DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
S1 KEPERAWATAN
Page 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami yang telah memberikan kesehatan jasmani da rohani sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh rahmat ini. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu semua kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat ataupun inspirasi untuk para pembaca.
Mojokerto, 29 September
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Transcultural Nursing..................................................................................................5
2.2 Proses Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing...................................................5
2.3 Aplikasi Konsep dan Prinsip Transkultural Nursing di Sepanjang Daur Kehidupan
Manusia..................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transcultural Nursing
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.
Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada
manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai
dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala
sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human
caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya
bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya(Afifah, 2010).
Page 5
Masalah kesehtan aadalah manusia dan mencakup berbagai aspek kehidupan
manusia, lingkungan hidup,dan budaya.
b. Agama dan filosofi
Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan klien seperti
agama yang dianut,kebiasaan pemeluk agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan,melakukan ikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempu-
nyai konsep diri yang utuh,status pernikahan,presepsi klien terhadap kesehatan,ca-
ra pandang klien terhadap penyebab penyakit,cara pengobatan , dan Cara
penularan kepada orang lain.
c. Kekeluargaan dan social
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,nama
panggilan,umur,dan tempat tanggal lahir,jenis kelamin,status,tipe
keluarga,pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi at-
au jabatan,misalnya ketua adat atau direktur,bahasa yang digunakan ,bahasa
nonverbal yang sering ditunjukkan klien ,kebiasaan membersihkan diri , kebiasa-
an makan, pantang terhadap makanan tertentu berkaitan dengan kondisi tubuh
yang sakit ,sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan ,dan persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari,misalya klien menganggap dirinya sakit apabila sudah
tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.
e. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
Kebijakan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural , misal-
nya, peraturan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,klien harus
memakai baju seragam,jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,hak dan
kewajiban klien dalam perjanjian dengan rumah sakit,serta cara klien membayar
perawatan di rumah sakit.
f. Status ekonomi klien
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar sembuh . faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien,sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi,pengganti biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
g. Latar belakang pendidikan pasien
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Perawat dapat mengkaji latar belakang
pendidikan klien yang meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga,kemampuan
klien menerima pendidikan kesehatan,serta kemampuan klien belajar secra
mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang lagi.
2. Diagnosa keperawatan
Page 6
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai dengan latar belakang
budayanya yang dapat dicegah ,diubah,atau dikuranngi melalui intervensi
keperawatan. Perawat dapat melihat respon klien dengan cara mengidentifikasi
budaya yang mendukung kesehatan ,budaya yang menurut klien pantang untuk
dilanggar,dan budaya yang bertentanganan dengan kesehatan.
Budaya yang mendukung kesehatan seperti olahraga teratur,membaca atau
suka makan sayur.Budaya yang menurut klien pantang untuk dilangar seperti hal yang
tabu dilakukan atau makanan pantang.Budaya yang bertentangan dengan kesehatan
seperti merokok.
5. Pengunaan bahasa
Bahasa yang digunakan pada komunikasi lintas budaya perlu mendapatkan
perhatian khusus.Bahasadi tanah Jawa umumnya bertingkat-tingkat bergantung dari
lawan bicara yang dihadapi.Bila kita memerhtikan orang jawa atau orang Sunda yang
sedang berbiara dengan lawan bicaranya,kita akan tahu dari bahasa yang digunakan.
Page 7
2.3 Aplikasi Konsep dan Prinsip Transkultural Nursing di Sepanjang Daur Kehidupan
Manusia
Jika dokter memiliki obat obat medis maka dukun bayi punya banyak ramuan
untuk dapat menangani ibu dan janin, umumnya ramuan itu diracik dari berbagai
berbagai jenis tumbuhan, atau bahan-bahan lainnya yang diyakini berkhasiat sebagai
penguat tubuh atau pelancar proses persalinan. Menurut pendekatan biososiokultural
dalam kajian antropologi, kehamilan dan kelahiran dilihat bukan hanya aspek biologis
dan fisiologis saja, melainkan sebagai proses yang mencakup pemahaman dan
pengaturan hal-hal seperti; pandangan budaya mengenai kehamilan dan kelahiran,
persiapan kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah tempat
kelahiran berlangsung, berlangsung, cara pencegahan bahaya, penggunaan ramuan
atau obat-obatan tradisional, cara menolong kelahiran, pusat kekuatan dalam
pengambilan keputusan mengenai pertolongan serta perawatan bayi dan ibunya.
Page 8
b. Perawatan dan Pengasuhan Anak
Disepanjang daur kehidupannya, manusia akan melewati masa transisi dari awal
masa kelahiran hingga kematiannya. Kebudayaan turut serta mempengaruhi peralihan
tersebut. Dalam asuhan keperawatan budaya, perawat harus paham dan bisa
mengaplikasikan pengetahuannya pada tiap daur kehidupan manusia. Salah satu
contohnya yaitu aplikasi transkultural pada perawatan dan pengasuhan anak. Setiap
anak diharapkan dapat berkembang secara sempurna dan simultan, baik
perkembangan perkembangan fisik, kejiwaan dan sosialnya sesuai dengan standar
kesehatan yaitu sehat jasmani, rohani dan sosial.
Untuk itu perlu dipetakan berbagai unsur yang terlibat dalam proses
perkembangan anak sehingga dapat dioptimalkan secara sinergis. Menurut Urie
Bronfenbrenner (1990) setidaknya ada 5 (lima) sistem yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak yaitu:
1. Pertama,sistem mikro yang terkait dengan setting individual di mana anak
tumbuh dan berkembang yang meliputi: keluarga, teman sebaya, sekolah dan
lingkungan sekitar tetangga.
2. Kedua,sistem meso yang merupakan hubungan di antara mikro sistem,misalnya
hubungan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di dalam keluarga dengan
pengalaman di sekolah atau pengalaman dengan teman sebaya.
3. Ketiga ,sistem exo yang menggambarkan pengalaman dan pengaruh dalam setting
sosial yang berada di luar kontrol aktif tetapi memiliki pengaruh langsung
terhadap perkembangan anak,seperti,pekerjaan orang tua dan media massa.
4. Keempat,sistem makro yang merupakan budaya di mana individu hidup seperti:
ideologi, budaya, sub-budaya atau strata sosial masyarakat.
5. Kelima, sistem chrono yang merupakan gambaran kondisi kritis transisional
(kondisi sosio-historik).
Page 9
3. Fase Pencapaian Tujuan (Goal Attainment),pada fase ini dalam sosialisasinya
anak tidak hanya sekadar memberikan umpan balik atas rangsangan yang
diberikan oleh lingkungannya,tapi sudah memiliki sudah memiliki maksud
dan tujuan. Anak n. Anak cenderung mengulangi tingkah laku tertentu untuk
mendapatkan pujian dan penghargaan dari lingkungannya.
4. Fase Integrasi (Integration), pada fase ini tingkah laku anak tidak lagi hanya
sekadar penyesuaian (adaptasi) ataupun untuk mendapatkan penghargaan,tapi
sudah menjadi bagian dari karakter yang menyatu dengan dirinya sendiri.
Agar tidak terjadi konflik budaya terhadap anak yang akan mengakibatkan
tidak optimalnya pegasuhan dan perawatan anak. Pada umumnya aplikasi teori
keperawatan transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran dan
apresiasi terhadap perbedaan kultur. Hal ini berarti perawat yang professional
memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep
perencanaan dan untuk praktik keperawatan.
Page
10
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65 -75
tahun. Petugas kesehatan lebih banyak meluangkan waktunya dengan lansia dalam
perawatan kesehatan karena itu mereka harus fokus untuk mengidentifikasi dalam
memenuhi kebutuhan khususnya. Asuhan keperawatan pada lansia adalah proses
kompleks dan menantang yang harus memperhitungkan hal -hal berikut untuk
menjamin pendekatan sesuai usia ( Lueckenotte 1994).
Menjelang ajal atau kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi
menuju kematian berjalan melalui tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan
spiritual bagi individu. Secara umum pengaplikasian caring pada klien menjelang ajal
berupa:
1. Peningkatan kenyamanan
Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan
perbedaan distress . Hal-hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan
kenyamanan yaitu:
1) Kontrol nyeri; Seluruh pelayan kesehatan dan keluarga harus dapat
membantu klien mengatasi rasa nyeri,karena nyeri dapat
mempengaruhi klien dalam memenuhi istirahat kebutuhan
tidur,nafsu makan,mobilitas dan fungsi psikologis.
2) Ketakutan; Tenaga kesehatan dan keluarga harus dapat membantu
klien mengurangi ketakutan terhadap gejala yang ditimbulkan
Page
11
seperti nyeri umum yang selalu rasa datang setiap saat yang dapat
membuat sagala aktifitas terganggu.
3) Pemberian terapi dan pengendalian gejala penyakit; Pemberian
terapi merupakan bagian yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman
seperti rasa nyeri dapat teratasi setelah pemberian terapi,pemberian
chemotherapi,dan radiasi dapat membantu mengurangi penyebaran
penyakit.
4) Higiene personal; Pemenuhan kebersihan diri merupakan salah satu
yang harus dipenuhi agar klien merasa segar dan nyaman.
2. Pemeliharaan Kemandirian
Adalah pilihan yang diberikan kepada klien menjelang ajal untuk memilih
tempat perawatan dan memberikan kebebasan sesuai kemampuan
klien,karena sebagian besar klien menjelang ajal menginginkan sebanyak
mungkin mapan diri. Dalam pemeliharaan kemandirian dapat dirumah
dilakukan bisa perawatan akut sakit,ada juga perawatan dirumah atau
perawatan hospice.
1) Pemeliharaan kemandirian di rumah sakit
Klien yang memilih tempat perawatan menjelang ajal dirumah
kebebasan sesuai kemampuan. Sikap perawat sakit diberikan dalam
pemeliharaan kemandirian di rumah sakit :
a) Perawat harus mengimformasikan klien tentang pilihan
b) Perawat dapat memberikan dorongan dengan berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan untuk memberikan rasa kontrol
klien
c) Perawat tidak boleh memaksakan bantuan
d) Perawat memberikan dorongan kepada keluarga untuk
memberikan kebebasan klien membuat keputusan.
Page
12
h) Penggunaan tenaga sukarela terlatih sebagai bagian tim
i) Penerimaan kedalam program berdasarkan pada kebutuhan
perawatan kesehatan ketimbang pada kemampuan untuk
membayar
3. Pencegahan Kesepian dan isolasi
Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori perawat
menintervensi kualitas lingkungan. Hal-hal yang dilakukan untuk
mencegah kesepian dan isolasi yaitu :
a. Tempatkan pasien pada ruangan biasa ( bergabung dengan pasien
lain) tidak perlu ruangan tersendiri, kecuali pada keadaan kritis
atau tidak sadar.
b. Libatkan klien dalam program perawatan sesuai kemampuan klien,
agar klien merasa diperhatikan.
c. Berikan pencahayaan yang baik dan bisa diatur agar memberikan
stimulus yang memberikan stimulus berupa bermakna. gambar,
benda yang menyenangkan, atau surat dari anggota keluarga.
d. Libatkan keluarga dan teman untuk lebih perhatian
Berikan waktu yang cukup kepada keluarga e. untuk menjenguk
atau menemani klien.
Page
13
Perawat mungkin orang yang paling tepat untuk merawat tubuh klien
setelah kematian karena hubungan terapeutik perawat-klien yang telah
terbina selama fase sakit. Dengan demikian perawat mungkin lebih sensitif
dalam menangani tubuh klien dengan martabat dan sensitivitas.
Peran perawat dalam perawatan setelah kematian yaitu:
a) Perawat menyiapkan tubuh klien dengan membuatnya tampak
sealamiah dan senyaman mungkin
b) Perawat memberikan kesempatan pada keluarga untuk melihat
tubuh klien
c) Perawat memberikan pendampingan pada keluar pada saat
melihat tubuh klien
d) Perawat harus meluangkan waktu sebanyak mungkin dalam
membantu keluarga yang berduka
Page
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Proses keperawatan transkultural merupakan salah satu dasar teori untuk memenuhi
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya pasien.
b. Proses keperawatan transkultural diaplikasikan untuk mengurangi konflik perbedaan
budaya atau lintas budaya antara perawat sebagai profesional dan pasien. Perilaku budaya
terkait sehat sakit masyarakat secara umum masih banyak dilakukan pada keluarga secara
turun temurun.
c. Sehat dan sakit atau kesehatan dalam perspektif transkultural nursing diartikan pandangan
masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok kebudayaannya
teknologi dan non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima bergantung pada budaya
nilai dan kepercayaan yang dianutnya.
d. Proses keperawatan transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan transkultural,
diagnosa keperawatan transkultural, rencana tindakan keperawatan transkultural, tindakan
keperawatan transkultural dan evaluasi tindakan keperawatan transkultural.
e. Prinsip pengkajian keperawatan transkultural berpedoman pada model konsep dari
Leininger. Konsep utama dari model sunrise berupa cultural care, world view, culture and
social culture dimention, generic care system, proffesional system, culture care
preservation, culture care accomodation, culture care repattering, culture congruent.
f. Rencana tindakan transkultural didasari pada prinsip rencana tindakan dari teori Sunrise
Model yang terdiri dari 3 strategi tindakan, yaitu perlindungan perawatan budaya atau
pemeliharaannya, akomodasi perawatan budaya atau negosiasi budaya, perumusan
kembali dan restrukturasi.
g. Aplikasi teori keperawatan transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran
dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Hal ini berarti perawat yang professional
memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep petencanaan
dan untuk praktik keperawatan. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah
untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur
dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok lain. Kultur yang
universal adalah nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua
kultur seperti budaya minum teh yang dapat membuat tubuh sehat.
3.2 Saran
Page
15
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, E. (2010). RINGKASAN MATERI Unit 2 KERAGAMAN BUDAYA DAN PERSPEKTIF
TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf
Saputri, A. E., Muslimah, M., Betra, Y., & Pengantar, K. (2018). Stik Siti Khadijah Palembang Tahun
Akademik 2017-2018.
Tama, A. A., Safitri, B., Safriani, L., Rahayu, N., Riau, P. W., & Nasution, S. (2018). Makalah
Aplikasi Transcultural Nursing Sepanjang Daur Kehidupan Manusia. 1–20.
Page
16