Anda di halaman 1dari 22

ASKEP HIPERTYROID

BY : LUTFI
BY : WAHYUNI
Lutfi Wahyuni
KELENJAR THYROID
Terletak pada leher bagian bawah,di
anterior trakea.
Bentuknya seperti huruf “H” atau
kupu-kupu
Pada orang dewasa beratnya ± 30 gram
Terdiri 2 lobus : lobus kiri dan kanan
yang dipisahkan oleh isthmus.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli
yang masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler.
Di dalam folikel terdapat rongga berisi
koloid atau jelly yang mengandung
iodine.
KELENJAR THYROID MENGHASILKAN

1.T3 atau Triodotironin


2.T4 atau Tiroksin
3.Tirokalsitonin atau Kalsitonin
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh
folikel
Hormon tirokalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler.
Bahan dasar pembentuk hormon
yodium dari makanan &minuman
PENGATURAN FUNGSI THYROID

Fungsi thyroid dikontrol oleh


hormon glikoprtein (hipofisis TSH)
yang diatur pula oleh TRH
(Thyroid Releasing Hormone).
GANGGUAN KELENJAR THYROID

Pada dasarnya terdapat 3 tipe


gangguan
1. Pembesaran thyroid (Goiter)
2. Hiperfungsi (Hiperthyroidisme)
3. Hipofungsi (Hipothyroidisme)
HIPERTYROID
Suatu kondisi dimana terjadi
kelebihan sekresi dari hormon
tyroid
Merupakan penyakit endokrin
kedua sesudah Diabetes Melitus
Keadaan dimana produksi hormon
berlebihan.
Manifestasinya:peningkatan metabolisme
Hipertiroidisme dsb juga tirotoksikosis,
toksik goiter, exotalmik goiter atau graves
Graves ditandai oleh :
- Goiter
- Hipertyroidisme
- Exopthalmus
PENYEBAB
Over fungsi kelenjar tyroid
Peradangan pada kelenjar tyroid(Tyroiditis)
Penyinaran Adenoma kanker tyroid
Pengobatan hipotyroid yang berlebihan
tanpa pemantauan ketat.
Di diduga merupakan penyakit autoimun
Biasanya terjadi pada usia sekitar 30-40
tahun
Wanita >>> sering daripada pria
Tanda & Gejala
Cepat lelah
Gemetar
Kulit lembab/ diaporesis
BB menurun
Nafsu makan menurun
Palpitasi
Takcicardi
Menstrual irregulation
Tidak tahan panas
TIROTOKSIKOSIS (MANIFESTASI
KLINIS HIPERTYROID)
Sistem Integumen (kulit lembab,diaphoresis)
Sistem pencernaan (nafsu makan
meningkat,diare)
Sistem muskuloskeletal kelemahan
Sistem pernafasan dispnea,takipnea.
Sistem kardiovaskuler (palpitasi,nyeri dada,
Hipertensi,takicardi dan disritmia)
Sistem reproduksi
(aminore,Menstruasi yang tidak
teratur)
Psikologis
(gelisah,iritabilitas,emosi labil)
Peningkatan metabolisme
(intoleran terhadap panas dan sub
febris)
Sistem neurologi (mata
kabur,sekresi air mata
meningkat,fotophobia,ulkus
cornea,eksotalmus)
Patway Hipertyroid
GOITER NODULER TOKSIK (TOKSIK GOITER)
 Biasanya ditemukan pada lansia
 Komplikasi goiter noduler kronik
Tanda-tanda
 Penurunan BB
 Lemah
 Atropi otot
Penderita mungkin mengalami aritmia atau gagal
jantung yang resisten terhadap terapi digitalis

Pada mata : tampak melotot, pelebaran fisura


palpebra, kedipan mata berkurang (OK aktivitas
simpatis yang berlebihan)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan degan radioaktif (RAI)
T3 dan T4 Serum
- Drah vena 5 - 10 cc
- Dewasa : T3 : 0,2 - 0,3 mg/dl
T4 : 6 - 12 mg/dl
- Bayi : 180 - 240 mg/dl
TSH Serum N : 6 - 10 mg/dl
Scanning tyroid
Untuk menentukan apakah nudul
tunggal/majemuk
BMR (Basal Metabolisme Rate)
Mengukur secara tidak langsung jumlah O2 yang
dibutuhkan

0,75 ( 0,74 ( S – D ) + N ) - 72
Normal : -10 s/d 15 N : Nadi
Hipo : < -10 D : Diastol
Hiper : >+15 S : Sistol

EKG
PENATALAKSANAAN
Obat-obatan anti tyroid
Beta adrenergik bloker
Lugol solution (sodium iodida)
Propylthiourasil (paling banyak digunakan
Iodine
Radiasi
Tiroidektomi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung b/d penurunan waktu
pengisian diastol akibat peningkatan frekuensi
jantung
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
kurangnya masukan sekunder akibat peningkatan
metabolisme
Perubahan kenyamanan b/d intoleran panas dan
diaphoresis
Intoleransi aktifitas b/d keletihan akibat peningkatan
metabolisme
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Dx :Penurunan curah jantung b/d menurunnya
waktu pengisian diastolik akibat peningkatan
frekwensi jantung
 Tujuan : fungsi kardiovaskuler kembali normal
 Rencana tindakan
1. Observasi tiap2-4 jam tensi,nadi,suhu.
2. Anjurkan klien dan keluarga melapor jika
mengalami nyeri dada,dispnea.
3. Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
batasi aktifitas klien.
4. Upayakan klien dapat istirahat,tempatkan klien di
ruang yang tenang dan jauh dar stimulus
5. Kolaborasi dalam pemberian obat
6. Kolaborasi tindakan pembedahan jika dengan tindakan
konservatif yaitu dengan perawatan dan pengobatan
tidak memberikan respon yang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai