1. Karbohidrat
a. Pengertian
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat gizi organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan dari sudut kimia
dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon(C), hidrogen(H), dan
Oksigen(O). Karbohidrat mempunyai rumus kimia Cn(H²O)n (Kusumawati, 2012).
b. Jenis Karbohidrat
Karbohidrat dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis, yaitu monosakaida, disakarida
dn polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan poisakarida tidak mempunyai
rasa (tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat terdapat dua jenis disakarida yaitu
disakarida yang dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Disakarida yang dapat dicerna
disebut zat tepung (amilum) dan dekstrin. Disakarida yang tidak dapat dicena ialah selulosa,
pentosa dan galaktan. Polisakarida didalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan
disebut glikogen. Disakarida di dalam makanan hanya tiga jenis yang mempunyai arti gizi,
ialah sukrosa, maltosa dan laktosa. Monosakarida di dalam makanan juga ada tiga jenis yang
mempunyai arti gizi yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa (Kusumawati, 2012).
c. Fungsi
1) Sumber energi yang murah
2) Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
3) Membuat cadangan tenaga tubuh
4) Pengaturan metabolisme tubuh
5) Untuk efisiensi penggunaan protein
6) Memberikan rasa kenyang.
d. Metabolisme
Proses metabolisme karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui
mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk
monosakarida. Monosakarida (fruktosa,galaktosa,glukosa) yang masuk bersama-sama darah
dibawa ke hati. Di dalam hati monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melalui
pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui proses
Glikoneogenesis.
e. Siklus Krebs
1) Pengertian
Adalah serangkaian reaksi yg digunakan oleh organisme aerobik untuk menghasilkan energi
dari oksidasi molekul asetil-CoA hasil 3 metabolisme karbohidrat utama, glikolissis, jalur
pentosafosfat dan jalur entner-duodoroff. Dikenal juga dengan siklus asam sitrat.
a) Peran oksidasi Asetil-KoA
b) Setiap molekul Asetil KoA berkondensasi dengan 1 molekul Oksalo-Asetat
membentuk12 ATP, CO2, dan H2O
c) Substrat: Asetil KoA.
2) Fungsi siklus kreb adalah
a) Jalur akhir oksidasi karbohidrat,protein & lipid yg akan dimetabolisme mjd asetil ko-a
b) Menghasilkan sebagian besar co2 dengan oksidasi glukosa
c) Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan untuk
produksi atp (adenosin trifosfat)
d) Menyediakan sejumahl bahan (prekursor -prekursor) untuk kebutuhan sintesis protein &
asam nukleat
e) Mengkonversi sejml energi serta zat yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asam
lemak sebelum pembentukan trigliserida untuk penimbunan lemak
f) Bertindak sebagai pengendalian langsung maupun tidak langsung terhadap sistem enzim
melalui komponen-komponen siklus
2
2. Protein
a. Pengertian
Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain polisakarida , lipid , dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama semua makhluk hidup. Pada
manusia protein menyumbang lebih dari 20% berat total tubuh. Protein ibaratnya
seperti sebuah mesin, mesin yang menjaga dan menjalankan fungsi tubuh semua
makhluk hidup, Tubuh manusia terdiri dari sekitar 100 trilyun sel masing-masing sel
memiliki fungsi yang spesifik. Setiap sel memiliki ribuan protein berbeda, yang
bersama-sama membuat sel melakukan tugasnya.
Protein merupakan salah satu sumber utama energi bersama-sama karbohidrat
dan lemak .
b. Fungsi
1) Membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
2) Sebagai badan anti, berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik yang datang dari luar & masuk kedalam tubuh
3) Sebagai zat pengatur, protein mengatur proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon
4) Pengaturkeseimbangankadarasambasadalamsel
5) BerperanKontraksiotot - duajenis protein (aktindan myosin) yang
terlibatdalamkontraksiototdangerakan.
6) Membuatenzim. SuatuenzimmemfasilitasiReaksibiokimiasepertimengikat
hemoglobin, mengangkutoksigenmelaluidarah.
7) Sebagaicadangandansumberenergitubuh
c. Metabolisme
Di dalam rongga mulut, belum mengalami proses pencernaan. Didalam lambung terdapat
enzim pepsine & hcl yang bekerjsama memecah protein makanan, menjadi metabolite
intermediate tingkat polypeptida, yaitu peptone, albumosa dan poteosa.
Didalam usus halus protein bercampur dengan enzim protease. Pancreas mengeluarkan
prekursor protease seperti tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase & proelastase.
Apabila sel membutuhkan protein tertentu, sel tersebut akan membentuknya dari asam
amino yang tersedia. Apabila sel membutuhkan asam amino tidak esensial tertentu untuk
pembentukan protein, sel akan membuatnya dengan cara memecah asam amino lain yang
tersedia & menggabungkan gugus aminonya dngan unit-unit karbon-karbon fragmen yang
berasal dari glukosa.
d. Hubungan protein dengan energi
1) sbg sumber energi, protein ekivalen dg karbohidrat, krn menghasilkan 4 kkal/g protein.
2) protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam
jumlah energi yang dibutuhkan uutktk metabolisme energi.
e. Akibat kekurangan protein
1) Kwarsiorkor
Ciri-cirinya adalah
a) Pertumbuhan terhambat
b) Otot melemah, edema,muka bulat spt bulan (moonface)
c) Gangguan psikomotor
d) Tidak nafsu makan
e) Kulit kering, bersisik,pecah-pecah & dermatosis
f) Rambut jagung (mudah rontok, kusam, halus, menjadi lurus)
g) Hati membesar & berlemak,sering disertai anemia & xeroftalmia
Gambar. Anak Kwarsiorkor
3
2) Marasmus
Ciri-ciri adalah
a) Anak apatis & terlihat spt sdh tua
b) Tidak edema
c) Berkurangnya otot & lemak dapat diketahui dari pengukuran lila, lipatan kulit
daerah bisep,trisep,skapula & umbilikal
d) Pertumbuhan terhambat, alemak dibawah kulit berkurang serta otot-otot
berkurang & melemah, berat badan paling berpengaruh
3. Lemak
4
a. Fungsi
1) Sumber energi
2) Sumber asam lemak esensial
3) Alat angkut vitamin larut lemak
4) Menghemat protein
5) Memberi rasa kenyang & kelezatan
6) Sebagai pelumas
7) Memelihara suhu tubuh
8) Pelindung organ tubuh
b. Metabolisme
Trigliserida merupakan lipid utama dalam makanan, simpanan lemak dilakukan di dalam sel
lemak dalam jaringan adipos, sel-sel adipos mempunyai enzim khusus pada permukaannya
yaitu lipoprotein lipase (lpl) yang melepas trigliserida & lipoprotein, menghidrolisinya &
meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel.Dalam sel terdapat enzim yang merakit kembali
bahan-bahan hasil hidrolisis menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai cadangan energi.
Penggunaan lemak untuk energi bila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel
adipos menghidrolisis simpanan trigliserida menajadi gliserol & asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah.
c. Peranan hati pada metabolisme
Metabolisme lipid di dalam tubuh merupakan perkiran hak istimewa hati. Jaringan
mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak sampai tuntas. Jaringan adiposa
memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk memodifikasi terhadap peranan hati yang
bersifat sentral dan unit di dalam metabolisme lipid merupakan konsep yang penting. Hati
melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada metabolliseme lipid:
1. hati memfaslitasi pencernaan dan penyerapan lipid melalui produksi empendu
yang mengandung kolestrol serta garam-garam empedu yang disintesis didalam hati
secara de novo atau ambilan kolesterol lipid.
2. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintensis serta oksidas asam lemak dan
untuk sintensis triasilgliserol serta fosfilipid.
3. Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton (ketogensis)
4. Hati memainkan peranan intergal didalam sintesis serta metabolisme lipoprotein plasma
4. Mineral dan Vitamin
a. Pengertian
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang pearnan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kalsium, fosfor dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel
darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin.Disamping itu mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam akivitas enzim-
enzim.Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan
pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-
ikatan penting melalui membrane sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap
rangsangan.
b. Fungsi
1) Mineral merupakan bagian dari tubuh & memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,jaringan,organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan
2) Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme,terutama sebagai kofaktor dalam
aktivitas enzim-enzim.
c. Jenis mineral
1) Mineral Makro
Yang termasuk mineral makro antara lain : natrium, klor, kalsium, kalium,
fosfor, magnesium, dan sulfur.
a) Kalsium
Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan
tanpa lemak.Kira-kira 99 persen kalsium terdapat dalam tulang dan gigi.
5
empat persen dari besi total adalah protein yang memberikan warna merah pada
otot tulang.
f) Kalium
Seperti halnya natrium, kalium (K) merupakan kation penting di dalam
cairan intraseluler yang berperan dalam keseimbangan pH dan osmolalitas.Tubuh
manusia mengandung 2.6 mg kalium per kilogram berat badan bebas lemak, sel-
sel syaraf dan otot mengandung banyak kalium. Dalam jumlah kecil mineral ini
dijumpai dalam cairan ekstraseluler; kadar K dalam serum adalah 14-22 mg/ 100
ml. tampaknya kalium mempunyai kemampuan menerobos membrane sel lebih
besar dibandingkan dengan natrium.
Ion kalium diperlukan dalam metabolism karbohidrat dan protein, namun
mekanismenya belum jelas diketahui.Pembentukan glikogen dan degradasi
glucose memerlukan kalium.Kekurangan kalium jarang diakibatkan oleh
makanan kurang mengandung mineral ini.Kekurangan kalium umumnya
disebabkan karena ekskresi yang berlebihan melalui ginjal, juga dapat terjadi
karena muntah-muntah yang berlebihan, atau diare yang berat.
Pengaruh kekurangan kalium terutama pada otot yaitu lemak urat dan
dapat menimbulkan kelumpuhan.Pengobatan defisiensi kalium harus dilakukan
sangat berhati-hati, karena bila terlalu cepat dan banyak kalium masuk ke dalam
pembuluh darah malahan dapat menimbulkan hiperkalemia yang lebih serius dari
pada hipokalemia.
g) Khlorida
Ion klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstraseluler dan
berada dalam betuk kombinasi dengan natrium diberbagai bagian, meskipun
dalam jumlah sedikit terikat pada protein dan substansi lainnya. Kurang dari 15
persen total klorida tubuh terletak secara intraseluler. Klorida dalam darah dan
eritrosit yang biasa dikenal sebagai “chloride shift” suatu mekanisme
homeostatic pertama dalam mengontrol pH darah.
Walaupun klorida bersama natrium umumnya dianggap berfungsi dalam
mempertahankan pH dan osmolaritas cairan ekstraseluler, ion klorida juga
berfungsi sebagai activator amylase dan penting dalam pembentukan HCl
lambung. Hal ini sangat menarik karena meskipun klorida biasanya diangkut
melewati membrane biologic oleh diffuse pasif, namun dalam lambung dan
mukosa usus ion klorida diangkut secara aktif.
2) Mineral Mikro
Kegunaan mineral mikro lain untuk manusia belum diketahui dengan pasti.
Pengetahuan yang ada banyak diperoleh dari hasil penelitian dengan hewan.
a) Silicon(Si)
Silicon baru dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20 tahun lalu, kosentrasi
tertinggi terdapat dalam epidermis dan jaringan ikat.Silicon berperan dalam
memulai klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesisi kolagen.Silicon
diabsorpsi dalam bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urin.Konsentrasi
rata-rata dalam plasma adalah 0.5 ng/liter.Silicon terutama terdapat dalam
makanan nabati terutama biji-bijian dan serealia utuh.Bir menganding silicon
dalam konsentrasi tingi.
b) Vanadium (Va)
Vanadium berasal dari nama dewi skandinavia yang menggambarkan
kecantikannya, kemudaan, dan kekemilauan. Vanadium diduga berperan dalam
fungsi enzim-enzim yang berkaitan dengan fosforilasi.Vanadium diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang serta untuk reproduksi normal.
Sumber baik vanadium adalah serealia dan hasilnya.Daging, ikan dan unggas
merupakan sumber yang sedang.
8
c) Timah (Pb)
Timah dalam jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap sebagai kontaminasi
lingkungan.Belakangan terbukti bahwa timah pada tikus meningkatkan
pertumbuhan.Timah cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon.
Timah mempunyai pengaruh induksi terhadap enzim oksigease hem, yang
menyebabkan pemecahan hem dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang
bergantung pada hem. Belum banyak diketahui tentang kandungan timah dalam
makanan.
d) Nikel (Ni)
Nikel pada tahun 1974 ditemukan sebagai zat gizi esensial untuk ayam, tikus dan
kambing.Nikel terdapat di dalam DNA dan RNA.Fungsinya mungkin
menstabilisasi struktus asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau
komponen structural berbagai enzim. Kekurangan nikel dapat menyebabkan
kerusakan hati dan alat tubuh lain. Sumber baik nikel adalah kacang-kacangan,
serealia, dan produk serealia.Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel.
e) Arsen (As) dan Boron (Bo)
Arsen diduga merupakan zat gizi esensial lain. Kebenarannya masih memerlukan
penelitian lebih lanjut.Penelitian pada tikus dan anjing percobaan menunjukkan
bahwa boron berpengaruh terhadap metabolism mineral mikro.Suplementasi
boron pada perempuan sesudah menopause, dapat mencegah kehilangan kalsium
dan demineralisasi tulang.
Mineral mikro lain yang masih memerlukan pembuktian tentang kegunaannya
adalah perak (Ag), merkuri (Hg), stanum (Sn), barium (Ba), cadmium (Cd) dan
arsen (As).
d. Metabolisme
Natrium diabsorbsi di usus halus lalu dibawa ke ginjal untuk disaring kemudian
dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium
dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormone
aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun
5. Enzim
a. Pengertian
Biomolekul berupa protein yg berfgs sbg katalis (senyawa yg mempercpt proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dlmsuatu reaksi kimia organik.molekul awal yg disebut substrat akan
dipercepat perubahannya mjd molekul lain yg disebut produk.
protein yg menurunkan energi aktivasi (ea) reaksi kimia.
b. Macam-macam enzim
1) Berdasarkan tempat enzim bekerja
a) Endoenzim (enzim intraseluler) : merupakan enzim yang kerjanya didalam sel
b) Eksoenzim (enzim ekstraseluluer): merupakan enzim yang kerjanya di luar sel
2) Berdasarkan cara terbentuknya
a) Enzim konstitutif : yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh kadar molekul
awalnya (substrat). ex: enzim amilase
b) Enzim adaptif : yaitu enzim yang pembentukannya distimulasi oleh adanya
substrat, ex: ß-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri e.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa
3) Berdasarkan proses metabolismenya
a) Enzim katalase : merupakan enzim yang bersifat antioksidan pada makhluk
hidup akibat fungsinya yng membantu mengubah hidrogen peroksida(h2o2)
yang berasal dari respirasi(pernapasan) menjadi air (H2O) dan oksigen(O2)
b) Enzim oksidase: merupakan enzim yang fungsinya untuk mempercepat
penggabungan ikatan O2 pada substrat tertentu yang spesifik dengan
9
c. Fungsi
Sebagai katalisator yang mempercepat terjdinya laju sebuah reaksi.Ddidalam tubuh manusia,
enzim berfungsi untuk memperlancar proses pencernaan. Dimulai dari:
1) Mulut
Enzim amilase, terdapat didalam saliva (air ludah),dihasilkan oleh kelenjar parotis
(kelenjar ludah) dan pankreas. Fungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
2) Lambung
a) Enzim renin, didalam lambung, kerjanya dibantu oleh hcl (asam) lambung.
Fungsi untuk mengubah kaseinogen menjadi kasein.
b) Enzim pepsin,terdpat didalam lambung, kerjanya dibantu oleh hcl (asam)
lambung. Fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton, proteosa dan
polipeptida
c) Enzim lipase,berfungsi dalam mengubah trigliserida menjadi asam lemak
3) Usus halus
a) enzim laktase,fungsi mengubah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa
b) Enzim maltase,fungsi mengubah maltosa(hasil dari kerja amilase disaliva)
menjadi glukosa
c) Enzim lipase,berfungsi dalam mengubah lemak menjdi gliserol dan asam lemak
d) Enzim enterokinase,fungsi mengubah tripsinogen menjadi tripsin
e) Enzim peptidase,fungsi mengubah polipeptida (hasil dari kerja tripsin
dipankreas) menjadi asam amino (protein yang diserap kedalam darah)
f) Enzim sukrase, fungsi mengubah sukrosa (diperoleh) dari konsumsi buah-
buahan seperti tebu dll) menjadi fruktosa dan glukosa
4) Pankreas
a) Enzim tripsin,fungsi mengubah protein menjadi polipeptida
b) Enzim lipase,fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol (agar
dapat dicerna)
c) Enzim amilase,fungsi mengubah amilum menjdi maltosa atau disakarida
d) Enzim karbohidrase,fungsi mencerna amilum menjadi maltosa
d. Sifat Kinetik
a) Enzim hanya disintesis oleh sel dan juga didalam sel
b) Enzim ini mempunyai tempat khusus didalam sel, misal enzim pada siklus krebs
terletak didalam matriks ekstraseluler, sedangkan enzim pada proses glikolisis terletak
pada sitoplasma sel
c) Enzim hanya akan diproduksi atau disintesis jika sel mempunyai gen untuk enzim
tersebut
d) Suhu enzim adalah sama dengan sel,kecepatan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim
meningkat seiring dengan peningkatan suhu.Pada suhu yang terlalu tinggi enzim akan
mengalami denaturasi. Sedangkan pada suhu 0 derajat celcius, enzim menjadi tidak
aktif.
10
3. Ultrasoographi (USG)
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20
– 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini
12
B. Biomekanika
1. Definisi
merupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot
manusia.
(frankel dan nordin,1980).
Biomekanika menggunaka konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan
pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh
pada aktivitas sehari-hari.
(chaffin,1991)
a. Macam-macampengaturanposisidalam body mekanik
1) Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau di naikkan. Fungsinya untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
a) Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan
cardiovaskuler
13
2. Semi fowler
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan :
a) Mobilisasi.
b) Memberikanperasaanlegapadakliensesaknafas.
c) Memudahkanperawatanmisalnyamemberikanmakan.
3. Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memeberi kenyamanan dan untuk memberikan obat melalui anus.
Tujuan :
a) Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
b) Mengurangi penekanan pada sacrum dan trochanter besar pada klien
yang mengalami paralisis.
14
4. Posisitrendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepla lebih rendah
dari pada bagian kaki.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Gambar posisi trendelenburg
6. Posisili totomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut.
15
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia dan memasang alat
kontrasepsi.
8.Posisiterlentang (supinasi)
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan
kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
Tujuan :
a) Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b) Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.
16
9. Posisi pronasi
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
kepala menoleh kesamping.
Tujuan:
a) Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut
b) Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
c) Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post
operasi mulut atau tenggorokan.
C. Termodinamika
1. Pengertian
Menurut Bahasa "termodinamika" berasal dari bahasa Yunani therme (kalor) dan
dynamis (gaya).
Menurut Pendapat Ahli “ Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang
berkenaan dengan panas). dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).
(Tripitara M, 2007)
2. Pengaturan panas tubuh dan transfer panas
Manusia memiliki mekanisme pengaturan untuk bisa mempertahankan suhu tubuh
tetap optimal dalam berbagai macam kondisi lingkungan. Suhu tersebut, utamanya
dipertahankan pada suhu 37 ° C apabila diukur secara oral atau melalui mulut. Akan
tetapi, suhu tubuh masih dianggap normal apabila suhu tubuh dalam rentang 35,5⁰ C
pada pagi hari hingga 37,7⁰C pada malam hari. Rata-ratanya adalah 36,7⁰C.
Pengaturan suhu ini amat penting supaya metabolisme sel tetap optimal. Suhu tubuh
bagian dalam, seperti pada organ-organ dalam, umumnya tetap konstan 37,8 ⁰C.
Sementara itu pada tubuh bagian luar seperti kulit, suhunya lebih rendah serta lebih
bervariasi. Perubahan suhu tersebut juga berfungsi dalam pengaturan suhu supaya
suhu pada organ-organ dalam tetap terjaga dalam batas optimal. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat, di antaranya adalah di mulut (oral), ketiak
maupun di lubang anus (rektal). Selain itu, pengukuran suhu melalui lubang telinga
juga dapat dilakukan.Pengukuran suhu per rektal dapat memberikan hasil yang lebih
tinggi dibandingkan melalui oral maupun ketiak dengan perbedaan sekitar 0,56 ⁰C.
Seseorang dapat memiliki suhu tubuh yang bervariasi sepanjang hari. Paling rendah
suhu dapat diukur pada pagi hari (sekitar pukul 6 hingga 7). Selanjutnya dapat
bervariasi hingga 1⁰C dengan paling tinggi pada sore hari (pukul 6 hingga 7 sore).
Selain itu, khusus wanita, suhu tubuh cenderung lebih tinggi pda saat pertengahan
siklus menstruasi, yaitu saat terjadi ovulasi. Variasinya sekitar 0,5⁰C. Selama orang
17
melakukan olahraga atau aktivitas sedang hingga berat, suhu tubuh juga mengalami
kenaikan. Hal ini terkait dengan produksi panas oleh otot yang berkontraksi. Suhu
tubuh dapat mencapai 40⁰C. Hal ini masih dalam batas normal serta tidak disebut
sebagai demam. Variasi suhu juga terkait dengan usia. Orang tua memiliki suhu yang
lebih rendah dengan rata-rata suhu harian adalah 36,4 ⁰C.
Dalam pengaturan suhu tubuh, input panas harus seimbang dengan outputnya.
Input panas dapat berasal dari lingkungan serta produksi panas internal. Sementara
itu, panas dapat keluar melalui eksposur permukaan tubuh terhadap lingkungan. Jika
suhu tubuh bagian dalam turun, produks panas akan ditingkatkan serta keluaran
panas diminimalkan. Pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan dapat melalui
mekanisme radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi merupakan emisi
energi pana dari permukaan tubuh yang hangat dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau gelombang panas.Tubuh bisa mendapatkan panas secara radiasi
dari matahari, atau benda yang terbakar (tanpa tersentuh secara langsung). Sementara
itu, konduksi merupakan transfer panas melalui kontak langsung. Panas akan
berpindah dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas. Misalnya, saat
kita memegang es, tangan kita akan menjadi lebih dingin karena panas berpindah
dari tangan ke es tersebut.
Pada konveksi, panas berpindah melalui aliran udara atau air. Misalnya dengan
hembusan dari kipas angin maupun seperti pada saat mengendarai sepeda atau
kendaraan dengan jendela terbuka. Itulah mengapa pada kondisi tersebut, kita
cenderung merasa lebih dingin. Sementara itu, evaporasi berkaitan dengan keluarnya
panas melalui penguapan keringat Pada tubuh, fungsi termostat diperankan oleh
hipotalamus. Hipotalamus menerima informasi dari berbagai bagian tubuh.
Selanjutnya dilakukan koordinasi untuk penentuan mekanisme mempertahankan atau
melepaskan panas. Perubahan suhu hingga 0,01⁰C dapat terdeteksi oleh hipotalamus
ini. Sensor pada tubuh yang berperan untuk memberikan informasi mengenai suhu
tubuh maupun suhu kulit disebut sebagai termoreseptor. Bagian posterior
hipotalamus terpicu oleh dingin sedangkan bagian anterior lebih sensitif terhadap
panas.
Input panas umumnya didapatkan dari produksi yang dilakukan tubuh
mengingat suhu tubuh seringkali lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan. Pada
saat istirahat, panas dihasilkan oleh organ toraks dan abdominal melalui aktivitas
metabolik basal. Di atas itu, panas dapat dihasilkan oleh otot rangka maupun kerja
hormon tertentu . Aktivitas dari otot rangka dapat menghasilkan panas yang berperan
dalam pengaturan supaya suhu tetap dalam kondisi optimal saat panas yang
dihasilkan oleh organ toraks dan abdomen masih kurang. Menggigil merupakan salah
satu mekanisme yang dilakukan oleh tubuh. Menggigil cukup efektif dalam
menghasilkan panas mengingat tidak ada kerja eksternal yang dilakukan. Sementara
itu, jika suhu lingkungan terlalu panas sehingga suhu tubuh juga meningkat, tonus
otot akan turun. Akan tetapi, biasanya respon ini tidak terlalu efektif karena
metabolisme tubuh tetap harus berjalan yang mana metabolisme tersebut tetap
menghasilkan panas. Pada bayi, karena kemampuan untuk menggigilnya kurang,
terdapat mekanisme non menggigil untuk mempertahankan panas. Pada bayi baru
18
lahir, terdapat deposit jaringan adiposa berupa lemak coklat yang dapat
mengkonversi energi kimia menjadi panas. Selain sebagai jalur pengiriman nutrisi,
aliran darah pada pembuluh darah juga berperan dalam pengaturan suhu, terutama
aliran darah yang menuju kulit. Sebagai pengatur suhu, aliran darah kulit dapat
bervariasi dari 400 ml/menit hingga 2500 ml/menit. Semakin banyak darah yang
mengalir ke kulit, panas yang terbawa dari tubuh bagian dalam melalui darah akan
semakin banyak yang dapat keluar melalui proses konduksi-konveksi serta radiasi.
Respon pembuluh darah tersebut dikoordinasi oleh hipotalamus dengan sistem saraf
simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis pada arteriol kulit akan menghasilkan
vasokonstriksi sebagai respon terhadap eksposur dingin sementara itu aktivitas
simpatis akan berkurang pada saat terjadi eksposur oleh panas. Selain dengan
bantuan pembuluh darah, permukaan tubuh yang berkontak dengan lingkungan juga
berperan dalam pengaturan suhu yang hendak dikonservasi atau hendak dibuang.
(Riwidikdo, S.Kp).
3. Penggunaan thermografi dalam praktik kebidanan
proses mekanisme kehilangan panas (hipotermia) pada bayi baru lahir dapat terjadi
melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi:
a. Konveksi : panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak. (jumlah panas yang hilang tergantung kepda kecepatan dan suhu udara.
Contoh : bayi baru lahir diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
Pencegahan : Hindari aliran udara (pendingin udara, kipas angin, lubang angin
terbuka)
b. Evaporasi : panas hilan melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan
dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi
uap)
Contoh : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
Pencegahan :
c. Radiasi : panas dipancarkan dari bayi baru lahir , keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu
berbeda)
Contoh: bayi baru lahir diletakkan ditempat yang dingin.
Pencegahan :
Kurangi benda-benda yang menyerap panas (logam)
Tempatkan ayunan bayi tempat tidur jauh dari tembok (diluar) atau
jendela jika mungkin.
d. Konduksi : panas di hantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi. (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain
melalui kontak langsung)
Contoh : popok bayi baru lahir basah tidak langsung diganti.
Pencegahan : Hangatkan seluruh barang-barang untuk perawatan (stetoskop,
timbangan, tangan pemberi perawatan, baju, sprei).
D. Hidrodinamika
1. Pengertian
19
Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak
liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air.
2. Penggunaan hidrodinamika dalam praktik kebidanan
E. Gelombang suara, gelombang cahaya dan medan listrik
1. Pengertian
a. Bunyi atau suara adalah kompresi mekanik atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium dapat berupa zat cair,padat gas.
Bunyi merambat diudara dengan kecepatan 1224 km/jam. Bunyi merambat lebih
lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah.
b. Cahaya bersifat bergelombang dan partikel pada hakekatnya tidak dapat dilihat
kesana dan cahaya apabila cahaya tesebut mengenai benda.
Cahaya adalah energy dalam bentuk gelombang elektro magnetic yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 3800-750 nm.
Gelombang cahaya yang tranfesal adalah ketika pergerakan elektonik tegak lurus
terhadap gerak gelombang.
c. Merupakan dari gelombang elekto magnetic yang tidak memiliki bentuk fisik bias
juga diartikan representasi fisual dari perubahan tegangan atau arus terhadap
waktu.
d. Gelombang listrik memiliki tiga karasteristik sebagai berikut:
*Periodik (period)
Waktu yang dibutuhkan pada satu siklus gelombang bolak-balik biasanya
dilambangkan dengan satuan t (satuan detik/second).
*Frekuensi (frequency)
Sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik (f=1/t) satuan frekuensi adalah
hertz.
*Amplitudo (Amplitude)
Simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu getaran
satuan unitnya adalah volt.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik
dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok
frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
2) Kegunaan USG
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan
dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran
cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas
pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan
probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis
kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan
hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh
yang terbangun dari cairan.
Manfaat USG pada obstetric yaitu :
a. Pada kehamilan trimester 1 :
Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan
atau cacat bawaan .
Meyakinkan adanya kehamilan .
Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada
kehamilan muda, misalnya kehamilan ektopik.
Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
Menentukan lokasi janin, didalam kandungan atau diluar rahim.
Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau
pergerakan janin.
Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
b. Pada kehamilan trimester II & III :
Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan terlalu
cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan
menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran
prematur. Pertumbuhan janin normal atau tidak.
Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktifitasnya, gerak
nafas, banyaknya cairan amnion, dsb.
Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar
sebelum persalinan.
b. Suction Pump
1) Definisi Suction Pump
21
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap
cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction pump adalah alat
kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak berguna atau
partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul. Hampir semua
ruang operasi pada Rumah Sakit menggunakan Suction Pump, maka alat
tersebut harus mempunyai keakuratan yang tinggi. Kenyataan sekarang ini
pada saat melakukan operasi bedah, daya hisap Suction Pump ini sering tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga bisa jadi salah satu penghambat,
dalam proses operasi. Oleh karena itu kalibrasi terhadap Suction Pump sangat
diperlukan supaya hasil keluaran dari alat tersebut mempunyai keakurasian
yang baik.
2) Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada satu
tegangan, yaitu tegangan 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka ketika
pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan besarnya tegangan yang ada
yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor yang memiliki
fungsi sebagai starting capasitor.
c. Rontgen
1). Definisi Sinar X
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke
100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz).
Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi
sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari
suatu tabung rontgen.
2) Kegunaan Sinar-X
Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,
gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada
tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan
‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak
yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara
berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya
kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai
‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.
d. Elektrocardiografi (ECG)
1) Definisi EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung. Elektrokardiografi merupakan pemantulan aktiifitas listrik dari serat-
serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, perekaman EKG
sebagai cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak dapat lagi dihilangkan dari
klinik.
2) Prinsip Kerja EKG
22
Pada dasarnya prinsip kerja alat EKG merupakan suatu penguat (amplifier)
yang berfungsi untuk memperkuat potensial listrik jantung dengan satuan mili
Volt sehingga dapat tergambar pada monitor atau terekam pada kertas grafik.
A. Pengertian mikrobiologi
Mikrobiologi adalah tentang mikro organisme organisme hidup yang terlalu kecil
untukdapat diperiksa tanpa bantuan mikroskop. Untuk mata telanjang,organisme yang
bergaris tengah 0,1 mm hanya dapat dilihat,tatpi untuk menelitinya diperlukan
pembesaran. Mikrobiologi medis adalah ilmu tentang peran mikro organisme dalam
nfeksi manusia.
B. Dasar dasar mikrobiologi
Mikroorganisme dapat dikendalikan, yaitu di basmi , dihambat atau ditiadakan dari suatu
linkungan, dengan menggunakan berbagai proses atau sarana fisik.
Suhu tinggi
Penggunaan suhu tinggi digabung dengan kelembapan tinggi merupakan salah satu
metode paling efektif untuk mematikan mikroorganisme.
Penerapan suhu tinggi untuk mematikan mikroorganisme
Memanfaatkan panas untuk mematikan mikroorganisme untuk mudahnya dibagi kedalam
2 kategori : Panas lembab dan panas kering
Sterilisasi bertahap
Beberapa media bakterologis dan zat kimia tida dapat dipanaskan pada suhu diatas 100°C
tanpa menjadi rusak.
Air mendidih
Merebus peralatan di dalam air mendidih selama waktu yang singkat lebih
memungkinkan untuk desinfeksi dari pada sterilisasi.
Pasteurisasi
Suhu yang ditentukan untuk pasteurisasi berdasarkan pada waktu kematian termal bagi
tipe patogen yang paling resisten untuk di basmi.
C. Hubungan antara agent,host,enviroment
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan dalam menimbulkan
suatu penyakit amat komplek dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini saling
mempengaruhi, pejamu dan bibit penyakit saling berlomba untuk menarik keuntungan
dari lingkungan.
arthropoda, peran geografis, serta hambatan fisik atau kimia juga mempengaruhi proses
terjadinya penyakit (Engering et al, 2013).
Dalam usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit perlu di pelajari
mekanisme yang terjadi antara agent, host dan environment yaitu :
1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang
menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya
viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam
sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia beracun oleh proses
pemanasan bumi global.
2. Interaksi antara manusia dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungan dan terjadi pada
saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat
dan menyediakan makanan.
3. Interaksi antara host dengan agen penyakit
Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembangbiak dan dapat merangsang
manusia untuk menimbulkan respon berupa tanda-tanda dan gejala penyakit berupa
demam, perubahan fisiologi jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme
pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna,
kecacatan atau kematian.
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan ini diibaratkan seperti
timbangan. Di sini pejamu dan bibit penyakit berada di ujung masing-masing tua,
sedangkan lingkungan sebagai penumpunya. Seseorang disebut berada dalam keadaan
sehat, jika tuas pejamu berada dalam keadaan seimbang dengan tuas bibit penyakit.
Sebaliknya bila bibit penyakit lebih berhasil menarik keuntungan dari lingkungan, maka
orang tersebut berada dalam keadaan sakit.
Gambar 1. Hubungan host, agent, dan environment (Azwar, 1988).
Karena adanya pengaruh dari beberapa unsur inilah sering disebutkan bahwa
penyebab timbulnya suatu penyakit tidak bersifat tunggal , melainkan bersifat majemuk
yang dikenal dengan istilah multiplecausation of disease. Selanjutnya, dalam
menimbulkan penyakit, peranan unsur-unsur tersebut tidaklah secara sendiri-sendiri,
melainkan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Hubungan yang
diperlihatkan bagaikan jaringan jala penyebab dan karena itu populer dengan sebutan
web of causation (Azwar, 1988). Selanjutnya dalam membahas penyebab penyakit,
terutama jika berasal dari golongan biotis, perlu diperhatikan sifat-sifat yang dimilikinya.
Dari empat sifat yang dimiliki, yang terpenting adalah sifat patogenisiti, karena memang
sifat ini yang menentukan penyakit atau tidak.
Jika bibit penyakit ditinjau dari sifat patogenisiti ini dan kemudian dikaitkan dengan
lingkungan dan pejamu sebagai dua faktor lainnya yang mempengaruhi timbulnya suatu
penyakit, maka ketiganya terikat dalam suatu hubungan yang berbentuk segi tiga yang
dikenal dengan sebutan epidemiological triangle.
D. Morfologi dan struktur mikrobiologi
Empat bentuk morfologis yang ada
Kokus berbentuk bulat. Apabila tersusun berpasangan,mereka dikenal sebagai
diplokokus. Contohnya adalah streptococcus pneumoniae ( yang menyebabkan
pneumonia) dan Neisseria gonorrheae ( yang menyebabkan gonorea). Kokus yang
berkelompok disebut stafilokokus. Contohnya adalah staphylococcus aureus, suatu
konstituen dari flora normal kulit, yang pada sebagian dari anggota populasi juga
mampu berlaku sebagai patogen luka, dan staphylococcus epidermis, suatu bakteri
oportunitis yang mampu menimbulkan infeksi pada orang sakit berat, walaupun tidak
pada orang sehat. Steptokokus adalah bakteri bulat yang bersambungan satu sama
lain membentuk rantai. Kuman ini menimbulkan nyeri tenggorok dan berbagai jenis
infeksi yang di jumpai di rumah sakit dan masyarakat (Cleary et al., 1992)
Basil (misalnya pseudomonas, klebsiella, proteus dan E. Coli)
Memiliki bentuk batang,tersusun secara tunggal atau dalam rantai. Mereka terkenal
karena kemampuannya meimbulkan infeksi di rumah sakit. Beberapa bakteri yang
menyebabkan keracunan makanan, termasuk shigella dan salmonella, termasuk
dalam kelompok ini.
Vibrio adalah bakteri melengkung. Contohnya adalah vibrio cholerea
( menimbulkan kolera ) dan campyblobacter (menyebabkan keracunan makanan)
Spirochaeta adalah bakteri yang sangat kecil, lentur , dan bentuk spiral . Anggota
tipikal dari kelompok ini antara lain adalah treponema pallidum ( yang menimbulkan
sifilis), leptospira interrogans ( serotip icterchaemorrhagie) (penyakit weil) yang
ditularkan ke manusia melalui tikus yang terjangkit, dan borrelia burgdorferi
( penyakit Lyme).
25
Semua bakteri bersifat unisel (barsel tunggal), tetapi bentuk dan ukirannya sangat
beragam. Spesimen harus ‘difikasasi’ (dimatikan) dan diwarnai sebelum dapat
diperiksa di bawah mikroskop cahaya. Kemajuan dalam bidang mikroskop elektron
memunginkan kita meneliti ultrastruktur (detil halus) sel. Namun, sel sel tersebut
juga mati karena pemeriksaan harus dilakukan dengan spesimen dalam ruang hampa
udara. Gambar yang terlihat tidak mencerminkan kedaan hidup yang dinamis .
E. Dasar patofisiologi terjadinya penyakit
Proses infeksi pada virus dimulai dengan menempelnya virus infektif pada reseptor yang
ada di permukaan sel. Selanjutnya virus atau genomnya masuk kedalam sel dengan
bantuan organel organel sel dalam virus membentuk komponennya, baik komponen
antara maupun koponen struktural virus.
Pada proses kembang buak kebanyakan virus berselubung dan beberapa virus tak
berselubung,bnyak protein virus yang sudah terpapar keluar sel sejak sebelum virus virus
baru dilepaskan oleh sel.
F. Infeksi nasokomial
Perkataan nasokomial yang berasal dari kata yunani berarti ‘di rumah sakit’ jadi
infeksi nasokomial ialah infeksi yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit.
Di dalam kesaksiannya di hadapan kongres amerika serikat pada tahun 197, Dr. David
spencer , direktur pusat pengawasan penyakit,melaporkan sekitar 5 persen.
G. Dasar virologi dan penyakit kebidanan yang disebabkan pleh mikroba (termasuk
virus)
1.Eksantemata dan demam berdarah
Kebanyakan infeksi viral melibatkan kulit baik sebagai infeksi setempat maupun
sistemik.
2.Penyakit virus pada saluran pernafasan
Imenimbulkan berbagai syndrome dan virus berkembang biak dengan mudahnya
dalam sel epitel dari traktus respiratorus bagian atas untuk kemudian masuk dalam
seluruh badan.
3.infeksi virus pada sistem saraf
a. Miningitis viral
Disebabkan oleh polio virus.
b. Meningoensefalitis
Disebabkan oleh virus gondong
c. Ensefalitis
Disebabkan oleh bovirus.
d. Ensefalomietilis
Disebabkan oleh polio virus.
e. Mielitis
Disebabkan oleh virus poliomielitis
f. Ganglionitis
Disebabkan oleh virus herpeszoster.
g. Neuritis perifer
Disebabkan oleh virus seperti pada syndrome guilan barre landry.
4.meningitis aseptik
Biasanya terjadi dalam bentuk wabah yang terutama menyerang anak.
5.ensefalitis latergika
Ditemukan dalam bentuk wabah,dan kasus sporadik kadang kadang masih
ditemukan penyebabnya belum diketahui.
26
6) Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan
aliran darah
7) Sistem otot: menggerakkan tubuh
8) Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak
dan saraf (ss. pusat, ss. perifer, ss. otonom)
9) Sistem reproduksi: organ seksual
10) Sistem pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru
11) Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
12) Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan
ekskresi urin
3. Sistem tubuh manusia
a. Sistem integumentum
Kulit adalah suatu organ dengan struktur yang cukup komplek dan kulit dan memiliki
berbagai fungsi yang vital. Kulit merupakan orang tubuh yang memiliki luas yakung
paling besar, yaitu kira-kira 1,9 m2 pada orang dewasa, kulit di bagi menjadi dua
lapisan yaitu:
1) kulit ari (epidermis/kutikula)
kulit ari tersusun atas epiterum berlapis dan berdiri dari sejumlah lapisan sel yang
disusun atas dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisa Malpighi
2) kulit jangat (dermis/korium)
Kulit jangat tersusun atas jaringan siplus dan jaringan ikat yang elatis pada
permukaan
Kulit jangat tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting
pembuluh/kapiler darah,
Kandungan rambut serta unjung-ujung saraf dari alat indera.
fungsi kulit
1) organ pengaturan pernapasaan
2) pelindungan jaringan
3) tempat penyimpanan
4) indra perabu
5) alat pengeluaran
6) pembetukan vitamin
7) kemampuan melindungi kulit tubuh
b. Sistem musculoskeletal
Sistema musculoskeletal terdiri dari :
1) Sistema Muscularis (otot)
Adalah jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja
mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
a) Kelompok musculi di sub fascial terutama adalah musculi skelet, yang
mempunyai Perlekatan pada skeleton , ex: musculi pd extremitas
b) Musculus mempunyai Bagian Kontraktil yaitu venter (perut) & non kontraktil
yaitu pada kedua ujungnya (tendo)
c) Tendo digunakan utk perlekatan otot pd bangunan tertentu, ex: tulang (os)
d) Setiap musculus memp. Perlekatan proximal dan perlekatan distal
Perlekatan Proximal disebut origo/ punctum fixum & perlekatan distal
disebut insertio/ punctum mobil
28
Skeleton appendiculare
Ossa membri superior & ossa membri inferior
29
Muskuloskeletal adalah ilmu yang mempelajari tentang otot dan tulang atau rangka
manusia.
c. Sistem Nervosa
d. Sistem Panca indera
V. ANATOMI& FISIOLOGI
TRAKTUS REPRODUKSI PRIA DAN WANITA
Mitokondria Struktur mirip batang yang Proses biokimiawi yang berperan dalam
bulat atau memanjang yang pembentukan adenosin trifosfat(ATP).
dikelilingi oleh membran Krista lipatan membran dalam adalah
dalam yang berlipat-lipat dan tempat foforilasi oksidatif dan rantai
membran luar yang halus. pemindahan elektron pada respirasi
Sel yang aktif secara aerobik. Siklus krebs (asam
metabolis dan memiliki trikarboksilat atau TCA) dan oksidasi
kebutuhan energi yang tinggi asam lemak berlangsung dalam
memiliki mitokondria yang matriks. Mitokondria mengandung
lebih banyak. DNA mitokondria, yang diwarisi dari
ibu dan mengandung gen untuk protein
mitokondria.
Aparatus Golgi Serangkaian kantung Memodifikasi protein dari REK dan
membranosa berlipat-lipat menyortirnya ke dalam vesikel
yang gepeng sekretorik
Lisosom Organel bulat atau lonjong Berisi cairan asam yang mengandung
yang dibungkus oleh enzim pencernaan yang berfungsi
membran tunggal sebagai ‘lambung sel’ untuk
menguraikan debris sel
Peroksisom Strukturnya serupa dengan Menghancurkan spesies oksigen reaktif
lisosom dan melindungi sel
Sitoskeleton Jaringan filamentosa Berperan mempertahankan bentuk dan
motilitas sel
Pertumbuhan dan Perkembangan sel
1. Pembelahan Mitosis
Sebelum sebuah sel memasuki mitosis, masing-masing kromosom melipatgandakan
(replikasi) DNA-nya. Setiap kromosom terdiri dari 2 subunit sejajar (kromatid) yang saling
menyatu pada daerah sempit yang disebut sentromer. Kemudian terjadi proses :
a. profase : kromosom bergelung, memendek dan menebal
b. prometafase : kromatid lebih mudah dibedakan
c. metafase : kromosom berderet pada bidang khatulistiwa dan bentuk rangkapnya jelas
terlihat
d. anafase : sentromer pada tiap kromosom membelah dan diikuti dengan migrasi kromatid
ke kutub-kutub gelendong
e. telofase : kromosom mengendurkan gelungannya dan menjadi panjang, selubung inti
terbentuk kembali dan terjadi pembagian sitoplasma.
Setiap sel anak menerima separuh dari semua materi kromosom yang telah berlipat dua
tersebut, dengan demikian mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel
induknya.
33
2. Pembelahan Meiosis
Pembelahan Meiosis Pertama
Sifat khas pada pembelahan meiosis pertama ini adalah :
1) Berpasangannya (sinapsis) kromosom-kromosom homolog, yang disebut sebagai bivalen.
2) Pertukaran silang dan saling tukar menukar segmen-segmen kromatid diantara kedua
kromosom homolog yang berpasangan (bivalen) tersebut.
Setelah pembelahan meiosis pertama selesai, setiap sel anak mengandung satu anggota dari
tiap-tiap pasangan kromosom dan dengan demikian memiliki 23 kromosom bersusun ganda.
Oleh karena setiap kromosom masih bersusun dua, kecuali pada sentromer, jumlah DNA
pada setiap sel anak sama dengan jumlah DNA pada sel somatik normal.
(prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan
jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan
tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan
ereksi.
Skrotum (kantung pelir). Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi
testis. Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan
ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan
berkerut.
GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior
symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke
arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum
pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung
serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk
bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain,
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya
berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis
adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup
total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan
37
dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan
ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian
atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus
profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah ruptur.
GENITALIA INTERNA
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah
pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus,
isi konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus
dan serviks uteri.
Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars
vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri
dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan
elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan
lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah
ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan
lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks
dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis
(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen
mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum
38
ovarii,
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang
aorta abdominalis.
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14
cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan
karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang
berbeda-beda pada setiap
bagiannya (gambar).
39
Organ endokrin
berbentuk oval, terletak di
dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi
mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan
medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh
korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri
renalis.
menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin
dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga
mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior
(neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH
(Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth
Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-
hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu
perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan
hormon lutein (LH - luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme,
pertumbuhan, dan lain-lain.
Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).
Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan
progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi,
kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa
darah / jaringan haid.
Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
41
(gambar)
Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle:
42
2. HORMON-HORMON REPRODUKSI
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus,
kemudian dilepaskan,
berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk
memproduksi dan melepaskan
hormon- hormon
gonadotropin (FSH / LH ).
3. PROSES
GAMETOGENESIS
Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik oleh kombinasi kromosom.
Pada pria : 46XY (sering disebut juga 44+XY)
Pada wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX)
Sel-sel gamet
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan selanjutnya. Disebut
juga sel benih.
Pada pria : sel sperma
Pada wanita : sel telur / ovum
Gametogenesis
Proses pembentukan, pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang
siap berperan dalam proses reproduksi
Pada pria : spermatogenesis - spermiogenesis
Pada wanita : oogenesis
Pembelahan Sel
Tujuan pembelahan sel-sel :
1. mitosis : regenerasi
2. miosis : mengurangi kromosom (2nDNA 46xx/xy diploid menjadi 1nDNA 23x/y haploid),
perubahan bentuk sel-sel benih untuk persiapan pembuahan (sperma mengecil, ovum membesar).
(dalam gametogenesis : sel-sel yang mengalami pembelahan adalah bakal sel-sel benih / gamet)
Mitosis
Kromosom melakukan replikasi DNA (2n-4n)
Stadium : profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan sentromer. (baca
sendiri juga tentang biologi sel !!)
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak = kromosom sel induk =
2n = 46.
Miosis
Pembelahan miosis pertama : Replikasi DNA kromosom (2n-4n), membentuk pasangan homolog,
kemudian mengadakan cross-over kromatid, pemisahan membentuk kiasma, terjadi pertukaran
gen interkromosom homolog. Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama :
45
Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet.
Sel benih
Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak diri terus menerus.
Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit
sekunder.
Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid.
Perkembangan
selanjutnya dari
spermatid
menjadi sel
sperma dewasa
disebut sebagai
spermiogenesis.
47
Tergantung didalam kantung skrotum. Spermatogenesis optimum pada manusia dicapai pada suhu 2-3 ˚C
dibawah suhu inti tubuh. Terdapat sejumlah mekanisme yang mengatur suhu testis. Testis adalah
sepasang organ kelenjar analog dengan ovarium yang menghasilkan gamet (spermatozoa) dan hormon
seks pria. Didalam skrotum testis dikelilingi oleh kapsul fibrosa tebal yang disebut tunika albuginea, yang
menembus kearah dalam membagi testis menjadi lobulus. Setiap testis mengandung sekitar 200 lobulus,
masing-masing mengandung sekitar tiga tubulus seminiferus yan garis tengahnya sekitar 0,2 mm dan
panjangnya sampai 70 cm. Tubulus seminiferus adalah tempat spermatogenesis (pembentukan sperma).
Didalam tubulus terdapat spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli, diantara tubulus terdapat sel
interstitium Leydig, yang menghasilkan testosteron.
Sperma yang dihasilkan dari tubulus seminiferus disimpan dalam epididimis tempat mereka
terkonsentrasi, menjadi matang dan dapat bergerak. Epididimis adalah saluran bergelung yang berbentuk
koma dengan panjang sekitar 6 cm dan bermuara ke vas deferens. Vas deferens merupakan saluran untuk
sperma saat emisi dan ejakulasi. Struktur ini merupakan saluran berdinding tebal yang berjalan dari kauda
epididimis ke duktus ejakulatorius. Vas deferens, pembulluh darah dan otot kremaster terletak berdekatan
dan membentuk korda spermatika.
Vesikula seminalis adalah dua kantung membranosa berbentuk piramid dengan panjang sekitar 4 cm dan
terletak antara dasar kandung kemih dan rektum. Kantung ini menghasilkan semen, suatu cairan kental
kaya fruktosa untuk mengangkut sperma dan makanannya. Aktivitas sekretorik vesikula seminalis ini
bergantung pada kadar testosteron. Suasana keseimbangan asam-basa dan elektrolit yang sesuai di
intratubulus dan epididimis memberikan spermatozoa kemampuan untuk bergerak (motilitas sperma).
48
Kelenjar prostat adalah kelenjar eksokrin seukuran biji kenari yang terletak tepat dibawah leher kandung
kemih, antara rektum dan tulang pubis. Cairan prostat dihasilkan oleh kelenjar prostat berisi sperma dan
cairan seminalis dan dikeluarkan menuju duktus ejakulatorius.
Penis membawa urethra yang merupakan saluran bersama untuk urin dan sperma, serta memungkinkan
intromisi (pemasukan) cairan sperma ke dalam vagina. Penis terdiri dari 3 kolom jaringan erektil yaitu : 2
korpus kavernosum lateral dan 1 korpus spongiosum di medial. Penis ditutupi oleh suatu lipatan kulit atau
preputium (kulup) yang pada orang dewasa atau yang lebih besar dapat di retraksi. Struktur spongiosa
penis akakn teregang oleh darah saat ereksi.
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera berdiferensiasi menjadi oogonium.
Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir perkembangan embrional
bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari permukaan
jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler.
49
Sebagian besar oogonium terus mengalami mitosis, sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh
membesar menjadi oosit primer.
Oosit primer kemudian mengadakan replikasi DNA dan memasuki proses miosis pertama sampai
tahap profase.
Pada bulan ke-5 sampai ke-7, jumlah oogonium diperkirakan mencapai 5-7 juta sel. Pada saat itu
sel-sel mulai berdegenerasi, sehingga banyak oogonium dan oosit primer berhenti tumbuh dan
menjadi atretik.
Tetapi oosit primer yang telah memasuki tahap profase miosis pertama tetap bertahan pada
stadiumnya dengan dilapisi sel folikuler epitel gepeng (selanjutnya oosit primer dengan sel
folikuler ini disebut sebagai folikel primordial).
Folikel primordial tetap pada stadiumnya (disebut fase istirahat/ fase diktioten / diplotene stage),
sampai sesudah kelahiran dan menjelang pubertas. Jumlahnya pada saat kelahiran sekitar 700 ribu
- 2 juta folikel.
Pada masa pubertas, sambil mulai terbentuknya siklus menstruasi, folikel primordial / oosit
primer mulai melanjutkan pematangannya dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Pada saat ovulasi suatu siklus haid normal, yaitu sekitar dua minggu sebelum terjadinya
perdarahan haid berikutnya, hanya satu sel folikel yang mengalami pematangan sampai tingkat
lanjut dan keluar sebagai ovum yang siap dibuahi.
Pertumbuhan / pematangan diawali dengan pertambahan ukuran oosit primer / folikel primordial
menjadi membesar, dan sel-sel epitel selapis gepeng berubah menjadi kuboid dan berlapis-lapis.
Pada tingkat pertumbuhan ini, oosit primer bersama lapisan epitelnya disebut bereda dalam
stadium folikel primer.
Awalnya oosit primer berhubungan erat dengan sel folikuler kuboid yang melapisinya, namun
selanjutnya terbentuk suatu lapisan mukopolisakarida yang membatasi / memisahkan di
antaranya, yang
disebut zona
pellucida.
50
Kemudian terbentuk juga suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli) yang makin lama
makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit primer tetap
utuh dan menjadi cumulus oophorus. Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel
sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan folikuler mulai
dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang
kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).
Pada stadium ini, folikel disebut sebagai berada dalam stadium sudah matang, disebut sebagai
folikel tersier atau folikel
deGraaf.
Folikel bekas tempat oosit kemudian di bawah pengaruh hormon LH hipofisis akan menjadi
korpus luteum yang kemudian menghasilkan hormon progesteron.
Kemudian, oleh gerakan kontraksi dinding tuba dan ayunan serabut-serabut fimbriae dinding
tuba, oosit tersebut ikut terbawa ke arah uterus. Di dalam tuba inilah terdapat kemungkinan
terjadinya pembuahan dengan sel sperma.
Jika terjadi pembuahan, oosit sekunder menyelesaikan stadium pembelahan pematangan
keduanya sampai menjadi oosit matang, kemungkinan dengan menghasilkan satu buah polar body
lagi. Sementara polar body hasil pembelahan sebelumnya diperkirakan juga mengadakan satu
51
pembelahan lagi.
Jika terjadi pembuahan dan kehamilan, korpus luteum tetap aktif karena hormon progesteron
yang dihasilkannya berfungsi mempertahankan keseimbangan hormonal selama masa-masa awal
kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, oosit sekunder akan mengalami degenerasi dalam waktu sekitar 24-
48 jam pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi pembuahan dan kehamilan, sampai dengan 9-10 hari sesudah ovulasi korpus
luteum akan berdegenerasi dan mengalami fibrosis menjadi korpus albikans.
Akibat degenerasi ini produksi progesteron juga menurun, menjadi stimulasi untuk terjadinya
perdarahan haid berikutnya.
Hasil akhir oogenesis normal kemungkinan adalah satu buah oosit matang dan 1-3 buah polar
bodies.
Kromosom yang dikandung oleh oosit adalah separuh dari induknya, yaitu 23+X.
1. PROSES KEHAMILAN :
a. Fertilisasi
Pembuahan adalah serangkaian proses yang berpuncak pada penyatuan gamet pria, sperma, dan
gamet wanita, oosit, untuk membentuk zigot diploid. Setelah pembuahan, satu sel secara progresif
mengalami pembelahan menjadi enam milyar sel (6x10 12) dalam waktu sekitar 38 minggu.
Pembuahan pada mamalia berlangsung didalam saluran reproduksi wanita. Kurang dari satu
dalam sejuta sperma atau spermatozoa yang mencapai oosit. Sperma diletakkan didalam vagina
saat koitus, kemudian mengalami perjalanan jauh melalui saluran reprodusi wanita (setara dengan
100.000 kali panjang mereka sendiri). Bahaya dan tantangan yang ditemukan selama perjalanan
menuju pembuahan diperkirakan berfungsi untuk membantu memastikan bahwa sperma tersebut
benar-benar sperma sehat dan kuat. Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut
"masa subur" wanita), maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan / penyatuan
52
sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan
normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di daerah ampula /
infundibulum. Setelah pembuahan, zigot mengalami pembelahan selagi berjalan melalui tuba
uterina ke uterus tempat zigot tersebut tertanam di dinding uterus.
Koitus
Koitus pada manusia rata-rata berlangsung selama 4 menit, Masters and Johnson (dijelaskan di
Levin, 1998) menjelaskan model empat fase untuk respons seksual pada manusia. Ini dikenal
sebagai model EPOR :
E- Fase eksitasi, saat rangsangan meningkatkan gairah atau ketegangan seksual.
P- fase plateau (fase datar), saat gairah menjadi intens; apabila tingkat rangsangan tidak
memadai, gairah mereda dan tidak terjadi perkembangan ke fase berikutnya.
O- fase orgasme, berupa beberapa detik klimaks involunter saat ketegangan seksual
terlampiaskan, biasanya disertai oleh gelombang kenikmatan yang mencolok.
R- fase resolusi, saat gairah seksual melenyap pada pria diperkirakan terdapat periode
refrakter absolut ketika tidak mungkin terjadi gairah seksual dan orgasme.
Pada pria
Stimulasi awal pada penis dapat bersifat psikogenik (melalui pikiran dan rangsangan penglihatan)
dan taktil (melalui reseptor sentuh di penis dan perineum). Pada manusia ereksi penis merupakan
fenomena vaskular. Terdapat tiga komponen, peningkatan aliran arteri, relaksasi rongga sinusoid
dan konstriksi vena. Pada fase eksitasi, peningkatan aliran masuk darah mengubah pembuluh
yang bervolume dan bertekanan rendah menjadi sistem yang bervolume dan bertekanan
tinggi(andersson&wagner 1995). Arteriol dan pirau arterivena berdilatasi sehingga terjadi
peningkatan aliran darah ke jaringan vaskuler erektil (korpus kavernosa dan korpus spongiosa).
Korpus spongiosa tidak meningkat turgornya sebesar kedua korpora kevernosa sehingga urethra
tidak mengalami penekanan. Aliran darah keluar dibatasi oleh penekanan dan konstriksi vena
sehingga sinusoid (rongga yang berisi darah) membesar. Hal ini menyebabkan pengerasan dan
ereksi penis karena volume darah meningkat sebesar sekitar 50%.
Pengendalian ereksi adalah melalui stimulasi saraf parasimpatis dan mungkin inhibisi saraf
simpatis yang mengurangi tonus otot polos arteri sehingga terjadi dilatasi dan peningkatan aliran
darah. Kegagalan ereksi dapat disebabkan oleh karena kerusakan korpus spongiosa, gangguan
aliran di pembuluh yang memperdarahi penis, obat yang mengganggu kerja neurotransmitter atau
faktor psikogenik. Peran testosteron pada ereksi tidak jelas, tidak banyak perbedaan dalam kadar
hormon antara pria dengan atau tanpa masalah ereksi.
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh kelainan sirkulasi atau input saraf yang mempengaruhi
pengendalian ereksi. Aterosklerosis lokal dapat mempengaruhi aliran darah, demikian juga
nikotin yang memiliki sifat vasokonstriktif. Sebagian disfungsi ereksi dapat diterapi secara
farmakologis dengan cara penyuntikan intrakavernosa prostaglandin E 1 (alprostadil) atau
papaverin, yang merupakan obat vasoaktif yang menyebabkan peningkatan relaksasi otot polos
pembuluh darah. Sildenafil sitrat (viagra) secara selektif menghambat pemecahan sinyal yang
meningkatkan kalsium intrasel. Akibatnya adalah terjadi meningkatkan kalsium yang mengatur
aktivitas otot polos dan fungsi ereksi. Disfungsi ereksi neurogenik bisa terjadi akibat lesi di
sistem saraf, misalnya kerusakan saraf perifer pada diabetes melitus.
Sewaktu penis ereksi, testis mengalami peningkatan aliran darah dan tertarik ke arah perineum.
Otot dartos berkontraksi sehingga kulit skrotum menebal dan berkontraksi. Seiring dengan
berlanjutnya rangsangan, terjadi fase dataran berupa emisi, ketika otot prostat, vas deferens dan
vesikula seminalis mengalami respons terkoordinasi yang mendorong spermatozoa dan cairan
seminalis masuk ke urethra. Ejakulasi yaitu fase orgasmik adalah saat sperma disemprotkan dari
urethra karena kontraksi otot polos urethra. Hal ini disertai oleh kontraksi otot dasar panggul.dan
otot tambahan termasuk sfingter urethra vesikuler, yang mencegah ejakulasi retrograd ke dalam
kandung kemih. Komposisi ejakulat berubah karena kontraksi bersifat sekuensial dan terdapat
pencampuran relatif komponen.
Pada wanita
Wanita memperlihatkan respon yang serupa dalam koitus dengan respons pria. Stimulasi taktil
pada regio perineum dan glans klitoris serta rangsangan psikogenik akan memicu respons.
Korpus klitoris dan labia mengalami pembengkakan vaskular. Peningkatan aliran darah ke vagina
53
meningkatkan transudasi dan pelumasan vagina. Lebar dan panjang vagina bertambah dan uterus
terangkat, yang mengangkat ostium serviks sehingga timbukl ‘efek tenting’. Saat orgasme,
kontraksi vagina dan uterus meningkat intensitasnya. Respons seksual pada wanita cenderung
lebih berkepanjangan. Pengempisan organ wanita serupa dengan pengembangan penis. Orgasme
pada wanita tampaknya merupakan sesuatu yang dipelajari, sedangkan pada pria hal tersebut
merupakan suatu refleks, orgasme wanita tidak esensial untuk kehamilan.efek sistemik terjadi,
baik pada pria maupun wanita, berupa peningkatan kecepatan denyut jantung dan tekanan darah
disertai oleh vasodilatasi perifer. Fase ini diikuti oleh fase resolusi.
Tahap Pembuahan
Pada saat koitus sekitar 300juta sperma dikeluarkan dalam sekitar 3 ml cairan seminalis, yang
diletakkan di vagina. Ejakulasi berulang biasanya menyebabkan penurunan konsentrasi sperma,
tetapi jumlah sperma motil cenderung meningkat pada pria yang infertil, yang mengisyaratkan
bahwa gangguan transportasi melalui saluran genitalia pria mempengaruhi motilitas. Sperma
mengalami koagulasi di vagina, yang tampaknya mempermudah retensi mereka dan menjaga
sperma dari lingkungan normal vagina yang asam dan kurang menguntungkan (pH 4-5). pH
vagina meningkat oleh penyangga dari cairan seminalis sehingga sperma dapat bergerak dan
mengakses serviks. Beberapa ratus sperma dapat mencapai tuba uterina dalalm beberapa jam
setelah koitus, hal ini mungkin disebabkan oleh karena gerakan otot ritmis saluran reproduksi
wanita. Suatu kemoatraktan mungkin terdapat pada cairan folikel atau dibebaskan dari folikel,
menuntun sperma ke ovum.
Kapasitasi
Sperma yang diejakulasikan tidak langsung mampu membuahi oosit. Efek enzim wanita dan
konsentrasi garam yang tinggi disekresi uterus atas pengaruh estrogen akan mempercepat
penyiapan sperma. Perubahan biokimia dan fungsi yang dialami oleh sperma di uterus dan tuba
uterina ini dikenal sebagai kapasitasi. Perubahan tersebut mencakup hilangnya lapisan
glikoprotein dari membran plasma sperma dan reorganisasi molekul permukaan sperma.
Perubahan biokimiawi mencakup peningkatan pH intrasel dan konsentrasi kalsium. Gerakan ekor
sperma hiperaktif berubah menjadi gerakan mirip pecut sehingga sperma terdorong kuat ke
depan, bergerak dari isthmus tuba uterina ke ampula. Gerakan kepala ke lateral yang menguat
menimbulkan gerakan membor, yang membantu akses ke oosit. Ekor juga berperan dalam
pergerakan sperma di dalam oosit.
Reaksi akrosom
Setelah mengikat zona pelusida, sperma mengalami reaksi akrosom. Membran akrosom bagian
luar menyatu dengan membran plasma yang menutupi sperma. Terjadi pelepasan vesikel kecil
yang mengandung enzim akrosom yang kemudian melepaskan isinya. Akrosin yang tetap melekat
pada membran akrosom bagian dalam, membuat terowongan melalui proses pencernaan
menembus zona pelusida, dan enzim akrosom dibebaskan dari vesikel. Gerakan maju mendadak
sperma mendorongnya ke depan menembus zona pelusida dan ruang perivitelina sehingga kepala
sperma berkontak dengan membran vitelina (permukaan) oosit.
Tahap 1: Penembusan Korona Radiata
Sawar pertama yang mencegah akses sperma ke oosit adalah lapisan luar sel kumulus,
korona radiata, yang terbenam di dalam matriks antarsel yang terdiri atas karbohidrat,
protein, dan asam hialuronat. Hialuronidase, yang dikeluarkan dari akrosom sperma,
menguraikan matriks asam hialuronat antara sel folikel sehingga sperma dapat melewati
zona pelusida. Gerakan berenang yang hiperaktif sperma membantu penetrasi korona
radiata.
Tahap 2: Penembusan Zona Pelusida
Zona pelusida adalah matriks ekstrasel yang terdiri atas glikoprotein bersulfat yang
dihasilkan
oleh oosit yang sedang tumbuh. Zona ini berfungsi sebagai sawar yang memungkinkan
sperma spesies yang sama menembus sampai oosit. Zona ini juga bersifat antigenik :
antibodi antizona pelusida mungkin merupakan penyebab pada sebagian kasus
infertilitas. Zona pelusida ini juga berperan dalam mencegah blastokista dari implantasi
prematur di tuba uterina sebelum mencapai uterus.
54
Saat sperma menyatu dengan oosit, terjadi peningkatan hantaran kalium, yang menyebabkan
depolarisasi membran. Hal ini juga menyebabkan pembebasan kalsium dari simpanan
intrasel, yang meningkatkan fusi granula korteks dengan membran oosit. Isi granula korteks
(berbagai enzim misalnya protease dan peroksidase serta polisakaridase) dibebaskan ke
dalam ruang perivitelina dan berdifusi menembus zona pelusida untuk mencerna reseptor
sperma ZP3. zona pelusida kehilangan kemampuannya mengikat sperma dan memicu reaksi
akrosom. Perubahan zona pelusida ini disebut sebagai zona hardening. Reaksi ini dinamakan
reaksi zona.
2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang
kemudian menjadi pronukleus wanita.
3. Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria
4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot yang
memiliki jumlah DNA genap / diploid.
Hasil utama pembuahan
1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan
dari ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.
2. penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang
dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan dan perkembangan embrio
(embriogenesis)
Gambaran skematis perkembangan zigot sejak tingakt dua sel hingga tingkat morula lanjut.
Tingkat dua sel kira-kira dicapai 30 jam setelah pembuahan; tingkat empat sel, kira-kira 40 jam;
tingkat 12 dan 16 sel, pada kira-kira 3 hari
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh
menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar,
yang akan tumbuh menjadi trofoblas sampai plasenta).
56
gambaran skematik sebuah potongan melalui sebuah blastokista manusia yang diambil
dari rongga rahim pada kira-kira 4 hari. C. Gambaran blastokista pada hari ke kelima atau keenam dimana
blastokista mulai menembus selaput lendir rahim.
Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes cairan
menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan
memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap
berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar.
Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista.
Inner cell mass kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass kemudian disebut
sebagai trofoblas. Pada saat ini zona pellusida menghilang dan akan dimulai implantasi. Pada
manusia, sel trofoblas diatas kutub embrioblas mulai menyusup diantara sel epitel mukosa rahim
kira-kira pada hari keenam.
Gambar skematik peristiwa yang berlangsung selama minggu pertama perkembangan manusia, antara lain:
1, oosit sesaat setelah ovulali. 2, pembuahan kira-kira 12-24 jam setelah ovulasi. 3, tingkat pronuklei pria
dan wanita. 4, gelendongpembelahan mitosis pertama. 5, tingkat dua sel (kira-kira berumur 3 jam). 6,
morula yang mengandung 12-16 blastomer (kurang lebih berumur 3 hari). 7, tingkat morula lanjut yang
sedang mencapai rongga rahim (kurang lebih berumur 4 hari). 8, tingkat blastokista dini , zona pelusida
saat ini telah menghilang. 9, tahap dini implantasi (kurang lebih berumur 6 hari).
Apabila oosit tidak dibuahi, venula dan ruang sinusoidal berangsur-angsur dipadati dengan sel
darah, dan akan terlihat diapedesis luas darah ke dalam jaringan. Ketika fase menstrual mulai,
darah keluar dari arteri-arteri superfisialis, dan potongan-potongan kecil stroma serta kelenjar
terlepas. Dalam tiga atau empat hari berikutnya, lapisan padat dan lapisan spongiosadi keluarkan
dari uterus dan lapisan basal merupakan satu-satunya bagian endometrium yang tertinggal.
Lapisan ini diperdarahi oleh arterinya sendiri, aa. Basalis, dan berfungsi sebagai lapisan
regeneratif untuk membangun kembali kelenjar dan arteri pada fase proliferatif.
Gambaran skematik perubahan-perubahan yang terjadi pada selaput lendir rahim, yang sejalan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam ovarium. Perhatikan bahwa implantasi
blastokista menyebabkan perkembangan sebuah korpus luteum kehamilan yang besar. Aktivitas
sekretorik selaput lendir rahim berangsur-angsur meningkat karena banyak sekali diproduksi
progesteron oleh korpus luteum kehamilan.
58
Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang ,
membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi
PLASENTA, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan
Gambaran yang blastokista manusia yang berusia 7 hari, sebagian terbenam di dalam stroma endometrium.
Trofoblas terdiri atas selapis sel berinti tunggal di bagian dalam, sitotrofoblas. dan sebuah lapisan luar
tanpa batas-batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas. Embrioblas dibentuk oleh lapisan benih epiblas dan
hipoblas. Rongga amnion tampak sebagai sebuah celah sempit.
Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang
berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi
menjadi dua lapis yang berbeda :
1. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam
(dekat embrioblas)
2. sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan
dengan stroma endometrium).
Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi PLASENTA
Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin
lama makin besar, yang nantinya akan menjadi RONGGA AMNION
Sel-sel embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. epiblas : selapis sel kolumnar tinggi, di bagian dalam, berbatasan dengan bakal rongga
amnion
2. hipoblas : selapis sel kuboid kecil, di bagian luar, berbatasan dengan rongga blastokista
(bakal rongga kuning telur)
59
Gambaran yang blastokista manusia yang berusia 7 hari, sebagian terbenam di dalam stroma endometrium.
Trofoblas terdiri atas selapis sel berinti tunggal di bagian dalam, sitotrofoblas. dan sebuah lapisan luar
tanpa batas-batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas. Embrioblas dibentuk oleh lapisan benih epiblas dan
hipoblas. Rongga amnion tampak sebagai sebuah celah sempit.
Pada hari ke-9, blastokista semakin dalam terbenam di dalam endometrium, dan luka bekas
penembusan pada permukaan epitel tertutup oleh endapan fibrin. Pada kutub embrionalnya
terbentuk vakuola-vakuola. Ketika vakuola-vakuola tersebut menyatu akan membentuk lakuna-
lakuna yang besar. Sementara itu pada kutub abembrionalnya, sel-sel gepeng yang mungkin
berasal dari hipoblas, membentuk suatu lapisan tipis yang dikenal sebagai selaput eksoselom
(selaput Hauser), yang melapisi permukaan dalam sitotrofoblas. Selaput ini bersama dengan
hipoblas, membentuk lapisan untuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif).
60
Pada hari kesebelas sampai keduabelas, blastokista telah terbenam seluruhnya di dalam stroma
endometrium, dan epitel permukaan menutupi hampir seluruh cacat pada rongga rahim. Pada saat
itu juga, sel-sel sinsitiotrofoblas menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel
pembuluh-pembuluh kapiler ibu, darah dari ibu akan memasuki sistem lakuna dan terjadilah
sirkulasi utero-plasenta. Sementara itu, sekelompok sel baru muncul diantara permukaan dalam
sitotrofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari kuning telur dan
membentuk suatu jaringan penyambung yang halus dan longgar, mesoderm ekstraembrional. Dan
juga terbentuk rongga-rongga besar di dalam mesoderm ekstraembrional yang dikenal sebagai
selom ekstraembrional (rongga khorion). Pertumbuhan cakram mudigah bilaminer lebih lambat
bila dibandingkan dengan perkembangan trofoblas; akibatnya cakram tersebut tetap sangat
kecil(0,1-0,2 mm), sementara itu sel-sel endometrium menjadi polihedral dan banyak
mengandung glikogen dan lemak; ruang antarsel terisi dengan cairan ekstravasasi dan jaringan
menjadi sembab. Perubahan ini dikenal dengan reaksi desidua. Mula-mula terbatas di daerah
implantasi, tetapi segera meluas ke seluruh endometrium.
Pada hari ketiga belas, luka permukaan endometrium biasanya telah sembuh. Akan tetapi kadang-
kadang dapat terjadi perdarahan pada tempat implantasi karena meningkatnya aliran darah ke
dalam ruang-ruang lakuna. Oleh karena terjadi pada kira-kira hari ke 28 daur haid, maka
perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid biasa , sehingga dapat menyebabkan
61
ketidaktepatan dalam memperkirakan taksiran persalinan. Terbentuk rongga baru yang di kenal
sebagai kantung kuning telur sekunder atau kantung kuning telur definitif. Kantung kuning telur
ini jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kantung kuning telur primitif. Dan dengan
berkembangnya pembuluh darah, tangkai penghubung akan menjadi tali pusat.
Korelasi klinis
Tempat-tempat implantasi abnormal kadangkala terjadi sekalipun di dalam uterus. Biasanya,
blastokista manusia berimplantasi di dinding posterior atau anterior korpus uteri. Kadangkala
blastokista berimplantasi di dekat muara ostium interna serviks, sehingga pada perkembangan
lanjut plasentanya menutupi mulut rahim (plasenta previa) dan menyebabkan perdarahan berat
yang potensial mengancam jiwa pada trimester kedua kehamilan dan pada saat kelahiran.
Tidak jarang, tempat implantasi ditemukan diluar uterus, yang mengakibatkan kehamilan di luar
rahim atau kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik bisa terjadi di berbagai tempat di rongga
abdomen, ovarium, atau tuba fallopii dan kebanyakan diantaranya terdapat di ampula. Di rongga
abdomen, blastokista paling sering melekat ke lapisan peritoneum rongga rektouteri (cavum
douglasi). Kebanyakan kehamilan ektopik, berakhir dengan kematian embrio pada sekitar bulan
kedua kehamilan, dengan mengakibatkan perdarahan serta nyeri abdomen yang berat pada ibu.
Blastokista abnormal ternyata terjadi sangat sering. Sebagai contoh, dalam suatu seri 26
blastokista yang ditanamkan dengan umur yang berbeda-beda mulai dari 7,5 sampai 17 hari, yang
dibuahkan dari pasien-pasien dengan fertilitas normal, 9 (34,6%) adalah abnormal. Beberapa
hanya berupa sinsitium saja, sementara yang lainnya memperlihatkan berbagai derajat hipoplasie
62
trofoblastik. Pada kedua peristiwa ini, tidak ada embrioblas dan pada beberapa blastokista,
cakram benihnya memperlihatkan orientasi yang abnormal.
Kemungkinan kebanyakan blastokista yang abnormal tersebut tidak akan menimbulkan tanda-
tanda kehamilan apapun, karena trofoblasnya berkualitas jelek sehingga korpus luteum tidak
dapat bertahan. Embrio-embrio ini mungkin akan mengalami aborsi bersamaan dengan haid
berikutnya, sehingga kehamilan tidak akan disadari. Tetapi pada beberapa kasus, trofoblasnya
berkembang dan membentuk membran plasenta, tetapi hanya ada sedikit atau tidak ada sama
sekali jaringan embrio. Keadaan ini dikenal sebagai mola hidatidiformis. Mola menghasilkan
kadar hCG yang sangat tinggi dan bisa menyebabkan tumor jinak atau ganas (mola invasif,
koriokarsinoma).
Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk di dalam lubang primitif, bergerak ke depan hingga
mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam endoderm sebagai lempeng
notokord. Pada perkembangan selanjutnya lempeng ini mengelupas dari endoderm, dan
terbentuklah sebuah tali padat, notokord. Notokord membentuk sumbu tengah, yang akan
menjadi dasar bagi kerangka sumbu badan. Karena itu, pada akhir minggu ketiga, terbentuklah
tiga lapisan mudigah yang terdiri dari ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan diferensiasi
jaringan dan organ sudah mulai.
Pada saat yang sama, trofoblas cepat berkembang. Vili primer sudah memiliki inti mesenkim,
tempat munculnya pembuluh-pembuluh kapiler kecil. Ketika kali kapiler vili ini berhubungan
dengan kapiler di dalam lempeng khorion dan tangkai penghubung, sistem villi tersebut sudah
siap memasok zat-zat makanan dan oksigennya kepada mudigah.
tubuh. Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh
balik, pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening. Disamping itu, ia
membentuk sistem kemih kelamin : ginjal, gonad, dan saluran –salurannya (tetapi tidak termasuk
kandung kemih). Akhirnya, limpa dan korteks renal juga merupakan derivat mesoderm. Lapisan
mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan
saluran kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati,
dan kelenjar pankreas. Akhirnya lapisan epitel cavum timpani dan tuba eustachius juga berasal
dari endoderm.
Gambar skematis potongan sagital mudigah memperlihatkan derivat-derivat lapisan mudigah endoderm
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang
cepat, cakram mudigah yang mula-mula datar mulai melipat dengan arah cefalokaudal, sehingga
terbentuklah lipatan kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arah lintang, sehingga
terdapat bentuk tubuh yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta
dipertahankan masing-masing melalui duktud vitelinus dan tali pusat.
Gambar janin berusia 11 minggu. Tali pusat masih menunjukkan tonjolan di pangkalnya, yangn
disebabkan oleh herniasi gelung-gelung usus. Jari-jari kaki dapat berkembang dan jenis kelamin janin dapat
dikenali. Tengkorak janin belum mempunyai bentuk normalnya yang licin.
Masa janin berlangsung dari kehamilan minggu kesembilan hingga saat kelahiran dan ditandai
dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan penyempurnaan sistem-sistem organ tubuh.
Pertumbuahan panjang badan sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat kelima (kira-kira 5 cm
tiap bulan) sedangkan penambahan berat badan sangat mencolok pada dua bulan terakhir
kehamilan (kira-kira 700 g tiap bulan).
64
Gambar Foto janin berusia 12 minggu didalam rahim. Perhatikan kulit yang sangat tipis dan pembuluh
darah yang terlihat di bawahnya, wajah seluruhnya sudah mirip manusia tapi teling masih sederhana. Pergerakan
sudah dimulai, tapi biasanya belum dirasakan ibunya.
Suatu perubahan yang mencolok adalah relatif melambatnya pertumbuhan kepala. Dalam bulan
ketiga, kepala kira-kira setengah dari panjang ubun-ubun bokong. Menjelang bulan kelima,
ukuran kepala kira-kira sepertiga panjang ubun-ubun tumit, dan pada saat lahir seperempat
panjang ubun-ubun tumit.
Gambar foto jani berusia 18 minggu, yang berhubungan dengan plasenta melalui tali pusat, kulit janin tipis
karena tidak ada jaringann lemak dibawah kulit.
Pada bulan kelima gerakan janin jelas dirasakan oleh ibu dan janin diliputi oleh rambut kecil
yang halus.
Secara umum, lama kehamilan untuk janin cukup bulan dianggap 280 hari atau 40 minggu setelah
hari pertama haid terakhir atau lebih tepat, 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.
65
Gambar foto janin berusia 7 bulan, janin ini kemungkinan dapat hidup, sekarang mempunyai bentuk yang
bulat karena ada endapan lemak di bawah kulit. Tali pusat memilin seperti ulir.
SELAPUT JANIN/KORION
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan
korion.
Dengan
berlanjutnya
kehamilan :
1. Jonjot pada
kutub
embrional
membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara.
2. Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion
laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan
perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
Desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua
kapsularis.
Desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya
kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput
janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane). Kavum
uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua
parietalis.
3. PERTUMBUHAN PLASENTA :
a. Bentuk dan ukuran
Pembentukanplasenta
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-
lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya
disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga
(lacunar stage). Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna)
tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal
terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal. Sementara itu, di
antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel
baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut
67
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin
besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh
dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic
space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan
invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut
jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran
darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah
jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke
dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti
68
mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas. Menjelang akhir minggu ketiga,
dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya
selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi). Selom
ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin
terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm
yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk).
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan
berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan
perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-
plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu
(disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan
korion. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan
komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan
sirkulasi feto-maternal.
Gambar . A. gambar skematis mudigah 5 minggu yang memperlihatkan bangunan-bangunan yang melewati cincin
umbilikus primitif, B. Tali pusat primitif pada mudigah 10 minggu, C. Potongan melintang melalui bangunan-
69
bangunan setinggi cincin umbilikus, D. Potongan melintang melalui tali pusat primitif, memperlihatkan usus yang
menonjol ke dalam tali pusat.
Garis peralihan antara amnion dan ektoderm embrional (sambungan amnion ektoderm) berbentuk
oval, dan disebut cincin umbilikal primitif. Pada perkembangan minggu kelima, bangunan-
bangunan berikut ini melewati cincin tersebut : (a) tangkai penghubung, Yang mengandung
alantois dan pembuluh-pembuluh darah umbilikus yang terdiri dari 2 nadi dan satu pembuluh
balik; (b) tangkai kantung kuning telur (duktus vitellinus) yang disertai dengan prmbuluh darah
vitellinus, (c) saluran yang menghubungkan rongga selom intra dan ekstraembrional. Kantung
kuning telur menempati ruangan didalam rongga korion, yaitu ruang antara amnion dan lempeng
korion.
Selama perkembangan selanjutnya, rongga amnion membesar dengan cepat sambil memenuhi
rongga korion, dan amnion mulai meliputi tangkai penghubung dan tangkai kuning telur, karena
itu mengelompokkan mereka bersama dan menyebabkan pembentukan tali pusat primitif.
Dibagian distal tali pusat ini mengandung tangkai kantung kuning telur dan pembuluh-pembuluh
darah umbilikus. Lebih kearah proksimal, tali pusat berisi beberapa usus dan sisa alantois.
Kantung kuning telur terdapat di dalam rongga korion dan dihubungkan dengan tali pusat oleh
tangkainya. Pada akhir bulan ketiga amnion telah meluas sedemikian rupa sehingga bersentuhan
dengan korion dan dengan demikian menutup rongga korion. Kantung kuning telur kemudian
mengerut dan kemudian menghilang.
Menjelang permulaan bulan kedua, trofoblast ditandai oleh banyak sekali villi sekunder dan
tersier yang memberinya bentuk radial. Villi-villi ini berakar pada mesoderm lempeng khorion
dan disebelah perifer melekat pada desidua ibu melalui kulit sitotrofoblast luar, permukaan villi
dibentuk oleh sinsitium yang terletak diatak selapis sel sitotrofoblas, yang selanjutnya akan
membungkus inti mesoderm vaskular. Sistem kapiler didalam inti batang villisegera berhubungan
dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, dengan demikian tersusunlah
susunan pembuluh darah ekstraembrional.
Pada bulan-bulan berikutnya, banyak tonjol-tonjol kecil tumbuh dari tangkai villi yang sudah ada
menuju ke dalam ruang lakuna atau ruang antar villi disekitarnya. Villi-villi yang baru terbentuk
ini pada mulanya masih primitif, tetapi menjelang permulaan bulan keempat, sel-sel sitotrofoblas
beserta sebagian sel jaringan ikat menghilang. Setelah itu hanya sinsitium dan dinding endotel
pembuluh darah yang menjadi lapisan pemisah antara peredaran darah ibu dan janin. Kerap kali,
sinsitum menjadi sangat tipis dan potongan-potongan yang mengandung beberapa nuklei bisa
menembus dan masuk ke dalam danau-danau darah antar villi. Potongan-potongan yang dikenal
sebagai gumpal-gumpal sinsitium ini memasuki peredaran darah ibu dan biasanya mengalami
degenerasi tanpa menimbulkan gejala. Menghilangnya sel-sel sitotrofoblas berlangsung terus dari
villi yang kecil ke villi yang lebih besar, dan meskipun selalu masih ada sel-sel sitotrofoblas di
dalam villi yang besar, sel-sel ini tidak ikut serta dalam pertukaran antara kedua peredaran darah
tersebut.
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi menjadi seluruh permukaan korion. Semakin
tua kehamilan, villi pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas, sehingga membentuk korion
frondosum (korion bervilli lebat seperti semak-semak). Villi pada kutub abembrional mengalami
degenerasi, dan pada bulan ketiga, sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion laeve.
Perbedaan korion dikutub embrional dan abembrional juga tercermin pada susunan desiduanya,
yang merupakan lapisan fungsional endometrium dan mengelupas pada saat persalinan. Desidua
diatas korion frondosum, desidua basalis terdiri atas sebuah lapisan kompak sel-sel besar, sel
desidua, yang mengandung banyak sekali lipid dan glikogen. Lapisan ini, lempeng desidua,
melekat erat dengan korion. Lapisan desidua dikutub abembrional disebut desidua kapsularis.
Dengan bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang dan mengalami
degenerasi. Selanjutnya, korion laeve bersentuhan dengan dinding rahim pada rahim sisi yang
lain dan keduanya menyatu, dan dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, satu-
satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran darah korion frondosum yang
bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta. Demikian pula, penyatuan amnion dan
70
korion hingga membentuk membran amniokorion akan menutup rongga korion. Membran inilah
yang pecah pada saat persalinan berlangsung (pecah ketuban).
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai 2 komponen
bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum
bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis
pada sisi janin, plasenta dibatasi oleh lempeng korion, pada sisi ibu oleh desidua basalis, yang
lempeng desiduanya berhubungan paling erat ke plasenta. Selama bulan keempat dan kelima,
desidua membentuk banyak sekat, sekat desidua, yang menonjol ke dalam ruang antar villi tetapi
tidak mencapai lempeng korion. Sekat-sekat ini mempunyai inti dari jaringan ibu, tetapi
permukaannya dibungkus oleh selapis sel sinsitium, sehingga selamanya terdapat selapis
sinsitium yang memisahkan darah ibu di danau antar villi dari jaringan janin pada villi tersebut.
Sebagai akibat terbentuknya sekat-sekat ini, plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan atau
kotiledon. Oleh karena sekat desidua tidak mencapai lempeng korion, hubungan antar ruang antar
villi di dalam berbagai kotiledon tetap terpelihara. Sebagai akibat berlanjutnya pertumbuhan janin
dan bertambah besarnya rahim, plasenta juga membesar. Penambahan luas permukaan secara
kasar sebanding dengan pembesaran rahim, dan disepanjang kehamilan, plasenta menutupi kira-
kira 25-30 % permukaan dalam rahim.
Bagian-bagian plasenta.
(Plasenta "dewasa")
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan
lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. (struktur plasenta dewasa : gambar)
Plasenta "dewasa" / lengkap yang normal :
1. bentuk bundar / oval
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di
samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat.
Korion diliputi oleh amnion.
7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700
cc/menit (aterm).
d. Faal plasenta
PRINSIP : Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan
sebagainya
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan
melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
72
diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang
dialami ibunya).
tepat sebelum akhir kehamilan, ketika telah tercapai puncak kadar estrogen. Kadar estrogen yang
tinggi ini merangsang pertumbuhan uterus dan perkembangan kelenjar mammae.
Sinsitiotrofoblas juga menghasilkan gonadotropin (gonadotropin chorionik manusia (hCG)) yang
mempunyai khasiat serupa dengan hormone luteinisasi dari hipofisis lobus anterior. Hormon-
hormon ini di ekskresi oleh ibu melalui air seni, dan pada permulaan kehamilan, adanya hormon
tersebut dipergunakan untuk indikator kehamilan. Hormon lain yang dihasilkan plasenta adalah
somatomammotropin(dahulu disebut laktogen plasenta). Hormon ini adalah suatu zat yang mirip
dengan hormon pertumbuhan yang memberikan prioritas kepada janin untuk mendapatkan
glukosa dari darah ibu dan membuat ibu menjadi agak diabetogenik
Pemeriksaan plasenta
Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban dan tali pusat saat persalinan merupakan tanggung jawab
penting bidan yang menolong. Jumlah pembuluh di tali pusat di periksa. Biasanya terdapat 2
arteri dan sebuah vena. Apabila hanya terdapat dua pembuluh mungkin terdapat gangguan ginjal.
Kadang-kadang ditemukan lebih banyak pembuluh darah karena pasangan vena awal gagal
menyatu. Pada plasenta juga diperiksa jumlah lobusnya apakah ada yang hilang atau lengkap.
Karena lobus plasenta yang tertinggal akan penyebabkan perdarahan post partum yang serius.
Penampilan tali pusat juga diperiksa. Bayi makrosomik dari ibu pengidap diabetes cenderung
memiliki tali pusat yanng tebal edema, sedangkan tali pusat yang kecil dan rapuh berkaitan
dengan IUGR. Insersi korda biasanya ditengah, tapi bisa juga di lateral. Insersi tali pusat yang
abnormal dapat menimbulkan masalah saat persalinan. Apabila tali pusat terputus, mungkin
terjadi pengeluaran sebagian darah janin selama persalinan.
Selaput ketuban lebih mudah diperiksa apabila plasenta di gantung dengan memegang tali
pusatnya. Biasanya kedua selaput bergantung rapi. Plasenta bersambungan dengan korion sampai
ke pangkal tali pusat. Apabila selaput kasar dan robek, sebagian selaput mungkin tertahan dalam
uterus, yang dapat mengganggu involusi uterus dan menyebabkan kehilangan darah.
1. HUKUM MENDEL
Gregor Johann Mendel, lahir Hyncice di Kekaisaran Austria
(sekarang RepublikCeko), 20 Juli1822. meninggal di Brno,
Kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang Ceko),
6 Januari1884 pada umur 61 tahun) disepakati sebagai
Bapak Pendiri Genetika. ia adalah seorang rahibKatolik
yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang
tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan
pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia
menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai
pewarisan sifat yang dikenal dengan nama
“Hukum Pewarisan Mendel”
Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2)
menurut Mendel
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh
Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri
dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel,
dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi
F2
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen
induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya.
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara
fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna
merah).Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk
jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).
Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada
76
keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan
tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet
ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3
dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR ,
(berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara
fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa
warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid,
sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan
seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang
dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe
BB).Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya
adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4
individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian
dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi
kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang
(jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih
(jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan
hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.
2. HEREDITAS MAMIRE
77
a. Dasar-dasar genetika
Pada tahun 1868 seorang mahasiswa kedokteran di Swedia, J.F. Miescher, menemukan suatu zat
kimia bersifat asam yang banyak mengandung nitrogen dan fosfor. Zat ini diisolasi dari nukleus sel
nanah manusia dan kemudian dikenal dengan nama nuklein atau asam nukleat. Meskipun ternyata
asam nukleat selalu dapat diisolasi dari nukleus berbagai macam sel, waktu itu fungsinya sama
sekali belum diketahui.
Dari hasil analisis kimia yang dilakukan sekitar empat puluh tahun kemudian ditemukan bahwa
asam nukleat ada dua macam, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA)
dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Pada tahun 1924 studi mikroskopis
menunjukkan bahwa DNA terdapat di dalam kromosom, yang waktu itu telah diketahui sebagai
organel pembawa gen (materi genetik). Akan tetapi, selain DNA di dalam kromosom juga terdapat
protein sehingga muncul perbedaan pendapat mengenai hakekat materi genetik, DNA atau protein.
Dugaan DNA sebagai materi genetik secara tidak langsung sebenarnya dapat dibuktikan dari
kenyataan bahwa hampir semua sel somatis pada spesies tertentu mempunyai kandungan DNA
yang selalu tetap, sedangkan kandungan RNA dan proteinnya berbeda-beda antara satu sel dan sel
yang lain. Di samping itu, nukleus hasil meiosis baik pada tumbuhan maupun hewan mempunyai
kandungan DNA separuh kandungan DNA di dalam nukleus sel somatisnya.
Meskipun demikian, dalam kurun waktu yang cukup lama fakta semacam itu tidak cukup kuat
untuk meyakinkan bahwa DNA adalah materi genetik. Hal ini terutama karena dari hasil analisis
kimia secara kasar terlihat kurangnya variasi kimia pada molekul DNA. Di sisi lain, protein dengan
variasi kimia yang tinggi sangat memenuhi syarat sebagai materi genetik. Oleh karena itu, selama
bertahun-tahun protein lebih diyakini sebagai materi genetik, sementara DNA hanya merupakan
kerangka struktur kromosom. Namun, pada pertengahan tahun 1940-an terbukti bahwa justru DNA-
lah yang merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme.
Fungsi Materi Genetik
Setelah terbukti bahwa DNA merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme, kita akan
melihat fungsi yang harus dapat dilaksanakan oleh molekul tersebut sebagai materi genetik. Dalam
beberapa dasawarsa pertama semenjak gen dikemukakan sebagai faktor yang diwariskan dari
generasi ke generasi, sifat-sifat molekulernya baru sedikit sekali terungkap. Meskipun demikan,
ketika itu telah disepakati bahwa gen sebagai materi genetik, yang sekarang ternyata adalah DNA,
harus dapat menjalankan tiga fungsi pokok berikut ini.
1. Materi genetik harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat meneruskan
informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi. Fungsi ini merupakan
fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi. Bagian setelah ini akan membahas replikasi
DNA.
2. Materi genetik harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi genetik harus
mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu dewasa.
Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik, yang dilaksanakan melalui ekspresi gen.
3. Materi genetik sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme yang
bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa perubahan
semacam ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini merupakan fungsi evolusioner, yang
dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya,
kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya
kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta
warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu
kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak
mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan
78
pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua
kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka
terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut.
Klasifikasi
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi.
Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada
tiga macam trikomasi yaitu:
-Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,
-Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
-Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.
Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya. Dikromasi
merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
-protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna
merah dan perpaduannya berkurang,
-deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
-tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna,
sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikit warna pada jenis atypical.
Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Pembuktian
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran berwarna yang beberapa
diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh
penderita buta warna.
HEMOPHILI
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah dan
philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada
saat anak tersebut dilahirkan. Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan
sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan
darahnya. Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka
memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah
melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku
tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada
bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu : Hemofilia A dan B
Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
-
- Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor
pembekuan pada darah.
- Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein
pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
- Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :
79
Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven
Christmas asal Kanada
- Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein
pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari
pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat anyaman (benang - benang
fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar
pembuluh.
Gambar 1
a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari
pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman
penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir
keluar pembuluh.
Gambar 2
Seberapa banyak penderita hemofilia ditemukan ?
Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang -
kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
Siapa saja yang dapat mengalami hemofilia ?
- Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku bangsa.
80
- Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia
jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa sifat (carrier). Dan ini sangat
jarang terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)
- Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi
pada kenyataannya hemofilia selalu terditeksi di tahun pertama kelahirannya.
- Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX kurang dari
1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali perdarahan dalam
sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
- Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia berat.
Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang berlebihan.
- Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami masalah
perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang serius.
Wanita hemofilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi.
Gambar 1
Gambar 1 menggambarkan keadaan keturunan pada kromosom jenis kelamin. Ibu yang memiliki dua
kromosom X, menghasilkan sebuah sel telur yang mengandung kromosom X. Ayah yang menghasilkan
satu kromosom X dan satu kromosom Y, menghasilkan sel sperma yang mengandung kromosom X atau
Y. Jika ayah menyumbangkan kromosom X-nya, keturunan yang terjadi adalah anak perempuan. Dan jika
ayah menyumbangkan kromosom Y, maka keturunan yang terjadi adalah anak laki - laki. Banyak
penderita hemofilia yang terkena dampaknya.
Gambar 2
Gambar 2 memperlihatkan apa yang akan terjadi jika seorang laki - laki penderita hemofilia memiliki
seorang anak dari seorang wanita normal.
Semua anak perempuan akan menjadi pembawa sifat hemofilia (carrier), jika mereka mewarisi
kromosom X yang membawa sifat hemofilia dari sang ayah. Dan semua anak laki - laki tidak akan
terkena hemofilia, jika mereka mewarisi kromosom Y normal dari sang ayah.
Gambar 3
Gambar 3 menggambarkan keadaan keturunan, jika seorang laki- laki normal memiliki anak dari seorang
wanita pembawa sifat hemofilia hemofilia.
Jika mereka mendapatkan anak laki -laki, maka anak tersebut 50% kemungkinan terkena hemofilia. Ini
tergantung dari mana kromosom X pada anak laki - laki itu didapat. Jika ia mewarisi kromoson X normal
dari sang ibu, maka ia tidak akan terkena hemofilia. Jika ia mewarisi kromosom X dari sang ibu yang
mengalami mutasi, maka ia akan terkena hemofilia.
Dengan jalan yang sama, sepasang anak perempuan memiliki 50% kemungkinan adalah pembawa sifat
hemofilia. Ia akan normal jika ia mewarisi kromosom X normal dari sang ibu. Dan sebaliknya ia dapat
mewarisi kromosom X dari sang ibu yang memiliki sifat hemofilia, sehingga ia akan menjadi pembawa
sifat hemofilia.
82
Apakah harus selalu ada sejarah keturunan hemofilia dalam suatu keluarga ?
Tidak. Ada beberapa penjelasan dalam setiap kelahiran seorang bayi laki-laki hemofilia dalam suatu
keluarga dimana dalam sejarah keturunan keluarga penderita tidak terdapat penderita hemofilia yang lain.
Sehingga hal tersebut tidak dapat dipastikan darimana asal hemofilia tersebut
Hal ini terjadi akibat adanya mutasi gen saat terjadinya pembuahan pada sang ibu. Jadi sang Ibu
merupakan orang pertama yang menjadi carrier hemofilia dan akan berdampak pada sang anak yang akan
dilahirkan, baik itu sebagai carrier kembali maupun penderita hemofilia itu sendiri.
Selain adanya perubahan struktur (mutasi) pada sel telur sang ibu dapat pula disebabkan oleh perubahan
struktur sel pada sperma sang ayah. Dalam beberapa contoh kasus, bila sang ibu bukan sebagai carrier
maka kemungkinan besar anak lelaki lainnya akan normal.
Pada Gambar 4 dijelaskan bagaimana bila seorang penderita hemofilia lahir dari seorang ibu yang bukan
carrier.
Gambar 4
Diperkirakan sampai dengan 30 % terjadi kasus dimana seorang penderita hemofilia lahir pada sebuah
keluarga tanpa adanya garis keturunan hemofilia.Banyak dari kasus tersebut merupakan mutasi gen baru.
Yang artinya hemofilia dapat hadir pada setiap keluarga. Karena baik sudara kandung perempuan maupun
sang ibu penderita hemofilia tidak selalu carrier, seperti yang terlihat pada Gambar 3 dan 4, sehingga
sangatlah penting untuk mereka melakukan pemeriksaan carrier hemofilia.
83
Tes apa sajakah yang harus dilakukan untuk memastikan adanya carrier hemofilia pada seorang
hemofilia?
Ada dua cara untuk memastikan apakah seorang wanita akan menjadi carrier hemofilia.
Dokter dapat menganalisa pada setiap garis keturunan.Dengan adanya berbagai informasi yang akurat
akan dapat mengungkap bagaimana hemofilia tersebut akan hadir. Bila sang ayah hemofilia, maka sang
anak perempuan merupakan carrier. Dan bila sang ibu yang carrier, maka sang anak wanitanya memiliki
kesempatan 50 % menjadi seorang carrier.
Cara yang kedua merupakan cara yang paling dapat dipercaya, yaitu melalui tes DNA. Contoh darah tidak
hanya di ambil dari orang yang berpotensial sebagai carrier tetapi juga pada seluruh anggota keluarga
yang lainnya. Hasil dari tes tersebut baru dapat dilihat setelah 10-14 hari. Apabila tes tersebut masih
dianggap meragukan, status carrier dapat diperkirakan dengan tingkat keakuratan antara 95-99%.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
84
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan
Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Pewarisan
IBU AYAH
O A B AB
O O O-A O-B A-B
A O-A O–A O–A–B- A-B-AB
AB
B O-B O–A–B- O-B A – B - AB
AB
AB A-B A – B - AB A – B - AB A – B - AB
Rhesus
Jenis
penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh.
Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh
Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki
golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut
memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan
ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan
A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+
sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang
mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia
melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
Kecocokan golongan darah
Tabel kecocokan RBC
Donor
Golongan darah resipien
O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+
O−
O+
A−
85
A+
B−
B+
AB−
AB+
1. FISIOLOGI KEHAMILAN
a. Terjadinya Kehamilan
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /
spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal :
implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot - embrio - janin menjadi bakal individu baru.
kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari
dalam ginekologi)
P eningkat
an Berat
Badan
Selama
Hamil
Normal
berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume
berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat
sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
- produksi glukosa dari hati menurun
- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
- aktifitas ekskresi ginjal meningkat
- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap
normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore
stimulating hormon menyebabkan
perubahan berupa hiperpigmentasi pada
wajah (kloasma gravidarum), payudara,
linea alba (-> linea grisea), striae
lividae pada perut, dsb.
Perubahan Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap
keadaan hamilnya, sangat
mempengaruhi juga kesehatan /
keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan
pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik.
Kadang timbul gejala yang lazim disebut "ngidam", yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu
yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang
tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur,
bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
89
d. Diagnostik Kehamilan
Berdasarkan perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal yang
mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada diagnosis
kehamilan.
90
Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda
diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika
(-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung
berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging
(ultrasonografi)
7. perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
8. kurva suhu badan meningkat
9. tes urine B-hCG (Pack’s test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat
juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
10. Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal
kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
11. perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
12. perubahan payudara
13. poliuria
TRIMESTER PERTAMA
Minggu pertama
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan
sel.
Sejak pembuahan / fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai
fase morula - blastula. Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium
kavum uteri.
Minggu kedua
91
Minggu ketiga
Terjadi pembentukan tiga lapis / lempeng yaitu
ektoderm dan endoderm dengan penyusupan
lapisan mesoderm di antaranya, diawali dari
daerah primitive streak. Embrio disebut berada
dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer).
Dari perkembangan primitive streak terbentuk
lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan
saraf (neural fold) di bagian kranial. Struktur ini
kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural
groove) dan nantinya akan menjadi tabung saraf (neural tube).
Minggu keempat
Pada akhir minggu ke-3 / awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai
karakteristik pertumbuhan periode ini.
Sampai minggu ke-8 -12 (akhir trimester pertama)
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir minggu ke-8
terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya
(tabel).
Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke-
12 (trimester pertama).
92
TRIMESTER KEDUA
Minggu ke-12 sampai minggu ke-28
Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester kedua adalah penyempurnaan
struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ.
Sistem sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktifitas denyut jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal
ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12. Dengan stetoskop
Laennec denyut jantung baru dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu.
Ada beberapa struktur anatomik yang terdapat pada masa janin kemudian tertutup /
mengalami regresi sesudah lahir sampai dewasa, yaitu : foramen ovale, duktus arteriosus
Botalli, arteria dan vena umbilikalis, dan duktus venosus Arantii.
Sel darah janin terutama mengandung hemoglobin jenis fetal (HbF), yang memiliki daya ikat
oksigen jauh lebih tinggi dibandingkan daripada hemoglobin manusia dewasa (HbA) pada
suhu dan pH yang sama. Hemoglobin A sendiri baru diproduksi pada akhir masa fetal, dan
pada saat lahir, jumlahnya mencapai hanya sekitar 30% dari seluruh hemoglobin yang
terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsur-angsur produksi HbF
berkurang sampai akhirnya normal tidak terdapat lagi dalam tubuh individu.
93
Sistem respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernapasan sejak usia sekitar 18 minggu. Perkembangan
struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai
diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru
adekuat untuk survival ekstrauterin pada akhir trimester ketiga.
Aliran keluar-masuk yang terjadi pada pernapasan janin intrauterin bukanlah aliran udara,
tetapi aliran cairan amnion. Seluruh struktur saluran napas janin sampai alveolus terendam
dalam cairan amnion tersebut.
Sistem gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan
menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu.
Cairan empedu mulai diproduksi sejak akhir trimester pertama, diikuti dengan seluruh enzim-
enzim pencernaan lainnya.
Mekonium, isi yang terutama pada saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.
Mekonium berasal dari : 1) sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami
deskuamasi dan rontok, 2) cairan / enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari
saliva sampai enzim-enzim pencernaan, dan 3) cairan amnion yang "diminum" oleh janin,
yang kadang-kadang mengandung juga lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang
rontok) dan sel-sel dari kulit janin / membran amnion yang rontok.
Sistem saraf dan neuromuskular
Ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan aktifitasnya, yaitu sejak usia 8-12
minggu (akhir trimester pertama), berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi
lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-
refleks dasar yang sangat sederhana (fleksi satu sisi diikuti juga fleksi sisi lainnya). Terjadi
juga berbagai gerakan spontan (spontaneous movement). Namun ukuran janin pada akhir
trimester pertama ini masih kecil, sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh
ibunya.
Sejak usia 13-14 minggu (awal trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat
dirasakan ibunya.
Terdapat HUBUNGAN antara keadaan emosional ibu dengan tingkat aktifitas janin
(misalnya, pada keadaan ibu marah atau gembira, gerak janin lebih sering dan kuat,
sebaliknya waktu ibu sedih atau depresi atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit dan lemah).
Hal ini disebabkan oleh pengaruh variasi kadar hormon adrenalin ibu yang juga ditransfer ke
janin melalui sirkulasi plasenta.
Sistem saraf sensorik khusus / indera
Mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata / mangkuk
optik (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke
permukaan ventral wajah. Saraf penglihatan / nervus optikus merupakan derivat ektoderm,
memasuki bola mata dari bagian posterior.
Telinga yang berasal dari vesikel otik (otic vesicles) bergeser ke sisi lateral kepala,
menempati tempatnya yang tetap. Telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari nervus
facialis, telinga dalam (organ pendengaran dan keseimbangan) memperoleh inervasi dari
derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis.
Hidung yang berasal dari bakal olfaktorik (olfactory placode) merupakan penebalan ektoderm
94
Sistem endokrin
Kortikotropin dan tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10 minggu, mulai
berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah
kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon-hormonnya juga mulai
berlangsung. Hormon-hormon maternal maupun hormon-hormon plasenta juga
didistribusikan dalam jumlah besar ke dalam sirkulasi janin, dan aktifitasnya juga
mempengaruhi pertumbuhan janin, lebih daripada hormon yang diproduksi janin itu sendiri
(contoh kasus : pada janin anensefalus, pertumbuhan badan tetap berlangsung dengan baik,
padahal jaringan hipofisis bayi tersebut sangat kecil dan pembentukannya sendiri terganggu).
Kelenjar-kelenjar reproduksi pria (testis) juga menghasilkan testosteron dan androstenedion,
namun pada wanita (ovarium) tidak ditemukan sekresi estrogen dan progesteron,
kemungkinan karena belum terjadi pematangan teka dan granulosa folikel lebih lanjut.
Perubahan setiap bulan
1. Bulan ketiga : wajah terbentuk makin sempurna, letak organ-organ wajah sesuai
tempatnya. Alat kelamin luar berkembang. Lengkung usus yang terdesak ke arah tali pusat
kembali tercakup dalam rongga abdomen. Mulai terdeteksi gerakan otot / refleks gerak
sederhana, tetapi belum sampai menimbulkan sensasi pada ibu. Pada akhir minggu ke-12,
jenis kelamin fetus umumnya sudah dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan ultrasonografi.
2. Bulan keempat-kelima : tubuh janin memanjang dengan cepat, pertambahan berat
mencapai 500 g. Tumbuh rambut-rambut halus (lanugo), rambut kepala, alis dan bulu mata.
Gerakan janin mulai dapat dirasakan oleh ibu.
3. Bulan keenam-ketujuh : berat badan bertambah banyak, sampai dengan separuh berat janin
pada kehamilan aterm. Kulit kemerahan dan keriput karena belum terbentuknya jaringan ikat
subkutis. Susunan saraf pusat, kardiovaskular dan pernapasan belum berfungsi sempurna dan
diantara ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika janin lahir pada periode ini
tidak akan dapat bertahan hidup.
TRIMESTER KETIGA
Minggu ke-28
sampai dengan
minggu ke 38-42
95
2. FISIOLOGI PERSALINAN
a. Definisi fisiologi persalinan
Persalinan / partus
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui
vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat
/ pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam,
vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio
cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan
c. Mekanisme persalinan
Persalinan ditentukan oleh 3 faktor "p" utama, yaitu:
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(++ faktor2 "P" lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor "P" tersebut, persalinan
normal diharapkan dapat berlangsung.
Pembagi
an Fase /
Kala
Persalinan
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
d. HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat
dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar.
97
plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak
disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta
terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat
kontraksi mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
(jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae -
keadaan gawat darurat obstetrik !!).
3. FISIOLOGI NIFAS
a. Peurperium normal dan penangananya
Periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi (periode di mana sistem
reproduksi wanita postpartum kembali kepada keadaannya seperti sebelum hamil). Di masyarakat
Indonesia : periode 40 hari.
kecil (seperti pada nullipara) tapi berupa garis horisontal agak lebar (disebut parous cervix).
Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan hamil dan persalinan bertambah banyak,
kembali berkurang sampai keadaan seperti sebelum hamil.
Endometrium
Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan desidua telah
beregenerasi (lapisan sisi diinding uterus menjadi jaringan endometrium baru, lapisan sisi kavum
uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai lochia). Regenerasi endometrium lengkap kembali
sampai sekitar minggu ketiga postpartum. Kecuali pada daerah tempat perlekatan plasenta, terjadi
trombus sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu.
Salping / Tuba Falopii
Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi asendens dan menyebabkan salpingitis
akut sampai 2 minggu postpartum. Jika terjadi, hal ini sangat menghambat proses involusi, sering
sampai harus dilakukan salpingektomi (dipotong).
Darah lochia
Lochia adalah cairan mengandung sisa jaringan uterus / bagian nekrotik yang keluar. Normal
berturut-turut selama masa nifas keluar lochia warna merah (masih bercampur darah), kemudian
kuning, kemudian putih. Lochia normal TIDAK berbau. Jika berbau dicurigai ada infeksi.
Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Dinding abdomen
Striae dan flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang.
Saluran kencing
Kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada 1) keadaan/ status sebelum
persalinan 2) lamanya partus kala 2 dilalui, 3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat
persalinan.
Lain-lain
Berat badan ibu akan menurun bertahap karena cairan ekstravaskuler yang dibuang.
Ibu perlu tidur 8 - 12 jam per hari, dengan banyak waktu istirahat di siang hari.
Minum sebanyak 1500 ml per hari, dengan makanan tambahan hingga mencapai 2100 kalori per
hari untuk mencukupi kebutuhan selama menyusui.
Ambulasi / mobilisasi dilakukan pada hari pertama postpartum bila rasa penat telah hilang. Hal
ini akan mengurangi masalah miksi dan defekasi.
Hal-hal lain / masalah / keluhan yang ada diperhatikan dan ditangani.
Pemeriksaan rutin meliputi keadaan umum dan tanda vital, serta tinggi fundus.
Pengobatan yang perlu diperhatikan adalah pemberian tablet besi, mengingat 50% ibu hamil dan
bersalin di Indonesia mengalami anemia.
1. STRUKTUR PAYUDARA :
a. anatomi payudara
Payudara / Mammae
"Organ kelengkapan reproduksi". (beberapa kepustakaan tidak menggolongkan payudara
dalam sistem reproduksi wanita).
Perkembangan embriologi mammae berasal dari ectoderm ridge, berkembang menjadi 15-25
lobus yang terdiri dari alveoli.
Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki oleh estrogen yang
berasal dari plasenta.
Pascapersalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna, sehingga aktifitas prolaktin
yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan air
susu.
b. Struktur makroskopis
c. Kolostrum
Colostrum adalah air susu pada masa-masa awal pascapersalinan (5 hari sampai 4 minggu).
ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, dan mengandung antibodi
terhadap kuman, virus dan jamur. Demikian juga ASI mengandung growth factor yang
berguna di antaranya untuk perkembangan mukosa usus.
ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang pertumbuhan bayi yang
normal.
Antibodi yang terkandung dalam air susu adalah imunoglobulin A (Ig A), bersama dengan
berbagai sistem komplemen yang terdiri dari makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperisidase,
103
2. FISIOLOGI LAKTASI
a. Produksi air susu
Human milk
Air susu ibu (ASI) -
mengandung
lemak, protein dan kasein
susu. Produksi ASI sekitar 600-700 ml / hari. Sifat isotonik dengan plasma. Mengandung protein
alfa-laktoalbumin dan beta-laktoglobulin.
Pemeliharaan laktasi
106
hari. Karena hormon prolaktin yang konsentrasinya tinggi pada akhir kehamilan, dan estrogen-
progesteron (yang menghambat produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka ASI pun mulai
diproduksi.
Ibu menyusui TANPA jadwal tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand).
Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi baru lahir :
1. ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap
payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat
sampai selama 4 hari pascapersalinan.
2. Hindari penggantian PASI (pengganti ASI) KECUALI ada indikasi medis, misalnya ASI tidak
keluar dan bayi prematur dan sebagainya.
3. tidak boleh diberi ASI hanya pada indikasi medis ketat, misalnya ibu penderita penyakit infeksi
tertentu dan bayi belum tertular. Tetapi jika tidak ada PASI, ASI tetap diberikan. Pertimbangan-
pertimbangan lain tetap diperhatikan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya
110
lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa
menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan
lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan
energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang
oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBl
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Daftar Pustaka