Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL EKSTRAK JAHE LEBIH EFEKTIF DALAM

MENGURANGI MUAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER 1


DIBANDINGKAN DENGAN VITAMIN B6

Disusun Oleh:
Iswatun Yuliyantini
SN192033

PRODI STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020/2021
A. Substansi Penelitian
1. Judul Penelitian : Ekstrak Jahe Lebih Efektif Dalam Mengurangi Mual
Pada Kehamilan Trimester 1 Dibandingkan Dengan Vitamin B6
2. Tahun penelitian : 2014
3. Nama Peneliti : Vivian Nanny Lia Dewi, Fatimah Dewi Anggraeni

4. Lokasi Penelitian : 7 BPM ( RB Karya Rini, BPM Iin Masamah, BPM


Annisa, BPM Siti Irchamni, BPM Rahmawati, PKD Permata Dukun,
PKD Srumbung, Magelang.
5. Alamat Jurnal : Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014

6. Pendahuluan :
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan mempengaruhi
tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan fisiologis
yang hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ, sebagian besar
perubahan pada tubuh ibu bersifat sementara dan kebanyakan disebabkan
oleh kerja hormonal. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidak
seimbangan hormone progesteron dan estrogen yakni hormone
kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses
kehamilan. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian ibu mengalami perubahan psikologis. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan
kesedihan.

Beberapa wanita yang telah merencanakan kehamilannya atau berusaha


keras untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak percaya bahwa dirinya
telah hamil dan mencari tanda bukti hamil pada setiap perubahan pada
tubuhnya. Salah satu efek dari hormon kehamilan adalah mual dan
muntah atau yang sering dikenal dengan morning sickness. Angka
kejadian morning sickness di dunia yaitu 70-80% dari jumlah ibu hamil.
Sebesar 70% wanita hamil mengalami komplikasi mual dan muntah. Hal
ini biasanya dimulai pada kehamilan 4-8 minggu dan terus berlanjut
sampai dengan 14-16 minggu. Relaksasi otot polos perut dan
hipomotilitas karena peningkatan hormon estrogen atau hormone Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menyebabkan hal tersebut. Mual
dan muntah (emesis gravidarum) yang tidak ditangani dengan baik akan
menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum merupakan suatu keluhan muntah yang kadang-


kadang begitu hebat di mana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan seharihari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin. Resiko yang bisa terjadi pada janin misalnya
penurunan berat badan yang kronis sehingga akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim. Tenaga kesehatan khususnya
bidan, biasanya melakukan penanganan untuk mengatasi mual muntah ini
dengan cara melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang
hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum, menasihati
agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, menganjurkan makan
dengan porsi kecil tetapi lebih sering, dan memberikan vitamin B6,
walaupun terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan minuman jahe
efektif dalam mengurangi mual pada kehamilan. Hal mengenai
perbedaan jahe dan vitamin B6 dalam mengurangi mual pada ibu hamil
trimester I belum tergambar dengan jelas.

7. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan pre-post
test control group design, Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di 7 Bidan Praktek
Mandiri Delima wilayah Magelang, Jawa Tengah.

8. Hasil
Karakteristik responden pada kelompok control (vitamin B6) sebagian
besar memiliki frekuensi mual kurang dari 3 kali sehari (92%), usia
kehamilan 100% adalah kurang dari 12 minggu, paritas sebagian besar
adalah multigravida (68%), dan usia ibu hamil sebagian besar antara 17-
35 tahun (76%). Karakteristik kelompok intervensi (jahe) sebagian besar
memiliki frekuensi mual kurang dari 3 kali sehari (68%), usia kehamilan
100% adalah kurang dari 12 minggu, paritas sebagian besar adalah
multigravida (52%), dan usia ibu hamil sebagian besar antara 17-35 tahun
(80%).
Kesimpulan dari hasil penelitian ini Jahe lebih berpengaruh dalam
mengurangi mual pada ibu hamil trimester I dibandingkan dengan vitamin
B6 pada 30 menit setelah penggunaan. Sebaiknya ibu hamil
mengkonsumsi jahe sesuai hasil penelitian ini dalam mengurangi mual
karena lebih murah dan mudah didapatkan.

B. Analisis Jurnal Pico


Patient and Clinical Problem (P)
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan di 7 Bidan Praktek Mandiri Delima Wilayah
Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari – 21 Maret 2014

Intervention (I)
Pemberian Ekstrak Jahe pada ibu hamil trimester 1.
Comparator (C)
Penelitian Alyamaniyah dan Mahmudah (2014) tentang Efektivitas Pemberian
Wedang Jahe (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis
Gravidarum Pada Trimester Pertama. Rata-rata frekuensi emesis gravidarum
pada kelompok eksperimen sebelum diberikan wedang jahe sebanyak 3,71
kali/hari menurun menjadi 2,24 kali/hari, dan hasil paired t test menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian
wedang jahe. Sedangkan kelompok kontrol rata-rata frekuensi emesis
gravidarum sebelum diberikan air putih dan gula sebanyak 5,00 kali/hari
menjadi 5,00 kali/hari dan tidak ada perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah pemberian air putih dan gula dalam hasil paired t test. Selisih rata-
rata frekuensi emesis gravidarum setelah pemberian pada kelompok
eksperimen yaitu -1,47 yang artinya ada penurunan frekuensi emesis
gravidarum. Pada kelompok kontrol sebesar 0,71 yang artinya ada
peningkatan frekuensi emesis gravidarum. Hasil independent t test
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan penurunan frekuensi
emesis gravidarum. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa wedang
jahe efektif dalam menurunkan emesis gravidarum sehingga masyarakat dapat
memanfaatkan wedang jahe sebagai pengobatan alternatif sebelum
menggunakan obat antiemetik, dan dapat mengolah varian lain dari tanaman
jahe yang dapat digunakan untuk menurunkan frekuensi emesis gravidarum.

Penelitian Parwitasari dkk (2014) tentang perbandingan efektivitas pemberian


rebusan jahe dan daun mint terhadap mual dn muntah pada ibu hamil dengan
hasil Mean rank pretest untuk kedua kelompok eksperimen, di dapat hasil
rebusan jahe lebih efektif terhadap mual dan muntah (9,76) dibandingkan
dengan kelompok rebusan daun mint (6,66), sehingga dapat disimpulakan
bahwa pemberian rebusan jahe lebih efektif dibandingkn daun mint.
Outcome (O)
Kesimpulan dari hasil penelitian ini Jahe lebih berpengaruh dalam
mengurangi mual pada ibu hamil trimester I dibandingkan dengan vitamin B6
pada 30 menit setelah penggunaan. Sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi jahe
sesuai hasil penelitian ini dalam mengurangi mual karena lebih murah dan
mudah didapatkan.

Vitamin B6 adalah lini pertama dalam penatalaksanaan mual muntah pada ibu
hamil (morning sickness). Mekanisme kerja vitamin B6 (piridoksin) dalam
membantu mengatasi mual dan muntah saat hamil belum dapat diterangkan
dengan jelas. Namun piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari
makanan ke bentuk asam amino yang diserap dan dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu piridoksin juga mengubah karbohidrat menjadi energi. Peranan ini
memungkinkan piridoksin mengatasi mual dan muntah jika transit lambung
memanjang ketika hamil. Kebutuhan piridoksin pada wanita hamil meningkat
menjadi 2,2 mg sehari. Dosis yang digunakan untuk morning sickness adalah
25 mg

Upaya untuk meringankan gejala mual dan muntah kehamilan yang lainnya
adalah dengan mengkonsumsi jahe. Seperti yang ditunjukkan dalam penelitian
sebelumnya yaitu dengan menggunakan percobaan double-blind randomized
cross-over, menemukan bahwa satu gram jahe per hari efektif dalam
mengurangi gejala mual dan efek samping atau efek yang buruk terhadap
kehamilan. Tepung jahe dalam dosis 1 gram per hari selama 4 hari terbukti
lebih baik dibanding plasebo dalam mengurangi dan mengatasi gejala mual
dan muntah dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.

Jahe dapat mengurangi mual, muntah, bahkan hiperemesis gravidarum.


Mengkonsumsi jahe dapat merangsang pengeluaran air liur dan memperlancar
cairan pencernaan. Jahe memiliki manfaat antara lain untuk merangsang
pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah sehingga
darah mengalir lebih cepat dan lancar. Hal tersebut menyebabkan tekanan
darah menjadi turun. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting.
Pertama, enzim protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, enzim
lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh
mencerna dan menyerap makanan.

Jahe dapat menghambat serotonin sebagai senyawa kimia pembawa pesan


yang menyebabkan perut berkontraksi dan menimbulkan rasa mual. Jahe
berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau vitamin B6 dan dianggap
aman bagi wanita hamil.

Hasil analisis penelitian ini juga menunjukkan hal yang sama, dimana terjadi
perbedaan yang signifikan penurunan mual pada penggunaan jahe
dibandingkan dengan vitamin B6. Seperti terlihat pada tabel 4. nilai t setelah
30 menit penggunaan sebesar 2,435 dengan signifikansi 0,019. Karena
p<0,05, maka Ho ditolak, hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara
skor mual sesudah menggunakan jahe dibandingkan dengan setelah
menggunakan vitamin B6.

Jahe lebih berpengaruh dalam mengurangi mual pada ibu hamil trimester I
dibandingkan dengan vitamin B6 pada 30 menit setelah penggunaan.
Sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi jahe sesuai hasil penelitian ini dalam
mengurangi mual karena lebih murah dan mudah didapatkan.
C. Implikasi keperawatan dan Penerapan di Lapangan
Dalam Potter dan Perrv (2005) disebutkan bahwa perawat memiliki beberapa
peran dan fungsi. Berdasarkan analisis jurnal, maka peran perawat dan fungsi
perawat yang berkaitan dengan penerapan ini adalah
1. Sebagai Edukator
Perawat sebagai educator dapat memberikan pengetahuan tentang status
kesehatan pasien saat ini dan memberikan informasi dalam meningkatkan
kemampuan pasien mengatasi kesehatanya
2. Sebagai Peneliti
Sebagai seorang peneliti, perawat dapat terus mengembangkan ilmu yang
dimilikinya demi kemajuan profesi kepawatan. Dengan adanya hasil
penelitan ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian selanjutnya dengan topik yang sama atau dapat dikembangkan
lagi.

D. Kritikal Jurnal
1. Substansi
Kelebihan : Dalam setiap pembahasan penelitian menyertakan
teori-teori dalam bidang keperawatan dalam penatalaksanaan efektivitas
pemberian wedang jahe.
Kekurangan : Tidak adanya penjelasan tentang kelanjutan dan
perubahan apabila terjadi resiko pada gangguan hamil.
2. Teori
Kelebihan : Dalam setiap pembahasan peneliti menyertakan teori-
teori yang mendukung sehingga memudahkan pembaca untuk
mengungkapkan hasil yang didapat.
Kekurangan : Ada beberapa teori yang kurang spesifik dalam
pembahasan sehingga pembaca kurang jelas untuk pengetahuan dan
tambahan.
3. Metodologi
Kelebihan : Pada penelitian ini didapatkan selisih rata-rata frekuensi
emesis gravidarum setelah pemberian pada kelompok eksperimen yaitu -1,47
yang artinya ada penurunan frekuensi emesis gravidarum. Pada kelompok
kontrol sebesar 0,71 yang artinya ada peningkatan frekuensi emesis gravidarum.
Peneliti ini menggunakan Quasi eksperiment dengan rancangan control
group pre-post test design.
Kekurangan :-
4. Interprestasi
Kelebihan : Penyajian data sudah disertakan dengan table dan
keterangannya, table di buat secara terpisah dari masing-masing variable,
dan lebih mudahkan kita dalam memahaminya.
Kekuranga :-
5. Etika
Kelebihan : Dalam jurnal ini responden penelitian dirahasiakan.
Setelah dapat persetujuan resmi maka peneliti akan melibatkan peserta
dalam penelitian. Peneliti juga tidak memaksa responden yang tidak
bersedia.
Kekurangan :-

6. Gaya Penulisan
Kelebihan : gaya penulisan sudah baik, terdapat keterangan table
dan penjelasannya masing-masing.
Kekurangan :-

E. Critical Thinking
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan
paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi
kebanyakan orang hanya menganggap gejala fisiologis pada kehamilan.
Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat
kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional,
stress psiologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan
penemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis
(Tiran,2008)

Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperimis gravidarum


mneyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan,
akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil
menurut drastic sehingga cairan tubuh semakin berkurang dan darah menjadi
kental yang dapat melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi
oksigen dan maknaan ke jaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan
dan oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya
(Hidayat,2009).

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita


hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperimisis
gravidarum merupakan kondisi mual dan munta yang berat selama kehamilan,
yang terjadi pada 1% dan 2% dari semua kehamilan kehamilan atau 1-20
pasien per 1000 kehamilan.
Penyebab hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, frekuensi
kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang yang
dikemukakan:
a. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resustensi
yang menurunkan dari pihak ibuterhadap perubahan-perubahan ini serta
adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu
terhadap janin.
b. Faktor psikologik. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit
ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keenggangan manjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
c. Faktor endokrin yaitu hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan
lain-lain.

Jahe merupakan tumbuhan rizoma dengan nama latin zingiber officinale yang
termasuk dalam family Zingiberaceae. Sejak zaman dulu sampai saat ini sari
jahe dikenal sebagi obat untuk mengatasi mual dan muntah akibat masuk
angin, ekstra jahe juga memiliki beberapa manfaat seperti penurunan kolestrol
karaena bias mengurngi penyerapan kolestrol dalam darah dan hati,
mengurangi inflamsi atau peradangan karena dapat menghambat aktivitas
lipoksigenase dan siklooksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandin
dan leukotriene yang merupakan meditor inflamasi, dan sering menggunakan
untuk mengatasi mual dan muntah akibat mabk laut atau mabuk kendaraan.

Pemberian minuman jahe sangat efektif dalam mengatasi mual dan muntah.
Kandungan di dalam jahe terdapat minyak atsiri Zingiberena,
zingiberol,bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, Vit A, dan resin pahit
yang dapat memblok serotonin yaitu suatu neurotransmitter yang
disentesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam system saraf pusat dan
sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga dipercaya sebagai
pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dipercaya sebagai pemberi
perasaan nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah
(Ahmad,2013). Menurut Koswara (2007), kandungan utama kimiawi jahe
adalah shogaols, gingerols, bisapolene, zingiberene, zingiberol,
sesquiphellandrene, minyak atsiri dan resin. Kandungan jahe yang telah
banyak diteliti mempunyai efek anti mual, anti muntah, analgesic, sedative,
antiperitik dan anti bacterial dan gingeroals dan shogaols.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. (2013). Aneka manfaat ampuh rimpang jahe untuk pengobatan.


Yogyakarta: Dandra Pustaka Indonesia

Alyamaniyah dan Mahmudah (2014) Efektivitas Pemberian Wedang Jahe


(Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis
Gravidarum Pada Trimester Pertama. Surabaya : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga

Hidayat, R. 2009. Asuhan keperawatan pada kehamilan fisiologis dan


patologis. Jakarta: Salemba Medik.

Koswara. (2007). Jahe Rimpang dengan sejuta khasiat dalam


http://www.ebookpangan.com, akses tanggal 22 November 2009.

Mochtar, Rustam (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta. Salemba Medika

Parwitasari dkk (2014) perbandingan efektivitas pemberian rebusan jahe dan


daun mint terhadap mual dn muntah pada ibu hamil.

Potter,P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :


Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC

Tiran, D. (2008). Clinical aromatherapy for pregnancy and childbirth.


Philadelphia: Elsevier Churchill Livingstone.

Anda mungkin juga menyukai