Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN NUTRISI

Disusun Oleh:
Iswatun Yuliyantini

SN192033

PRODI STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

2020/2021
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia
pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme
(membangun) dan katabolisme (pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang memengaruhinya.Secara
umum faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis
untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya
penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,
aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006 :26).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi
dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai  proses kimia di dalam
tubuh (Mubarak, 2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan
untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai
nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral
(Potter and Perry, 2010 :275).
 Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri
atas:
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80%
energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
mengahasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat yang disimpan dalam hati
dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen
adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa
istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.

a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam
bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh
darah. Jenis dari monosakarida adalah glukosal dektrosa yang
banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa
banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa
dan maltose banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa
yaitu merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu
maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida.
Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok,
umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung,
kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat
hewani berbentuk glikogen.

d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
e. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Pencernaan adalah
memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat
diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara
mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan
fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan dalam saluran
pencernaan melalui kontraksi otot, pencernaan secara kimia melalui
tipe sekresi yang diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe
produk sekresi yang dapat membantu pencernaan yaitu enzym yang
spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.

Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus
besar metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :

1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon


dioksida, dan air disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut
Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
f. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi
Malnutrisi (PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan
antara asupan dengan energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat
gangguan metabolisme karbohidrat tampak pada Diabetes Mellitus.

 Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal.
Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan
dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial
tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis
asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin,
leusin.Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan
globulin.
b) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk
kromoprotein.
c) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan
gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan
osmotik koloid, keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk
genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein
menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus
halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin
dari pankreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran darah
yang menuju ke hayi. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan
tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan
untuk membuat protein darah. Karena protein dapat larut dalam air
sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna sehingga hampir
tidak tersisa protein makanan dalam feses.

Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke


hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah
menjadi dua macam zat yaitu asam organik dan amoniak (NH3).
Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic
dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-
2,5gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-
1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.
 Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar.
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:

a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan
lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan
glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain.
Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh
dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.

c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim
lipase yang berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida
dipecah menjadi diglyserida, monoglysakarida, dan asam lemak bebas
dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut
dalam air tetapi berkaitan dengan garam-garam empedu dan dapat larut
(emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam
hati sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat
keton, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila
tubuh kehabisan glikogen maka lemak badan akan diambil kembali.
Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati
dalam bentuk lemak bebas, jika dalam makanan terdapat kelebihan
karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut
disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan
disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan
lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
 Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat
diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh
100mg atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari
100mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat
sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,
iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.
 Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit
pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
Vitamin dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12,
folic acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan,
dan pemeliharaan kesehatan.

 Air
Airadalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel
bergantung pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total.
Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada
orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih banyak air daripada
jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki persentase total air yang
paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total air yang
paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan
hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan
makan makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran
segar. Air juga di produksi selama proses pencernaan saat makanan
dioksidasi. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari berbagai sumber
sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi, respirasi dan keringat.
Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan yang
meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan
kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan
dibutuhkannya restriksi cairan.
1. Status Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk metabolisme dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta
pergerakan tubuh.Laju metabolisme basal (Basal Metabolic Rate/ BMR)
adalah energi yang di butuhkan untuk memepertahankan aktivitas
kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung, dan suhu) pada
periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia, berat
badan, jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit, cidera,
infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan
energi. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE)
atau laju metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh
individu selama 24 jam sehingga tubuh dapat mempertahankan semua
aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor yang memengaruh
metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan tingkat aktivitas. Di
rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan menghitung konsumsi
oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-rata pada
table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan
merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi(Wartonah
Tarwoto, 2006 : 26-29).
2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa
daerah, tempe merupakan sumber protein yang paling murah, tidak
dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena
masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa
daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan
sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluargannya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
3. Masalah Kebutuhan Nutrisi
Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan
anoreksia nervosa.
a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
b. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari
obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang
berlebihan.
g. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
konsumsi lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.
4. Gejala dan Tanda
a. Defisit nutrisi
1) Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
2) Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
b. Berat badan lebih
1) Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan
lebih dari presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)
2) Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

5. Penatalaksanaan Medis
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
sebai berikut:
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi
melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pada pasien.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara
memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
 Alat dan Bahan
1) Pipa penduga dalam tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Pengalas
5) Bengkok
6) Plester, gunting
7) Makanan dalam bentuk cair
8) Air matang
9) Obat
10) Stetoskop
11) Klem
12) Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13) Vaselin
 Prosedur Kerja
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi semifowler.
4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah
dada.
5) Letakkan bengkok di dekat pasien.
6) Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang
pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke
telingan dan beri tanda batasnya.
7) Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal
pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-
lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara sebagai berikut.
a) Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka
pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa
masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
b) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui
pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di
lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk,
setelah itu dikeluarkan udara yang ada di dalam sebanyak
jumlah yang dimasukkan.
c) Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan
dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
d) Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara
dituangkan lewat pinggirnya.
e) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu
bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga
diklem.
f) Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
g) Cuci tangan
c. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian
nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
dara vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun
vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi
melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui
oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi
enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
Metode Pemberian
1) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan
untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena
pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang
biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan
nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran
pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat
digunakan adalah cairan yang mengandung asam amino seperti Pan
Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
3) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk
jangka waktu lama dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah,
2005).

6. Masalah Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan
nutrisi, sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:

No Diagnosis Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik (Data


. Keperawatan (Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)
Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan 1) Data mayor
makanan - Berat badan menurun
 Ketidakmampuan mencerna minimal 10% dibawah
makanan rentang ideal
 Ketidakmampuan 2) Data minor
mengobsorbsi nutrien - Cepat kenyang setelah

 Peningkatan kebutuhan makan

metabolisme - Kram/nyeri abdomen

 Faktor ekonomi (finansial - Nafsu makan menurun

tidak cukup) - Bising usus hiperaktif

 Faktor psikologis (stres, - Otot pengunyah lemah

keengganan untuk makan) - Otot menelan lemah


- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian 1) Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25 kg/m2 (pada

 Gangguan kebiasaan makan dewasa) atau berat dan

 Gangguan persepsi makan panjang badan lebih


dari presentil 95 (pada
 Kelebihan konsumsi alkohol
anak 2-18 tahun)
 Penggunaan energi kurang
2) Data minor
dari asupan
- Tebal lipatan kulit
 Sering mengemil
trisep >25 mm
 Sering makan makanan
berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada
anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat

7. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan  Mandiri
asuhan keperawatan … a. Intervensi :Buat tujuan berat
x 24 jam diharapkan badan minimum dan kebutuhan nutrisi
masalah keperawatan harian.
defisit nutrisi dapat Rasional :Malnutrisi adalah
teratasi dengan kriteria kondisi gangguan minat
hasil: yang menyebabkan
1) Adanya peningkatan depresi, agitasi, dan
berat badan sesuai mempengaruhi kondisi
dengan tujuan kognitif atau pengambilan
2) Berat badan ideal keputusan. Perbaikan
sesuai dengan tinggi status nutrisi meningkatkan
badan kemampuan berpikir dan
3) Mampu kerja psikologis
mengidentifikasi b. Intervensi :Gunakan pendekatan
kebutuhan nutrisi konsisten. Duduk dengan pasien saat
4) Tidak ada tanda- makan, sediakan dan buang makanan
tanda malnutrisi tanpa persuasi dan/atau
5) Menunjukkan komentar.tingkatkan lingkungan yang
peningkatan fungsi nyaman dan catat masukan.
pengecapan dari Rasional :Pasien mendeteksi
menelan pentingnya dan dapat
6) Tidak terjadi bereaksi terhadap tekanan.
penurunan berat Komentar apapun yang
badan yang berarti dapat terlihat sebagai
paksaan memberikan focus
pada makanan. Bila staf
berespons secara konsisten,
pasien dapat mulai
memepercayai respons
staf.
c. Intervensi :Buat pilihan menu yang
ada dan diizinkan pasien untuk
mengontrol  pilihan sebanyak mungkin.
Rasional :Pasien yang meningkat
kepercayaan dirinya dan
merasa mengontrol
lingkungan lebih suka
menyediakan makanan
untuk makan.
d. Intervensi :Sadari pilihan – pilihan
makanan rendah kalori/minuman,
menimbun makanan, membuang
makanan dalam berbagai tempat seperti
saku atau kantung pembuangan.
Rasional :Pasien akan mencoba
menghindari mengambil
makanan bila tampak
mengandung banyak kalori
dan mau makan lama
untuk menghindari makan.
e. Intervensi :Pertahankan jadwal
penimbangan berat badan teratur ,
seperti Minggu, Rabu, Jumat sebelum
makan pagi pada pakaian yang sama,
dan gamnbaran hasilnya.
Rasional :Memberikan catatan
lanjut penuruanan
dan/atau peningkatan
berat badan yang akurat.
Juga menurunkan obsesi
tentang peningkatan
dan/atau penurunan.
 Kolaborasi        
a. Intervensi :Berikan terapi nutrisi
dalam program pengobatan rumah
sakit sesuai indikasi.
Rasional : Pengobatan masalah
dasar tidak terjadi tanpa
perbaikan status nutrisi.
Perawatan di rumah
sakit memberikan
control lingkungan
dimana masukan
makanan,
muntah/eliminasi ,obat ,
dan aktivitas dapat
dipantau.
b. Intervensi :Libatkan pasien dalam
penyusunan /melakukan program
perubahan prilaku. Berikan penguatan
untuk peningkatan berat badan seperti
dinyatakan oleh penentuan individu ;
abaikan penurunan
Rasional :Memberikan
situasi terstuktur untuk makan
sementara memungkinkan pasien
mengontrol beberapa pilihan.
Perubahan perilaku dapat efektif pada
kasus ringan atau untuk peningkatan
berat badan jangka pendek.
2. Berat badan lebih Setelah dilakukan 1) Intervensi: Buat rencana makan dengan
asuhan keperawatan … pasien.
x 24 jam diharapkan Rasional : Sementara tak ada dasar
masalah keperawatan untuk menganjurkan diet
berat badan lebih dapat yang satu dari yang lain,
teratasi dengan kriteria penurunan diet yang baik
hasil: harus berisi makanan dari
1) Pasien menyadari semua dasar kelompok
masalah berat badan makanan dengan focus
2) Pasien masukan rendah lemak.
mengungkapkan Ini membantu
secara verbal mempertahankan rencana
keinginan untuk semirip mungkin dengan
menurunkan berat kebiasaan pasien.
badan Catatan :Penting
3) Berpartisipasi dalam mempertahankan
program penurunan masukan protein adekuat
berat badan untuk mencegah
4) Berpartisipasi dalam kehilangan massa otot.
program latihan 2) Intervensi: Tekankan pentingnya
yang teratur menghindari diet berlemak
5) Menahan diri untuk Rasional :Hilangkan kebutuhan
tidak makan banyak komponen yang dapat
dalam satu waktu menimbulkan
tertentu ketidakseimbangan
6) Mengalami asupan metabolic, misalnya
kalori, lemak, penurunan karbohidrat
karbohidrat, berlebihan yang dapat
vitamin, mineral, zat menimbulkan kelemahan,
besi dan kalsium sakit kepala,
yang adekuat, tetapi ketidakstabilan, dan
tidak berlebihan kelemahan, asidosis
metabolic (ketosis)
mempengaruhi
keefektifan program
penurunan BB.
3) Intervensi: Diskusikan tambahan tujuan
nyata untuk penurunan berat badan
mingguan.
Rasional : Penurunan berat badan
beralasan (1-2 lg/minggu)
mengakibatkan efek lebih
sedikit berefek.
Penurunan
berlebihan/cepat dapat
mengakibatkan
kelemahan dan mudah
terangsang dan akhirnya
mengakibatkan kegagalan
dalam mencapai tujuan
untuk penurunan berat
badan.
4) Intervensi: Diskusikan pembatasan masukan
garam dan obat diuretic bila digunakan.
Rasional : Retensi air dapat
menjadi masalah karena
meningkatkan masukan
cairan juga
mengakibatkan
metabolisme lemak.
5) Intervensi: Konsul dengan ahli diet untuk
menentukan kalori/kebutuhan nutrisi untuk
penurunan berat badan  individu.
Rasional            : Pemasukan individu
dapat dikalkulasi dengan
berbagai perhitungan
berbeda, tetapi penurunan
berat badan berdasarkan
kebutuhan basal kalori
selama 24 jam,
tergantung pada jenis
kelamin, usia, berat
badan saat ini/yang
diinginkan dan lama
waktu yang diperkirakan
mencapai berat badan
yang diinginkan.

8. Kriteria Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam :
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan
dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya
tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan
dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
d. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
e. Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan
optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.


Jakarta:Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC

Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG

Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG

Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku


3 Edisi 7.Jakarta: Elsevier

Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai