DOSEN PEMBIMBING
Rehana, S. Pd, S. Kep, M. Kes
DISUSUN OLEH
DIII KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
bisa selesaikan makalah tentang sejarah keperawatan di dunia.
Makalah ini sudah selesai kami susun secara maksimal dengan bantuan satu sama lain sehingga makalah
ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu kami saling berterima kasih satu sama lain.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa kami masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah menjadi lebih baik
dan benar.
Akhir kata, kami meminta semoga makalah tentang sejarah keperawatan di dunia ini dapat memberi
wawasan lebih untuk pembaca.
Terimah kasih
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem perawat kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan dengan perawatan
klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional
sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan pentng dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di
unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, dimana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien
adalah tenaga perawatan. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh
dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan
yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh
sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan, karena
proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep
dalam mencapai diagnose masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai menentukan
tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang terdiri dari
unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling berhubungan, saling berinteraksi,
saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara
keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya
maslah karena berbagai faktor)
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Mengetahui sejarah keperawatan di dunia.
- Mengetahui apa ada hubungan dari sejarah keperawatan dengan keperawatan sekarang ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang menyenangkan maupun memilukan.
Perkembangan keperawatan tidak lepas dari proses perubahan peradaban manusia dan tingkat pemenuhan
kebutuhan manusia akan layanan kesehatan, khususnya layanan keperawatan yang terus meningkat sesuai
taraf kehidupannya. Mengetahui masa lalu dan memahami keperawatan terdahulu akan memberikan
pengalaman dan pembelajaran yang dapat digunakan dimasa kini dan masa yang akan datang. Keperawatan
merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan
kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan lahir bersamaan dengan
diciptakannya manusia oleh Tuhan, sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan
keperawatan dalam hidupnya. Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep
keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia :
1. Mother Instink
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu naluri
(instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan,
mengurangi stimulus kurang menyenangkan, merawat anak, menyusui anak dan masih banyak perilaku
lainnya.
2. Animisme
Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan oleh arwah/roh
halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam
(batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi
manusia yang sakit maka roh jahat harus diusir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan
dengan berusaha mencari pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang
yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan
menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
2
4. Ketabiban
Mulai berkembang kemungkinan sejak + 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal teknik
pembidaian, hygiene umum, dan anatomi manusia.
Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling klasik sampai
dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat
dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia. Keperawatan lahir sejak naluriah
keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia perkembangan keperawatan dipengaruhi dengan
semakin maju peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan Perkembangan dipengaruhi oleh
Perawatan dan pengobatan zaman purba. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan primitive.
Namun demikian mereka sudah mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati.
3
Pekerjaan merawat dikerjakan berdasarkan "Mother Instinct" (Naluri Keibuan) yang merupakan suatu naluri
dalam yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, merawat orang lemah). Perawatan dan
pengobatan secara praktis telah dilakukan oleh orang-orang primitive, misalnya :
Pada awalnya perawat dianggap sebagai pemberian asuhan, dimana pelaksanaanny dilakukan secara
tradisional oleh kelompok, masyarakat, atau badan sosial. Perkembangan keperawatan yang kita ketahui saat ini
tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar, dunia serta kondisi sosial ekonomi
masyarakat, terjadinya perang, renaissance serta gerakan reformasi turut serta mewarnai perkembangan
keperawatan. Dari sejarah kita dapat mengetahui pengalaman tersebut untuk itu kita gunakan pada masa kini
dan masa yang akan datang.
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, meskipun provesi
keperawatan sering di sebut sebagai asisten dokter, tapi anggapan itu tidak selalu benar karena keperawatan
terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari
abad ke abad terus berkembang. Perawatan sudah dilaksanakan sejak adanya manusia dan yang jadi
sasarannya adalah manusia dari sejak lahir sampai dengan datangnya kematian.
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada munculnya
Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Perkembangan keperawatan
diawali pada :
1. Zaman Purbakala
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan
pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc).
Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu
4
tentang adanya kekuatan mistik yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini
dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena
kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai
tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu
perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu
kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai
berkembanglah ilmu keperawatan.
Fenomena animisme terlihat pada sejarah Bangsa Mesir dan Cina. Pada masa itu bangsa Mesir
menyembah Dewa Isis, Dewa yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit. Masyarakat Cina
menganggap penyakit disebabkan oleh syetan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika
orang lain memegang orang yang sakit, akibatnya perawat tidak diperkenankan untuk merawat orang
yang sakit.
5
1983). Budaya India kuno, sudah mengenal adanya perawat laki-laki yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
- Pengetahuan mengenai cara mempersiapkan obat yang akan diberikan
- Pintar
- Mampu mencurahkan kasih sayang ke pasien
- Kemurnian pikiran dan tubuh
Adapun perawat wanita India bertindak sebagai bidan dan merawat anggota keluarga yang sakit.
Peran perawat dalam budaya Cina kurang disebutkan, namun peran Cina kuno lebih banyak pada
penemuan obat herbal, pemakaian akupunktur sebagai metode pengobatan, dan publikasi Nei Ching
(canon of medicine), yang merinci empat langkah pemeriksaan: melihat, mendengar, bertanya dan
merasakan.
Sejarah Yunani dan Romawi kuno, perawatan orang sakit lebih maju dalam mitologi dan realitas.
Dewa mitos Yunani yang dinggap sebagai dewa penyembuh adalah Asklepios, istrinya Epigone adalah
dewi penenang, Hygenia anak perempuan Asklepios adalah dewi kesehatan dan diyakini sebagai
perwujudan perawat. Kuil yang dibangun untuk menghormati Asklepios menjadi pusat penyembuhan,
pendeta kuil Asklepios memberikan penyembuhan melalui pengobatan natural dan supranatural
(Donahue, 1996). Seorang dokter Yunani kuno, Hipocrates, mempercayai bahwa penyakit memiliki
penyebab alami. Pernyataan Hipocrates ini sangat bertentangan dengan pendapat tabib pendeta di kuil
yang mengatakan bahwa penyebab penyakit adalah magis dan mistik. Sedangkan kontribusi Romawi
terhadap perawatan kesehatan adalah sanitasi umum, pengeringan rawa, dan pembangunan saluran
air, tempat pemandian umum dan pribadi, sistem drainase, dan pemanasan sentral.
3. Zaman Keagamaan
Kemajuan peradapan manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran agama
sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia sehingga berdampak positif terhadap
perkembangan keperawatan. Pada permulaan Masehi, agama kristen mulai berkembang. Agama kristen
cukup besar mempengaruhi profesi keperawatan. Salah satu catatan di awal sejarah digambarkan
bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu kelompok kerja seperti perawat
kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit. Dalam awal kehidupan gereja, Diakonia
dijalankan oleh perempuan yang ditunjuk oleh pimpinan gereja. Peran mereka adalah mengunjungi
orang yang sedang sakit. Penunjukan dilakukan pada wanita yang memiliki status sosial yang tinggi.
Pada masa ini, keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan kepesatan
perkembangan agama kristen.
Kemajuan terlihat jelas, pada masa pemerintahan Lord Constantine, ia mendirikan xenodhoecim
atau hospes dalam bahasa latin yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan,
terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan. Kemajuan profesi
keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya Rumah sakit terkenal di Roma yang
6
bernama Monastic Hospital. Rumah Sakit ini dilengkapi dengan fasilitas perawatan berupa bangsal
perawatan, bangsal untuk orang cacat, miskin dan yatim piatu. Sejak abad pertengahan institusi yang
bergerak dalam bidang sosial (1100 M sampai 1200 M) mulai bergerak merawat lansia, orang sakit dan
orang miskin (Deloughery, 1995).
Pada permulaan masehi terjadi penyebaran agama Kristen di Eropa. Hal ini berdampak positif
terhadap perkembangan keperawatan. Kemajuan ini terlihat pada zaman pemerintahan Lord
Constandne yanitu dengan Xenodhoecin atau Hospes (penampungan orang yang membutuhkan
pertolongan terutama orang yang menderita sakit). Ia mendirikan rumah sakit terkenal di Roma yaitu
Monastic Hospital. Pada pertengahan abad VI Masehi di Asia Barat Daya-Timur Tengah terjadi
penyebaran agama islam.
Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam abad VII MAsehi yang mencakup Afrika, Asia
Tenggara, Asia Barat dan sebagian Eropa yaitu Spanyol dan Turki. Pada waktu itu berkembang ilmu
pengetahuan : Ilmu pasti, ilmu kimia, ilmu hygiene dan obat-obatan. Kegiatan pelayanan keperawatan
berkualitas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Rufaidah pada zaman Nabi
Muhammad SAW, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan
tanpa membedakan kliennya kaya atau miskin.
Perkembangan keperawatan ini mulai bergeser ke arah spiritual di mana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa atau kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat
ibadah, sehingga pada waktu itu pemimpin agama dapat disebut sebagai, tabib yang mengobati pasien
karena ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin agama sedangkan pada waktu itu
perawat dianggap sebagai budak yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
Seperti di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi, keperawatan juga berkembang di benua Asia.
Tepatnya di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh
agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
dalam menyebarkan agama Islam. Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak
seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah
kliennya kaya atau miskin(Elly Nurahmah, 2001). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika
mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah
memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim. Talenta perjuangan dan
kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat
Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah
(Miller Rosser, 2006)
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing
Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang
diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat
profesional pertama dimasa sejarah islam. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek
7
klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang
dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Saat kota Madinah berkembang, Rufaidah
mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat
damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan
merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal
saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat
dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim,
atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah
digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang
penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti
seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama
di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong
advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan
(health education)
Memasuki abad VII Masehi, agama Islam tersebar ke berbagai pelosok negara dari Afrika, Asia
Tenggara sampai Asia Barat dan Eropa (Turki dan Spanyol). Pada masa itu di jazirah Arab berkembang
pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene, dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar
perawatan kesehatan seperti menjaga kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air dan
lingkungan berkembang pesat. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M), negara-negara Arab
membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang
tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu
pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan
perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)
8
reputasi ini perawat diupah dengan gaji rendah dengan jam kerja lama pada kondisi kerja yang buruk
(Taylor. C.,dkk, 1989)
Di sisi yang lain, adanya perang seperti perang Salib berdampak positif terhadap perkembangan
keperawatan. Untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela yang dipekerjakan
sebagai perawat. Mereka terdiri dari kelompok agama, wanita-wanita yang mengikuti suaminya ke
medan perang turut merawat orang sakit jika diperlukan dan tentara (pria) yang bertugas rangkap
sebagai perawat. Pengaruh perang salib terhadap keperawatan adalah mulainya dikenal istilah P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), pada masa itu keberadaan perawat mulai dibutuhkan dalam
ketentaraan dan timbul peluang kerja bagi perawat di bidang sosial. Setelah perang Salib, kota-kota
besar mulai berdiri dan berkembang dengan menurunkan faktor feodalisme. Perkembangan populasi
penduduk yang luas di kota-kota tersebut menyebabkan munculnya masalah kesehatan, yang secara
otomatis akan membutuhkan peran tenaga kesehatan (termasuk di dalamnya perawat).
Kurangnya pemeliharaan kesehatan dan sanitasi serta meningkatnya kemiskinan di daerah
pedesaan mengakibatkan munculnya masalah kesehatan yang serius pada abad kelima belas sampai
abad tuju belas. Faktor-faktor sosial, seperti hukum yang menekan orang miskin dan pajak terhadap
jendela rumah, menyebabkan menurunnya ventilasi karena pemilik rumah menutup jendela guna
menghindari membayar pajak. Hal tersebut melahirkan suatu kondisi kesehatan yang memerlukan
respon dari perawat.
Pada tahun 1633 dibentuklah kelompok biarawati oleh St. Vincent de paul. Kelompok ini merawat
orang-orang di rumah sakit, orang terlantar dan kaum miskin. Selanjutnya kelompok ini terkenal luas
sebagai perawat keliling karena mereka merawat orang sakit di rumah-rumah. Pada masa ini juga mulai
dirintis pendidikan keperawatan yang dipelopori oleh Louise de Gras. Program pendidikan yang
diberikan saat itu adalah pengalaman merawat orang sakit di rumah sakit, dan juga melakukan
kunjungan rumah. (Donahue, 1995)
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan
profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan
vokasional/kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai
ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan profesional
kepada masyarakat. Jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral.
Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu
mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan. Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya
pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi
era globalisasi.
Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan momentum
kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio Fakultas Ilmu Keperawatan, institusi ini
9
dipelopori oleh tokoh keperawatan Indonesia, antara lain Achir Yani S, Hamid, DN.Sc; mendiang Dra.
Christin S Ibrahim, MN, Phd; Tien Gartinah, MN dan Dewi Irawaty, MA, dibantu beberapa pakar dari
Konsorsium Ilmu Kesehatan dan sembilan pakar keperawatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Pada tahun 2000 mulai muncul Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) diberbagai Universitas di
Indonesia (Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanudin, Universitas Andalas
dan Universitas Sumatra Utara).
10
7. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan
perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas
dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab
berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini
mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri,
kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
11
9. Sejak Zaman Permulaan Abad 21
Pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah, tidak lagi dikaitkan dengan faktor
keagamaan atau doktrin-doktrin dinamisme atau animisme akan tetapi berubah kepada faktor
kekuasaan, mengingat pada masa itu adalah masa perang dan terjadi eksplorasi alam sehingga
pesatlah perkembangan pengetahuan. Pada masa itu tempat ibadah yang dahulu digunakan untuk
merawat sakit tidak lagi digunakan kembali.
12
12. Sejak Periode 1950
Pada masa itu keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya penataan pada
sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah dimulai pendidikan setingkat master
dan doktoral. setelah itu penerapan proses keperawatan sudah mulai dikembangkan dengan
memberikan pengertian bahwa perawatan adalah suatu proses, yang dimulai dari pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
13
Pada perkembangan keperawatan masa ini, sejalan dengan perang kaum muslim, memberikan
gambaran keperawatan di masa ini. Sistem kedokteran mengenai pengobatan lebih dilakukan dengan
ke rumah pasien dengan diberikannya resep oleh dokter. Dalam periode ini dikenal seorang perawat
yang bersama Nabi Muhammad SAW yaitu Rufaidah binti Sa'ad / Rufaidah Al-Asamiya.
14
20. Perkembangan Keperawatan Di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena Inggris melalui
Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan yang
kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia).
Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan
pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada
usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di
Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38 suster
lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan pada bidang
hygiene dan keperawatan dengan indikator angka kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence
Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian
penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi
bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya,
menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita,
mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu:
kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda
dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
15
(Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Pada tahun yang sama, ia mengembangkan program pelatihan
untuk perawat pertama kali, sekolah pelatihan Nightingale untuk perawat di St. Thomas’ Hospital di
London. Konsep pendidikan inilah yang mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia dewasa ini.
Kontribusi Florence Nightingale bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi
merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi
merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal pasien dan peran
perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan standar
okupasi bagi pasien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan dua komponen
keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit, meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda
dengan profesi kedokteran, dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat (Taylor, C.
1989).
Perang sipil (1860-1865) menstimulasi perkembangan keperawatan di Amerika Serikat.Clara
Burton, pendiri palang merah Amerika merawat pejuang di medan pertempuran, membersihkan luka,
memenuhi kebutuhan dasar, dan menenangkan para pejuang dalam menghadapi kematian. (Donahue,
1995). Setelah perang sipil, sekolah keperawatan di Amerika dan Kanada mulai membentuk kurikulum
sendiri mengikuti sekolah Nightngale. Sekolah pelatihan yang pertama di Kanada, St. Catherina di
Ontario didirikan tahun 1874. Tahun 1908, Mary Agnes Snively membantu terbentuknya The Canadian
National Association of Trained Nurses, selanjutnya nama tersebut berubah menjadi The Canadian
Nurses Association (CNA) pada tahun 1924. (Donahue, 1995). Tahun 1899 afiliasi Amerika dan Kanada
berhenti, organisasi baru dibentuk dengan nama American Nurses Association (ANA) pada tahun 1911.
Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad XIX, tetapi di komunitas, keperawatan
tidak menunjukkan peningkatan yang berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian Wald dan Mary Brewster
membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada kebutuhan kesehatan orang miskin yang
tinggal di rumah penampungan New York. Perawat yang bekerja di tempat ini memiliki tanggung jawab
yang lebih besar terhadap klien daripada mereka yang bekerja di rumah sakit, karena mereka seringkali
menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan mandiri dari perintah dokter. Selain itu, dalam
mengobati penyakit, orang miskin mmebutuhkan terapi keperawatan yagn ditujukan untuk memperbaiki
nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan kebersihan. Kemajuan terlihat di rumah sakit,
kesehatan masyarakat, dan pendidikan terjadi pada awal abad keduapuluhan. Pada masa itu mulai
dirintis pendidikan keperawatan di tingkat universitas. Dengan berkembangnya pendidikan keperawatan
maka praktik keperawatan juga mengalami perluasan. Pada tahun 1901 didirika The Army Nurses
Corps, diikuti dengan berdirinya The Navy Nurses Corps pada tahun 1908. Spesialisi keperawatan juga
mulai dikembangkan. Sekitar tahun 1920-an, dibentuk organisasi perawat spesialis, seperti Assosiation
of Operating Room Nurses (1949),American Assosiation of Critical-Care Nurses (1969) dan Oncology
Nursing Society(1975).
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut
velpleger dengan dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada Rumah
16
Sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799 untuk memelihara kesehatan staf dan tentara
Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda di bidang kesehatan pada masa itu antara lain: Dinas
Kesehatan Tentara yang dalam bahasa Belanda disebut Militiary Gezondherds Dienst dan Dinas
Kesehatan Rakyat atauBurgerlijke Gezondherds Dienst. Pendirian rumah sakit ini termasuk usaha
Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, ternyata tidak diikuti
perkembangan profesi keperawatan yang berarti karena tujuannya semata-mata untuk kepentingan
tentara Belanda.
Ketika VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816) sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya “Kesehatan adalah milik manusia”, ia melakukan
berbagai upaya memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan
kesehatan dan perawatan para tahanan.
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, usaha-usaha peningkatan kesehatan
penduduk mengalami kemajuan. Di Jakarta tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit, salah satu
diantaranya adalah Rumah Sakit Stadsverband berlokasi di Glodok (Jakarta Barat). Pada tahun 1919
rumah sakit ini dipindahkan di Salemba dan sekarang bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM). Saat ini RSCM menjadi pusat rujukan nasional dan pendidikan nasional. Dalam kurun waktu ini
(1816-1942), berdiri pula beberapa rumah sakit swasta milik katolik dan protestan, misalnya: RS
Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS St. Carolus Salemba-Jakarta Pusat, RS St.
Boromeus di Bandung dan RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan berdirinya rumah sakitdi
atas, didirikan sekolah perawat. RS PGI Cikini tahun 1906 menyelenggarakan pendidikan juru rawat,
kemudiam RSCM menyelenggarakan pendidikan juru rawat tahun 1912.
Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan
keperawatan mengalami kemunduran. Bila renaissance berakibat buruk pada perkembangan
keperawatan Inggris, maka penjajaan Jepang merupakan masa kegelapan dunia keperawatan di
Indonesia. Pekerjaan perawat pada masa Belanda dan Inggris sudah dikerjakan oleh perawat yang
terdidik, sedangkan pada masa Jepang yang melakukan tugas perawat bukan dari orang yang sudah
dididik untuk menjadi perawat. Pemimpin rumah sakit juga diambil alih dari orang Belanda ke orang
Jepang. Pada saat itu obat-obatan sangat minim, sehingga wabah penyakit muncul dimana-mana.
Bahan balutan juga terbatas, sehingga daun pisang dan pelepah pisang digunakan sebagai bahan
balutan.
Pembangunan bidang kesehatan dimulai tahun 1949. Rumah sakit dan balai pengobatan mulai
dibangun. Tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan, yaitu Sekolah Guru Perawat dan Sekolah
Perawat tingkat SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan mulai tahun 1962 dengan
didirikannya Akademi Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat
profesional pemula. Hampir bersamaan dengan itu didirikan pula Amper milik Depkes di Ujung Pandang,
Bandung dan Palembang.
17
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan
profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan
vokasional/kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai
ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan profesional
kepada masyarakat. Jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral.
Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu
mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan. Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya
pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi
era globalisasi.
Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan momentum
kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio Fakultas Ilmu Keperawatan, institusi ini
dipelopori oleh tokoh keperawatan Indonesia, antara lain Achir Yani S, Hamid, DN.Sc; mendiang Dra.
Christin S Ibrahim, MN, Phd; Tien Gartinah, MN dan Dewi Irawaty, MA, dibantu beberapa pakar dari
Konsorsium Ilmu Kesehatan dan sembilan pakar keperawatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Pada tahun 2000 mulai muncul Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) diberbagai Universitas di
Indonesia (Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanudin, Universitas Andalas
dan Universitas Sumatra Utara).
Florence Nightingale juga menyelenggarakan beberapa kegiatan dalam rangka pengembangan
keperawatan yaitu:
- Membuat buku catatan perawat yang memuat dasar-dasar keperawatan bagi pendidikan.
- Menulis berbagai tentang ilmu keperawatan.
- Mengadakan latihan P3K dan palang merah untuk para prajurit.
- Memperbaiki praktik keperawatan di beberapa rumah sakit di Inggris
- Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat dan perawat
kesehatan masyarakat.
- Mendirikan himpunan Perawat Nasional Inggris (British Nurses Association) pada tahun 1987, yang
merupakan perkumpulan perawat pertama didunia.
- Mendirikan himpunan perawat-perawat kepala di seluruh Inggris yang disebut Matron Council Of
Nursing pada tahun 1894. Perkumpulan ini menjadi semakin kuat sehingga pemerintah Inggris
menetapkan sebagai Profesional Freedom yang kemudian di undang-undangkan pada tahun 1919
18
B. Definisi Keperawatan
Perawat berasal dari bahasa Inggris yaitu nurse, berasal dari bahasa Latin yaitu nutrix yang berarti merawat
atau memelihara. Perawat adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian
asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja sama dengan dokter, terapis, pasien, keluarga
pasien serta tim lainnya untuk fokus pada perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23,
1992). Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap
individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang
luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika
kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha
untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu perkembangan
keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran
agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Winsley (1964) Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan
pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan. Profesi keperawatan
adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya
untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat
harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide
dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
19
Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual
maupun potensial. Dalam keperawatan moderen respon manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman dan
respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena perhatian perawat. Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang komprehensif,
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, menurut word medical association
(1991) yaitu semakin tertibnya pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada gilirannya akan
berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup serta derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam bentuk peningkatan
pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara
mandiri tanpa memerlukan bantuan atau tergantung orang lain.
Perkembangan dunia keperawatan merupakan sebuah profesi yang tidak dapat terlepas dari dunia
keperawatan di masa sebelumnya. Untuk mencapai profesionalitas dunia keperawatan di saat ini, dunia
keperawatan harus melewatitahap-tahap yang begitu banyak, di mana terjadi berbagai peristiwa yang
pentingyang terjadi pada masa-masa lampau tersebut hingga mendorong perkembangan profesi keperawatan,
baik di dunia internasional maupun nasional. Dengan acuaninilah, maka penulis merasa perlu untuk
memaparkan tentang bagaimana perkembangan sejarah dunia keperawatan baik di dunia internasional
maupunnasional. Penulis berharap melalui paparan ini kita dapat lebih mengenal bagaimana sejarah
keperawatan yang ada, dan melalui hal itu kita dapat lebihmengenal dunia keperawatan dan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan.
Keperawatan bekerja dalam sebagian besar spesialisasi dimana mereka bekerja secara independen
maupun sebagai bagian dari sebuah tim untuk menilai, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi
perawatan. Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada pelayanan kesehatan dengan segala
perencanaan atau tindakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Keperawatan
adalah pelayanan langsung, beriorientasi pada tujua, dan membantu individu, keluarga, masyarakat yang sakit
atau sehat, dengan
penampilan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau penyembuhan.
Keperawatan merupakan suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan komunitas
dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi. Definisi modern
mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang memfokuskan pada
mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman
hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.
20
Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan. Sebagai profesi, tentunya pelayanan
yang diberikan harus professional, sehingga perawat/ners harus memiliki kompetensi dan memenuhi standar
praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan
dan asuhan keperawatan yang bermutu. Tetapi bila kita lihat realita yang ada, dunia keperawatan di Indonesia
sangat memprihatinkan. Fenomena “gray area” pada berbagai jenis dan jenjang keperawatan yang ada maupun
dengan profesi kesehatan lainnya masih sulit dihindari.
Menurut lokakarya (1983) keperawatan adalah sebagai bentuk pelayanan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan.
Menurut Roger keperawatan adalah sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan
seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan ilmu pengetahuan humanistik yang mempelajari sifat dan
arahpengembangan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dengan lingkungan.
Menurut Handerson mendefinisikan keperawatan yaitu membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhan.individu tersebut
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila iya memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang di
butuhkan.
Menurut Harlley, (1997) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan
dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri, dan proses
penuaan. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan
keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
kewenangannya.
Perhatian perawat profesional dalam pelayanan keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Profil perawat profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh dimana dalam melakukan
aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan, dimana aktifitas keperawatan meliputi peran dan
fungsi pemberi asuhan keperawatan, praktek keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan dalam
keperawatan.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan
21
asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah
melalui proses keperawatan.
3. Yahudikuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya : cara-cara
memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga dikenal sebagai seorang ahli hygiene.
Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi memajukan minatnya yang besar terhadap kebersihan umum
dan kebersihan diri. Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern
dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang, misalnya :
- Pemeriksaan dan peminilah bahan makanan yang akan di makan.
- Mengadakan cara pembuangan kotoran manusia.
- Pelarangan makan daging babi karena dapat menimbulkan suatu penyakit.
- Memberitahukan kepada yang berwajib bila ada penyakit yang berbahaya, sehingga dapat diambil
tindakan.
4. India
Bangsa India (Hindu) di zaman purba telah memeluk agama Brahmana, disamping memuja dan
meminta pertolongan kepada dewa (dikuil) untuk menyembuhkan orang sakit. Di India telah terdapat RS
22
khususnya di Utara saat pemerintahan Rasa Asoka, ± 8 RS dimana sebagian kemudian dijadikan
sekolah-sekolah pengobatan dan perawatan
5. Tiongkok
Bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis. Pencacaran
juga telah dilakukan sejak 1000 SM ilmu urut dan psikoterapi. Orang-orang yang terkenal dalam
ketabiban :
- Seng Lung Dikenal sebagai Bapak Pengobatan, yang ahli penyakit dalam dan telah menggunakan
obat-obat dari tumbuh-tumbuhan dan mineral (garam-garaman). Semboyannya yang terkenal
adalah Lihat, Dengar, Tanya, Rasa.
- Chang Chung Ching ± 200 Sm telah mengerjakan lavement dengan menggunakan bamboo.
6. Yunani
Bangsa Yunani zaman purba memuja dan memuliakan banyak dewa (polytheisme) dewa yang
terkenal adalah dewa yang dianggap sebagai dewa pengobatan putri dan dewa yang bernama hygiene
sebagai Dewi kesehatan, maka timbullah perkataan higyene. Untuk pemujaan terhadap para dewa
didirikan kuil (1134 SM) yang juga berfungsi sebagai pengobatan orang sakit dan perawatan dikerjakan
oleh para budak-budak. Orang-orang ternama dalam ketabiban yaitu :
a. Hippocrates (hidup ± 400 SM) bapak pengobatan dengan jasa :
- Dasar cara pengobatan sampai sekarang ini.
- Penyakit bukan karena setan, melainkan rusaknya undang-undang alam
- Mengembangkan tehnik pemeriksaan badan
- Mengajarkan tentang makanan si sakit,
- Menganjurkan supaya penderita sakit jiwa dirawat secara perikemanusiaan.
-Mengajarkan tentang semangat pekerjaan, menghargai teman sejawat, bertanggung jawab
terhadap si sakit yang menjadi sumpah hypocrates.
b. Plato, Ahli filsafat Yunani, otak sebagai pusat kesadaran
c. Aristoteles. Ahli filsafat, ahli jiwa dan ilmu hayat
7. Roma
Rumah sakit Roma zaman purba di sebut valentrumdinari Roma yang terdapat di swiss ditemukan
alat-alat perawatan. Contohnya Peralatan untuk huknah pot-pot tempat selep. Juga ditemukan
instrument untuk keperluan pembedahan contohnya pisau, pincet, klem arteri, speculum. Tokoh terkenal
Julius Caesar (101-44 SM). Seorang wali Negara yang pertama-tama mengakui guru-guru hygiene dan
menganjurkan tentang kesehatan dan kebersihan.
23
8. Irlandia
Pengetahuan tentang pengobatan telah diketahui lama SM. Tentang Rumah sakit, Seorang putri
raja bernama Macha (abad ke 3) mendirikan rumah sakit untuk orang-orang miskin yang sakit. Nama RS
tersebut Broin Beargh à rumah kesusahan
9. Amerika
Rumah sakit sederhana telah didirikan dikota besar oleh bangsa Asteken di Amerika Utara, sedang
RS yang baik dan merupakan RS pertama didirikan pada tahun 1521 oleh cortez dari Mexico yaitu RS
san Jesu Nazareno
- Permulaan rumah sakit
Agama Kristen berkembang di Roma zaman pemerintahan constantyn yang agung (tahun
325). Mendirikan bangunan/tempat khusus untuk menampung orang terlantar orang sakit yang
memerlukan pertolongan dan perawatan xenodocheian = rumah tahu (xeno = tamu) dalam bahasan
latin tamu; hospes "Hospital"/rumah sakit.
- Monastic hospital
Adalah gabungan antara hospital/xenodochoion dengan monastery. Disini orang yang sakit
dirawat oleh non (wanita) dimana monastic hospital yang terkenal didirikan pada tahun 559,
mempunyai kurang lebih 200 non. Bentuk dari monastic hospital yaitu Bangsal untuk merawat orang
sakit. Bangunan untuk orang yang perlu pertolongan, orang cacat, miskin, yatim piatu.Bangunan
tempat tabib dan tempat monk-monk dan non Pekerjaan perawatan dikerjakan oleh non-non
Sejarah keperawatan saat ini tidak lahir begitu saja, namun penuh perjuangan dan banyak perubahan dari
masa ke masa. Perubahan dan perkembangan keperawatan tidak terlepas dari tokoh tokoh pendahulu perawat.
Tokoh yang paling terkenal dalam dunia keperawatan adalah Florence ningtiangle, namun selain dia ada banyak
tokoh yang yang juga sangat berpengaruh di dunia keperawatan, diantaranya adalah Rufaidah Al-Asalmiya,
Betty Neuman, Mary Sewall Gardner, dan Faye Glenn Abdellah.
24
pada abad pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor
(Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).
Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja
membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia mengabdikan diri merawat kaum muslimin
yang sakit. Saat tidak terjadi peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk
merawat kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang Khaibar
Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Ia mendirikan rumah
sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang
Khaibar mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk
merawat para mujahid yang terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan
pengakuan awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.
Selain berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan, Rufaidah Al-Asalmiya
juga terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia memberi perhatian kepada setiap muslim, orang
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberi bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia digambarkan sebagai pemimpin
dan pencetus sekolah keperawatan pertama didunia islam meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan.
Ia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan
Preventive Care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education).
Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan
bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia juga
melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah sering juga disebut sebagai Public Health Nurse dan
Social Worker yang menjadi inspirasi bagi perawat di dunia islam.
Sejarah islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-Asalmiya seperti:
Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Sedangkan beberapa
wanita musim yang terkenal sebagai perawat saat masa Rasulullah SAW saat perang dan damai
adalah: Rufaidah binti Sa’ad Al-Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah Al-Anasaiyat,
Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah
mata).
2. Florence Nightingale
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – Meninggal di London, Inggris, 13
Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal
25
dengan nama Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat
juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan
penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang
lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on Nursing) buku
setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah
keeperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan
eksemplar di seluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian
tentang perawatan bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas
Medis Wanita. Pada tahun 1870-an, Linda Richard, “Perawat terlatih pertama Amerika”, berkonsultasi
dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke Amerika Serikat dengan
pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan sekolah perawat. Linda Richard menjadi pelopor
perawat di Amerika Serikat dan Jepang. Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah
Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.
Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan
menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence
Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908 ia
dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London. Nightingale adalah seorang universitas
Kristen. Pada tanggal 7 Februari 1837 – tidak lama sebelum ulang tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi
yang akan mengubah hidupnya: ia menulis, “Tuhan berbicara padaku dan memanggilku untuk
melayani-Nya.”
3. Betty Neuman
Betty Neuman lahir pada tahun 1924 disebuah pemukiman pertanian tidak jauh dari Lowell,
Ohio. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada
tanah kelahirannya ia bermaksud untuk membangun desanya Ohio dan menjadikan latar
belakang pada rasa pada kebutuhan penduduk desanya. Betty Neuman pertama kali
memperoleh pendidikan pada People Hospital School of Nursing sekarang General Hospital Akron di
Akron, Ohio tahun 1947. kemudian ia pindah ke Los Angles untuk tinggal dengan keluarganya di
California. Di California ia memegang jabatan penting di Staff Keperawatan Rumah Sakit.
Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Universitas of california di Los Angles dengan jurusan
Psikologi. Dia menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahun 1957. Pada tahun 1966 dia
mendapat gelar Master dibidang Kesehatan Mental, konsultan kesehatan masyarakat pada University
of California ia melanjutkan Program Administrasi Pendidikan Tinggi di Ohio University. Dr. Neuman
26
terus menjalankan tugasnya dengan menjadi wakil tingkat international untuk sekolah
keperawatan dan sebagai perwakilan latihan pengangkatan model keperawatan.
Dia adalah pelopor dalam Perawatan Kesehatan Mental. Selama karir profesionalnya ia telah
dikembangkan secara konstan. Beberapa prestasinya:
- 1947: Selesai keperawatan dasar dengan kehormatan Masyarakat Rumah Sakit Sekolah
Keperawatan, Akron, Ohio, di mana ia mengabdikan dirinya untuk mengajar klinis.
- 1957: MendapatDerajatDia membantu suaminya untuk membangun dan mengelola konsultasi
medis.
- 1966: Selesai Master Kesehatan Mental dan Kesehatan MasyarakatUniversitasCalifornia Los
Angeles (UCLA).
- 1970: Dibuat model konseptual untuk
- 1971: Model yang dikembangkan ajaraneksplisitpertama dan praktek untuk konsultasi kesehatan
mental, sebelum membuat Sistem Modelinidikutip dalam buku pertamanya, Konsultasi dan
Organisasi Masyarakat di Perawatan Kesehatan Mental Masyarakat ..
- 1972: Publikasi Pertama modelnya.
- 1985: Dia menerima gelar Ph.D. dalam Psikologi KlinisUniversitasWestern Pacific.
- 1992: Mendapat gelar doktor Honoris Causis Sastra, di SMA Neuman, di Aston, Pennsylvania.
- 1998: Mendapat doktor kehormatan Ilmu Pengetahuan Di Universitas Valley State, Michigan
27
Seperti NOPHN, pertama buku Gardner, Perawatan Kesehatan Masyarakat (1916), yang ditujukan
untuk membimbing, menahan, dan standarisasi upaya perawat dan orang awam terjebak dalam
antusiasme untuk kesehatan masyarakat. Perlakuan sistematik pertama subjek, itu direvisi pada tahun
1924 dan 1936 dan di media cetak hingga 1945. Dalam sebuah demonstrasi di seluruh dunia pengaruh
metode keperawatan Amerika itu diterjemahkan ke bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan Jepang.
Walaupun digunakan di dalam kelas, buku ini melayani khalayak yang lebih luas dengan menawarkan
nasihat tentang bagaimana menemukan dan mengelola hubungan kabupaten menyusui, cara
menjalankan program satu wanita kesehatan masyarakat, dan bagaimana berurusan dengan
meletakkan papan manajer.
Setelah dia pensiun, Gardner menerbitkan dua karya fiksi. Jadi Build Kami (1942) menyajikan
episode dalam kehidupan Maria Melton, direktur asosiasi keperawatan kabupaten. Episode
menanamkan prosedur yang benar dan kesadaran faktor sosial, dan percakapan kadang-kadang
berubah menjadi eksposisi tak bernyawa masalah administratif, tapi buku itu melampaui kecenderungan
akan pendidikan dalam penggambaran sebuah dunia yang semua-perempuan.Melton murah hati
menuntun, wanita bawahan, masing-masing memberikan bimbingan dia butuhkan. Jadi Membangun
Kami menggambarkan dunia di mana niat baik perempuan, kecerdasan, profesionalisme, dan merawat
cukup untuk menciptakan harmoni. Ketiadaan konflik dan referensi lebih-dari-sekilas untuk penderitaan-
menakjubkan dalam studi keperawatan-memperlemah buku tetapi menyarankan Gardner visi tentang
kehidupan yang ideal. Katharine Kent (1946), sebuah buku yang lebih baik, berikut seorang perawat
dari kelulusan sampai usia menengah.Seperti Gardner, Katharine Kent adalah kelas atas New
Englander, seorang anak perempuan dan saudara perempuan dari pengacara yang akhirnya
mengepalai sebuah asosiasi publik kesehatan keperawatan di kota sendiri. Seperti Gardner, ia menulis
sebuah buku berpengaruh saat sakit dan membuat sebuah program untuk melatih perawat kesehatan
masyarakat di Italia.(Gardner menggunakan bagian dari surat dia menulis setelah Perang Dunia I ketika
dia melayani dengan Palang Merah Amerika Komisi Tuberkulosis di Italia di account nya usaha Eropa
Kent menyusui.) Elemen lain dalam buku ini rupanya berasal kurang dari otobiografi dari dari konsepsi
Gardner dari karir yang ideal.Buku ini berakhir, seperti yang dilakukan Jadi Build Kami, dengan
pahlawan yang menegaskan senang di dipilih pekerjaannya fiksi Gardner dan banyak dari pidato nya,
artikel, dan laporan merayakan nilai pekerjaan dalam kehidupan perempuan. bekerja Profesional
menciptakan dihargai ikatan perkawanan dan pemuridan antara perempuan, dan hubungan egaliter
antara perempuan dan laki-laki atau perempuan dan keluarga mereka. Gardner mencoba untuk
menggambarkan wanita yang bahagia sebagai istri tinggal di rumah dan ibu, tetapi mereka tetap tokoh
bayangan, hidup hanya dalam pelayanan sukarela mereka untuk perawatan kesehatan
masyarakat.Dalam buku-bukunya itu adalah partisipasi dalam "perang panjang melawan penyakit dan
penderitaan dan kematian" jompo yang membuat wanita senang.
28
5. Faye glenn abdella
Faye glenn abdellah lahir tanggal 13 maret 1919 di new York city. bertahun-tahun kemudian,pada
tanggal 6 mei 1937 pesawat berbahan bakar hydrogen jerman Hindenburg meledak diatas
Lakehurst, New Jesey, di mana abdellah 18 tahun dan keluarganya kemudian hidup, dan abdellah dan
adiknya berlari ke tempat kejadian untuk membantu dalam sebuah wawancara dengan seorang
penulis untuk wajah perawat, Abdellah bercerita : “saya bisa melihat orang melompat dari zepellin
dan saya tidak tahu bagaimana merawat mereka,sehingga itulah aku bersumpah bahwa saya
akan belajar merawat .” Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dari fiktin memorial hospital
school of nursing.sekarng ann mei school of nursing.pada tahun 1940.
Ijazah keperawatan Abdellah dari Memorial Hospital Fitkin School of Nursing (sekarang Ann Mei
School of Nursing). Pada tahun 1940, ini adalah cukup untuk berlatih menyusui, tapi Abdellah percaya
bahwa asuhan keperawatan harus didasarkan pada penelitian, bukan jam perawatan. dia melanjutkan
untuk mendapatkan tiga derajat dari Columbia University: sarjana di bidang ilmu keperawatan tahun
1945, gelar master seni dalam fisiologi pada tahun 1947 dan seorang dokter derajat pendidikan pada
tahun 1955.
Dengan pendidikan lanjutan nya, Abdellah bisa memilih untuk menjadi seorang dokter. Namun, saat
ia menjelaskan di muka dia untuk wawancara Perawat, "Aku tidak pernah ingin menjadi MD karena aku
bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan dalam keperawatan, yang merupakan profesi peduli."
Sebagai seorang perawat berlatih, Abdellah berhasil mengelola klinik perawatan primer di Yayasan
Pendidikan Anak di New York City dan dikelola lantai ginekologi kebidanan di Presbyterian Medical
Center Columbia University.
Abdellah telah menulis banyak artikel dan urnal-jurnal professional serta beberapa buku termasuk
pengaruh nurse staffing pada kepuasan dengan perawatan (1959),pendekatan yang berpusat pasien
untuk perawatan (1960),Better Pattient Care melalui perawatan riset (1965, revisi 1986) dan intensive
care,Konsep Dan Praktik Perawat Spesialis Klinis (1969).Dia adalah penerima lebih dari 70
penghargaan dan gelar kehormatan dan merupakan sesame dari American Academy of
Nursing.Abdellah ditunjuk menjadi keperawatan Hall the Fame di Columbia pada tahu 1999.
Pada tahun 2000 Abdellah dinobatkan menjadi national Women’s Hall of Fame di Seneca,New
York.selama Hall of Fame pidato induksinya,Abdellah berkata “kami tidak bisa menuggu dunia untuk
berubah …dengan kecerdasan,tujuan,dan Visi mari kita harus memimpin dan mengubah dunia.mari
maju bersama….saya janji tidak akan pernah beristirahat sampai pekerjaan saya selesai”.
29
Nama : Tiara Puspita
Tingkat : 1 B
Mata Kuliah : Ilmu Biomedik Dasar
1. Faye glenn abdellah adalah salah satu tokoh keperawatan yang terkenal didunia. Faye glenn abdellah lahir
tanggal 13 maret 1919 di kota…
A. Amerika C. Indonesia E. Eropa
B. Jerman D. New York
2. Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – Meninggal di London, Inggris, 13 Agustus 1910
pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama….
A. Bapak Keperawatan C. Bidadari Bersayap E. Bapak Profesor
B. Bidadari Berlampu D. Bidadari Bercahaya
3. Yang merupakan momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia, pada tahun 1985 adalah…..
A. Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan
B. Program Studi Pendirian Ilmu Keperawatan
C. Ilmu Keperawatan
D. Pendirian Ilmu Keperawatan
E. Program Studi Keperawatan
4. Contoh Perawatan dan pengobatan secara praktis telah dilakukan oleh orang-orang primitive, kecuali…
A. Merawat dan mengobati luka-luka
B. Menurunkan panas dengan memberikan air minum yang banyak
C. Memberikan kekuatan secara spiritual
D. Menghentikan pendarahan dengan menggunakan batu-batu panas
E. Pemakaian tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan penyakit
5. Pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah, tidak lagi dikaitkan dengan faktor
keagamaan atau doktrin-doktrin dinamisme ataupun animisme akan tetapi berubah kepada factor….
A. Kekuatan C. Keperawatan E. Keagamaan
B. Kekuasaan D. Kedewasaan
30
31