiratorius dapat dilepaskan dari tubuh ketika individu yang terinfeksi
bersin, batuk, bicara, atau bahkan bernafas. Mikroorganisme akan keluar
melalui mulut dan hidung atau alat pernafasan.
3) Traktus urinarius
Normalnya, urin steril. Namun, ketika terjadi infeksi saluran kemih pada
klien, mikroorganisme akan keluar pada saat berkemih atau mengalami
pengalihan seperti drain eilietomi.
4) Traktus Gastrointestinal
Mulut adalah salah satu bagian tubuh yang paling terkontaminasi bakteri.
Organisme yang normal bagi satu orang dapat menjadi patogen bagi
orang lain. Contoh
5) Traktus reproduktif
Organisme seperti Neisseria Ghonore atau HIV dapat keluwr melalui
hiatus uretra pria atu kanal vagina wanita. Pada pria semen, dapat
merupakan pembawa patogen. Bebas dan cairan vagina dari kanal vagina
wanita dapat membawa patogen.
6) Darah
Normalnya darah steril, tetapi dalam aksus infeksi hepatitis B atau C,
darah menjadi reservoir organisme infeksius. Luka pada kulit
memungkinkan patogen keluar dari tubuh. Pemberi pelayanan kesehatan
dapat dengan mudah terpapar kecuali kalau dilakukan tindakan.
d. Cara Menular
Tabel . Cara penularan penyakit
Rute dan cara Contoh organisme
I. Kontak
A. Langsung Virus Hep.B,
Orang ke orang atau kontak fisik antara stapilococus, Herpes
sumber dan pejamu yang rentan simpleks
B. Tidak langsung Virus Hep.B,
Kontak personal pejamu yang rentan stapilococcus
dengan benda mati yang terkontaminasi
(jarum, balutan)
C. Droplet Virus influenza dan
Partikel besar yang terpercik sampai 3x rubella
dan kontak yang rentan (batuk,bersin)
II. Udara
Droplet nukleus/residu/droplet evaporasi ada Mycobacterium
diudaraatau dibawa melalui partikel debu tuberculosis (TB), virus
varisella zoster (cacar),
aspergilus
III. Peralatan
A. Alat yang terkontaminasi, air, obat, Vibrio cholerea,
larutan, darah pseudomonas, virus
Hep.C, salmonella,
E.coli
B. Makanan (daging yang diolah, Salmonella, E.coli,
disimpan,atau dimasak clostridium botulinum
tidak tepat)
IV. Vektor
A. Perpindahan mekanis eksternal Vibrio cholerae
B. Penularan internal seperti kondisi Plasmodium falciparum
parasitik antara vector (malaria)
dan pejamu seperti nyamuk, kutu, lalat Yersinea pestis
(plague)
e. Portal Masuk
Organisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute yang sama dengan
yang digunakan untuk ke luar. Misalnya, pada saat jarum terkontaminasi
mengenai kulit klien, organisme masuk ke dalam tubuh. Setiap obstruksi
aliran urine ke kateter urine memungkinkan organisme berpindah ke uretra.
Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan
patogen masuk ke dalam tubuh.
f. Pejamu
Seseorang terkena infeksi tergantung pada kerentanan terhadap agens
infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan individu terhadap
patogen. Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan
mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi samapi
individu rentan terhadap kekuatan dan jumla mikroorganisme tersebut. Makin
virulen suatu organisme, makin besar kemungkinan kerentanan seseorang.
5. DEFINISI TINDAKAN-TINDAKAN DALAM PENCEGAHAN INFEKSI
1. Asepsis atau tehnik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan untuk
menghambat masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi untuk
menimbulkan infeksi.
2. Antisepsis mengacuh pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
3. Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang
terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan dan
permukaan harus segera didekontaminasi setelah terpapar darah atau cairan
tubuh.
4. Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua cemaran darah, cairan tubuh atau benda asing dari kulit
atau instrumen.
5. Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati atau
instrumen.
6. Disinfektan tingkat tinggi adalah tindakaan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endispora bakteri dengan cara
merebus atau kimiawi.
7. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorgansime termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati atau
instrumen
6. PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI
1. Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat
brsifat asimptomatik
2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
3. Permukaan benda disekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan
dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput
mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan,
harus diproses secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap telah terkontaminasi
5. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tetapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan pencegahan infeksi secara
benar dan konsisten.
7. TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI
1. Cuci tangan
Cuci tangan adalah prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi
yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Cuci tangan harus dilakukan :
a. Segera setelah tiba ditempat kerja.
b. Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu
dan BBL.
c. Sebelum dan setelah memakai sarung tangan.
d. Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh atau mukosa.
e. Setelah ke kamar mandi.
f. Sebelum pulang kerja.
Cara mencuci tangan :
a. Lepaskan perhiasan/jam yang ada ditangan dan pergelangan.
b. Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir.
c. Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan sabun selama 10-15detik,
pastikan sela-sela jari digosok, tangan yang kotor dicuci lebih lama
(7langkah).
d. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir
e. Biarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau keringkan dengan
tissue atau handuk bersih dan kering.
Mikroorganisme tumbuh dan berkembang dilingkungan yang lembab dan air
tidak mengalir, maka sebaiknya :
Bila menggunakan sabun padat, gunakan potongan kecil dan
tempatkan pada wadah yang dasarnya berlubang agar tidak
menggenangi potongan sabun.
Jangan mencuci tangan dengan mencelupkan ke wadah berisi air
meskipun air berisi larutan antiseptik. Mikroorganisme dapat bertahan
hidup dan berkembang biak dalam larutan tersebut.
Bila tidak tersedia air mengalir, maka gunakan ember tertutup dengan
kran atau minta orang lain untuk mengucurkan air.
Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering. Handuk yang
basah/lembab tempat yang baik untuk berkembang biak bakteri
Bila tidak ada saluran air, gunakan baskom dan buang ke saluran
limbah
2. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
Cuci tangan dan penggunaan sarung tangan merupakan komponen kunci dalam
meminimalkan penularan penyakit serta menularkan lingkungan bebas infeksi.
Jika persediaan sarung tangan terbatas, sarung atangan sekali pakai dapat
digunakan kembali setelah didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit, kemudian dicuci dan dikeringkan dan disterilisasi atau DTT.
Alasan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan :
a. Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari pasien
b. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien
c. Mengurangi terjadinya infeksi nosokomial
Jenis sarung tangan :
a. Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau
pembedahan.
b. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan
sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
c. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan membersihkan permukaan
terkontaminasi.
Pelengkapan pelindung diri (kacamata pelindung, masker, sepatu boot/sepatu
tertutup, celemek) mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi
dengan cara menghalangi atau membatasi petugas dari percikan cairan tubuh,
darah atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik. Masker wajah dan
celemek plastik sederhana dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
sumberdaya yang tersedia masing-masing daerah jika alat atau perlengkapan
sekali pakai tidak tersedia.
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat serbuk kering
Jumlah bagian air = % larutan yang diinginkan _1
% larutan konsentrat
b. Proses pencucian dan pembilasan
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun DTT masih kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya. Jika benda-benda terkontaminasi tidak dapat dicuci segera
setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi
dan menghilangkan bahan-bahan organik, atau cuci dengan seksama
secepat mungkin.
Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang
menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu
bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme dan
melindungi mikroorgansime dari proses sterilisasi atau desinfektan kimiawi.
Virus hepatitis B dapat hidup dalam darah yang sebenarnya kasat mata.
Perlengkapan untuk mencuci adalah sarung tangan rumah tangga, sikat,
sabun, wadah plastik, air bersih dan sabun/detergen.
c. Desinfektan Tingkat Tinggi
2) DTT dengan cara merebus
a) Gunakan panci dengan penutup yang rapat
b) Ganti air setiap kali mendisinfeksi alat
c) Rendam peralatan didalam air sehingga semuanya terendam
dalam air
d) Mulai panaskan air
e) Mulai hitung saat air mulai mendidih, peralatan direbus selama
20menit
f) Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih setelah
penghitungan waktu dimulai.
g) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan atau
disimpan
h) Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam
wadah DTT/steril. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu
asalkan penutup tidak dibuka.
3) DTT dengan cara mengukus
a) Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan pengukus
b) Masukkan peralatan dan sarung tangan
c) Letakkan penutup diatas nampan pengukus paling atas dan panaskan
air hingga mendidih.
d) Jika uap mulai keluar dari celah-celah antara panci pengukus, mulailah
penghitungan waktu selama 20menit
4) DTT dengan cara kimiawi
a) Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah
didekontaminasi dan cuci bilas) ke dalam wadah dan tuangkan
desinfektan. Ingat : jika peralatan basah sebelum direndam dalam
larutan kimia maka akan terjadi pengenceran larutan tersebut
sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektifitasnya.
b) Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
c) Rendam peralatan selama 20menit
d) Bilas perlatan dengan air DTT dan angin-anginkan sampai kering
diwadah DTT yang bertutup
e) Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan
dalam wadah DTT berpenutup rapat.
8. Tugas/ Latihan
1. Praktikan cara cuci tangan 7 Langkah
2. Jelaskan pembuatan larutan DTT Menggunakan Klorin.
3. Jelaskan Patofisiologi Transmisi Kuman!
4. Sebutkan Jenis-jenis Sarung tangan ?
5. Desinfeksi Tingkat Tinggi dengan cara direbus selama ....
menit
9. Daftar Pustaka
Materi AJAR Teknik Dasar Keterampilan
Budiono, 2016 Konsep Dasar Keperawatan,. Jakarta Kementrian Dasar Kesehatan
Republik Indonesia
MATERI 3
Mata Kuliah : TKD 1 Waktu Pertemuan : 500 Menit
Kode Mata Kuliah : BD. 301 pertemuan : Ke 3&4 / tgl 23&24/9/2019
SKS : 5 SKS (3T dan 2 P)
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Mata Kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa menjelaskan dan
mempraktikan “Pengenalan Alat, instrumen, bahan dalam bidang kesehatan ,
dekontaminasi alat , pencucian dan pembilasan, suci hama ( DTT/ Sterilisasi),
Pengelolaan sampah (kering, basah, tajam)
2. Manfaat
Mahasiswa mampu mempraktikan “Pengenalan Alat, instrumen, bahan dalam
bidang kesehatan , dekontaminasi alat , pencucian dan pembilasan, suci hama
( DTT/ Sterilisasi), Pengelolaan sampah (kering, basah, tajam)’’.
3. Tujuan Intruksional
a. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan dan mempraktikan “Pengenalan Alat, instrumen, bahan dalam
bidang kesehatan , dekontaminasi alat , pencucian dan pembilasan, suci hama
( DTT/ Sterilisasi), Pengelolaan sampah (kering, basah, tajam)
b. Khusus
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
memaparkan “Pengenalan Alat, instrumen, bahan dalam bidang kesehatan ,
dekontaminasi alat , pencucian dan pembilasan, suci hama ( DTT/ Sterilisasi),
Pengelolaan sampah (kering, basah, tajam)”
B. PENYAJIAN
Dekontaminasi alat bekas pakai
a. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan,
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi.
Segera setelah digunakan, masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke
dalam larutan klorin 0,5% selama 10menit. Prosedur ini dengan cepat
mematikan virus Hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang
terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan klorin. Daya kerja laruan
klorin cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti maksimal 24jam
atau bila terlihat kotor/keruh.
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat cair
Jumlah bagian air = % larutan konsentrat _1
% larutan yang diinginkan
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat serbuk kering
Jumlah bagian air = % larutan yang diinginkan _1
% larutan konsentrat
b. Proses pencucian dan pembilasan
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun DTT masih kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya. Jika benda-benda terkontaminasi tidak dapat dicuci segera
setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi
dan menghilangkan bahan-bahan organik, atau cuci dengan seksama
secepat mungkin.
Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang
menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu
bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme dan
melindungi mikroorgansime dari proses sterilisasi atau desinfektan kimiawi.
Virus hepatitis B dapat hidup dalam darah yang sebenarnya kasat mata.
Perlengkapan untuk mencuci adalah sarung tangan rumah tangga, sikat,
sabun, wadah plastik, air bersih dan sabun/detergen.
c. Desinfektan Tingkat Tinggi
5) DTT dengan cara merebus
a) Gunakan panci dengan penutup yang rapat
b) Ganti air setiap kali mendisinfeksi alat
c) Rendam peralatan didalam air sehingga semuanya terendam
dalam air
d) Mulai panaskan air
e) Mulai hitung saat air mulai mendidih, peralatan direbus selama
20menit
f) Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih setelah
penghitungan waktu dimulai.
g) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan atau
disimpan
h) Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam
wadah DTT/steril. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu
asalkan penutup tidak dibuka.
6) DTT dengan cara mengukus
a) Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan pengukus
b) Masukkan peralatan dan sarung tangan
c) Letakkan penutup diatas nampan pengukus paling atas dan panaskan
air hingga mendidih.
d) Jika uap mulai keluar dari celah-celah antara panci pengukus, mulailah
penghitungan waktu selama 20menit
A. TUGAS/ LATIHAN
1. Sediaan cair Kl 5,25%. Bagaimana perbandingan air DTT dan Klorin untuk
membuat larutan klorin konsentrasi 0,1% dan 0,5%?
2. Sediaan padat Klorin 35%. Bagaimana perbandingan air DTT dan Klorin untuk
membuat larutan klorin konsentrasi 0,1% dan 0,5%?
3. Sediaan cair Formaldehid 37%. Bagaimana perbandingan air DTT dan
Formaldehid/Formalin untuk membuat larutan konsentrasi 8%?
4. Cara membuat dan menggunakan tempat penimbunan sampah ?
5. Cara membuang: Benda tajam Limbah cair yang terkontaminasi Limbah
padat Wadah bekas bahan kimia
B. Daftar Pustaka
Materi AJAR Teknik Dasar Keterampilan
Budiono, 2016 Konsep Dasar Keperawatan,. Jakarta Kementrian Dasar Kesehatan
Republik Indonesia
MATERI IV