Anda di halaman 1dari 112

1

I. STRUKTUR DAN METABOLISME ZAT GIZI

1. Karbohidrat
a. Pengertian
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat gizi organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan dari sudut kimia
dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon(C), hidrogen(H), dan
Oksigen(O). Karbohidrat mempunyai rumus kimia Cn(H²O)n (Kusumawati, 2012).
b. Jenis Karbohidrat
Karbohidrat dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis, yaitu monosakaida, disakarida
dn polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan poisakarida tidak mempunyai
rasa (tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat terdapat dua jenis disakarida yaitu
disakarida yang dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Disakarida yang dapat dicerna
disebut zat tepung (amilum) dan dekstrin. Disakarida yang tidak dapat dicena ialah selulosa,
pentosa dan galaktan. Polisakarida didalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan
disebut glikogen. Disakarida di dalam makanan hanya tiga jenis yang mempunyai arti gizi,
ialah sukrosa, maltosa dan laktosa. Monosakarida di dalam makanan juga ada tiga jenis yang
mempunyai arti gizi yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa (Kusumawati, 2012).
c. Fungsi
1) Sumber energi yang murah
2) Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
3) Membuat cadangan tenaga tubuh
4) Pengaturan metabolisme tubuh
5) Untuk efisiensi penggunaan protein
6) Memberikan rasa kenyang.
d. Metabolisme
Proses metabolisme karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui
mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk
monosakarida. Monosakarida (fruktosa,galaktosa,glukosa) yang masuk bersama-sama darah
dibawa ke hati. Di dalam hati monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melalui
pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui proses
Glikoneogenesis.

e. Siklus Krebs
1) Pengertian
Adalah serangkaian reaksi yg digunakan oleh organisme aerobik untuk menghasilkan energi
dari oksidasi molekul asetil-CoA hasil 3 metabolisme karbohidrat utama, glikolissis, jalur
pentosafosfat dan jalur entner-duodoroff. Dikenal juga dengan siklus asam sitrat.
a) Peran oksidasi Asetil-KoA
b) Setiap molekul Asetil KoA berkondensasi dengan 1 molekul Oksalo-Asetat
membentuk12 ATP, CO2, dan H2O
c) Substrat: Asetil KoA.
2) Fungsi siklus kreb adalah
a) Jalur akhir oksidasi karbohidrat,protein & lipid yg akan dimetabolisme mjd asetil ko-a
b) Menghasilkan sebagian besar co2 dengan oksidasi glukosa
c) Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan untuk
produksi atp (adenosin trifosfat)
d) Menyediakan sejumahl bahan (prekursor -prekursor) untuk kebutuhan sintesis protein &
asam nukleat
e) Mengkonversi sejml energi serta zat yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asam
lemak sebelum pembentukan trigliserida untuk penimbunan lemak
f) Bertindak sebagai pengendalian langsung maupun tidak langsung terhadap sistem enzim
melalui komponen-komponen siklus
2

2. Protein
a. Pengertian
Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain polisakarida , lipid , dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama semua makhluk hidup. Pada
manusia protein menyumbang lebih dari 20% berat total tubuh. Protein ibaratnya
seperti sebuah mesin, mesin yang menjaga dan menjalankan fungsi tubuh semua
makhluk hidup, Tubuh manusia terdiri dari sekitar 100 trilyun sel masing-masing sel
memiliki fungsi yang spesifik. Setiap sel memiliki ribuan protein berbeda, yang
bersama-sama membuat sel melakukan tugasnya. 
Protein merupakan salah satu sumber utama energi bersama-sama karbohidrat
dan lemak .

b. Fungsi
1) Membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
2) Sebagai badan anti, berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik yang datang dari luar & masuk kedalam tubuh
3) Sebagai zat pengatur, protein mengatur proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon
4) Pengaturkeseimbangankadarasambasadalamsel
5) BerperanKontraksiotot - duajenis protein (aktindan myosin) yang
terlibatdalamkontraksiototdangerakan.
6) Membuatenzim. SuatuenzimmemfasilitasiReaksibiokimiasepertimengikat
hemoglobin, mengangkutoksigenmelaluidarah.
7) Sebagaicadangandansumberenergitubuh
c. Metabolisme
Di dalam rongga mulut, belum mengalami proses pencernaan. Didalam lambung terdapat
enzim pepsine & hcl yang bekerjsama memecah protein makanan, menjadi metabolite
intermediate tingkat polypeptida, yaitu peptone, albumosa dan poteosa.
Didalam usus halus protein bercampur dengan enzim protease. Pancreas mengeluarkan
prekursor protease seperti tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase & proelastase.
Apabila sel membutuhkan protein tertentu, sel tersebut akan membentuknya dari asam
amino yang tersedia. Apabila sel membutuhkan asam amino tidak esensial tertentu untuk
pembentukan protein, sel akan membuatnya dengan cara memecah asam amino lain yang
tersedia & menggabungkan gugus aminonya dngan unit-unit karbon-karbon fragmen yang
berasal dari glukosa.
d. Hubungan protein dengan energi
1) sbg sumber energi, protein ekivalen dg karbohidrat, krn menghasilkan 4 kkal/g protein.
2) protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam
jumlah energi yang dibutuhkan uutktk metabolisme energi.
e. Akibat kekurangan protein
1) Kwarsiorkor
Ciri-cirinya adalah
a) Pertumbuhan terhambat
b) Otot melemah, edema,muka bulat spt bulan (moonface)
c) Gangguan psikomotor
d) Tidak nafsu makan
e) Kulit kering, bersisik,pecah-pecah & dermatosis
f) Rambut jagung (mudah rontok, kusam, halus, menjadi lurus)
g) Hati membesar & berlemak,sering disertai anemia & xeroftalmia
Gambar. Anak Kwarsiorkor
3

2) Marasmus
Ciri-ciri adalah
a) Anak apatis & terlihat spt sdh tua
b) Tidak edema
c) Berkurangnya otot & lemak dapat diketahui dari pengukuran lila, lipatan kulit
daerah bisep,trisep,skapula & umbilikal
d) Pertumbuhan terhambat, alemak dibawah kulit berkurang serta otot-otot
berkurang & melemah, berat badan paling berpengaruh

Gambar. Anak Marasmus

3. Lemak
4

a. Fungsi
1) Sumber energi
2) Sumber asam lemak esensial
3) Alat angkut vitamin larut lemak
4) Menghemat protein
5) Memberi rasa kenyang & kelezatan
6) Sebagai pelumas
7) Memelihara suhu tubuh
8) Pelindung organ tubuh
b. Metabolisme
Trigliserida merupakan lipid utama dalam makanan, simpanan lemak dilakukan di dalam sel
lemak dalam jaringan adipos, sel-sel adipos mempunyai enzim khusus pada permukaannya
yaitu lipoprotein lipase (lpl) yang melepas trigliserida & lipoprotein, menghidrolisinya &
meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel.Dalam sel terdapat enzim yang merakit kembali
bahan-bahan hasil hidrolisis menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai cadangan energi.
Penggunaan lemak untuk energi bila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel
adipos menghidrolisis simpanan trigliserida menajadi gliserol & asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah.
c. Peranan hati pada metabolisme
Metabolisme lipid di dalam tubuh merupakan perkiran hak istimewa hati. Jaringan
mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak sampai tuntas. Jaringan adiposa
memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk memodifikasi terhadap peranan hati yang
bersifat sentral dan unit di dalam metabolisme lipid merupakan konsep yang penting. Hati
melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada metabolliseme lipid:
1. hati memfaslitasi pencernaan dan penyerapan lipid melalui produksi empendu
yang mengandung kolestrol serta garam-garam empedu yang disintesis didalam hati
secara de novo atau ambilan kolesterol lipid.
2. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintensis serta oksidas asam lemak dan
untuk sintensis triasilgliserol serta fosfilipid.
3. Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton (ketogensis)
4. Hati memainkan peranan intergal didalam sintesis serta metabolisme lipoprotein plasma
4. Mineral dan Vitamin
a. Pengertian
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang pearnan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kalsium, fosfor dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel
darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin.Disamping itu mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam akivitas enzim-
enzim.Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan
pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-
ikatan penting melalui membrane sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap
rangsangan.
b. Fungsi
1) Mineral merupakan bagian dari tubuh & memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,jaringan,organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan
2) Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme,terutama sebagai kofaktor dalam
aktivitas enzim-enzim.
c. Jenis mineral
1) Mineral Makro
Yang termasuk mineral makro antara lain : natrium, klor, kalsium, kalium,
fosfor, magnesium, dan sulfur.
a) Kalsium
Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan
tanpa lemak.Kira-kira 99 persen kalsium terdapat dalam tulang dan gigi.
5

Komposisi belum diketahui secara jelas, namun diperkirakan menyerupai suatu


hidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2.
Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi tersebut
diatas, namun juga memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik
dan biokhemikdi dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf
otot, kerekatan seluler, tranmisi impul-impul syaraf, memelihara dan
meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi
hormone. Kerangka tulang yang merupakan cadangan besar kalsium komplek
yang tidak larut, berada dalam keseimbangan dinamik dengan kalsium bentuk
larut di dalam sirkulasi.
Walaupun terutama mekanisme homeostatic yang mengontrol kadar
kalsium dalam plasma adalah kelenjar paratiroid dan metabolit vitamin d aktif,
namun sejumlah hormone, vitamin dan penghambat klasifikasi biologic dapat
mempengaruhi tubuh dalam metabolism kalsium.
Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10 mg/
100 ml, dan biasanya kalaupun bervariasi tidak sampai 10 persen. Kurang dari 50
persen kalsium dalam darah dan cairan lainnya berada dalam bentuk ion bebas;
sekitar jumlah yang sama terkait pada protein, terutama albumin dan globulindan
jumlah yang sangat sedikit merupakan ikatan kompleks dengan asam organic
seperti sitrat atau asam anorganik seperti sufat dan fosfat.
Kalsium diperlukan dalam mengaktifkan enzim-enzim lipase.ATP-ase
dari aktomisin dan myosin, kholinesterase serta dehidrogenase suksinik. Peranan
kalsium dalam pembekuan darah ada hubunganny dengan vitamin k. mineral ini
tampaknya diperluka untuk mengaktifkan protrombin yang berperan dalam
rentetan proses pembekuan darah.
Bahan makanan yang kaya akan kalsium adalah susu dan hasil olahnya
(kecuali mentega) seperti keju dan es krim. Di samping itu sayur-sayuran
tertentu, brokoli, kacang-kacangan dan buah-buahan juga merupakan sumber
kalsium.
b) Fosfor
Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilogram
jaringan tanpa lemak.Dari jumlah ini kira-kira 85 persen terkandung dalam
kerangka tulang.Di dalam plasma terdapat fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma.
Bila butir darah merah termasuk maka total fosfod dalam daran antara 30-45
mg/100 ml darah.
Fosfat organic merupakan bagian dari struktur badan sel dan terlibat
dalam fungsi seluler.Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi energy ATP yang
diperlukan dalam suplai energy untuk kegiatan seluler.Oksidasi karbohidrat
dalam membentuk ATP juga memerlukan fosfor karena fosforilasi adalah
langkah yang harus dilalui dalam metabolism monosakarida.Fosfolipid adalah
kmponen dari semua membrane seluler dan factor penentu permeabilitas
seluler.DNA dan RNA yang merupakan genetic utama bertanggung jawab dalam
reproduksi sel, pertumbuhan dan sintesis protein adalah senyawa fosforilasi.
Konsumsi pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusia.Karena
perannya yang sangat penting dalam metabolism pada jaringan hewan dan
tanaman maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan.
Akhir-akhir ini fosfor kurang dapat perhatian dalam perencanaan pangan
karena umumnya ditemukan bila konsumsi  kalsium dan protein cukup, maka
konsumsi fosfor juga cukup. Kebutuhan fosfor untuk orang dewasa di Amerika
Serikat diperkirakan 0.8-1.5 gram per hari.
Fosfor dalam makanan diabsorpsi dalam bentuk fosfat bebas.Kira-kira
60-70 persen fosfor dari makanan dapat diserap.Berbagai makanan mengandung
fosfor yang tidak langsung dapat digunakan tubuh karena usus manusia relative
kekurangan enzim fosfatase yang penting untuk hidrolisa ester-ester
6

organic.Senyawa ester fosfat organik dapat mempengaruhi adsorpsi kalsium,


karena membentuk garam kalsium yang tidak larut di dalam lumen usus.
c) Magnesium
Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 0.5 gram per kilogram jaringan
bebas lemak, di mana kira-kira 60 persennya berada dalam jaringan
tulang.Fungsi magnesium (Mg) di dalam jaringan keras belum diketahui secara
jelas.Sebanyak sepertiga dari magnesium tersebut berada dalam kombinasi
dengan fosfat, sisanya melekat secaara bebas pada permukaan struktur
mineral.Sejumlah kecil magnesium terlarut dalam cairan ekstraseluler dan mudah
bertukar dengan yang melekat pada permukaan tulang. Hanya 1-3 mg
magnesium terdapat dalam setiap 100 ml serum; dari jumlah ini 35 peresen
terikat pada protein atau terikat secara kompleks dengan substansi lainnya yang
sulit tidak bisa bertukaran.
Di antara sel-sel jaringan lemak, konsentrasi magnesium lebih tinggi
daripada mineral lainnya kecuali kalium.Kehilangan magnesium tubuh biasanya
berkaitan dengan pemecahan jaringan dan destruksi sel. Magnesium digunakan
untuk respirasi seluler, khususnya dalam fosforilasi oksidatif pada pembentuka
ATP.
Pada kenyataannya magnesium diperlukan untuk semua system
perubahan fosfat.Dalam beberpa perubahan fosfat termasuk ATP dan ADP,
magnesium digantikan oleh mangan (Mn) sebagai perangsang aktifitas enzim.
Magnesium merupakan activator semua reaksi enzimatik yang memerlukan ATP:
oksidasi piruvat, konversi ketoglutarat menjadi KoA suksinil dan reaksi
transketolase dari perputaran pentose monofosfat. Beragam reaksi dalam
metabolism lamak dan protein juga memerlukan kalsium.Perubahan KoA
menjadi asetat dan asam kholik membentuk KoA asetil dan KoA kholik serta
sintesis DNA dan RNA.
d) Natrium
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler .35-40 %
terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu
dan pancreas mengandung banyak natrium.
Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium
yang lain berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang
diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah
mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan,
mentega dan makanan laut lainnya. Fungsi dari natrium antara lain :
(1) Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.
(2) Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan
masuk ke dalam sel.
(3) Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat
yang membentuk asam.
(4) Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
(5) Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui
membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.
e) Besi
(1) Penyebaran besi dalam tubuh
Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g,
di mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi
cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin dan hemosiderin terdapat dalam
hati, limfa dan susum tulang.
Besi simpanan ini berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi
hemoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya pyang mempunyai fungsi
fisiologis.Jumlah besi simpanan dapat bervariasi dengan selang yang cukup lebar
tanpa mempengaruhi kesehatan.Komponen besi lainnya dalam jumlah yang
sangat kecil terdapat dalam jaringan padat. Mioglobin yang mengandung sekitar
7

empat persen dari besi total adalah protein yang memberikan warna merah pada
otot tulang.
f) Kalium
Seperti halnya natrium, kalium (K) merupakan kation penting di dalam
cairan intraseluler yang berperan dalam keseimbangan pH dan osmolalitas.Tubuh
manusia mengandung 2.6 mg kalium per kilogram berat badan bebas lemak, sel-
sel syaraf dan otot mengandung banyak kalium. Dalam jumlah kecil mineral ini
dijumpai dalam cairan ekstraseluler; kadar K dalam serum adalah 14-22 mg/ 100
ml. tampaknya kalium mempunyai kemampuan menerobos membrane sel lebih
besar dibandingkan dengan natrium.
Ion kalium diperlukan dalam metabolism karbohidrat dan protein, namun
mekanismenya belum jelas diketahui.Pembentukan glikogen dan degradasi
glucose memerlukan kalium.Kekurangan kalium jarang diakibatkan oleh
makanan kurang mengandung mineral ini.Kekurangan kalium umumnya
disebabkan karena ekskresi yang berlebihan melalui ginjal, juga dapat terjadi
karena muntah-muntah yang berlebihan, atau diare yang berat.
Pengaruh kekurangan kalium terutama pada otot yaitu lemak urat dan
dapat menimbulkan kelumpuhan.Pengobatan defisiensi kalium harus dilakukan
sangat berhati-hati, karena bila terlalu cepat dan banyak kalium masuk ke dalam
pembuluh darah malahan dapat menimbulkan hiperkalemia yang lebih serius dari
pada hipokalemia.

g) Khlorida
Ion klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstraseluler dan
berada dalam betuk kombinasi dengan natrium diberbagai bagian, meskipun
dalam jumlah sedikit terikat pada protein dan substansi lainnya. Kurang dari 15
persen total klorida tubuh terletak secara intraseluler. Klorida dalam darah dan
eritrosit yang biasa dikenal sebagai “chloride shift” suatu mekanisme
homeostatic pertama dalam mengontrol pH darah.
Walaupun klorida bersama natrium umumnya dianggap berfungsi dalam
mempertahankan pH dan osmolaritas cairan ekstraseluler, ion klorida juga
berfungsi sebagai activator amylase dan penting dalam pembentukan HCl
lambung. Hal ini sangat menarik karena meskipun klorida biasanya diangkut
melewati membrane biologic oleh diffuse pasif, namun dalam lambung dan
mukosa usus ion klorida diangkut secara aktif.
2) Mineral Mikro
Kegunaan mineral mikro lain untuk manusia belum diketahui dengan pasti.
Pengetahuan yang ada banyak diperoleh dari hasil penelitian dengan hewan.
a) Silicon(Si)
Silicon baru dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20 tahun lalu, kosentrasi
tertinggi terdapat dalam epidermis dan jaringan ikat.Silicon berperan dalam
memulai klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesisi kolagen.Silicon
diabsorpsi dalam bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urin.Konsentrasi
rata-rata dalam plasma adalah 0.5 ng/liter.Silicon terutama terdapat dalam
makanan nabati terutama biji-bijian dan serealia utuh.Bir menganding silicon
dalam konsentrasi tingi.
b) Vanadium (Va)
Vanadium berasal dari nama dewi skandinavia yang menggambarkan
kecantikannya, kemudaan, dan kekemilauan. Vanadium diduga berperan dalam
fungsi enzim-enzim yang berkaitan dengan fosforilasi.Vanadium diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang serta untuk reproduksi normal.
Sumber baik vanadium adalah serealia dan hasilnya.Daging, ikan dan unggas
merupakan sumber yang sedang.
8

c) Timah (Pb)
Timah dalam jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap sebagai kontaminasi
lingkungan.Belakangan terbukti bahwa timah pada tikus meningkatkan
pertumbuhan.Timah cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon.
Timah mempunyai pengaruh induksi terhadap enzim oksigease hem, yang
menyebabkan pemecahan hem dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang
bergantung pada hem. Belum banyak diketahui tentang kandungan timah dalam
makanan.
d) Nikel (Ni)
Nikel pada tahun 1974 ditemukan sebagai zat gizi esensial untuk ayam, tikus dan
kambing.Nikel terdapat di dalam DNA dan RNA.Fungsinya mungkin
menstabilisasi struktus asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau
komponen structural berbagai enzim. Kekurangan nikel dapat menyebabkan
kerusakan hati dan alat tubuh lain. Sumber baik nikel adalah kacang-kacangan,
serealia, dan produk serealia.Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel.
e) Arsen (As) dan Boron (Bo)
Arsen diduga merupakan zat gizi esensial lain. Kebenarannya masih memerlukan
penelitian lebih lanjut.Penelitian pada tikus dan anjing percobaan menunjukkan
bahwa boron berpengaruh terhadap metabolism mineral mikro.Suplementasi
boron pada perempuan sesudah menopause, dapat mencegah kehilangan kalsium
dan demineralisasi tulang.
Mineral mikro lain yang masih memerlukan pembuktian tentang kegunaannya
adalah perak (Ag), merkuri (Hg), stanum (Sn), barium (Ba), cadmium (Cd) dan
arsen (As).
d. Metabolisme
Natrium diabsorbsi di usus halus lalu dibawa ke ginjal untuk disaring kemudian
dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium
dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormone
aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun

5. Enzim
a. Pengertian
Biomolekul berupa protein yg berfgs sbg katalis (senyawa yg mempercpt proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dlmsuatu reaksi kimia organik.molekul awal yg disebut substrat akan
dipercepat perubahannya mjd molekul lain yg disebut produk.
protein yg menurunkan energi aktivasi (ea) reaksi kimia.
b. Macam-macam enzim
1) Berdasarkan tempat enzim bekerja
a) Endoenzim (enzim intraseluler) : merupakan enzim yang kerjanya didalam sel
b) Eksoenzim (enzim ekstraseluluer): merupakan enzim yang kerjanya di luar sel
2) Berdasarkan cara terbentuknya
a) Enzim konstitutif : yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh kadar molekul
awalnya (substrat). ex: enzim amilase
b) Enzim adaptif : yaitu enzim yang pembentukannya distimulasi oleh adanya
substrat, ex: ß-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri e.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa
3) Berdasarkan proses metabolismenya
a) Enzim katalase : merupakan enzim yang bersifat antioksidan pada makhluk
hidup akibat fungsinya yng membantu mengubah hidrogen peroksida(h2o2)
yang berasal dari respirasi(pernapasan) menjadi air (H2O) dan oksigen(O2)
b) Enzim oksidase: merupakan enzim yang fungsinya untuk mempercepat
penggabungan ikatan O2 pada substrat tertentu yang spesifik dengan
9

mengkatalisator transfer elektron,dan pada waktu yang bersamaan,O2 tersebut


juga direduksikan menjadi air( H2O)
c) Enzim karbosilase: merupakan enzim yang fungsinya untuk mengubah asam
organik dengan cara bolak balik. Seperti enzim karbosilase piruvat yang
mengkatalisis proses karboksilasi asam piruvat menjadi oksaloasetat
d) Enzim hidrase: merupakan enzim yang fungsinya untuk menambah
/mengurangi air(H2O) dari senyawa spesifik terentu,dengan tidak menyebabkan
terurainya senyawa tersebut.

c. Fungsi
Sebagai katalisator yang mempercepat terjdinya laju sebuah reaksi.Ddidalam tubuh manusia,
enzim berfungsi untuk memperlancar proses pencernaan. Dimulai dari:
1) Mulut
Enzim amilase, terdapat didalam saliva (air ludah),dihasilkan oleh kelenjar parotis
(kelenjar ludah) dan pankreas. Fungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
2) Lambung
a) Enzim renin, didalam lambung, kerjanya dibantu oleh hcl (asam) lambung.
Fungsi untuk mengubah kaseinogen menjadi kasein.
b) Enzim pepsin,terdpat didalam lambung, kerjanya dibantu oleh hcl (asam)
lambung. Fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton, proteosa dan
polipeptida
c) Enzim lipase,berfungsi dalam mengubah trigliserida menjadi asam lemak
3) Usus halus
a) enzim laktase,fungsi mengubah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa
b) Enzim maltase,fungsi mengubah maltosa(hasil dari kerja amilase disaliva)
menjadi glukosa
c) Enzim lipase,berfungsi dalam mengubah lemak menjdi gliserol dan asam lemak
d) Enzim enterokinase,fungsi mengubah tripsinogen menjadi tripsin
e) Enzim peptidase,fungsi mengubah polipeptida (hasil dari kerja tripsin
dipankreas) menjadi asam amino (protein yang diserap kedalam darah)
f) Enzim sukrase, fungsi mengubah sukrosa (diperoleh) dari konsumsi buah-
buahan seperti tebu dll) menjadi fruktosa dan glukosa
4) Pankreas
a) Enzim tripsin,fungsi mengubah protein menjadi polipeptida
b) Enzim lipase,fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol (agar
dapat dicerna)
c) Enzim amilase,fungsi mengubah amilum menjdi maltosa atau disakarida
d) Enzim karbohidrase,fungsi mencerna amilum menjadi maltosa
d. Sifat Kinetik
a) Enzim hanya disintesis oleh sel dan juga didalam sel
b) Enzim ini mempunyai tempat khusus didalam sel, misal enzim pada siklus krebs
terletak didalam matriks ekstraseluler, sedangkan enzim pada proses glikolisis terletak
pada sitoplasma sel
c) Enzim hanya akan diproduksi atau disintesis jika sel mempunyai gen untuk enzim
tersebut
d) Suhu enzim adalah sama dengan sel,kecepatan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim
meningkat seiring dengan peningkatan suhu.Pada suhu yang terlalu tinggi enzim akan
mengalami denaturasi. Sedangkan pada suhu 0 derajat celcius, enzim menjadi tidak
aktif.
10

II. HUBUNGAN ILMU FISIKA DALAM KEBIDANAN

A. Definisi fisika kesehatan


Adalah ilmu yg menggabungkan 2 bidang kajian yaitu ilmu fisika dan ilmu kesehatan
Contoh konkritnya adalah
1. Vakum Ekstraksi
Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
kala pengeluaran dengan tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi.Oleh karena
itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan
faktor yang sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan
tarikan kearah yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membua
tcengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam
atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput
artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong
persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu
tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekana nekspresieksternal (tenaga mengedan)
dan gayatarik (ekstraksi vakum).
Gambar alat vakum ekstraksi
11

2. Alat monitoring kesejahteraan janin


Alat kardiotokografi (CTG) atau juga di sebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesejahteraan janin.Pemeriksaan umumnya
dilakukan pada usia 7 – 9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG
diperoleh info masih berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin
dan kontraksi rahim. Pada saat bersalin kondisi janin di katakan normal apabila
denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan di barengi
dengan kontraksi rahim yang kuat.
Gambar alat CTG

3. Ultrasoographi (USG)
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20
– 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini
12

menggunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).Gelombang suara frekuensi


tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang
disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan
menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang
merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan
berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik
yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan
gelombang suara frekuensi tingi.
Citra yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan
(echo) dari gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ
tertentu. Echo dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser,
yang mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh dan
direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan tranduser ultrasonik dengan
kemampuan resolusi yang baik, diikuti dengan makin majunya teknologi
komputer digital serta perangkat lunak pendukungnya, membuat pengolahan citra
secara digital dimungkinkan dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi
bentuk janin bayi dalam 3 dimensi dan 4 dimensi sudah mulai dikenal.
Gambar alat USG

B. Biomekanika
1. Definisi
merupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot
manusia.
(frankel dan nordin,1980).
Biomekanika menggunaka konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan
pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh
pada aktivitas sehari-hari.
(chaffin,1991)
a. Macam-macampengaturanposisidalam body mekanik
1) Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau di naikkan. Fungsinya untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
a) Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan
cardiovaskuler
13

b) Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton


televisi)

Gambar posisi fowler

2. Semi fowler
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan :
a) Mobilisasi.
b) Memberikanperasaanlegapadakliensesaknafas.
c) Memudahkanperawatanmisalnyamemberikanmakan.

Gambar posisi semi fowler

3. Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memeberi kenyamanan dan untuk memberikan obat melalui anus.
Tujuan :
a) Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
b) Mengurangi penekanan pada sacrum dan trochanter besar pada klien
yang mengalami paralisis.
14

c) Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perwatan pada area


perineal.
d) Untuk tindakan pemberian enema.

Gambar posisi sim

4. Posisitrendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepla lebih rendah
dari pada bagian kaki.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Gambar posisi trendelenburg

5. Posisi dorsal recumbent


Adalah posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ( ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan.
Gambar posisi dorsal recumben

6. Posisili totomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut.
15

Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia dan memasang alat
kontrasepsi.

Gambar posisi litotomi

7. Posisi genu pectural


kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

8.Posisiterlentang (supinasi)
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan
kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
Tujuan :
a) Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b) Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.
16

9. Posisi pronasi
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
kepala menoleh kesamping.
Tujuan:
a) Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut
b) Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
c) Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post
operasi mulut atau tenggorokan.

C. Termodinamika
1. Pengertian
Menurut Bahasa "termodinamika" berasal dari bahasa Yunani therme (kalor) dan
dynamis (gaya).
Menurut Pendapat Ahli “ Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang
berkenaan dengan panas). dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).
(Tripitara M, 2007)
2. Pengaturan panas tubuh dan transfer panas
Manusia memiliki mekanisme pengaturan untuk bisa mempertahankan suhu tubuh
tetap optimal dalam berbagai macam kondisi lingkungan. Suhu tersebut, utamanya
dipertahankan pada suhu 37 ° C  apabila diukur secara oral atau melalui mulut. Akan
tetapi, suhu tubuh masih dianggap normal apabila suhu tubuh dalam rentang 35,5⁰ C
pada pagi hari hingga 37,7⁰C pada malam hari. Rata-ratanya adalah 36,7⁰C.
Pengaturan suhu ini amat penting supaya metabolisme sel tetap optimal. Suhu tubuh
bagian dalam, seperti pada organ-organ dalam, umumnya tetap konstan 37,8 ⁰C.
Sementara itu pada tubuh bagian luar seperti kulit, suhunya lebih rendah serta lebih
bervariasi. Perubahan suhu tersebut juga berfungsi dalam pengaturan suhu supaya
suhu pada organ-organ dalam tetap terjaga dalam batas optimal. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat, di antaranya adalah di mulut (oral), ketiak
maupun di lubang anus (rektal). Selain itu, pengukuran suhu melalui lubang telinga
juga dapat dilakukan.Pengukuran suhu per rektal dapat memberikan hasil yang lebih
tinggi dibandingkan melalui oral maupun ketiak dengan perbedaan sekitar 0,56 ⁰C.
Seseorang dapat memiliki suhu tubuh yang bervariasi sepanjang hari. Paling rendah
suhu dapat diukur pada pagi hari (sekitar pukul 6 hingga 7). Selanjutnya dapat
bervariasi hingga 1⁰C dengan paling tinggi pada sore hari (pukul 6 hingga 7 sore).
Selain itu, khusus wanita, suhu tubuh cenderung lebih tinggi pda saat pertengahan
siklus menstruasi, yaitu saat terjadi ovulasi. Variasinya sekitar 0,5⁰C. Selama orang
17

melakukan olahraga atau aktivitas sedang hingga berat, suhu tubuh juga mengalami
kenaikan. Hal ini terkait dengan produksi panas oleh otot yang berkontraksi. Suhu
tubuh dapat mencapai 40⁰C. Hal ini masih dalam batas normal serta tidak disebut
sebagai demam. Variasi suhu juga terkait dengan usia. Orang tua memiliki suhu yang
lebih rendah dengan rata-rata suhu harian adalah 36,4 ⁰C.
Dalam pengaturan suhu tubuh, input panas harus seimbang dengan outputnya.
Input panas dapat berasal dari lingkungan serta produksi panas internal. Sementara
itu, panas dapat keluar melalui eksposur permukaan tubuh terhadap lingkungan. Jika
suhu tubuh bagian dalam turun, produks panas akan ditingkatkan serta keluaran
panas diminimalkan. Pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan dapat melalui
mekanisme radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi merupakan emisi
energi pana dari permukaan tubuh yang hangat dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau gelombang panas.Tubuh bisa mendapatkan panas secara radiasi
dari matahari, atau benda yang terbakar (tanpa tersentuh secara langsung). Sementara
itu, konduksi merupakan transfer panas melalui kontak langsung. Panas akan
berpindah dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas. Misalnya, saat
kita memegang es, tangan kita akan menjadi lebih dingin karena panas berpindah
dari tangan ke es tersebut.
Pada konveksi, panas berpindah melalui aliran udara atau air. Misalnya dengan
hembusan dari kipas angin maupun seperti pada saat mengendarai sepeda atau
kendaraan dengan jendela terbuka. Itulah mengapa pada kondisi tersebut, kita
cenderung merasa lebih dingin. Sementara itu, evaporasi berkaitan dengan keluarnya
panas melalui penguapan keringat Pada tubuh, fungsi termostat diperankan oleh
hipotalamus. Hipotalamus menerima informasi dari berbagai bagian tubuh.
Selanjutnya dilakukan koordinasi untuk penentuan mekanisme mempertahankan atau
melepaskan panas. Perubahan suhu hingga 0,01⁰C dapat terdeteksi oleh hipotalamus
ini. Sensor pada tubuh yang berperan untuk memberikan informasi mengenai suhu
tubuh maupun suhu kulit disebut sebagai termoreseptor. Bagian posterior
hipotalamus terpicu oleh dingin sedangkan bagian anterior lebih sensitif terhadap
panas.
Input panas umumnya didapatkan dari produksi yang dilakukan tubuh
mengingat suhu tubuh seringkali lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan. Pada
saat istirahat, panas dihasilkan oleh organ toraks dan abdominal melalui aktivitas
metabolik basal. Di atas itu, panas dapat dihasilkan oleh otot rangka maupun kerja
hormon tertentu . Aktivitas dari otot rangka dapat menghasilkan panas yang berperan
dalam pengaturan supaya suhu tetap dalam kondisi optimal saat panas yang
dihasilkan oleh organ toraks dan abdomen masih kurang. Menggigil merupakan salah
satu mekanisme yang dilakukan oleh tubuh. Menggigil cukup efektif dalam
menghasilkan panas mengingat tidak ada kerja eksternal yang dilakukan. Sementara
itu, jika suhu lingkungan terlalu panas sehingga suhu tubuh juga meningkat, tonus
otot akan turun. Akan tetapi, biasanya respon ini tidak terlalu efektif karena
metabolisme tubuh tetap harus berjalan yang mana metabolisme tersebut tetap
menghasilkan panas. Pada bayi, karena kemampuan untuk menggigilnya kurang,
terdapat mekanisme non menggigil untuk mempertahankan panas. Pada bayi baru
18

lahir, terdapat deposit jaringan adiposa berupa lemak coklat yang dapat
mengkonversi energi kimia menjadi panas. Selain sebagai jalur pengiriman nutrisi,
aliran darah pada pembuluh darah  juga berperan dalam pengaturan suhu, terutama
aliran darah yang menuju kulit. Sebagai pengatur suhu, aliran darah kulit dapat
bervariasi dari 400 ml/menit hingga 2500 ml/menit. Semakin banyak darah yang
mengalir ke kulit, panas yang terbawa dari tubuh bagian dalam melalui darah akan
semakin banyak yang dapat keluar melalui proses konduksi-konveksi serta radiasi.
Respon pembuluh darah tersebut dikoordinasi oleh hipotalamus dengan sistem saraf
simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis pada arteriol kulit akan menghasilkan
vasokonstriksi sebagai respon terhadap eksposur dingin sementara itu aktivitas
simpatis akan berkurang pada saat terjadi eksposur oleh panas. Selain dengan
bantuan pembuluh darah, permukaan tubuh yang berkontak dengan lingkungan juga
berperan dalam pengaturan suhu yang hendak dikonservasi atau hendak dibuang.
(Riwidikdo, S.Kp).
3. Penggunaan thermografi dalam praktik kebidanan
proses mekanisme kehilangan panas (hipotermia) pada bayi baru lahir dapat terjadi
melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi:
a. Konveksi : panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak. (jumlah panas yang hilang tergantung kepda kecepatan dan suhu udara.
Contoh : bayi baru lahir diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
Pencegahan :  Hindari aliran udara (pendingin udara, kipas angin, lubang angin
terbuka)                                       
b. Evaporasi : panas hilan melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan
dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi
uap)
Contoh : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
Pencegahan :
c. Radiasi : panas dipancarkan dari bayi baru lahir , keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu
berbeda)
Contoh: bayi baru lahir diletakkan ditempat yang dingin.
Pencegahan :
 Kurangi benda-benda yang menyerap panas (logam)
 Tempatkan ayunan bayi tempat tidur jauh dari tembok (diluar) atau
jendela jika mungkin.
d. Konduksi : panas di hantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi. (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain
melalui kontak langsung)
Contoh : popok bayi baru lahir basah tidak langsung diganti.
Pencegahan : Hangatkan seluruh barang-barang untuk perawatan (stetoskop,
timbangan, tangan pemberi perawatan, baju, sprei).
D. Hidrodinamika
1. Pengertian
19

Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak
liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air.
2. Penggunaan hidrodinamika dalam praktik kebidanan
E. Gelombang suara, gelombang cahaya dan medan listrik
1. Pengertian
a. Bunyi atau suara adalah kompresi mekanik atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium dapat berupa zat cair,padat gas.
Bunyi merambat diudara dengan kecepatan 1224 km/jam. Bunyi merambat lebih
lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah.
b. Cahaya bersifat bergelombang dan partikel pada hakekatnya tidak dapat dilihat
kesana dan cahaya apabila cahaya tesebut mengenai benda.
Cahaya adalah energy dalam bentuk gelombang elektro magnetic yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 3800-750 nm.
Gelombang cahaya yang tranfesal adalah ketika pergerakan elektonik tegak lurus
terhadap gerak gelombang.
c. Merupakan dari gelombang elekto magnetic yang tidak memiliki bentuk fisik bias
juga diartikan representasi fisual dari perubahan tegangan atau arus terhadap
waktu.
d. Gelombang listrik memiliki tiga karasteristik sebagai berikut:
*Periodik (period)
Waktu yang dibutuhkan pada satu siklus gelombang bolak-balik biasanya
dilambangkan dengan satuan t (satuan detik/second).
*Frekuensi (frequency)
Sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik (f=1/t) satuan frekuensi adalah
hertz.
*Amplitudo (Amplitude)
Simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu getaran
satuan unitnya adalah volt.

2. Penggunaan Gelombang suara, gelombang cahaya dan medan listrik


Alat – alat kesehatan yang berkaitan dengan fisika
a. Ultrasonografi (USG)
1) Definisi USG
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal
dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini
berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika
masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam
tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2
sampai 13 megahertz.
20

Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik
dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok
frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
2) Kegunaan USG
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan
dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran
cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas
pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan
probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis
kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan
hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh
yang terbangun dari cairan.
Manfaat USG pada obstetric yaitu :
a. Pada kehamilan trimester 1 :
 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
 Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan
atau cacat bawaan .
 Meyakinkan adanya kehamilan .
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada
kehamilan muda, misalnya kehamilan ektopik.
 Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
 Menentukan lokasi janin, didalam kandungan atau diluar rahim.
 Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau
pergerakan janin.
 Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
b. Pada kehamilan trimester II & III :
 Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan terlalu
cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
 Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan
menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
 Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran
prematur. Pertumbuhan janin normal atau tidak.
 Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktifitasnya, gerak
nafas, banyaknya cairan amnion, dsb.
 Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar
sebelum persalinan.

b. Suction Pump
1) Definisi Suction Pump
21

Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap
cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction pump adalah alat
kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak berguna atau
partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul. Hampir semua
ruang operasi pada Rumah Sakit menggunakan Suction Pump, maka alat
tersebut harus mempunyai keakuratan yang tinggi. Kenyataan sekarang ini
pada saat melakukan operasi bedah, daya hisap Suction Pump ini sering tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga bisa jadi salah satu penghambat,
dalam proses operasi. Oleh karena itu kalibrasi terhadap Suction Pump sangat
diperlukan supaya hasil keluaran dari alat tersebut mempunyai keakurasian
yang baik.
2) Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada satu
tegangan, yaitu tegangan 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka ketika
pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan besarnya tegangan yang ada
yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor yang memiliki
fungsi sebagai starting capasitor.
c. Rontgen
1). Definisi Sinar X
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke
100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz).
Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi
sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari
suatu tabung rontgen.
2) Kegunaan Sinar-X
Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,
gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada
tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan
‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak
yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara
berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya
kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai
‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.
d. Elektrocardiografi (ECG)
1) Definisi EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung. Elektrokardiografi merupakan pemantulan aktiifitas listrik dari serat-
serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, perekaman EKG
sebagai cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak dapat lagi dihilangkan dari
klinik.
2) Prinsip Kerja EKG
22

Pada dasarnya prinsip kerja alat EKG merupakan suatu penguat (amplifier)
yang berfungsi untuk memperkuat potensial listrik jantung dengan satuan mili
Volt sehingga dapat tergambar pada monitor atau terekam pada kertas grafik.

III. MIKROBIOLOGI DALAM KEBIDANAN

A. Pengertian mikrobiologi
Mikrobiologi adalah tentang mikro organisme organisme hidup yang terlalu kecil
untukdapat diperiksa tanpa bantuan mikroskop. Untuk mata telanjang,organisme yang
bergaris tengah 0,1 mm hanya dapat dilihat,tatpi untuk menelitinya diperlukan
pembesaran. Mikrobiologi medis adalah ilmu tentang peran mikro organisme dalam
nfeksi manusia.
B. Dasar dasar mikrobiologi
Mikroorganisme dapat dikendalikan, yaitu di basmi , dihambat atau ditiadakan dari suatu
linkungan, dengan menggunakan berbagai proses atau sarana fisik.
Suhu tinggi
Penggunaan suhu tinggi digabung dengan kelembapan tinggi merupakan salah satu
metode paling efektif untuk mematikan mikroorganisme.
Penerapan suhu tinggi untuk mematikan mikroorganisme
Memanfaatkan panas untuk mematikan mikroorganisme untuk mudahnya dibagi kedalam
2 kategori : Panas lembab dan panas kering
Sterilisasi bertahap
Beberapa media bakterologis dan zat kimia tida dapat dipanaskan pada suhu diatas 100°C
tanpa menjadi rusak.
Air mendidih
Merebus peralatan di dalam air mendidih selama waktu yang singkat lebih
memungkinkan untuk desinfeksi dari pada sterilisasi.
Pasteurisasi
Suhu yang ditentukan untuk pasteurisasi berdasarkan pada waktu kematian termal bagi
tipe patogen yang paling resisten untuk di basmi.
C. Hubungan antara agent,host,enviroment
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan dalam menimbulkan
suatu penyakit amat komplek dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini saling
mempengaruhi, pejamu dan bibit penyakit saling berlomba untuk menarik keuntungan
dari lingkungan.

Faktor utama yang mempengaruhi kemungkinan dan hasil dari munculnya


penyakit adalah patogen invasif, yaitu kemampuan patogen untuk muncul. Invasif
tersebut ditentukan oleh kombinasi dari ciri-ciri patogen, termasuk oportunisme dan
evolvability. Khususnya virus RNA dengan tingkat mutasi yang tinggi. Bakteri yang
mampu memperoleh materi genetik dan patogen yang menginfeksi beberapa host
memungkinkan untuk berubah menjadi agent. Di sisi lain munculnya penyakit juga
dipengaruhi oleh invasibility dari lingkungan, tubuh individu, struktur populasi,
komposisi komunitas dan mosaik, serta ketahanan terhadap patogen invasinya. Suhu dan
kelembaban sangat mempengaruhi kemampuan bertahan hidup patogen, distribusi vektor
23

arthropoda, peran geografis, serta hambatan fisik atau kimia juga mempengaruhi proses
terjadinya penyakit (Engering et al, 2013).
Dalam usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit perlu di pelajari
mekanisme yang terjadi antara agent, host dan environment yaitu :
1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang
menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya
viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam
sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia beracun oleh proses
pemanasan bumi global.
2. Interaksi antara manusia dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungan dan terjadi pada
saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat
dan menyediakan makanan.
3. Interaksi antara host dengan agen penyakit
Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembangbiak dan dapat merangsang
manusia untuk menimbulkan respon berupa tanda-tanda dan gejala penyakit berupa
demam, perubahan fisiologi jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme
pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna,
kecacatan atau kematian.
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan ini diibaratkan seperti
timbangan. Di sini pejamu dan bibit penyakit berada di ujung masing-masing tua,
sedangkan lingkungan sebagai penumpunya. Seseorang disebut berada dalam keadaan
sehat, jika tuas pejamu berada dalam keadaan seimbang dengan tuas bibit penyakit.
Sebaliknya bila bibit penyakit lebih berhasil menarik keuntungan dari lingkungan, maka
orang tersebut berada dalam keadaan sakit.
Gambar 1. Hubungan host, agent, dan environment (Azwar, 1988).

Dalam mempengaruhi timbulnya penyakit tesebut, unsur-unsur yang terdapat


pada tiap faktor memegang peranan yang amat penting. Pengaruh unsur tersebut adalah
sebagai penyebab timbulnya penyakit, yang dalam kenyataan sehari-hari tidak hanya
berasal dari satu unsur saja, melainkan dapat sekaligus dari beberapa unsur.
24

Karena adanya pengaruh dari beberapa unsur inilah sering disebutkan bahwa
penyebab timbulnya suatu penyakit tidak bersifat tunggal , melainkan bersifat majemuk
yang dikenal dengan istilah multiplecausation of disease. Selanjutnya, dalam
menimbulkan penyakit, peranan unsur-unsur tersebut tidaklah secara sendiri-sendiri,
melainkan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Hubungan yang
diperlihatkan bagaikan jaringan jala penyebab dan karena itu populer dengan sebutan
web of causation (Azwar, 1988). Selanjutnya dalam membahas penyebab penyakit,
terutama jika berasal dari golongan biotis, perlu diperhatikan sifat-sifat yang dimilikinya.
Dari empat sifat yang dimiliki, yang terpenting adalah sifat patogenisiti, karena memang
sifat ini yang menentukan penyakit atau tidak.
Jika bibit penyakit ditinjau dari sifat patogenisiti ini dan kemudian dikaitkan dengan
lingkungan dan pejamu sebagai dua faktor lainnya yang mempengaruhi timbulnya suatu
penyakit, maka ketiganya terikat dalam suatu hubungan yang berbentuk segi tiga yang
dikenal dengan sebutan epidemiological triangle.
D. Morfologi dan struktur mikrobiologi
Empat bentuk morfologis yang ada
 Kokus berbentuk bulat. Apabila tersusun berpasangan,mereka dikenal sebagai
diplokokus. Contohnya adalah streptococcus pneumoniae ( yang menyebabkan
pneumonia) dan Neisseria gonorrheae ( yang menyebabkan gonorea). Kokus yang
berkelompok disebut stafilokokus. Contohnya adalah staphylococcus aureus, suatu
konstituen dari flora normal kulit, yang pada sebagian dari anggota populasi juga
mampu berlaku sebagai patogen luka, dan staphylococcus epidermis, suatu bakteri
oportunitis yang mampu menimbulkan infeksi pada orang sakit berat, walaupun tidak
pada orang sehat. Steptokokus adalah bakteri bulat yang bersambungan satu sama
lain membentuk rantai. Kuman ini menimbulkan nyeri tenggorok dan berbagai jenis
infeksi yang di jumpai di rumah sakit dan masyarakat (Cleary et al., 1992)
 Basil (misalnya pseudomonas, klebsiella, proteus dan E. Coli)
 Memiliki bentuk batang,tersusun secara tunggal atau dalam rantai. Mereka terkenal
karena kemampuannya meimbulkan infeksi di rumah sakit. Beberapa bakteri yang
menyebabkan keracunan makanan, termasuk shigella dan salmonella, termasuk
dalam kelompok ini.
 Vibrio adalah bakteri melengkung. Contohnya adalah vibrio cholerea
( menimbulkan kolera ) dan campyblobacter (menyebabkan keracunan makanan)
 Spirochaeta adalah bakteri yang sangat kecil, lentur , dan bentuk spiral . Anggota
tipikal dari kelompok ini antara lain adalah treponema pallidum ( yang menimbulkan
sifilis), leptospira interrogans ( serotip icterchaemorrhagie) (penyakit weil) yang
ditularkan ke manusia melalui tikus yang terjangkit, dan borrelia burgdorferi
( penyakit Lyme).
25

 Semua bakteri bersifat unisel (barsel tunggal), tetapi bentuk dan ukirannya sangat
beragam. Spesimen harus ‘difikasasi’ (dimatikan) dan diwarnai sebelum dapat
diperiksa di bawah mikroskop cahaya. Kemajuan dalam bidang mikroskop elektron
memunginkan kita meneliti ultrastruktur (detil halus) sel. Namun, sel sel tersebut
juga mati karena pemeriksaan harus dilakukan dengan spesimen dalam ruang hampa
udara. Gambar yang terlihat tidak mencerminkan kedaan hidup yang dinamis .
E. Dasar patofisiologi terjadinya penyakit
Proses infeksi pada virus dimulai dengan menempelnya virus infektif pada reseptor yang
ada di permukaan sel. Selanjutnya virus atau genomnya masuk kedalam sel dengan
bantuan organel organel sel dalam virus membentuk komponennya, baik komponen
antara maupun koponen struktural virus.
Pada proses kembang buak kebanyakan virus berselubung dan beberapa virus tak
berselubung,bnyak protein virus yang sudah terpapar keluar sel sejak sebelum virus virus
baru dilepaskan oleh sel.
F. Infeksi nasokomial
Perkataan nasokomial yang berasal dari kata yunani berarti ‘di rumah sakit’ jadi
infeksi nasokomial ialah infeksi yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit.
Di dalam kesaksiannya di hadapan kongres amerika serikat pada tahun 197, Dr. David
spencer , direktur pusat pengawasan penyakit,melaporkan sekitar 5 persen.
G. Dasar virologi dan penyakit kebidanan yang disebabkan pleh mikroba (termasuk
virus)
1.Eksantemata dan demam berdarah
Kebanyakan infeksi viral melibatkan kulit baik sebagai infeksi setempat maupun
sistemik.
2.Penyakit virus pada saluran pernafasan
Imenimbulkan berbagai syndrome dan virus berkembang biak dengan mudahnya
dalam sel epitel dari traktus respiratorus bagian atas untuk kemudian masuk dalam
seluruh badan.
3.infeksi virus pada sistem saraf
a. Miningitis viral
Disebabkan oleh polio virus.
b. Meningoensefalitis
Disebabkan oleh virus gondong
c. Ensefalitis
Disebabkan oleh bovirus.
d. Ensefalomietilis
Disebabkan oleh polio virus.
e. Mielitis
Disebabkan oleh virus poliomielitis
f. Ganglionitis
Disebabkan oleh virus herpeszoster.
g. Neuritis perifer
Disebabkan oleh virus seperti pada syndrome guilan barre landry.
4.meningitis aseptik
Biasanya terjadi dalam bentuk wabah yang terutama menyerang anak.
5.ensefalitis latergika
Ditemukan dalam bentuk wabah,dan kasus sporadik kadang kadang masih
ditemukan penyebabnya belum diketahui.
26

IV. ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA


1. Pengertian
anatomi berasal dari bahasa latin yaitu,berasal dari bahasa latin yaitu, * ana :
bagian, memisahkan. * tomi (tomie) : iris/ potong. anatomi adalah ilmu yang mempelajari
bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan
alat tubuh yang satu dengan yang lain. Ilmu urai yang mempelajari susunan tubuh dan
hubungan bagian - bagiannya sama lain.
Fisiologi berasal dari bahasa latin yaitu * fisi (physis) : alam/ cara kerja* * logos
(logi) : ilmu pengetahuan. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari
tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya. Fisiologi
mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal.
anatomi-fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan
atau potongan tubuh manusia dan bagaimana alat tubuh tersebut bekerja.
2. Struktur anatomi dan fisiologi tubuh
Struktur tubuh manusia terdiri dari :
a. sel unsur dasar jaringan tubuh yang terdiri atas inti sel/ nucleus dan protoplasma).
Sel adalah satu unit dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ merupakan
gregasi/penyatuan dari berbagai macam sel yang dipersatukan satu sama lain oleh
sokongan struktur-struktur interselluler.
b. jaringan : kumpulan sel khusus dengan bentuk & fungsi yang sama)
Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh termasuk tubuh
manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.
1) Jaringan epitel.
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti
permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya,
sebagai organ sekresi dan penyerapan.
2) Jaringan pengikat
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat
tubuh.
3) Jaringan otot
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot polos yang dapat
ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada
rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.
4) Jaringan saraf
Jaringan saraf Adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan
organ serta menerima rangsangan.
c. organ /sistem organ : (bagian tubuh/ alat manusia dgn fungsi khusus)
1) Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh
2) Sistem pencernaan: pemrosesan makanan dengan mulut, perut, dan usus
3) Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
4) Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari seranganbenda yang
menyebabkan penyakit
5) Sistem integumen: kulit, rambut
27

6) Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan
aliran darah
7) Sistem otot: menggerakkan tubuh
8) Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak
dan saraf (ss. pusat, ss. perifer, ss. otonom)
9) Sistem reproduksi: organ seksual
10) Sistem pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru
11) Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
12) Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan
ekskresi urin
3. Sistem tubuh manusia
a. Sistem integumentum
Kulit adalah suatu organ dengan struktur yang cukup komplek dan kulit dan memiliki
berbagai fungsi yang vital. Kulit merupakan orang tubuh yang memiliki luas yakung
paling besar, yaitu kira-kira 1,9 m2 pada orang dewasa, kulit di bagi menjadi dua
lapisan yaitu:
1) kulit ari (epidermis/kutikula)
kulit ari tersusun atas epiterum berlapis dan berdiri dari sejumlah lapisan sel yang
disusun atas dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisa Malpighi
2) kulit jangat (dermis/korium)
Kulit jangat tersusun atas jaringan siplus dan jaringan ikat yang elatis pada
permukaan
Kulit jangat tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting
pembuluh/kapiler darah,
Kandungan rambut serta unjung-ujung saraf dari alat indera.
fungsi kulit
1) organ pengaturan pernapasaan
2) pelindungan jaringan
3) tempat penyimpanan
4) indra perabu
5) alat pengeluaran
6) pembetukan vitamin
7) kemampuan melindungi kulit tubuh
b. Sistem musculoskeletal
Sistema musculoskeletal terdiri dari :
1) Sistema Muscularis (otot)
Adalah jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja
mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
a) Kelompok musculi di sub fascial terutama adalah musculi skelet, yang
mempunyai Perlekatan pada skeleton , ex: musculi pd extremitas
b) Musculus mempunyai Bagian Kontraktil yaitu venter (perut) & non kontraktil
yaitu pada kedua ujungnya (tendo)
c) Tendo digunakan utk perlekatan otot pd bangunan tertentu, ex: tulang (os)
d) Setiap musculus memp. Perlekatan proximal dan perlekatan distal
Perlekatan Proximal disebut origo/ punctum fixum & perlekatan distal
disebut insertio/ punctum mobil
28

e) Pengikat sendi (ligamen)


 Jaringan pengikat sifatnya elastis
 Fungsi menghubungkan 2 atau beberapa tlg yg dpt bergerak shg
membentuk suatu sendi & melindungi sendi
 Hubungan antar tulang ini disebut artikulasi
 Umumnya terdapat pd daerah persendian utk mencegah pergeseran
persendian
 Proses terbentuknya ⇨ Tlg rawan didaerah sendi akan membengkak, ke2
ujungnya akan diliputi suatu jaringan pengikat, jar. Serabut tetap menjaga
agar ke2 ujung tlg rawan tdk tercerai. Sesudah ke2 ujung tlg terisi sel2 tlg
ke2 nya diselaputi sendi yg liat, selaput ini menghasilkan semacam minyak
pelumas yg disebut minyak sendi (minyak sinovial)
2) Sistema skeletal (Rangka)
Adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.
Terdiri dari :
 Skeleton axiale
Cranium, columna vertebralis, costae dan sternum
 Neurocranium ( Tulang yang Mengelilingi Otak )
- Os Occipitale ( Tulang Belakang Kepala )
- Os Parietale ( Tulang Ubun-ubun )
- Os Temporale ( Tulang Pelipis )
- Os Frontale ( Tulang Dahi )
- Os Phenoidale ( Tulang Baji )
- Os Ethmoidale ( Tulang Tapis )
 Splanchnoranium ( Tulang yang Mengelilingi Muka )
- Os Maxilla atau Maxillare ( Tulang Rahang Atas )
- Os Nasale ( Tulang Hidung )
- Vomer ( Tulang Pisau Luku )
- Concha nasalis inferior ( Tulang Bawah Hidung )
- Os Zygomaticum ( Tulang Pipi )
- Os Lacrimale ( Tulang Air Mata )
- Os Mandibula ( Tulang Rahang Bawah )

 Skeleton appendiculare
Ossa membri superior & ossa membri inferior
29

a) Fungsi sistem Rangka:


 Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot,
jaringan lunak & organ
 Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
 Produksi sel darah (red marrow)
 Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
 Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak;
adanya persendian
b) Struktur jaringan tulang
 Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut
periosteum.
 Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh,
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament.
 Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang
terdekat mengandung osteoblast .
 Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus.
 Tulang terdiri atas 2 jaringan
 Jaringan padat (kompak) tulang keras dan padat ⇨dijumpai pd tlg pipih &
tlg pipa dan sbg lapisan tipis menutup semua tulang
 Jaringan jala struktur seperti spons ⇨ dijumpai terutama pd ujung tlg pipa,
dalam tlg pendek dan sbg lapisan tengah antara 2 lapisan padat pd tlg
pipih seperti: pd tlg tengkorak & tlg rusuk
Ex: tlg pipa(tlg betis), tlg pipih(skapula), tlg pendek(tlg pergelangan
tangan& kaki)

 Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :


 Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan
matrik tulang ⇨ merupakan kerangka dimana garam garam mineral
ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor
 Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang)
 Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling
tulang. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang
 Klasifikasi tulang
1. Tulang Rawan (Kartilago)
a. Tulang rawan hialin
30

Terdiri atas serabut-serabut kolagen yang terbenam dalam bahan


dasar yang bening seperti kaca, kuat & elastis & dijumpai menutupi
ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi
b. Tlg rawan fibrosa
Terbentuk oleh berkas2 serabut dg sel tlg rawan tersusun diantara
berkas serabut itu & dijumpai ditempat yg memerlukan kekuatan
besar spt: tlg panggul
c. Tlg rawan elastis
Berwarna kunig, mengandung sejmlh besar serabut elastis
berwarna kuning ⇨daun telinga, cuping hidung
2. Tulang keras
 Tersusun atas sel-sel tulang yang hidup
 Ruang antar selnya tersusun atas zat kapur(kalsium), fosfor,
protein & zat perekat
 Zat kapur (kalsium) & fosfor yang terkandung dlm matriks
menyebabkan tulang mjd keras & tidak elastis
 Pada tulang anak banyak mengandung zat peerkat sehingga
mudah lentur
 Pada orang dewasa sedikit zat perekatnya sehingga rapuh &
apabila patah lambat sembuhnya

Muskuloskeletal adalah ilmu yang mempelajari tentang otot dan tulang atau rangka
manusia.

c. Sistem Nervosa
d. Sistem Panca indera

V. ANATOMI& FISIOLOGI
TRAKTUS REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

1. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL


Sel
sel adalah satuan struktur dasar pada semua organisme multisel (bersel banyak). Sel-sel
berdiferensiasi untuk membentuk jaringan, yang berpadu dengan jaringan lainnya untuk
membentuk organ, yang kemudian menyatu dalam sistem fisiologis. sel manusia rata-rata
berdiameter 10 µm, terbesar oosit, sedangkan sel sperma adalah salah satu sel manusia
yang paling kecil.
Struktur sel
Sebagian sel memiliki sitoplasma dan terbungkus oleh membran plasma. Didalam sel
terdapat berbagai struktur yang disebut organel, dan suatu bagian yang khusus sel yang
disebut inti sel (nukleus). Cairan yang mengelilingi organel disebut sitosol.
31

Komponen sel Struktur Fungsi


Membran sel Membran sel terdiri atas Berfungsi sebagai membran permeabel
lapisan-ganda (bilayer) diferensial antara sel dan lingkungan
fosfolipid yang mengandung sekitarnya.
berbagai struktur protein,
misalnya reseptor hormon,
saluran ion, dan penanda
antigen.

Nukleus Nukleus terbungkus oleh Nukleus mengandung asam


suatu membran, serupa Deoksiribonukleat (DNA), yaitu
dengan membran plasma; instruksi genetikbagi organisme
membran ini mengandung bersangkutan. Umumnya DNA tersusun
lubang yang disebut pori- sebagai benang kromatin; benang ini
pori inti sehingga zat dapat memadat menjadi kromosom sebelum
keluar-masuk nukleus. sel membelah. Nukleus menyimpan dan
melakukan replikasi DNA, yang
diekspresikan untuk menyintesis
protein melalui asam nukleat (asam
inti) tipe kedua, asam Ribonukleat
(RNA). Protein ini menentukan struktur
dan fungsi sel.
Retikulum Ini adalah suatu sistem REK tampak kasar karena ribosom
Endoplasma membran yang membungkus yang melekat padanya. REK berperan
(RE) suatu ruang, yang dalam pengemasan protein. REH
bersambungan dengan berperan dalam pembentukan lemak
membran nukleus. RE terdiri dan steroid serta pengaturan kadar
dari RE kasar (granular, kalsium intrasel.
REK) dan RE halus
(agranular, REH)
32

Mitokondria Struktur mirip batang yang Proses biokimiawi yang berperan dalam
bulat atau memanjang yang pembentukan adenosin trifosfat(ATP).
dikelilingi oleh membran Krista lipatan membran dalam adalah
dalam yang berlipat-lipat dan tempat foforilasi oksidatif dan rantai
membran luar yang halus. pemindahan elektron pada respirasi
Sel yang aktif secara aerobik. Siklus krebs (asam
metabolis dan memiliki trikarboksilat atau TCA) dan oksidasi
kebutuhan energi yang tinggi asam lemak berlangsung dalam
memiliki mitokondria yang matriks. Mitokondria mengandung
lebih banyak. DNA mitokondria, yang diwarisi dari
ibu dan mengandung gen untuk protein
mitokondria.
Aparatus Golgi Serangkaian kantung Memodifikasi protein dari REK dan
membranosa berlipat-lipat menyortirnya ke dalam vesikel
yang gepeng sekretorik
Lisosom Organel bulat atau lonjong Berisi cairan asam yang mengandung
yang dibungkus oleh enzim pencernaan yang berfungsi
membran tunggal sebagai ‘lambung sel’ untuk
menguraikan debris sel
Peroksisom Strukturnya serupa dengan Menghancurkan spesies oksigen reaktif
lisosom dan melindungi sel
Sitoskeleton Jaringan filamentosa Berperan mempertahankan bentuk dan
motilitas sel
Pertumbuhan dan Perkembangan sel
1. Pembelahan Mitosis
Sebelum sebuah sel memasuki mitosis, masing-masing kromosom melipatgandakan
(replikasi) DNA-nya. Setiap kromosom terdiri dari 2 subunit sejajar (kromatid) yang saling
menyatu pada daerah sempit yang disebut sentromer. Kemudian terjadi proses :
a. profase : kromosom bergelung, memendek dan menebal
b. prometafase : kromatid lebih mudah dibedakan
c. metafase : kromosom berderet pada bidang khatulistiwa dan bentuk rangkapnya jelas
terlihat
d. anafase : sentromer pada tiap kromosom membelah dan diikuti dengan migrasi kromatid
ke kutub-kutub gelendong
e. telofase : kromosom mengendurkan gelungannya dan menjadi panjang, selubung inti
terbentuk kembali dan terjadi pembagian sitoplasma.
Setiap sel anak menerima separuh dari semua materi kromosom yang telah berlipat dua
tersebut, dengan demikian mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel
induknya.
33

Gambar : Proses pembelahan sel, mitosis (kiri) dan miosis (kanan)

2. Pembelahan Meiosis
Pembelahan Meiosis Pertama
Sifat khas pada pembelahan meiosis pertama ini adalah :
1) Berpasangannya (sinapsis) kromosom-kromosom homolog, yang disebut sebagai bivalen.
2) Pertukaran silang dan saling tukar menukar segmen-segmen kromatid diantara kedua
kromosom homolog yang berpasangan (bivalen) tersebut.
Setelah pembelahan meiosis pertama selesai, setiap sel anak mengandung satu anggota dari
tiap-tiap pasangan kromosom dan dengan demikian memiliki 23 kromosom bersusun ganda.
Oleh karena setiap kromosom masih bersusun dua, kecuali pada sentromer, jumlah DNA
pada setiap sel anak sama dengan jumlah DNA pada sel somatik normal.

Pembelahan Meiosis Kedua


Segera setelah pembelahan meiosis pertama selesai, sel mulai dengan pembelahan
pematangan kedua. Berbeda dengan pembelahan meiosis pertama, tidak terjadi sintesa DNA
pada tahap pembelahan selanjutnya. Keduapuluh tiga kromosom bersusun ganda tersebut
membelah pada sentromer dan masing-masing sel anak yang baru terbentuk menerima 23
kromosom tunggal. Jumlah DNA pada sel yang baru terbentuk kini adalah setengah jumlah
DNA sel somatik normal. Oleh karena itu tujuan kedua pembelahan meiosis / pembelahan
pematangan tersebut ada dua :
 Memungkinkan keanekaragaman genetik melalui proses tukar silang, yang menciptakan
kromosom-kromosom baru, dan melalui distribusi acak kromosom homolog ke sel-sel
anak; dan
 Memberikan kepada setiap sel benih jumlah kromosom haploid dan jumlah DNA separuh
dari sel somatik normal (pembelahan meiosis kedua).
Sebagai akibat pembelahan meiosis, sebuah oosit primer akan menghasilkan empat sel anak,
yang masing-masing mempunyai kromosom 22+1X. Hanya satu dari keempat sel tersebut
berkembang menjadi oosit matang; ketiga sel lainnya, badan-badan kutub, hampir tidak
mendapatkan sitoplasma dan mengalami degenerasi dalam perkembangan selanjutnya.
Spermatosit primer menghasilkan empat sel anak; dua sel anak mempunyai kromosom
22+1X dan dua mempunyai kromosom 22+1Y. Keempat sel anak ini berkembang menjadi
gamet matang.
34

2. ORGAN-ORGAN YANG BERPERAN DALAM REPRODUKSI


a. Organ reproduksi laki-laki
Organ-organ reproduksi pria terdiri dari sejumlah struktur yang memungkinkan
pembentukan gamet di bawah suhu tubuh dan menghasilkan kondisi yang
memungkinkan pematangan dan pengeluaran sperma.
Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ
reproduksi dalam meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar
Cowper) yang mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan pergerakan
sperma. Sedangkan organ reproduksi luar meliputi penis dan skrotum.
Testis. Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade jantan berbentuk
oval terletak dalam skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh.
Suhu dalam skrotum 2oC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung
lipatan saluran-saluran tubulus seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan
sel-sel Leydig (sel penghasil hormone testosterone) yang tersebar diantara tubulus
seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan
epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan
sperma (spermatogenesis).
Epididimis. Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-
kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat
pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan
kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens. Jumlah satu pasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan
epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran
jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung
mani).
Vesikula seminalis. Jumlah satu pasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang
berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan
dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan
tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan
sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Saluran ejakulasi. Jumlah satu buah. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus
vesikula seminalis dan uretra.
Uretra Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki
lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar
air mani.
Kelenjar prostat. Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan
getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti
susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra. Jumlah satu pasang. Terletak di bawah
kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus
(lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di
sepanjang uretra.
Penis. Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal
dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus
karvenosa, satu buah terletak di bawah  dan membungkus uretra disebut korpus
spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis
(glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium
35

(prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan
jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan
tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan
ereksi.
Skrotum (kantung pelir). Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi
testis. Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan
ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan
berkerut.

b. Organ reproduksi perempuan


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal -
ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
36

GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior
symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke
arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum
pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung
serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk
bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain,
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya
berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis
adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup
total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan
37

dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan
ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian
atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus
profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah ruptur.
GENITALIA INTERNA
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah
pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus,
isi konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus
dan serviks uteri.
Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars
vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri
dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan
elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan
lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah
ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan
lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks
dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis
(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen
mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum
38

ovarii,

ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum


vesicouterina, ligamentum rectouterina.

Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang
aorta abdominalis.
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14
cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan
karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang
berbeda-beda pada setiap
bagiannya (gambar).
39

Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Ovarium

Organ endokrin
berbentuk oval, terletak di
dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi
mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan
medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh
korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri
renalis.

I. HORMON YANG BERHUBUNGAN


DENGAN GAMETOGENESIS DAN FUNGSI REPRODUKSI

1. MACAM-MACAM HORMONE&FUNGSI HORMONE


POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI
Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior
ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada
daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang
penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf.
Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai "tempat roh".
Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin
40

menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin
dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga
mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior
(neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH
(Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth
Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-
hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu
perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan
hormon lutein (LH - luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme,
pertumbuhan, dan lain-lain.
Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).
Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan
progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi,
kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa
darah / jaringan haid.
Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
41

Fisiologi endometrium juga dipengaruhi


oleh siklus hormon- hormon ovarium.

(gambar)
Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle:
42

A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of


glands.
B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles,
alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands.
C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.
D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal
hemorrhage.

2.  HORMON-HORMON REPRODUKSI
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus,
kemudian dilepaskan,
berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk
memproduksi dan melepaskan
hormon- hormon
gonadotropin (FSH / LH ).

FSH (Follicle Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu
pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria :
memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak
ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium,
melalui mekanisme feedback negatif.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi
di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer,
dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon
androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh
plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
43

Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.


Pada payudara : stimulasi pertumbuhan payudara & mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi
tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat
diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya
makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml),
kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir
trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi
air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur
dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya
berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi
dan gangguan haid berupa amenorhea.

3. PROSES

GAMETOGENESIS (OOGENIESIS & SPERMATOGENESIS)


44

GAMETOGENESIS
Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik oleh kombinasi kromosom.
Pada pria : 46XY (sering disebut juga 44+XY)
Pada wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Sel-sel gamet
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan selanjutnya. Disebut
juga sel benih.
Pada pria : sel sperma
Pada wanita : sel telur / ovum
Gametogenesis
Proses pembentukan, pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang
siap berperan dalam proses reproduksi
Pada pria : spermatogenesis - spermiogenesis
Pada wanita : oogenesis
Pembelahan Sel
Tujuan pembelahan sel-sel :
1. mitosis : regenerasi
2. miosis : mengurangi kromosom (2nDNA 46xx/xy diploid menjadi 1nDNA 23x/y haploid),
perubahan bentuk sel-sel benih untuk persiapan pembuahan (sperma mengecil, ovum membesar).
(dalam gametogenesis : sel-sel yang mengalami pembelahan adalah bakal sel-sel benih / gamet)
Mitosis
Kromosom melakukan replikasi DNA (2n-4n)
Stadium : profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan sentromer. (baca
sendiri juga tentang biologi sel !!)
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak = kromosom sel induk =
2n = 46.

Miosis
Pembelahan miosis pertama : Replikasi DNA kromosom (2n-4n), membentuk pasangan homolog,
kemudian mengadakan cross-over kromatid, pemisahan membentuk kiasma, terjadi pertukaran
gen interkromosom homolog. Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama :
45

kromosom sel anak = kromosom sel induk = 2n = 23 ganda.


Pembelahan miosis kedua : Nonreplikasi, pembelahan pada sentromer,
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis kedua : kromosom sel anak = ½ kromosom sel
induk = n = 23 tunggal.

Gambar : Proses pembelahan sel, mitosis (kiri) dan miosis (kanan)

SEL-SEL BENIH PRIMORDIAL


Sel benih pria maupun wanita merupakan turunan langsung sel-sel benih primordial (primordial
germ cells) yang terbentuk pada masa embrional. Sel benih primordial mulai tampak di dinding
yolk sac pada akhir minggu ke-3 pertumbuhan embrio. Dalam perkembangannya sel benih
primordial berpindah / migrasi ke arah jaringan gonad, sampai kira-kira minggu ke-5.
SPERMATOGENESIS - SPERMIOGENESIS (PADA PRIA)
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis,
dikelilingi dengan sel-selpenunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas.
Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan
penunjangnya baru mulai pada masa pubertas.
46

Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet.
Sel benih

primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer.

Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak diri terus menerus.
Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit
sekunder.
Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid.
Perkembangan
selanjutnya dari
spermatid
menjadi sel
sperma dewasa
disebut sebagai
spermiogenesis.
47

Pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting :


1. badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma
2. sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi
3. terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor
4. kepala sperma diliputi akrosom.

Hasil akhir proses ini adalah


sel-sel sperma dewasa
yaitu spermatozoa.
Karena terjadi
pemisahan pasangan
kromosom, suatu sel sperma akan mengandung kromosom separuh dari induknya (44+XY) yaitu
kemungkinan 22+X atau 22+Y.
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria memerlukan waktu 60-70 hari.

Tergantung didalam kantung skrotum. Spermatogenesis optimum pada manusia dicapai pada suhu 2-3 ˚C
dibawah suhu inti tubuh. Terdapat sejumlah mekanisme yang mengatur suhu testis. Testis adalah
sepasang organ kelenjar analog dengan ovarium yang menghasilkan gamet (spermatozoa) dan hormon
seks pria. Didalam skrotum testis dikelilingi oleh kapsul fibrosa tebal yang disebut tunika albuginea, yang
menembus kearah dalam membagi testis menjadi lobulus. Setiap testis mengandung sekitar 200 lobulus,
masing-masing mengandung sekitar tiga tubulus seminiferus yan garis tengahnya sekitar 0,2 mm dan
panjangnya sampai 70 cm. Tubulus seminiferus adalah tempat spermatogenesis (pembentukan sperma).
Didalam tubulus terdapat spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli, diantara tubulus terdapat sel
interstitium Leydig, yang menghasilkan testosteron.

Sperma yang dihasilkan dari tubulus seminiferus disimpan dalam epididimis tempat mereka
terkonsentrasi, menjadi matang dan dapat bergerak. Epididimis adalah saluran bergelung yang berbentuk
koma dengan panjang sekitar 6 cm dan bermuara ke vas deferens. Vas deferens merupakan saluran untuk
sperma saat emisi dan ejakulasi. Struktur ini merupakan saluran berdinding tebal yang berjalan dari kauda
epididimis ke duktus ejakulatorius. Vas deferens, pembulluh darah dan otot kremaster terletak berdekatan
dan membentuk korda spermatika.

Vesikula seminalis adalah dua kantung membranosa berbentuk piramid dengan panjang sekitar 4 cm dan
terletak antara dasar kandung kemih dan rektum. Kantung ini menghasilkan semen, suatu cairan kental
kaya fruktosa untuk mengangkut sperma dan makanannya. Aktivitas sekretorik vesikula seminalis ini
bergantung pada kadar testosteron. Suasana keseimbangan asam-basa dan elektrolit yang sesuai di
intratubulus dan epididimis memberikan spermatozoa kemampuan untuk bergerak (motilitas sperma).
48

Kelenjar prostat adalah kelenjar eksokrin seukuran biji kenari yang terletak tepat dibawah leher kandung
kemih, antara rektum dan tulang pubis. Cairan prostat dihasilkan oleh kelenjar prostat berisi sperma dan
cairan seminalis dan dikeluarkan menuju duktus ejakulatorius.

Penis membawa urethra yang merupakan saluran bersama untuk urin dan sperma, serta memungkinkan
intromisi (pemasukan) cairan sperma ke dalam vagina. Penis terdiri dari 3 kolom jaringan erektil yaitu : 2
korpus kavernosum lateral dan 1 korpus spongiosum di medial. Penis ditutupi oleh suatu lipatan kulit atau
preputium (kulup) yang pada orang dewasa atau yang lebih besar dapat di retraksi. Struktur spongiosa
penis akakn teregang oleh darah saat ereksi.

OOGENESIS (PADA WANITA)

Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera berdiferensiasi menjadi oogonium.
Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir perkembangan embrional

bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari permukaan
jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler.
49

Sebagian besar oogonium terus mengalami mitosis, sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh
membesar menjadi oosit primer.
Oosit primer kemudian mengadakan replikasi DNA dan memasuki proses miosis pertama sampai
tahap profase.
Pada bulan ke-5 sampai ke-7, jumlah oogonium diperkirakan mencapai 5-7 juta sel. Pada saat itu
sel-sel mulai berdegenerasi, sehingga banyak oogonium dan oosit primer berhenti tumbuh dan
menjadi atretik.
Tetapi oosit primer yang telah memasuki tahap profase miosis pertama tetap bertahan pada
stadiumnya dengan dilapisi sel folikuler epitel gepeng (selanjutnya oosit primer dengan sel
folikuler ini disebut sebagai folikel primordial).
Folikel primordial tetap pada stadiumnya (disebut fase istirahat/ fase diktioten / diplotene stage),
sampai sesudah kelahiran dan menjelang pubertas. Jumlahnya pada saat kelahiran sekitar 700 ribu
- 2 juta folikel.
Pada masa pubertas, sambil mulai terbentuknya siklus menstruasi, folikel primordial / oosit
primer mulai melanjutkan pematangannya dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Pada saat ovulasi suatu siklus haid normal, yaitu sekitar dua minggu sebelum terjadinya
perdarahan haid berikutnya, hanya satu sel folikel yang mengalami pematangan sampai tingkat
lanjut dan keluar sebagai ovum yang siap dibuahi.

Pertumbuhan / pematangan diawali dengan pertambahan ukuran oosit primer / folikel primordial
menjadi membesar, dan sel-sel epitel selapis gepeng berubah menjadi kuboid dan berlapis-lapis.
Pada tingkat pertumbuhan ini, oosit primer bersama lapisan epitelnya disebut bereda dalam
stadium folikel primer.
Awalnya oosit primer berhubungan erat dengan sel folikuler kuboid yang melapisinya, namun
selanjutnya terbentuk suatu lapisan mukopolisakarida yang membatasi / memisahkan di
antaranya, yang
disebut zona
pellucida.
50

Kemudian terbentuk juga suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli) yang makin lama
makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit primer tetap
utuh dan menjadi cumulus oophorus. Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel
sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan folikuler mulai
dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang
kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).
Pada stadium ini, folikel disebut sebagai berada dalam stadium sudah matang, disebut sebagai
folikel tersier atau folikel
deGraaf.

Setelah tercapai pematangan


folikel, oosit primer memasuki pembelahan miosis kedua dengan menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing mengandung jumlah DNA sebanyak separuh sel induk (23 tunggal, ).
Tetapi hanya SATU sel anak yang tumbuh menjadi oosit sekunder, sementara sel anak lainnya
hanya menjadi badan kutub (polar body) yang tidak tumbuh lebih lanjut.
Pada saat oosit sekunder mencapai stadium pembentukan kumparan (coiling) terjadilah
OVULASI di mana oosit tersebut dilepaskan dari folikel deGraaf, bersama dengan lapisan
cumulus oophorus dari sel folikular dan lapisan zona pellucida. Susunan cumulus oophorus di
sekeliling zona pellucida kemudian menjadi corona radiata.

Folikel bekas tempat oosit kemudian di bawah pengaruh hormon LH hipofisis akan menjadi
korpus luteum yang kemudian menghasilkan hormon progesteron.
Kemudian, oleh gerakan kontraksi dinding tuba dan ayunan serabut-serabut fimbriae dinding
tuba, oosit tersebut ikut terbawa ke arah uterus. Di dalam tuba inilah terdapat kemungkinan
terjadinya pembuahan dengan sel sperma.
Jika terjadi pembuahan, oosit sekunder menyelesaikan stadium pembelahan pematangan
keduanya sampai menjadi oosit matang, kemungkinan dengan menghasilkan satu buah polar body
lagi. Sementara polar body hasil pembelahan sebelumnya diperkirakan juga mengadakan satu
51

pembelahan lagi.
Jika terjadi pembuahan dan kehamilan, korpus luteum tetap aktif karena hormon progesteron
yang dihasilkannya berfungsi mempertahankan keseimbangan hormonal selama masa-masa awal
kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, oosit sekunder akan mengalami degenerasi dalam waktu sekitar 24-
48 jam pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi pembuahan dan kehamilan, sampai dengan 9-10 hari sesudah ovulasi korpus
luteum akan berdegenerasi dan mengalami fibrosis menjadi korpus albikans.
Akibat degenerasi ini produksi progesteron juga menurun, menjadi stimulasi untuk terjadinya
perdarahan haid berikutnya.
Hasil akhir oogenesis normal kemungkinan adalah satu buah oosit matang dan 1-3 buah polar
bodies.
Kromosom yang dikandung oleh oosit adalah separuh dari induknya, yaitu 23+X.

Gambar : Perbandingan antara gametogenesis pada pria dan wanita

II. PROSES KEHAMILAN, TUMBUH KEMBANG FETUS PERTUMBUHAN


PLASENTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI.

1. PROSES KEHAMILAN :
a. Fertilisasi
Pembuahan adalah serangkaian proses yang berpuncak pada penyatuan gamet pria, sperma, dan
gamet wanita, oosit, untuk membentuk zigot diploid. Setelah pembuahan, satu sel secara progresif
mengalami pembelahan menjadi enam milyar sel (6x10 12) dalam waktu sekitar 38 minggu.
Pembuahan pada mamalia berlangsung didalam saluran reproduksi wanita. Kurang dari satu
dalam sejuta sperma atau spermatozoa yang mencapai oosit. Sperma diletakkan didalam vagina
saat koitus, kemudian mengalami perjalanan jauh melalui saluran reprodusi wanita (setara dengan
100.000 kali panjang mereka sendiri). Bahaya dan tantangan yang ditemukan selama perjalanan
menuju pembuahan diperkirakan berfungsi untuk membantu memastikan bahwa sperma tersebut
benar-benar sperma sehat dan kuat. Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut
"masa subur" wanita), maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan / penyatuan
52

sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan
normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di daerah ampula /
infundibulum. Setelah pembuahan, zigot mengalami pembelahan selagi berjalan melalui tuba
uterina ke uterus tempat zigot tersebut tertanam di dinding uterus.
Koitus
Koitus pada manusia rata-rata berlangsung selama 4 menit, Masters and Johnson (dijelaskan di
Levin, 1998) menjelaskan model empat fase untuk respons seksual pada manusia. Ini dikenal
sebagai model EPOR :
 E- Fase eksitasi, saat rangsangan meningkatkan gairah atau ketegangan seksual.
 P- fase plateau (fase datar), saat gairah menjadi intens; apabila tingkat rangsangan tidak
memadai, gairah mereda dan tidak terjadi perkembangan ke fase berikutnya.
 O- fase orgasme, berupa beberapa detik klimaks involunter saat ketegangan seksual
terlampiaskan, biasanya disertai oleh gelombang kenikmatan yang mencolok.
 R- fase resolusi, saat gairah seksual melenyap pada pria diperkirakan terdapat periode
refrakter absolut ketika tidak mungkin terjadi gairah seksual dan orgasme.
Pada pria
Stimulasi awal pada penis dapat bersifat psikogenik (melalui pikiran dan rangsangan penglihatan)
dan taktil (melalui reseptor sentuh di penis dan perineum). Pada manusia ereksi penis merupakan
fenomena vaskular. Terdapat tiga komponen, peningkatan aliran arteri, relaksasi rongga sinusoid
dan konstriksi vena. Pada fase eksitasi, peningkatan aliran masuk darah mengubah pembuluh
yang bervolume dan bertekanan rendah menjadi sistem yang bervolume dan bertekanan
tinggi(andersson&wagner 1995). Arteriol dan pirau arterivena berdilatasi sehingga terjadi
peningkatan aliran darah ke jaringan vaskuler erektil (korpus kavernosa dan korpus spongiosa).
Korpus spongiosa tidak meningkat turgornya sebesar kedua korpora kevernosa sehingga urethra
tidak mengalami penekanan. Aliran darah keluar dibatasi oleh penekanan dan konstriksi vena
sehingga sinusoid (rongga yang berisi darah) membesar. Hal ini menyebabkan pengerasan dan
ereksi penis karena volume darah meningkat sebesar sekitar 50%.
Pengendalian ereksi adalah melalui stimulasi saraf parasimpatis dan mungkin inhibisi saraf
simpatis yang mengurangi tonus otot polos arteri sehingga terjadi dilatasi dan peningkatan aliran
darah. Kegagalan ereksi dapat disebabkan oleh karena kerusakan korpus spongiosa, gangguan
aliran di pembuluh yang memperdarahi penis, obat yang mengganggu kerja neurotransmitter atau
faktor psikogenik. Peran testosteron pada ereksi tidak jelas, tidak banyak perbedaan dalam kadar
hormon antara pria dengan atau tanpa masalah ereksi.
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh kelainan sirkulasi atau input saraf yang mempengaruhi
pengendalian ereksi. Aterosklerosis lokal dapat mempengaruhi aliran darah, demikian juga
nikotin yang memiliki sifat vasokonstriktif. Sebagian disfungsi ereksi dapat diterapi secara
farmakologis dengan cara penyuntikan intrakavernosa prostaglandin E 1 (alprostadil) atau
papaverin, yang merupakan obat vasoaktif yang menyebabkan peningkatan relaksasi otot polos
pembuluh darah. Sildenafil sitrat (viagra) secara selektif menghambat pemecahan sinyal yang
meningkatkan kalsium intrasel. Akibatnya adalah terjadi meningkatkan kalsium yang mengatur
aktivitas otot polos dan fungsi ereksi. Disfungsi ereksi neurogenik bisa terjadi akibat lesi di
sistem saraf, misalnya kerusakan saraf perifer pada diabetes melitus.
Sewaktu penis ereksi, testis mengalami peningkatan aliran darah dan tertarik ke arah perineum.
Otot dartos berkontraksi sehingga kulit skrotum menebal dan berkontraksi. Seiring dengan
berlanjutnya rangsangan, terjadi fase dataran berupa emisi, ketika otot prostat, vas deferens dan
vesikula seminalis mengalami respons terkoordinasi yang mendorong spermatozoa dan cairan
seminalis masuk ke urethra. Ejakulasi yaitu fase orgasmik adalah saat sperma disemprotkan dari
urethra karena kontraksi otot polos urethra. Hal ini disertai oleh kontraksi otot dasar panggul.dan
otot tambahan termasuk sfingter urethra vesikuler, yang mencegah ejakulasi retrograd ke dalam
kandung kemih. Komposisi ejakulat berubah karena kontraksi bersifat sekuensial dan terdapat
pencampuran relatif komponen.
Pada wanita
Wanita memperlihatkan respon yang serupa dalam koitus dengan respons pria. Stimulasi taktil
pada regio perineum dan glans klitoris serta rangsangan psikogenik akan memicu respons.
Korpus klitoris dan labia mengalami pembengkakan vaskular. Peningkatan aliran darah ke vagina
53

meningkatkan transudasi dan pelumasan vagina. Lebar dan panjang vagina bertambah dan uterus
terangkat, yang mengangkat ostium serviks sehingga timbukl ‘efek tenting’. Saat orgasme,
kontraksi vagina dan uterus meningkat intensitasnya. Respons seksual pada wanita cenderung
lebih berkepanjangan. Pengempisan organ wanita serupa dengan pengembangan penis. Orgasme
pada wanita tampaknya merupakan sesuatu yang dipelajari, sedangkan pada pria hal tersebut
merupakan suatu refleks, orgasme wanita tidak esensial untuk kehamilan.efek sistemik terjadi,
baik pada pria maupun wanita, berupa peningkatan kecepatan denyut jantung dan tekanan darah
disertai oleh vasodilatasi perifer. Fase ini diikuti oleh fase resolusi.
Tahap Pembuahan
Pada saat koitus sekitar 300juta sperma dikeluarkan dalam sekitar 3 ml cairan seminalis, yang
diletakkan di vagina. Ejakulasi berulang biasanya menyebabkan penurunan konsentrasi sperma,
tetapi jumlah sperma motil cenderung meningkat pada pria yang infertil, yang mengisyaratkan
bahwa gangguan transportasi melalui saluran genitalia pria mempengaruhi motilitas. Sperma
mengalami koagulasi di vagina, yang tampaknya mempermudah retensi mereka dan menjaga
sperma dari lingkungan normal vagina yang asam dan kurang menguntungkan (pH 4-5). pH
vagina meningkat oleh penyangga dari cairan seminalis sehingga sperma dapat bergerak dan
mengakses serviks. Beberapa ratus sperma dapat mencapai tuba uterina dalalm beberapa jam
setelah koitus, hal ini mungkin disebabkan oleh karena gerakan otot ritmis saluran reproduksi
wanita. Suatu kemoatraktan mungkin terdapat pada cairan folikel atau dibebaskan dari folikel,
menuntun sperma ke ovum.
Kapasitasi
Sperma yang diejakulasikan tidak langsung mampu membuahi oosit. Efek enzim wanita dan
konsentrasi garam yang tinggi disekresi uterus atas pengaruh estrogen akan mempercepat
penyiapan sperma. Perubahan biokimia dan fungsi yang dialami oleh sperma di uterus dan tuba
uterina ini dikenal sebagai kapasitasi. Perubahan tersebut mencakup hilangnya lapisan
glikoprotein dari membran plasma sperma dan reorganisasi molekul permukaan sperma.
Perubahan biokimiawi mencakup peningkatan pH intrasel dan konsentrasi kalsium. Gerakan ekor
sperma hiperaktif berubah menjadi gerakan mirip pecut sehingga sperma terdorong kuat ke
depan, bergerak dari isthmus tuba uterina ke ampula. Gerakan kepala ke lateral yang menguat
menimbulkan gerakan membor, yang membantu akses ke oosit. Ekor juga berperan dalam
pergerakan sperma di dalam oosit.
Reaksi akrosom
Setelah mengikat zona pelusida, sperma mengalami reaksi akrosom. Membran akrosom bagian
luar menyatu dengan membran plasma yang menutupi sperma. Terjadi pelepasan vesikel kecil
yang mengandung enzim akrosom yang kemudian melepaskan isinya. Akrosin yang tetap melekat
pada membran akrosom bagian dalam, membuat terowongan melalui proses pencernaan
menembus zona pelusida, dan enzim akrosom dibebaskan dari vesikel. Gerakan maju mendadak
sperma mendorongnya ke depan menembus zona pelusida dan ruang perivitelina sehingga kepala
sperma berkontak dengan membran vitelina (permukaan) oosit.
 Tahap 1: Penembusan Korona Radiata
Sawar pertama yang mencegah akses sperma ke oosit adalah lapisan luar sel kumulus,
korona radiata, yang terbenam di dalam matriks antarsel yang terdiri atas karbohidrat,
protein, dan asam hialuronat. Hialuronidase, yang dikeluarkan dari akrosom sperma,
menguraikan matriks asam hialuronat antara sel folikel sehingga sperma dapat melewati
zona pelusida. Gerakan berenang yang hiperaktif sperma membantu penetrasi korona
radiata.
 Tahap 2: Penembusan Zona Pelusida
Zona pelusida adalah matriks ekstrasel yang terdiri atas glikoprotein bersulfat yang
dihasilkan
oleh oosit yang sedang tumbuh. Zona ini berfungsi sebagai sawar yang memungkinkan
sperma spesies yang sama menembus sampai oosit. Zona ini juga bersifat antigenik :
antibodi antizona pelusida mungkin merupakan penyebab pada sebagian kasus
infertilitas. Zona pelusida ini juga berperan dalam mencegah blastokista dari implantasi
prematur di tuba uterina sebelum mencapai uterus.
54

Sperma melekat ke reseptor di permukaan zona pelusida, membuat jalan menembus


membran plasma oosit melalui proses pencernaan. Reseptor sperma di zona pelusida
adalah glikoprotein yang dikenal sebagai molekul ZP3. Interaksi dengan zona pelusida
tampaknya berlangsung dalam dua tahap pertama sperma yang telah mengalami
kapasitasi melekat secara longgar dan reversibel ke permukaan zona pelusida. Kemudian,
sperma berikatan secara lebih kuat dan ireversibel ke zona pelusida, tetapi biasanya
hanya satu yang bisa menembus dan menyatu dengan membran plasma oosit.

A. Gambar mikroskopik elektron sperma yang menempel ke zona pelusida,


B. Gambaran skematik ketiga fase penetrasi oosit.

 Tahap 3: Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma


Kepala sperma tertarik ke dalam mikrovili oosit di permukaan selubung oosit. Membran
plasma sperma kemudian menyatu dengan membran oosit. Fusi membran ini berlangsung
sekitar 10-20 menit.

Setelah fusi berlangsung akan terjadi:


1. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pellucida.
55

Saat sperma menyatu dengan oosit, terjadi peningkatan hantaran kalium, yang menyebabkan
depolarisasi membran. Hal ini juga menyebabkan pembebasan kalsium dari simpanan
intrasel, yang meningkatkan fusi granula korteks dengan membran oosit. Isi granula korteks
(berbagai enzim misalnya protease dan peroksidase serta polisakaridase) dibebaskan ke
dalam ruang perivitelina dan berdifusi menembus zona pelusida untuk mencerna reseptor
sperma ZP3. zona pelusida kehilangan kemampuannya mengikat sperma dan memicu reaksi
akrosom. Perubahan zona pelusida ini disebut sebagai zona hardening. Reaksi ini dinamakan
reaksi zona.
2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang
kemudian menjadi pronukleus wanita.
3. Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria
4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot yang
memiliki jumlah DNA genap / diploid.
Hasil utama pembuahan
1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan
dari ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.
2. penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang
dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan dan perkembangan embrio
(embriogenesis)

PEMBELAHAN / PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO


Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel yang dihasilkan
dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya, disebut blastomer.
Sesudah 3-4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira-kira
pada hari ke-3 sampai ke-4 pascafertilisasi).

Gambaran skematis perkembangan zigot sejak tingakt dua sel hingga tingkat morula lanjut.
Tingkat dua sel kira-kira dicapai 30 jam setelah pembuahan; tingkat empat sel, kira-kira 40 jam;
tingkat 12 dan 16 sel, pada kira-kira 3 hari

Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh
menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar,
yang akan tumbuh menjadi trofoblas sampai plasenta).
56

gambaran skematik sebuah potongan melalui sebuah blastokista manusia yang diambil
dari rongga rahim pada kira-kira 4 hari. C. Gambaran blastokista pada hari ke kelima atau keenam dimana
blastokista mulai menembus selaput lendir rahim.

Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes cairan
menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan
memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap
berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar.
Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista.
Inner cell mass kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass kemudian disebut
sebagai trofoblas. Pada saat ini zona pellusida menghilang dan akan dimulai implantasi. Pada
manusia, sel trofoblas diatas kutub embrioblas mulai menyusup diantara sel epitel mukosa rahim
kira-kira pada hari keenam.

b. Nidasi/Implantasi (pengertian dan bagian-bagian)


Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai ke-7) zigot mencapai cavum uteri.
Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh progesteron dari
korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya
pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan
mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
57

Gambar skematik peristiwa yang berlangsung selama minggu pertama perkembangan manusia, antara lain:
1, oosit sesaat setelah ovulali. 2, pembuahan kira-kira 12-24 jam setelah ovulasi. 3, tingkat pronuklei pria
dan wanita. 4, gelendongpembelahan mitosis pertama. 5, tingkat dua sel (kira-kira berumur 3 jam). 6,
morula yang mengandung 12-16 blastomer (kurang lebih berumur 3 hari). 7, tingkat morula lanjut yang
sedang mencapai rongga rahim (kurang lebih berumur 4 hari). 8, tingkat blastokista dini , zona pelusida
saat ini telah menghilang. 9, tahap dini implantasi (kurang lebih berumur 6 hari).

Apabila oosit tidak dibuahi, venula dan ruang sinusoidal berangsur-angsur dipadati dengan sel
darah, dan akan terlihat diapedesis luas darah ke dalam jaringan. Ketika fase menstrual mulai,
darah keluar dari arteri-arteri superfisialis, dan potongan-potongan kecil stroma serta kelenjar
terlepas. Dalam tiga atau empat hari berikutnya, lapisan padat dan lapisan spongiosadi keluarkan
dari uterus dan lapisan basal merupakan satu-satunya bagian endometrium yang tertinggal.
Lapisan ini diperdarahi oleh arterinya sendiri, aa. Basalis, dan berfungsi sebagai lapisan
regeneratif untuk membangun kembali kelenjar dan arteri pada fase proliferatif.

Gambaran skematik perubahan-perubahan yang terjadi pada selaput lendir rahim, yang sejalan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam ovarium. Perhatikan bahwa implantasi
blastokista menyebabkan perkembangan sebuah korpus luteum kehamilan yang besar. Aktivitas
sekretorik selaput lendir rahim berangsur-angsur meningkat karena banyak sekali diproduksi
progesteron oleh korpus luteum kehamilan.
58

Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang ,
membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi
PLASENTA, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan

2. TUMBUH KEMBANG FETUS


a. Proses pertumbuhan embriogenesis

Gambaran yang blastokista manusia yang berusia 7 hari, sebagian terbenam di dalam stroma endometrium.
Trofoblas terdiri atas selapis sel berinti tunggal di bagian dalam, sitotrofoblas. dan sebuah lapisan luar
tanpa batas-batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas. Embrioblas dibentuk oleh lapisan benih epiblas dan
hipoblas. Rongga amnion tampak sebagai sebuah celah sempit.

Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang
berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi
menjadi dua lapis yang berbeda :
1. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam
(dekat embrioblas)
2. sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan
dengan stroma endometrium).
Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi PLASENTA

Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin
lama makin besar, yang nantinya akan menjadi RONGGA AMNION
Sel-sel embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. epiblas : selapis sel kolumnar tinggi, di bagian dalam, berbatasan dengan bakal rongga
amnion
2. hipoblas : selapis sel kuboid kecil, di bagian luar, berbatasan dengan rongga blastokista
(bakal rongga kuning telur)
59

Unit sel-sel blast ini akan berkembang menjadi JANIN


Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian
dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk
dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur).Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom
(exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana.

Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk KANDUNG KUNING TELUR,


LEMPENG KORION dan RONGGA KORION.
Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin
sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua, berupa
hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang
berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini
kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian
selaput janin)
Pada stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).

Perkembangan Minggu Kedua (Cakram Mudigah Bilaminer)


Pada perkembangan hari kedelapan, blastokista sebagian terbenam di dalam stroma endometrium.
Pada daerah diatas embrioblas, trofoblos berdiferensiasi menjadi (a) sitotrofoblas, lapisan dalam
yang aktif berproliferasi dan (b) sinsitiotrofoblas, satu lapisan luar yang mengikis jaringan ibu.
Sel-sel dari massa dalam atau embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan : (a) satu
lapisan sel-sel kecil kuboid berdampingan dengan rongga blastokista yang dikenal sebagai lapisan
hipoblas, dan (b) satu lapisan sel silindris tinggi bersebelahan dengan rongga amnion, lapisan
epiblas. Sel sel dari lapisan mudigah tersebut membentuk sebuah cakram datar dan keduanya
dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer. Pada saat yang sama terbentuk sebuah rongga kecil
muncul di dalam epiblas, rongga amnion.

Gambaran yang blastokista manusia yang berusia 7 hari, sebagian terbenam di dalam stroma endometrium.
Trofoblas terdiri atas selapis sel berinti tunggal di bagian dalam, sitotrofoblas. dan sebuah lapisan luar
tanpa batas-batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas. Embrioblas dibentuk oleh lapisan benih epiblas dan
hipoblas. Rongga amnion tampak sebagai sebuah celah sempit.
Pada hari ke-9, blastokista semakin dalam terbenam di dalam endometrium, dan luka bekas
penembusan pada permukaan epitel tertutup oleh endapan fibrin. Pada kutub embrionalnya
terbentuk vakuola-vakuola. Ketika vakuola-vakuola tersebut menyatu akan membentuk lakuna-
lakuna yang besar. Sementara itu pada kutub abembrionalnya, sel-sel gepeng yang mungkin
berasal dari hipoblas, membentuk suatu lapisan tipis yang dikenal sebagai selaput eksoselom
(selaput Hauser), yang melapisi permukaan dalam sitotrofoblas. Selaput ini bersama dengan
hipoblas, membentuk lapisan untuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif).
60

Gambaran blastokista manusia pada hari ke 9

Pada hari kesebelas sampai keduabelas, blastokista telah terbenam seluruhnya di dalam stroma
endometrium, dan epitel permukaan menutupi hampir seluruh cacat pada rongga rahim. Pada saat
itu juga, sel-sel sinsitiotrofoblas menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel
pembuluh-pembuluh kapiler ibu, darah dari ibu akan memasuki sistem lakuna dan terjadilah
sirkulasi utero-plasenta. Sementara itu, sekelompok sel baru muncul diantara permukaan dalam
sitotrofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari kuning telur dan
membentuk suatu jaringan penyambung yang halus dan longgar, mesoderm ekstraembrional. Dan
juga terbentuk rongga-rongga besar di dalam mesoderm ekstraembrional yang dikenal sebagai
selom ekstraembrional (rongga khorion). Pertumbuhan cakram mudigah bilaminer lebih lambat
bila dibandingkan dengan perkembangan trofoblas; akibatnya cakram tersebut tetap sangat
kecil(0,1-0,2 mm), sementara itu sel-sel endometrium menjadi polihedral dan banyak
mengandung glikogen dan lemak; ruang antarsel terisi dengan cairan ekstravasasi dan jaringan
menjadi sembab. Perubahan ini dikenal dengan reaksi desidua. Mula-mula terbatas di daerah
implantasi, tetapi segera meluas ke seluruh endometrium.

Gambaran blastokista manusia pada hari ke 11-12

Pada hari ketiga belas, luka permukaan endometrium biasanya telah sembuh. Akan tetapi kadang-
kadang dapat terjadi perdarahan pada tempat implantasi karena meningkatnya aliran darah ke
dalam ruang-ruang lakuna. Oleh karena terjadi pada kira-kira hari ke 28 daur haid, maka
perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid biasa , sehingga dapat menyebabkan
61

ketidaktepatan dalam memperkirakan taksiran persalinan. Terbentuk rongga baru yang di kenal
sebagai kantung kuning telur sekunder atau kantung kuning telur definitif. Kantung kuning telur
ini jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kantung kuning telur primitif. Dan dengan
berkembangnya pembuluh darah, tangkai penghubung akan menjadi tali pusat.

Gambaran blastokista manusia pada hari ke 13

Korelasi klinis
Tempat-tempat implantasi abnormal kadangkala terjadi sekalipun di dalam uterus. Biasanya,
blastokista manusia berimplantasi di dinding posterior atau anterior korpus uteri. Kadangkala
blastokista berimplantasi di dekat muara ostium interna serviks, sehingga pada perkembangan
lanjut plasentanya menutupi mulut rahim (plasenta previa) dan menyebabkan perdarahan berat
yang potensial mengancam jiwa pada trimester kedua kehamilan dan pada saat kelahiran.

Gambaran yang menunjukkan implantasi abnormal dari blastokista

Tidak jarang, tempat implantasi ditemukan diluar uterus, yang mengakibatkan kehamilan di luar
rahim atau kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik bisa terjadi di berbagai tempat di rongga
abdomen, ovarium, atau tuba fallopii dan kebanyakan diantaranya terdapat di ampula. Di rongga
abdomen, blastokista paling sering melekat ke lapisan peritoneum rongga rektouteri (cavum
douglasi). Kebanyakan kehamilan ektopik, berakhir dengan kematian embrio pada sekitar bulan
kedua kehamilan, dengan mengakibatkan perdarahan serta nyeri abdomen yang berat pada ibu.
Blastokista abnormal ternyata terjadi sangat sering. Sebagai contoh, dalam suatu seri 26
blastokista yang ditanamkan dengan umur yang berbeda-beda mulai dari 7,5 sampai 17 hari, yang
dibuahkan dari pasien-pasien dengan fertilitas normal, 9 (34,6%) adalah abnormal. Beberapa
hanya berupa sinsitium saja, sementara yang lainnya memperlihatkan berbagai derajat hipoplasie
62

trofoblastik. Pada kedua peristiwa ini, tidak ada embrioblas dan pada beberapa blastokista,
cakram benihnya memperlihatkan orientasi yang abnormal.
Kemungkinan kebanyakan blastokista yang abnormal tersebut tidak akan menimbulkan tanda-
tanda kehamilan apapun, karena trofoblasnya berkualitas jelek sehingga korpus luteum tidak
dapat bertahan. Embrio-embrio ini mungkin akan mengalami aborsi bersamaan dengan haid
berikutnya, sehingga kehamilan tidak akan disadari. Tetapi pada beberapa kasus, trofoblasnya
berkembang dan membentuk membran plasenta, tetapi hanya ada sedikit atau tidak ada sama
sekali jaringan embrio. Keadaan ini dikenal sebagai mola hidatidiformis. Mola menghasilkan
kadar hCG yang sangat tinggi dan bisa menyebabkan tumor jinak atau ganas (mola invasif,
koriokarsinoma).

Perkembangan minggu ketiga ( cakram mudigah trilaminer )


Peristiwa yang paling khas yanng terjadi pada minggu ketiga adalah gastrulasi, yang mulai
dengan munculnya garis primitif yang pada ujung kepalanya terdapat nodus prmitif. Di daerah
nodus dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi) membentuk lapisan-lapisan sel
baru : endoderm dan mesoderm. Karena itu epiblas semuanya menghasilkan tiga lapisan mudigah
pada mudigah tersebut. Sel-sel dari lapisan mudigah mesoderm intraembrional bermigrasi
diantara dua lapisan mudigah lainnya sampai terbentuk hubungan dengan mesoderm
ekstraembrional yang membungkus kantung kuning telur dan amnion.

Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk di dalam lubang primitif, bergerak ke depan hingga
mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam endoderm sebagai lempeng
notokord. Pada perkembangan selanjutnya lempeng ini mengelupas dari endoderm, dan
terbentuklah sebuah tali padat, notokord. Notokord membentuk sumbu tengah, yang akan
menjadi dasar bagi kerangka sumbu badan. Karena itu, pada akhir minggu ketiga, terbentuklah
tiga lapisan mudigah yang terdiri dari ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan diferensiasi
jaringan dan organ sudah mulai.
Pada saat yang sama, trofoblas cepat berkembang. Vili primer sudah memiliki inti mesenkim,
tempat munculnya pembuluh-pembuluh kapiler kecil. Ketika kali kapiler vili ini berhubungan
dengan kapiler di dalam lempeng khorion dan tangkai penghubung, sistem villi tersebut sudah
siap memasok zat-zat makanan dan oksigennya kepada mudigah.

Masa Embrionik (minggu ketiga sampai ke delapan)


Selama perkembangan minggu ketiga hingga minggu ke delapan, suatu masa yang dikenal
sebagai masa embriogenik atau masa organogenesis, masing-masing lapisan dari ketiga lapisan
mudigah membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Menjelang akhir masa embrionik
ini, sistem-sistem organ utama telah terbentuk.
Lapisan mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara hubungan
dengan dunia luar : a. Susunan saraf pusat, b. Sistem saraf tepi, c.epitel sensorik telinga, hidung
dan mata, d. Kulit, termasuk rambut dan kuku, e. Kelenjar hipofisis, kelenjar mamae, dan kelenjar
keringat serta email gigi. Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah
mesoderm paraksial, intermediate, dan lempeng lateral. Mesoderm paraksial membentuk
somitomer, yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen
oksipital dan caudal. Somit membentuk miotom (jaringan otot), sklerotom(tulang rawan dan
tulang), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya merupakan jaringan penunjang
63

tubuh. Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh
balik, pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening. Disamping itu, ia
membentuk sistem kemih kelamin : ginjal, gonad, dan saluran –salurannya (tetapi tidak termasuk
kandung kemih). Akhirnya, limpa dan korteks renal juga merupakan derivat mesoderm. Lapisan
mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan
saluran kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati,
dan kelenjar pankreas. Akhirnya lapisan epitel cavum timpani dan tuba eustachius juga berasal
dari endoderm.

Gambar skematis potongan sagital mudigah memperlihatkan derivat-derivat lapisan mudigah endoderm

Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang
cepat, cakram mudigah yang mula-mula datar mulai melipat dengan arah cefalokaudal, sehingga
terbentuklah lipatan kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arah lintang, sehingga
terdapat bentuk tubuh yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta
dipertahankan masing-masing melalui duktud vitelinus dan tali pusat.

Masa Janin (Bulan Ketiga Hingga Lahir)

Gambar janin berusia 11 minggu. Tali pusat masih menunjukkan tonjolan di pangkalnya, yangn
disebabkan oleh herniasi gelung-gelung usus. Jari-jari kaki dapat berkembang dan jenis kelamin janin dapat
dikenali. Tengkorak janin belum mempunyai bentuk normalnya yang licin.

Masa janin berlangsung dari kehamilan minggu kesembilan hingga saat kelahiran dan ditandai
dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan penyempurnaan sistem-sistem organ tubuh.
Pertumbuahan panjang badan sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat kelima (kira-kira 5 cm
tiap bulan) sedangkan penambahan berat badan sangat mencolok pada dua bulan terakhir
kehamilan (kira-kira 700 g tiap bulan).
64

Gambar Foto janin berusia 12 minggu didalam rahim. Perhatikan kulit yang sangat tipis dan pembuluh
darah yang terlihat di bawahnya, wajah seluruhnya sudah mirip manusia tapi teling masih sederhana. Pergerakan
sudah dimulai, tapi biasanya belum dirasakan ibunya.

Suatu perubahan yang mencolok adalah relatif melambatnya pertumbuhan kepala. Dalam bulan
ketiga, kepala kira-kira setengah dari panjang ubun-ubun bokong. Menjelang bulan kelima,
ukuran kepala kira-kira sepertiga panjang ubun-ubun tumit, dan pada saat lahir seperempat
panjang ubun-ubun tumit.

Gambar foto jani berusia 18 minggu, yang berhubungan dengan plasenta melalui tali pusat, kulit janin tipis
karena tidak ada jaringann lemak dibawah kulit.

Pada bulan kelima gerakan janin jelas dirasakan oleh ibu dan janin diliputi oleh rambut kecil
yang halus.
Secara umum, lama kehamilan untuk janin cukup bulan dianggap 280 hari atau 40 minggu setelah
hari pertama haid terakhir atau lebih tepat, 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.
65

Gambar foto janin berusia 7 bulan, janin ini kemungkinan dapat hidup, sekarang mempunyai bentuk yang
bulat karena ada endapan lemak di bawah kulit. Tali pusat memilin seperti ulir.

c. Air ketuban/Amnion (faal dan ciri-ciri)


Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai
rongga amnion. Di dalam ruangan ini terdapat
cairan amnion (likuor amnii).
Asal cairan amnion : diperkirakan terutama
disekresi oleh dinding selaput amnion/plasenta,
kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk,
urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke
dalam rongga amnion.

Jumlah cairan amnion meningkat dari sekitar:


 30 mL pada10 minggu usia gestasi, menjadi
 350 mL pada umur 20 minggu
 800-1000 mL pada 37 minggu.

Mulai dari awal bulan kelima, janin menelan cairan amnionnya


sendiri, dan diperkirakan ia minum 400 mL/hari, yaitu sekitar
separuh dari jumlah totalnya. Urin janin masuk ke dalam cairan
amnion setiap hari pada bulan kelima, tetapi urin ini adalah
sebagian besar air, karena plasenta saat ini berfungsi sebagai
pertukaran sisa-sisa metabolisme.
Fungsi cairan amnion :
1. Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga
amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada
persalinan).
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga
melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
Keadaan normal cairan amnion :
1. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2. keadaan jernih agak keruh
3. steril
66

4. bau khas, agak manis dan amis


5. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama
albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
6. sirkulasi sekitar 500 cc/jam

SELAPUT JANIN/KORION
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan
korion.

Dengan
berlanjutnya
kehamilan :
1. Jonjot pada
kutub
embrional
membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara.
2. Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion
laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan
perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
 Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
 Desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua
kapsularis.
 Desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.

Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya
kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput
janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane). Kavum
uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua
parietalis.

3. PERTUMBUHAN PLASENTA :
a. Bentuk dan ukuran
Pembentukanplasenta
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-
lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya
disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga
(lacunar stage). Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna)
tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal
terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal. Sementara itu, di
antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel
baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut
67

mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm


ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).
Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam
uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya
sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan
daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin
besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh
dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic
space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan
invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut
jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran
darah ibu.

Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah
jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke
dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti
68

mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas. Menjelang akhir minggu ketiga,
dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya
selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi). Selom
ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin
terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm
yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk).

Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan
berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan
perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-
plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu
(disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan
korion. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan
komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan
sirkulasi feto-maternal.

Gambar . A. gambar skematis mudigah 5 minggu yang memperlihatkan bangunan-bangunan yang melewati cincin
umbilikus primitif, B. Tali pusat primitif pada mudigah 10 minggu, C. Potongan melintang melalui bangunan-
69

bangunan setinggi cincin umbilikus, D. Potongan melintang melalui tali pusat primitif, memperlihatkan usus yang
menonjol ke dalam tali pusat.

Garis peralihan antara amnion dan ektoderm embrional (sambungan amnion ektoderm) berbentuk
oval, dan disebut cincin umbilikal primitif. Pada perkembangan minggu kelima, bangunan-
bangunan berikut ini melewati cincin tersebut : (a) tangkai penghubung, Yang mengandung
alantois dan pembuluh-pembuluh darah umbilikus yang terdiri dari 2 nadi dan satu pembuluh
balik; (b) tangkai kantung kuning telur (duktus vitellinus) yang disertai dengan prmbuluh darah
vitellinus, (c) saluran yang menghubungkan rongga selom intra dan ekstraembrional. Kantung
kuning telur menempati ruangan didalam rongga korion, yaitu ruang antara amnion dan lempeng
korion.
Selama perkembangan selanjutnya, rongga amnion membesar dengan cepat sambil memenuhi
rongga korion, dan amnion mulai meliputi tangkai penghubung dan tangkai kuning telur, karena
itu mengelompokkan mereka bersama dan menyebabkan pembentukan tali pusat primitif.

Dibagian distal tali pusat ini mengandung tangkai kantung kuning telur dan pembuluh-pembuluh
darah umbilikus. Lebih kearah proksimal, tali pusat berisi beberapa usus dan sisa alantois.
Kantung kuning telur terdapat di dalam rongga korion dan dihubungkan dengan tali pusat oleh
tangkainya. Pada akhir bulan ketiga amnion telah meluas sedemikian rupa sehingga bersentuhan
dengan korion dan dengan demikian menutup rongga korion. Kantung kuning telur kemudian
mengerut dan kemudian menghilang.

Menjelang permulaan bulan kedua, trofoblast ditandai oleh banyak sekali villi sekunder dan
tersier yang memberinya bentuk radial. Villi-villi ini berakar pada mesoderm lempeng khorion
dan disebelah perifer melekat pada desidua ibu melalui kulit sitotrofoblast luar, permukaan villi
dibentuk oleh sinsitium yang terletak diatak selapis sel sitotrofoblas, yang selanjutnya akan
membungkus inti mesoderm vaskular. Sistem kapiler didalam inti batang villisegera berhubungan
dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, dengan demikian tersusunlah
susunan pembuluh darah ekstraembrional.
Pada bulan-bulan berikutnya, banyak tonjol-tonjol kecil tumbuh dari tangkai villi yang sudah ada
menuju ke dalam ruang lakuna atau ruang antar villi disekitarnya. Villi-villi yang baru terbentuk
ini pada mulanya masih primitif, tetapi menjelang permulaan bulan keempat, sel-sel sitotrofoblas
beserta sebagian sel jaringan ikat menghilang. Setelah itu hanya sinsitium dan dinding endotel
pembuluh darah yang menjadi lapisan pemisah antara peredaran darah ibu dan janin. Kerap kali,
sinsitum menjadi sangat tipis dan potongan-potongan yang mengandung beberapa nuklei bisa
menembus dan masuk ke dalam danau-danau darah antar villi. Potongan-potongan yang dikenal
sebagai gumpal-gumpal sinsitium ini memasuki peredaran darah ibu dan biasanya mengalami
degenerasi tanpa menimbulkan gejala. Menghilangnya sel-sel sitotrofoblas berlangsung terus dari
villi yang kecil ke villi yang lebih besar, dan meskipun selalu masih ada sel-sel sitotrofoblas di
dalam villi yang besar, sel-sel ini tidak ikut serta dalam pertukaran antara kedua peredaran darah
tersebut.
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi menjadi seluruh permukaan korion. Semakin
tua kehamilan, villi pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas, sehingga membentuk korion
frondosum (korion bervilli lebat seperti semak-semak). Villi pada kutub abembrional mengalami
degenerasi, dan pada bulan ketiga, sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion laeve.
Perbedaan korion dikutub embrional dan abembrional juga tercermin pada susunan desiduanya,
yang merupakan lapisan fungsional endometrium dan mengelupas pada saat persalinan. Desidua
diatas korion frondosum, desidua basalis terdiri atas sebuah lapisan kompak sel-sel besar, sel
desidua, yang mengandung banyak sekali lipid dan glikogen. Lapisan ini, lempeng desidua,
melekat erat dengan korion. Lapisan desidua dikutub abembrional disebut desidua kapsularis.
Dengan bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang dan mengalami
degenerasi. Selanjutnya, korion laeve bersentuhan dengan dinding rahim pada rahim sisi yang
lain dan keduanya menyatu, dan dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, satu-
satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran darah korion frondosum yang
bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta. Demikian pula, penyatuan amnion dan
70

korion hingga membentuk membran amniokorion akan menutup rongga korion. Membran inilah
yang pecah pada saat persalinan berlangsung (pecah ketuban).
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai 2 komponen
 bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum
 bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis
pada sisi janin, plasenta dibatasi oleh lempeng korion, pada sisi ibu oleh desidua basalis, yang
lempeng desiduanya berhubungan paling erat ke plasenta. Selama bulan keempat dan kelima,
desidua membentuk banyak sekat, sekat desidua, yang menonjol ke dalam ruang antar villi tetapi
tidak mencapai lempeng korion. Sekat-sekat ini mempunyai inti dari jaringan ibu, tetapi
permukaannya dibungkus oleh selapis sel sinsitium, sehingga selamanya terdapat selapis
sinsitium yang memisahkan darah ibu di danau antar villi dari jaringan janin pada villi tersebut.
Sebagai akibat terbentuknya sekat-sekat ini, plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan atau
kotiledon. Oleh karena sekat desidua tidak mencapai lempeng korion, hubungan antar ruang antar
villi di dalam berbagai kotiledon tetap terpelihara. Sebagai akibat berlanjutnya pertumbuhan janin
dan bertambah besarnya rahim, plasenta juga membesar. Penambahan luas permukaan secara
kasar sebanding dengan pembesaran rahim, dan disepanjang kehamilan, plasenta menutupi kira-
kira 25-30 % permukaan dalam rahim.

b. Letak plasenta dalam rahim


Letak plasenta yang normal umumnya pada korpus uteri bagian depan / belakang agak ke
arah fundus uteri.
Pembagian plasenta :
 Bagian janin (Fetal portion)
Bagian yang menghadap ke arah janin, tampak licin dan berwarna putih kuning.
Permukaan fetal diliputi lapisan amnion ruang tipis dan bening sehingga kelihatan
membayang di bawahnya pembuluh darah yang bercabang. Tali pusat akan berinsersi
pada bagian permukaan janin.
 Bagian maternal
Maternal portion adalah bagian yang menghadap ke dinding rahim, berwarna merah tua,
permukaannya kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi dalam beberapa belah
yang disebut kotiledon. Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon. Terdiri dari
desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon.
Tipe-tipe plasenta
Menurut bentuknya
 Plasenta normal
 Plasenta membranasea ; tipis
 Plasenta suksenturiata ; 1 lobus terpisah
 Plasenta spuria
 Plasenta Bilobi/biparti ; 2 lobus/bagian yang lengkap dan terpisah, masing-masing
memiliki sebuah tali pusat. Tali pusat bilobi bergabung pada jarak yang tidak jauh dari
dua bagian plasenta. Plasenta bilobi berbeda dengan dua plasenta pada kehamilan
kembar, yang juga terdapat dua tali pusat tapi tidak bergabung.
 Plasenta trilobi ; 3 lobus
Menurut perlekatannya
1) Plasenta Adhesiva
71

2) Plasenta Akreta (lebih melekat)


3) Plasenta Inkreta (sampai ke otot polos)
4) Plasenta Perkreta (sampai ke serosa)
c.

Bagian-bagian plasenta.

(Plasenta "dewasa")
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan
lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. (struktur plasenta dewasa : gambar)
Plasenta "dewasa" / lengkap yang normal :
1. bentuk bundar / oval
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di
samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat.
Korion diliputi oleh amnion.
7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700
cc/menit (aterm).

d. Faal plasenta
PRINSIP : Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan
sebagainya
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan
melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
72

diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang
dialami ibunya).

Aliran darah plasenta


Darah janin mencapai sistem darah plasenta melalui dua arteri umbilikalis yang berjalan
melingkari vena umbilikalis. Setelah mencapai korion tiap-tiap pembuluh darah biasanya
memperdarahi separuh dari plasenta. Aliran darah janin melalui plasenta memiliki kecepatan
sekitar 500 ml/menit, didorong oleh jantung janin. Darah ibu melalui ruang antar villus melalui
sekitar 50-100 arteri spiralis, darah meninggalkan ruangan ini melalui vena endometrium. Di
pembuluh uteroplasenta a. spiralis yang mengalami remodelling malah bertambah besar garis
tengahnya sewaktu mendekati ruang antar villus.

Aliran darah fetoplasenta


Pada sirkulasi fetus, v. Umbilikalis membawa darah yang kaya akan O 2 dan nutrisi dari plasenta
menuju janin. Darah ini dialirkan menuju hati dan setengahnya dialirkan ke dalam hati (v.
hepatica) dan setengah lainnya melewati duktus venosus. Duktus venosus ini kemudian menuju
vena cava inferior. Sehingga darah yang segar ini tercampur dengan darah yang tidak bersih yang
berasal dari tubuh bagian bawah. Aliran ini menuju atrium kanan. Di atrium kanan sebagian besar
darah (darah bersih) dialirkan menuju atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil
darah(darah campuran) menuju ke ventrikel kanan dan trunkus pulmonalis. Setelah itu menuju ke
arcus aorta melalui duktus arteriosus Botalli. Di atrium kiri selain dari atrium kanan mendapatkan
aliran darah dari v. Pulmonalis. Dialirkan menuju ventrikel dan dipompa ke aorta. Darah yang
segar akan dialirkan ke seluruh tubuh dan darah campuran dialirkan menuju a. Hipograstrika
iuntuk menuju ke a. Umbilikalis.

Pembentukan hormon oleh plasenta


Menjelang akhir bulan keempat, plasenta menghasilkan progesterone dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan kehamilan sekiranya korpus luteum diangkat atau tidak berfungsi sebagai
mana mestinya. Sangat mungkin, hormone-hormon steroid dibuat di sinsitiotrofoblas. Selain
progesterone, plasenta makin banyak menghasilkan hormone estrogenic (terutama estriol) sampai
73

tepat sebelum akhir kehamilan, ketika telah tercapai puncak kadar estrogen. Kadar estrogen yang
tinggi ini merangsang pertumbuhan uterus dan perkembangan kelenjar mammae.
Sinsitiotrofoblas juga menghasilkan gonadotropin (gonadotropin chorionik manusia (hCG)) yang
mempunyai khasiat serupa dengan hormone luteinisasi dari hipofisis lobus anterior. Hormon-
hormon ini di ekskresi oleh ibu melalui air seni, dan pada permulaan kehamilan, adanya hormon
tersebut dipergunakan untuk indikator kehamilan. Hormon lain yang dihasilkan plasenta adalah
somatomammotropin(dahulu disebut laktogen plasenta). Hormon ini adalah suatu zat yang mirip
dengan hormon pertumbuhan yang memberikan prioritas kepada janin untuk mendapatkan
glukosa dari darah ibu dan membuat ibu menjadi agak diabetogenik
Pemeriksaan plasenta
Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban dan tali pusat saat persalinan merupakan tanggung jawab
penting bidan yang menolong. Jumlah pembuluh di tali pusat di periksa. Biasanya terdapat 2
arteri dan sebuah vena. Apabila hanya terdapat dua pembuluh mungkin terdapat gangguan ginjal.
Kadang-kadang ditemukan lebih banyak pembuluh darah karena pasangan vena awal gagal
menyatu. Pada plasenta juga diperiksa jumlah lobusnya apakah ada yang hilang atau lengkap.
Karena lobus plasenta yang tertinggal akan penyebabkan perdarahan post partum yang serius.
Penampilan tali pusat juga diperiksa. Bayi makrosomik dari ibu pengidap diabetes cenderung
memiliki tali pusat yanng tebal edema, sedangkan tali pusat yang kecil dan rapuh berkaitan
dengan IUGR. Insersi korda biasanya ditengah, tapi bisa juga di lateral. Insersi tali pusat yang
abnormal dapat menimbulkan masalah saat persalinan. Apabila tali pusat terputus, mungkin
terjadi pengeluaran sebagian darah janin selama persalinan.
Selaput ketuban lebih mudah diperiksa apabila plasenta di gantung dengan memegang tali
pusatnya. Biasanya kedua selaput bergantung rapi. Plasenta bersambungan dengan korion sampai
ke pangkal tali pusat. Apabila selaput kasar dan robek, sebagian selaput mungkin tertahan dalam
uterus, yang dapat mengganggu involusi uterus dan menyebabkan kehilangan darah.

IV. KODE GENETIK

1. HUKUM MENDEL
Gregor Johann Mendel, lahir Hyncice di Kekaisaran Austria
(sekarang RepublikCeko), 20 Juli1822. meninggal di Brno,
Kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang Ceko),
6 Januari1884 pada umur 61 tahun) disepakati sebagai
Bapak Pendiri Genetika. ia adalah seorang rahibKatolik
yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang
tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan
pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia
menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai
pewarisan sifat yang dikenal dengan nama
“Hukum Pewarisan Mendel”

a. Prinsip hukum mendel


74

Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2)
menurut Mendel

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh
Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri
dari dua bagian:

1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel,
dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.

b. Hukum mendel I dan II


Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)
75

Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi
F2

Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen
induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya.

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:


1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar
di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif
(s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
pada turunannya.

Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)


Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih
sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang
lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini
menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu
tanaman, tidak saling memengaruhi.

Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara
fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna
merah).Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk
jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).
Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada
76

keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan
tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet
ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3
dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR ,
(berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara
fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.

Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa
warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid,
sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan
seterusnya.

Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang
dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe
BB).Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya
adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4
individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian
dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi
kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang
(jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih
(jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan
hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

Contoh ke-3, dengan 1 faktor dominan warna: putih dan merah

2. HEREDITAS MAMIRE
77

a. Dasar-dasar genetika
Pada tahun 1868 seorang mahasiswa kedokteran di Swedia, J.F. Miescher, menemukan suatu zat
kimia bersifat asam yang banyak mengandung nitrogen dan fosfor. Zat ini diisolasi dari nukleus sel
nanah manusia dan kemudian dikenal dengan nama nuklein atau asam nukleat. Meskipun ternyata
asam nukleat selalu dapat diisolasi dari nukleus berbagai macam sel, waktu itu fungsinya sama
sekali belum diketahui.
Dari hasil analisis kimia yang dilakukan sekitar empat puluh tahun kemudian ditemukan bahwa
asam nukleat ada dua macam, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA)
dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Pada tahun 1924 studi mikroskopis
menunjukkan bahwa DNA terdapat di dalam kromosom, yang waktu itu telah diketahui sebagai
organel pembawa gen (materi genetik). Akan tetapi, selain DNA di dalam kromosom juga terdapat
protein sehingga muncul perbedaan pendapat mengenai hakekat materi genetik, DNA atau protein.
Dugaan DNA sebagai materi genetik secara tidak langsung sebenarnya dapat dibuktikan dari
kenyataan bahwa hampir semua sel somatis pada spesies tertentu mempunyai kandungan DNA
yang selalu tetap, sedangkan kandungan RNA dan proteinnya berbeda-beda antara satu sel dan sel
yang lain. Di samping itu, nukleus hasil meiosis baik pada tumbuhan maupun hewan mempunyai
kandungan DNA separuh kandungan DNA di dalam nukleus sel somatisnya.
Meskipun demikian, dalam kurun waktu yang cukup lama fakta semacam itu tidak cukup kuat
untuk meyakinkan bahwa DNA adalah materi genetik. Hal ini terutama karena dari hasil analisis
kimia secara kasar terlihat kurangnya variasi kimia pada molekul DNA. Di sisi lain, protein dengan
variasi kimia yang tinggi sangat memenuhi syarat sebagai materi genetik. Oleh karena itu, selama
bertahun-tahun protein lebih diyakini sebagai materi genetik, sementara DNA hanya merupakan
kerangka struktur kromosom. Namun, pada pertengahan tahun 1940-an terbukti bahwa justru DNA-
lah yang merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme.
Fungsi Materi Genetik
Setelah terbukti bahwa DNA merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme, kita akan
melihat fungsi yang harus dapat dilaksanakan oleh molekul tersebut sebagai materi genetik. Dalam
beberapa dasawarsa pertama semenjak gen dikemukakan sebagai faktor yang diwariskan dari
generasi ke generasi, sifat-sifat molekulernya baru sedikit sekali terungkap. Meskipun demikan,
ketika itu telah disepakati bahwa gen sebagai materi genetik, yang sekarang ternyata adalah DNA,
harus dapat menjalankan tiga fungsi pokok berikut ini.
1. Materi genetik harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat meneruskan
informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi. Fungsi ini merupakan
fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi. Bagian setelah ini akan membahas replikasi
DNA.
2. Materi genetik harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi genetik harus
mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu dewasa.
Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik, yang dilaksanakan melalui ekspresi gen.
3. Materi genetik sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme yang
bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa perubahan
semacam ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini merupakan fungsi evolusioner, yang
dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.

b. Kelainan Rangkai genetik


BUTA WARNA
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk
menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya,
kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya
kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta
warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu
kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak
mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan
78

pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua
kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.

Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka
terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut.

Klasifikasi
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi.
Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada
tiga macam trikomasi yaitu:
 -Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,
 -Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
 -Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.

Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya. Dikromasi
merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:

 -protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna
merah dan perpaduannya berkurang,
 -deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
 -tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna,
sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikit warna pada jenis atypical.
Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Pembuktian
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran berwarna yang beberapa
diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh
penderita buta warna.

HEMOPHILI
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah dan
philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada
saat anak tersebut dilahirkan. Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan
sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan
darahnya. Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka
memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah
melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku
tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada
bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu : Hemofilia A dan B
Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
-
- Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor
pembekuan pada darah.
 
- Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein
pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
   
- Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :
79

Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven
Christmas asal Kanada
 
- Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein
pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

Bagaimana ganguan pembekuan darah itu dapat terjadi?


Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal,
bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara orang normal (Gambar
1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2).
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah tersebut terdapat
faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan perdarahan.

a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari
pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat anyaman (benang - benang
fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar
pembuluh.

Gambar 1  
   
a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari
pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman
penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir
keluar pembuluh.

Gambar 2
Seberapa banyak penderita hemofilia ditemukan ?
Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang -
kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
Siapa saja yang dapat mengalami hemofilia ?
- Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku bangsa.
80

- Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia
jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa sifat (carrier). Dan ini sangat
jarang terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)
- Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi
pada kenyataannya hemofilia selalu terditeksi di tahun pertama kelahirannya.

Tingkatan Hemofilia : Hemofilia A dan B dapat di golongkan dalam 3 tingkatan, yaitu :

 Klasifikasi  Kadar Faktor VII dan Faktor IX di dalam darah


 Berat  Kurang dari 1% dari jumlah normalnya
 Sedang  1% - 5% dari jumlah normalnya
 Ringan  5% - 30% dari jumlah normalnya

- Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX kurang dari
1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali perdarahan dalam
sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
- Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia berat.
Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang berlebihan.
- Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami masalah
perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang serius.
Wanita hemofilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi.

Prinsip dasar dari suatu keturunan


Setiap sel di dalam tubuh memiliki struktur - struktur yang di sebut kromosom (chromosomes). Didalam
ilmu kimia, sebuah rantai kromosom yang panjang disebut DNA. DNA ini disusun kedalam ratusan unit
yang di sebut gen yang dapat menentukan beberapa hal, seperti warna mata seseorang.
Setiap sel terdiri dari 46 kromosom yang disusun dalam 23 pasang. Salah satu pasangnya dikenal sebagai
kromosom seks, atau kromosom yang menentukan jenis kelamin manusia. Wanita memiliki dua
kromosom X dalam satu pasang, dan pria memiliki satu kromosom X, dan satu kromosom Y dalam satu
pasang.

Gambar 1

Gambar 1 menggambarkan keadaan keturunan pada kromosom jenis kelamin. Ibu yang memiliki dua
kromosom X, menghasilkan sebuah sel telur yang mengandung kromosom X. Ayah yang menghasilkan
satu kromosom X dan satu kromosom Y, menghasilkan sel sperma yang mengandung kromosom X atau
Y. Jika ayah menyumbangkan kromosom X-nya, keturunan yang terjadi adalah anak perempuan. Dan jika
ayah menyumbangkan kromosom Y, maka keturunan yang terjadi adalah anak laki - laki. Banyak
penderita hemofilia yang terkena dampaknya.

Bagaimana hemofilia ditunrunkan dari suatu generasi ke genarasi berikutnya ?


Hemofilia terjadi akibat adanya mutasi pada gen yang menghasilkan Faktor VIII dan IX. Dan ini terjadi
pada kromosom X.
81

Gambar 2

Gambar 2 memperlihatkan apa yang akan terjadi jika seorang laki - laki penderita hemofilia memiliki
seorang anak dari seorang wanita normal.

Semua anak perempuan akan menjadi pembawa sifat hemofilia (carrier), jika mereka mewarisi
kromosom X yang membawa sifat hemofilia dari sang ayah. Dan semua anak laki - laki tidak akan
terkena hemofilia, jika mereka mewarisi kromosom Y normal dari sang ayah.

Gambar 3

Gambar 3 menggambarkan keadaan keturunan, jika seorang laki- laki normal memiliki anak dari seorang
wanita pembawa sifat hemofilia hemofilia.

Jika mereka mendapatkan anak laki -laki, maka anak tersebut 50% kemungkinan terkena hemofilia. Ini
tergantung dari mana kromosom X pada anak laki - laki itu didapat. Jika ia mewarisi kromoson X normal
dari sang ibu, maka ia tidak akan terkena hemofilia. Jika ia mewarisi kromosom X dari sang ibu yang
mengalami mutasi, maka ia akan terkena hemofilia.

Dengan jalan yang sama, sepasang anak perempuan memiliki 50% kemungkinan adalah pembawa sifat
hemofilia. Ia akan normal jika ia mewarisi kromosom X normal dari sang ibu. Dan sebaliknya ia dapat
mewarisi kromosom X dari sang ibu yang memiliki sifat hemofilia, sehingga ia akan menjadi pembawa
sifat hemofilia.
82

 Dapatkah seorang carrier hemofilia mengalami hemofilia ?


Karena seorang carrier hanya memiliki satu buah kromosom X normal yang dapat memproduksi
sejumlah Faktor VIII atau Faktor IX didalam susunan pembeku darah, maka mereka dapat terhindar dari
segala jenis hemofilia berat yang jumlah kadar zat pembekunya kurang dari 1 %.
Bagaimanapun juga, tingkatan dalam zat pembeku darah yang bervariatif pada seorang pembawa sifat
sangatlah luas. Jumlah kadar zat pembeku darah seorang carrier hemofilia akan memiliki jumlah yang
sama dengan penderita hemofilia hanya saja mereka masih dalam taraf yang normal. Hal ini terjadi
karena adanya 2 buah kromosom X, salah satu gennya memiliki pembawa sifat hemofilia sehingga
fungsinya tidak seimbang. Bila kromosom X hemofilia fungsionilnya terjadi di setiap sel, maka seorang
carrier akan memiliki aktifitas pembeku darah dengan tingkatan yang paling rendah.
Kebanyakan dari seorang carrier hemofilia memiliki tingkatan pembeku darah antara 30 % dan 70 % dari
angka normal dan tidak selalu mengalami perdarahan yang berlebihan. Namun beberapa carrier
hemofilia memiliki kadar faktor VIII atau IX 30% lebih rendah dari keadaan normalnya. Dan para wanita
ini dapat di kategorikan setengah hemofilia.
Dalam hal ini , semua carrier hemofilia harus lebih menaruh perhatian pada perdarahan yang tidak wajar.
Tanda -tandanya antara lain : menstruasi yang berkepanjangan dan berlebihan (menorrhagia), mudah
terluka, sering mengalami perdarahan pada hidung (mimisan)

Apakah harus selalu ada sejarah keturunan hemofilia dalam suatu keluarga ?
Tidak. Ada beberapa penjelasan dalam setiap kelahiran seorang bayi laki-laki hemofilia dalam suatu
keluarga dimana dalam sejarah keturunan keluarga penderita tidak terdapat penderita hemofilia yang lain.
Sehingga hal tersebut tidak dapat dipastikan darimana asal hemofilia tersebut
Hal ini terjadi akibat adanya mutasi gen saat terjadinya pembuahan pada sang ibu. Jadi sang Ibu
merupakan orang pertama yang menjadi carrier hemofilia dan akan berdampak pada sang anak yang akan
dilahirkan, baik itu sebagai carrier kembali maupun penderita hemofilia itu sendiri.
Selain adanya perubahan struktur (mutasi) pada sel telur sang ibu dapat pula disebabkan oleh perubahan
struktur sel pada sperma sang ayah. Dalam beberapa contoh kasus, bila sang ibu bukan sebagai carrier
maka kemungkinan besar anak lelaki lainnya akan normal.

Pada Gambar 4 dijelaskan bagaimana bila seorang penderita hemofilia lahir dari seorang ibu yang bukan
carrier.

Gambar 4

Diperkirakan sampai dengan 30 % terjadi kasus dimana seorang penderita hemofilia lahir pada sebuah
keluarga tanpa adanya garis keturunan hemofilia.Banyak dari kasus tersebut merupakan mutasi gen baru.
Yang artinya hemofilia dapat hadir pada setiap keluarga. Karena baik sudara kandung perempuan maupun
sang ibu penderita hemofilia tidak selalu carrier, seperti yang terlihat pada Gambar 3 dan 4, sehingga
sangatlah penting untuk mereka melakukan pemeriksaan carrier hemofilia.
83

Tes apa sajakah yang harus dilakukan untuk memastikan adanya carrier hemofilia pada seorang
hemofilia?
Ada dua cara untuk memastikan apakah seorang wanita akan menjadi carrier hemofilia.
Dokter dapat menganalisa pada setiap garis keturunan.Dengan adanya berbagai informasi yang akurat
akan dapat mengungkap bagaimana hemofilia tersebut akan hadir. Bila sang ayah hemofilia, maka sang
anak perempuan merupakan carrier. Dan bila sang ibu yang carrier, maka sang anak wanitanya memiliki
kesempatan 50 % menjadi seorang carrier.
Cara yang kedua merupakan cara yang paling dapat dipercaya, yaitu melalui tes DNA. Contoh darah tidak
hanya di ambil dari orang yang berpotensial sebagai carrier tetapi juga pada seluruh anggota keluarga
yang lainnya. Hasil dari tes tersebut baru dapat dilihat setelah 10-14 hari. Apabila tes tersebut masih
dianggap meragukan, status carrier dapat diperkirakan dengan tingkat keakuratan antara 95-99%.

c. Sistim golongan darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut:

 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
84

 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif
 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan
Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

Pewarisan

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

IBU AYAH
O A B AB
O O O-A O-B A-B
A O-A O–A O–A–B- A-B-AB
AB
B O-B O–A–B- O-B A – B - AB
AB
AB A-B A – B - AB A – B - AB A – B - AB

Rhesus
Jenis
penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh.
Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh
Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki
golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut
memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan
ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan
A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+
sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang
mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia
melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
Kecocokan golongan darah
Tabel kecocokan RBC
Donor
Golongan darah resipien
O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+
O−
O+
A−
85

A+
B−
B+
AB−
AB+

Tabel kecocokan plasma


Donor
Resipien
O A B AB
O
A
B
AB

V. FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS :

1. FISIOLOGI KEHAMILAN
a. Terjadinya Kehamilan
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /
spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal :
implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot - embrio - janin menjadi bakal individu baru.

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic


gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama
awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.
86

Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-


organ sistem reproduksi DAN organ-organ sistem tubuh
lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan
keseimbangan hormonal tersebut.

b. Perubahan Anatomi & Fisiologi Wanita Hamil

Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat


pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan
hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas /
kelenturan uterus.

Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi


fundus :
- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
- kehamilan 8 minggu : telur bebek
- kehamilan 12 minggu : telur angsa
- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
- 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan
trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian
dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus.
Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya
jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat
progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan
(tanda Chadwick).
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal
menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,
laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang,
terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola
dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa
87

kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari
dalam ginekologi)

 P eningkat
an Berat
Badan
Selama
Hamil

Normal
berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume
berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

c.  Perubahan Pada Organ-Organ Sistem Tubuh Lainnya


Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial ->
terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)
menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity)
menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada
keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per
hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
(baca juga kuliah kelainan jantung + kuliah anestesiologi)
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir
kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
- penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
- penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan
TBW / total body water
- akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk
pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
- akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
88

osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat
sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
- produksi glukosa dari hati menurun
- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
- aktifitas ekskresi ginjal meningkat
- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap
normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore
stimulating hormon menyebabkan
perubahan berupa hiperpigmentasi pada
wajah (kloasma gravidarum), payudara,
linea alba (-> linea grisea), striae
lividae pada perut, dsb.
Perubahan Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap
keadaan hamilnya, sangat
mempengaruhi juga kesehatan /
keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan
pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik.
Kadang timbul gejala yang lazim disebut "ngidam", yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu
yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang
tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur,
bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
89

d.  Diagnostik Kehamilan
Berdasarkan perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal yang
mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada diagnosis

kehamilan.
90

Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda
diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika
(-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung
berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging
(ultrasonografi)
7. perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
8. kurva suhu badan meningkat
9. tes urine B-hCG (Pack’s test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat
juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.

10. Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal
kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
11. perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
12. perubahan payudara
13. poliuria

MASA KEHIDUPAN INTRAUTERIN MANUSIA SECARA UMUM


DIBAGI MENJADI DUA TAHAP / PERIODE
1. masa embrional
Meliputi masa pertumbuhan intrauterin sampai dengan usia kehamilan 8 minggu, di mana
ovum yang dibuahi (zygote) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi organ-
organ yang hampir lengkap sampai terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk
manusia. Proses pembentukan organ "dari tidak ada menjadi ada" ini (organogenesis) pada
beberapa sistem organ, misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12,
sehingga beberapa sumber mengklasifikasikan pertumbuhan masa embrional sampai dengan
minggu ke-12 (trimester pertama kehamilan).
2. masa fetal
Meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan minggu ke 8-12 sampai dengan
sekitar minggu ke-40 (pada kehamilan normal / aterm), di mana organisme yang telah
memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar
(ekstrauterin).

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING PADA PERTUMBUHAN FISIK


Pembagian periode : Trimester pertama - kedua - ketiga

 TRIMESTER PERTAMA
Minggu pertama
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan
sel.
Sejak pembuahan / fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai
fase morula - blastula. Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium
kavum uteri.
Minggu kedua
91

Terjadi diferensiasi massa selular embrio


menjadi dua lapis (stadium bilaminer).
Kedua lapisan itu ialah lempeng epiblas
(akan menjadi ektoderm) dan hipoblas
(akan menjadi endoderm).
Akhir stadium bilaminer ditandai
munculnya alur primitif / alur sederhana
(primitive streak).

Minggu ketiga
Terjadi pembentukan tiga lapis / lempeng yaitu
ektoderm dan endoderm dengan penyusupan
lapisan mesoderm di antaranya, diawali dari
daerah primitive streak. Embrio disebut berada
dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer).
Dari perkembangan primitive streak terbentuk
lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan
saraf (neural fold) di bagian kranial. Struktur ini
kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural
groove) dan nantinya akan menjadi tabung saraf (neural tube).
Minggu keempat
Pada akhir minggu ke-3 / awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai
karakteristik pertumbuhan periode ini.
Sampai minggu ke-8 -12 (akhir trimester pertama)
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir minggu ke-8
terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya
(tabel).
Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke-
12 (trimester pertama).
92

TRIMESTER KEDUA
Minggu ke-12 sampai minggu ke-28
Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester kedua adalah penyempurnaan
struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ.
Sistem sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktifitas denyut jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal
ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12. Dengan stetoskop
Laennec denyut jantung baru dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu.
Ada beberapa struktur anatomik yang terdapat pada masa janin kemudian tertutup /
mengalami regresi sesudah lahir sampai dewasa, yaitu : foramen ovale, duktus arteriosus
Botalli, arteria dan vena umbilikalis, dan duktus venosus Arantii.
Sel darah janin terutama mengandung hemoglobin jenis fetal (HbF), yang memiliki daya ikat
oksigen jauh lebih tinggi dibandingkan daripada hemoglobin manusia dewasa (HbA) pada
suhu dan pH yang sama. Hemoglobin A sendiri baru diproduksi pada akhir masa fetal, dan
pada saat lahir, jumlahnya mencapai hanya sekitar 30% dari seluruh hemoglobin yang
terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsur-angsur produksi HbF
berkurang sampai akhirnya normal tidak terdapat lagi dalam tubuh individu.
93

Sistem respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernapasan sejak usia sekitar 18 minggu. Perkembangan
struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai
diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru
adekuat untuk survival ekstrauterin pada akhir trimester ketiga.
Aliran keluar-masuk yang terjadi pada pernapasan janin intrauterin bukanlah aliran udara,
tetapi aliran cairan amnion. Seluruh struktur saluran napas janin sampai alveolus terendam
dalam cairan amnion tersebut.
Sistem gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan
menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu.
Cairan empedu mulai diproduksi sejak akhir trimester pertama, diikuti dengan seluruh enzim-
enzim pencernaan lainnya.
Mekonium, isi yang terutama pada saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.
Mekonium berasal dari : 1) sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami
deskuamasi dan rontok, 2) cairan / enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari
saliva sampai enzim-enzim pencernaan, dan 3) cairan amnion yang "diminum" oleh janin,
yang kadang-kadang mengandung juga lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang
rontok) dan sel-sel dari kulit janin / membran amnion yang rontok.
Sistem saraf dan neuromuskular
Ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan aktifitasnya, yaitu sejak usia 8-12
minggu (akhir trimester pertama), berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi
lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-
refleks dasar yang sangat sederhana (fleksi satu sisi diikuti juga fleksi sisi lainnya). Terjadi
juga berbagai gerakan spontan (spontaneous movement). Namun ukuran janin pada akhir
trimester pertama ini masih kecil, sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh
ibunya.
Sejak usia 13-14 minggu (awal trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat
dirasakan ibunya.
Terdapat HUBUNGAN antara keadaan emosional ibu dengan tingkat aktifitas janin
(misalnya, pada keadaan ibu marah atau gembira, gerak janin lebih sering dan kuat,
sebaliknya waktu ibu sedih atau depresi atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit dan lemah).
Hal ini disebabkan oleh pengaruh variasi kadar hormon adrenalin ibu yang juga ditransfer ke
janin melalui sirkulasi plasenta.
Sistem saraf sensorik khusus / indera
Mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata / mangkuk
optik (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke
permukaan ventral wajah. Saraf penglihatan / nervus optikus merupakan derivat ektoderm,
memasuki bola mata dari bagian posterior.
Telinga yang berasal dari vesikel otik (otic vesicles) bergeser ke sisi lateral kepala,
menempati tempatnya yang tetap. Telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari nervus
facialis, telinga dalam (organ pendengaran dan keseimbangan) memperoleh inervasi dari
derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis.
Hidung yang berasal dari bakal olfaktorik (olfactory placode) merupakan penebalan ektoderm
94

permukaan di daerah wajah, memperoleh inervasi sensorik dari nervus olfaktorius.


Lidah berasal dari lengkung faring dari endoderm, kemudian memperoleh inervasi sensorik
dari cabang nervus trigeminus dan nervus facialis, serta inervasi motorik dari nervus
hipoglosus dan nervus laryngeus superior.
Sistem urinarius
Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu. Pada kehamilan 20 minggu jumlah
glomerulus diperkirakan mencapai 300-400 ribu.
Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua, dan di dalam vesica urinaria dapat
ditemukan urine janin, yang keluar melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion.
Produksi urine kira-kira 0.05-0.10 cc/menit.
Ginjal belum sepenuhnya berfungsi, baik fungsi filtrasi maupun ekskresi, karena
vaskularisasi juga relatif masih sedikit.

Sistem endokrin
Kortikotropin dan tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10 minggu, mulai
berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah
kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon-hormonnya juga mulai
berlangsung. Hormon-hormon maternal maupun hormon-hormon plasenta juga
didistribusikan dalam jumlah besar ke dalam sirkulasi janin, dan aktifitasnya juga
mempengaruhi pertumbuhan janin, lebih daripada hormon yang diproduksi janin itu sendiri
(contoh kasus : pada janin anensefalus, pertumbuhan badan tetap berlangsung dengan baik,
padahal jaringan hipofisis bayi tersebut sangat kecil dan pembentukannya sendiri terganggu).
Kelenjar-kelenjar reproduksi pria (testis) juga menghasilkan testosteron dan androstenedion,
namun pada wanita (ovarium) tidak ditemukan sekresi estrogen dan progesteron,
kemungkinan karena belum terjadi pematangan teka dan granulosa folikel lebih lanjut.
Perubahan setiap bulan
1. Bulan ketiga : wajah terbentuk makin sempurna, letak organ-organ wajah sesuai
tempatnya. Alat kelamin luar berkembang. Lengkung usus yang terdesak ke arah tali pusat
kembali tercakup dalam rongga abdomen. Mulai terdeteksi gerakan otot / refleks gerak
sederhana, tetapi belum sampai menimbulkan sensasi pada ibu. Pada akhir minggu ke-12,
jenis kelamin fetus umumnya sudah dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan ultrasonografi.
2. Bulan keempat-kelima : tubuh janin memanjang dengan cepat, pertambahan berat
mencapai 500 g. Tumbuh rambut-rambut halus (lanugo), rambut kepala, alis dan bulu mata.
Gerakan janin mulai dapat dirasakan oleh ibu.
3. Bulan keenam-ketujuh : berat badan bertambah banyak, sampai dengan separuh berat janin
pada kehamilan aterm. Kulit kemerahan dan keriput karena belum terbentuknya jaringan ikat
subkutis. Susunan saraf pusat, kardiovaskular dan pernapasan belum berfungsi sempurna dan
diantara ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika janin lahir pada periode ini
tidak akan dapat bertahan hidup.

 TRIMESTER KETIGA
Minggu ke-28
sampai dengan
minggu ke 38-42
95

Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan


struktur organ khusus / detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ.
Satu karakteristik perkembangan akhir masa janin adalah perlambatan pertumbuhan kepala
relatif terhadap perumbuhan badan.
Pada awal bulan ke-3, ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala-bokong (crown-rump
length / CRL), tetapi sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala relatif berkurang menjadi
sepertiga dari CRL, sampai pada saat lahir ukuran kepala hanya seperempat dari CRL.
Hal ini disebabkan peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas, bersama dengan
penurunan pertumbuhan kepala.

Perubahan setiap bulan


1. Bulan ketujuh-kedelapan : endapan lemak subkutis meningkat, sehingga janin memperoleh
bentuk membulat / menggemuk. Produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan
vernix caseosa yang melapisi kulit janin. Sejak usia 28 minggu lengkap, telah terbentuk
koordinasi antara sistem saraf pusat, pernapasan dan kardiovaskular, meskipun masih sangat
minimal. Janin yang lahir pada masa ini dapat bertahan hidup, namun diperlukan tunjangan
hidup berupa perawatan intensif yang sangat baik untuk mencapai hasil optimal.
2. Bulan kesembilan : pertumbuhan kepala maksimal, lingkar kepala menjadi lingkar terbesar
daripada seluruh bagian tubuh. Pada bayi laki-laki, testis mulai turun ke tempatnya di dalam
skrotum.
3. Saat lahir : terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Di antaranya, paru yang
semula kolaps karena belum terisi udara, sejak lahir menjadi mengembang karena terisi udara
pernapasan. Berbagai struktur dalam sistem kardiovaskular menutup. Sejak tali pusat
diputuskan, sirkulasi feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh umbilikalis terputus, dan
bayi terpisah dari sirkulasi ibunya.

2. FISIOLOGI PERSALINAN
a. Definisi fisiologi persalinan
Persalinan / partus
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui
vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat
/ pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam,
vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio
cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan

b. Sebab-sebab mulainya persalinan


 1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
96

rangsangan untuk proses persalinan.

c. Mekanisme persalinan
Persalinan ditentukan oleh 3 faktor "p" utama, yaitu:
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(++ faktor2 "P" lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor "P" tersebut, persalinan
normal diharapkan dapat berlangsung.

 Pembagi
an Fase /
Kala

Persalinan

Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

d. HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat
dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar.
97

Terjadinya his, akibat :


1. kerja hormon oksitosin
2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3
3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan
tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus
diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.
3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

Pengukuran kontraksi uterus


1. amplitudo : intensitas kontraksi otot
polos : bagian pertama peningkatan agak
cepat, bagian kedua penurunan agak
lambat.
2. frekuensi : jumlah his dalam waktu
tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas
tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

Sifat his pada berbagai fase persalinan


Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo
40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan
amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1
akhir
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali /
10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot
dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta
dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan
memerlukan tindakan aktif (manual aid).

 PERSALINAN KALA 1 : FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS


DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin
lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang
98

tidak lebih banyak daripada darah haid.


BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala
I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase
aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini
jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan
pada multipara :
1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan
2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar)
3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama.
99

 PERSALINAN KALA 2 : FASE PENGELUARAN BAYI


DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.

Gerakan utama pengeluaran janin pada


persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu
kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas
panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul,
akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2)
tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi
otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi
ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu
menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak
kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) :
selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah
simfisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva,
terjadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang,
tungkai dan kaki.

 PERSALINAN KALA 3 :FASE PENGELUARAN PLASENTA


DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
100

plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak
disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta
terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat
kontraksi mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
(jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae -
keadaan gawat darurat obstetrik !!).

 KALA 4 :OBSERVASI PASCAPERSALINAN


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu.

3. FISIOLOGI NIFAS
a. Peurperium normal dan penangananya
Periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi (periode di mana sistem
reproduksi wanita postpartum kembali kepada keadaannya seperti sebelum hamil). Di masyarakat
Indonesia : periode 40 hari.

b. Perubahan pada masa nifas

PERUBAHAN PADA MASA NIFAS / PASCAPERSALINAN


Uterus
Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar.
Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga jaringan
perlekatan antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan
lepas.
Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari
pascapersalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu
masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran
sebelum hamil).
Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk
panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan
oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum
haemorrhage).
Jika terjadi subinvolusi dengan kecurigaan infeksi, diberikan
antibiotika. Untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat
diberikan unterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin
mempunyai efek samping menghambat produksi laktasi karena
menghambat produksi prolaktin.
Serviks uteri
Involusi serviks dan segmen bawah uterus pascapersalinan
BERBEDA dan tidak kembali seperti pada keadaan sebelum
hamil. Pada nullipara, ismus segmen bawah uterus memiliki dinding sejajar (UU), kemudian
setelah melahirkan (parous), dinding menguncup (VV). Kanalis servikalis juga menjadi lebih
lebar dan longgar, sehingga ostium uteri eksternum tampak tidak lagi berupa titik atau lingkaran
101

kecil (seperti pada nullipara) tapi berupa garis horisontal agak lebar (disebut parous cervix).
Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan hamil dan persalinan bertambah banyak,
kembali berkurang sampai keadaan seperti sebelum hamil.
Endometrium
Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan desidua telah
beregenerasi (lapisan sisi diinding uterus menjadi jaringan endometrium baru, lapisan sisi kavum
uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai lochia). Regenerasi endometrium lengkap kembali
sampai sekitar minggu ketiga postpartum. Kecuali pada daerah tempat perlekatan plasenta, terjadi
trombus sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu.
Salping / Tuba Falopii
Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi asendens dan menyebabkan salpingitis
akut sampai 2 minggu postpartum. Jika terjadi, hal ini sangat menghambat proses involusi, sering
sampai harus dilakukan salpingektomi (dipotong).
Darah lochia
Lochia adalah cairan mengandung sisa jaringan uterus / bagian nekrotik yang keluar. Normal
berturut-turut selama masa nifas keluar lochia warna merah (masih bercampur darah), kemudian
kuning, kemudian putih. Lochia normal TIDAK berbau. Jika berbau dicurigai ada infeksi.
Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Dinding abdomen
Striae dan flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang.
Saluran kencing
Kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada 1) keadaan/ status sebelum
persalinan 2) lamanya partus kala 2 dilalui, 3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat
persalinan.
Lain-lain
Berat badan ibu akan menurun bertahap karena cairan ekstravaskuler yang dibuang.
Ibu perlu tidur 8 - 12 jam per hari, dengan banyak waktu istirahat di siang hari.
Minum sebanyak 1500 ml per hari, dengan makanan tambahan hingga mencapai 2100 kalori per
hari untuk mencukupi kebutuhan selama menyusui.
Ambulasi / mobilisasi dilakukan pada hari pertama postpartum bila rasa penat telah hilang. Hal
ini akan mengurangi masalah miksi dan defekasi.
Hal-hal lain / masalah / keluhan yang ada diperhatikan dan ditangani.
Pemeriksaan rutin meliputi keadaan umum dan tanda vital, serta tinggi fundus.
Pengobatan yang perlu diperhatikan adalah pemberian tablet besi, mengingat 50% ibu hamil dan
bersalin di Indonesia mengalami anemia.

Hati-hati dengan infeksi / demam nifas.


Infeksi nifas : semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam alat genitalia
pada waktu persalinan dan nifas (puerperal infection / puerperal sepsis).
Febris puerperalis : demam sampai 38oC atau lebih (pengukuran suhu oral) selama 2 hari dalam
10 hari pertama pascapersalinan, kecuali pada hari pertama.
Antibiotika HANYA diberikan bila dipastikan ada infeksi atau ada predisposisi infeksi (ketuban
pecah, infeksi intrapartum, partus lama, tindakan operasi dan sebagainya).
102

VI. STRUKTUR PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI

1. STRUKTUR PAYUDARA :
a. anatomi payudara
Payudara / Mammae
"Organ kelengkapan reproduksi". (beberapa kepustakaan tidak menggolongkan payudara
dalam sistem reproduksi wanita).
Perkembangan embriologi mammae berasal dari ectoderm ridge, berkembang menjadi 15-25
lobus yang terdiri dari alveoli.
Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki oleh estrogen yang
berasal dari plasenta.
Pascapersalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna, sehingga aktifitas prolaktin
yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan air
susu.

b. Struktur makroskopis

c. Kolostrum
Colostrum adalah air susu pada masa-masa awal pascapersalinan (5 hari sampai 4 minggu).
ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, dan mengandung antibodi
terhadap kuman, virus dan jamur. Demikian juga ASI mengandung growth factor yang
berguna di antaranya untuk perkembangan mukosa usus.
ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang pertumbuhan bayi yang
normal.
Antibodi yang terkandung dalam air susu adalah imunoglobulin A (Ig A), bersama dengan
berbagai sistem komplemen yang terdiri dari makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperisidase,
103

lisozim, laktoglobulin, interleukin sitokin dan sebagainya.

2. FISIOLOGI LAKTASI
a. Produksi air susu

Human milk
Air susu ibu (ASI) -
mengandung
lemak, protein dan kasein
susu. Produksi ASI sekitar 600-700 ml / hari. Sifat isotonik dengan plasma. Mengandung protein
alfa-laktoalbumin dan beta-laktoglobulin.

b. Pengeluaran air susu


104
105

Fisiologi proses menyusui


Dipacu oleh meningkatnya produksi prolaktin dan oksitosin sebagai respons terhadap stimulasi hisapan
mulut bayi (sucking). Dengan meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air susu, sementara oksitosin
menyebabkan kontraksi mammae yang membantu pengeluaran air susu. Oksitosin juga berfungsi
meningkatkan kontraksi uterus sehingga membantu involusi. Setelah tercapai tingkat kontraksi tertentu,
kadar prolaktin dan oksitosin menurun kembali (feedback negatif ?), sehingga produksi dan pengeluaran
berhenti.
Produksi ASI dirangsang melalui "let down reflex" yaitu rangsang puting - hipofisis - prolaktin - kelenjar
susu. Demikian juga oksitosin akan keluar sebagai hormon yang memompa mioepitel duktus mamaria.
Pada saat menyusui mungkin ibu merasakan ngilu / kontraksi di daerah uterus karena pengaruh oksitosin
yang meningkat juga terhadap uterus.

Pemeliharaan laktasi
106

hari. Karena hormon prolaktin yang konsentrasinya tinggi pada akhir kehamilan, dan estrogen-
progesteron (yang menghambat produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka ASI pun mulai
diproduksi.
Ibu menyusui TANPA jadwal tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand).
Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi baru lahir :
1. ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap
payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat
sampai selama 4 hari pascapersalinan.
2. Hindari penggantian PASI (pengganti ASI) KECUALI ada indikasi medis, misalnya ASI tidak
keluar dan bayi prematur dan sebagainya.
3. tidak boleh diberi ASI hanya pada indikasi medis ketat, misalnya ibu penderita penyakit infeksi
tertentu dan bayi belum tertular. Tetapi jika tidak ada PASI, ASI tetap diberikan. Pertimbangan-
pertimbangan lain tetap diperhatikan.

c. Air susu ibu


Komposisi Gizi dalam ASI
Telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi yang kurang
bulan (ASI premature) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan cukup bulan
(ASI matur). Demikian pula komposisi ASI yang keluar pada hari-hari pertama sampai hari ke 3-5
(kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari 3-5 sampai hari ke 8-11 (ASI transisi) dan
ASI selanjutnya (ASI matur).

KOMPOSISI ASI MATUR DIBANDING DENGAN ASI PREMATUR


Hari ke 3-5 Hari ke 8-10 Hari ke 15-18 Hari ke 26-29
Zat Gizi
Matur Prematur Matur Prematur Matur Prematur Matur Prematur
Energi 48 58 59 71 62 71 62 70
(kcal/dl)
Lemak 1,85 3,0 2,9 4,14 3,06 4,33 3,05 4,09
(g/dl)
Protein 1,87 2,10 1,7 1,86 1,52 1,71 1,29 1,41
(g/dl)
Laktosa 5,14 5,04 5,98 5,55 6,0 5,63 6,51 5,97
(g/dl)
Sumber: CH Anderson : Human milk feeding. Pediatric Clin North Am 32:335-52, 1985 dalam Sidi, Ieda Purnomo
Sigit, dkk, 2004.

KOMPOSISI KOLOSTRUM DAN ASI MATUR DIBANDINGKAN DENGAN SUSU SAPI


Komposisi Kolostrum ASI Matur Susu Sapi
(hari 1-5) (> 30 hari)
Energi (kcal/dl) 58 70 65
Lemak (g/dl) 2,9 4,2 3,8
Asam lemak tak jenuh rantai panjang (% - 14 3
total lemak)
Protein (g/dl) 2,3 0,9 3,3
Kasein (g/dl) 0,5 0,4 2,5
α-Laktalbumin (g/dl), Whey - 0,3 0,1
Laktoferin (g/dl) 0,5 0,2 Trace
Ig A (g/dl) 0,5 0,2 0,003
Laktosa (g/dl) 5,3 7,3 4,7
Vitamin A (RE) (µ/dl) 151 75 40
Kalsium (mg/dl) 28 30 125
Natrium (mg/dl) 48 15 47
Zat besi (mg/dl) - 0,08 0,05
107

VII.PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN


NEONATUS DARI INTRA KE EKSTRA UTERUS :
 
1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang
trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup
BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas


Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi
sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang
cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.
108

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi
yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan
dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali
tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan
di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler


Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang
terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan
penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.

2. Perubahan pada sistem peredaran darah


Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi
yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu
sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir
ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-
paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini
dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi


a. sirkulasi darah fetus
1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami
deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum\
mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang
109

mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.


c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah
lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari
venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan
darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini
dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut
dikenal sebagai arteri hypogastica.

2). Sistem sirkulasi fetus


a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari
plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan
hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis
dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi
ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar
dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena
hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah
yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke
atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc
sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang
ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas
superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima
darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan
ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran
yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis
masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru – paru
yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena
ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah
bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca
interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung
leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah
maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus
Sirkulasi darah
bayi sirkulasi darah janin

3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya
110

lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa
menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan
lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan
energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang
oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBl

4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :


a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia,
pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam
jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam
pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada
jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur),
lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan
stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum
lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,,
apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa
gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.

5. Perubahan sistem gastrointestinal


Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan
reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lair.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu)
masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan
yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

6. Sistem kekebalan tubuh/ imun


Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh
yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
111

a. perlindungan oleh kulit membran mukosa


b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang,
artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih
belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi
dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi
bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti
pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi
dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

Daftar Pustaka

Gyuton, AC. 1983. Fisiologi Kedokteran Bagian 2 edisi 5. Jakarta : EGC


Jane Coad. 2001. Anatomy and Physiology, Mosby
112

Manuaba, I Gde Bagus. 2000. Buku Pendidikan Bidan, Jakarta;EGC.


Manuaba, I Gde Bagus. 2005. Buku Pendidikan Obsteti Ginekologi, Jakarta;EGC.
Moeloek, N. 1984. Standarisasi Analiisa Semen Manusia. Jakarta : Perkumpulan
Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI).
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Jakarta; EGC
Sadler, TW. 1987. Embriology Kedokteran Longman, Edisi 07 (Terjemahan). Jakarta
: EGC
Sarifudin, AB,dkk, 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta, YPSPB.

Anda mungkin juga menyukai