a.
b.
c.
d.
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi. (Supariasa, dkk, 2002)
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara
jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh
untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,
pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi
dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001).
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai
penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang lebih
ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi. (Ari
Agung, 2002).
Diet adalah susunan bahan makanan dalam sehari yang disusun untuk keperluan
tertentu.. Diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam jumlah
yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit (Almatsier, 2003).
B. Yodium
Yodium ditemui dalam bentuk anorganik (yodida) dan organik dalam jaringan
tubuh. Yodium adalah penting untuk sistem reproduksi disamping untuk produksi
hormon tiroid yaitu hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan
perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolisme sel tubuh, kecuali sel otak.
Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan pernafasan sel serta menjaga
keseimbangan metabolisme tubuh (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004).
Tubuh yang sehat mengandung 15-20 mg iodium dimana 70-80% ada di kelenjar
gondok dalam bentuk thyroglobulin. Sisanya di kelenjar air liur, kelenjar lambung,
jaringan dan sebagian kecil beredar di seluruh tubuh umumnya bahan makanan
sumber hewani seperti ikan dan kerang mengandung tinggi yodium. Bahan makanan
sumber nabati yang mengandung tinggi yodium adalah rumput laut (Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004).
Kekurangan/kelebihan
yodium
memberikan
kondisi hypothyroidisme/hyperthyroidisme dan
tubuh
mencoba
untuk
mengkompensasikan dengan penambahan jaringan kelenjar gondok yang
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid tersebut.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan. Angka kecukupan
yodium yang ditetapkan oleh WNPG 2004 tersaji pada tabel 1.
Tabel 1
Angka Kecukupan Yodium (g/hari)
Kelompok Umur
Wanita
10-12
13-15
16-18
WNPG 2004
120
150
150
150
19-29
30-49
50-64
65+
Hamil
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Menyusui
6 bulan pertama
6 bulan kedua
150
150
150
150
+50
+50
+50
+50
+50
Faktor yang membuat tiroid mudah sakit salah satunya yaitu faktor diet. Jika
makanan yang dikonsumsi kekurangan atau kelebihan yodium, maka akan membuat
tiroid bermasalah. Karena tiroid harus membuat hormon, sedangkan bahan baku
yodiumnya terbatas, maka ukuran tiroid dipacu menjadi semakin besar. Timbullah
penyakit goiter, yang kemudian disertai dengan tanda-tanda hipotiroid. Kekurangan
yodium pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Janin
dalam kandungan yang kekurangan yodium akan lahir dengan penyakit cretinism,
keadaan hipotiroid yang ditandai dengan tubuh yang kerdil, kerusakan saraf,
gangguan mental, tuli, bisu, serta otot-otot yang kaku.
Kelebihan yodium dalam makanan juga dapat mempengaruhi tiroid. Jika tiroid
normal, yodium yang berlebihan bisa dikontrol dengan baik oleh kelenjar tiroid.
Namun, ketika tiroid sedang hiperaktif, yaitu pada keadaan hipertiroid, kelebihan
yodium bisa menganggu fungsi tiroid. Dimulai dengan penekanan fungsi tiroid
beberapa saat yang kemudian dilanjutkan dengan hipertiroid yang semakin hebat.
Sebaliknya, apabila sedang mengalami hipotiroid, anda menjadi sangat peka terhadap
banyak yodium yang masuk, sehingga hipotiroidnya semakin parah.
Beruntung sekali sekarang garam di negara kita sudah diberi yodium, sehingga
kasus kekurangan yodium sudah banyak berkurang. Bagi orang dewasa, kebutuhan
garam beryodium adalah 2 gram sehari. Kebutuhan yodium dalam 1 hari adalah 150
g untuk orang dewasa, 120 g untuk remaja, dan 90 g untuk anak-anak.
C. Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme
1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan klinik yang ditimbulkan oleh sekresi
berlebihan dari hormon tiroid. Didapatkan pula peningkatan produksi triiodotironin
(T3) sebagai hasil meeningkatnya konversi tiroksin (T4) di jaringan perifer.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan. Gambaran klinisnya
timbul akibat kelebihan hormon tiroid (T4 dan/atau T3). Sedangkan hipotiroidisme
adalah kadar hormon tiroid di sirkulasi rendah, baik dalam bentuk T4 maupun T3.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
d.
2. Hipotiroidisme
Menurut Kamus Kedokteran Dorlan, hipotiroidisme adalah defisiensi aktivitas
tiroid. Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh
peningkatan laju metabolik basal, kelelahan dan latergi, kepekaan terhadap dingin, dan
gangguan menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.
Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme. Pada remaja, manifestasinya
merupakan peralihan dengan retardasi perkembangan dan mental yang relatif kurang
hebat dan hanya gejala ringan bentuk dewasa.
Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat defisiensi hormon tyroid yang
kemungkinan
mengakibatkan
perlambatan
proses
metabolik.
Sedangkan
hipotiroidisme disebabkan oleh faal tiroid berkurang sudah tidak tepat lagi. Kini dianut
keadaan dimana efek hormon tiroid di jaringan kurang, misalnya pada defisiensi
yodium tiroid justru bekerja secara keras.
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipothalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang
rendah akan disertai oleh peningkatan TSH dan TRH karena tidak adanya umpan
balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipothalamus. Apabila hipotiroidisme
terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh
rendahnya kadar TSH. TRH dari hipothalamus tinggi karena tidak adanya umpan
balik negatif baik dari TSH maupun TH. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh
malfungsi hipothalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain:
a. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat.
b. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung, dan penurunan curah
jantung.
c. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama dibawah mata dan di pergelangan kaki.
d. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan keburuhan kalori, penurunan nafsu
makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna.
e. Konstipasi.
f. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi.
g. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh.
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan pada penderita hipotiroidisme yaitu
hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid
buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar
tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah,
karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya
diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya
terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup pemberian
tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism
berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,
radiasi, atau pembedahan.
D. Kebutuhan Zat Gizi dan Diet Pada Penderita Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah sebuah kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon
dalam jumlah yang melebihi normal, Gejala- gejalanya adalah depresi, merasa
kedinginan, lelah, kering dan rambut rontok, kulit gatal, otot kram, mandul dan
masalah datang bulan.
Kebutuhan zat gizi pada penderita hipertiroidisme mencakup:
a. Menghindari konsumsi garam beryodium secara berlebihan
b. Menghindari makanan yang beryodium tinggi seperti ubur- ubur, ganggang laut,
lumut.
c. Pilihlah makanan yang mengandung cukup karbohidrat dan lemak yang berfungsi
sebagai protein.
d. Konsumsi makanan yang mengandung suplemen alami yaitu yang mengandung
vitamin dan nutrisi seperti riboflavin, Lecithin dan thiamin.
Diet yang diberikan pada penderita hipertiroidisme yaitu Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP), yang sering juga disebut dengan diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang
mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal (Almatsier, 2006). Diet ini diberikan
dalam bentuk makanan biasa ditambah dengan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur,
dan daging. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai nafsu makan dan dapat menerima
makanan lengkap.
Pemberian diet TKTP ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang
meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh serta untuk menambah
berat badan hingga mencapai berat badan normal (Almatsier, 2006). Adapun syarat-syarat diet
TKTP ini adalah energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB; protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB; lemak
cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total; karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan
energi total; vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal; dan makanan diberikan dalam
bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006).
Pemberian diet TKTP disesuaikan dengan jenis diet TKTP yang harus diberikan. Adapun jenis
diet TKTP adalah berupa diet TKTP I dan diet TKTP II. Diet TKTP I dengan energi 2600 kkal dan
protein 100 g (2 g/kg BB). Diet TKTP II dengan energi 3000 kkal dan protein sebesar 125 g (2,5 g/kg
BB). Indikasi pemberian diet TKTP ini adalah pada penderita hipertiroid.
Bahan makanan sehari adalah berupa makanan biasa ditambahkan dengan bahan makanan
yang ditambahkan yaitu berupa susu, telur ayam, daging, formula komersial, dan gula pasir.
Adapun pembagian makanan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari
Bahan Makanan
Beras
Daging
Telur ayam
Tempe
Kacang hijau
Berat (g)
300
100
50
100
25
URT
4 gls nasi
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
2 sdm
Sayuran
Buah pepaya
Gula pasir
minyak
200
200
25
30
2 gls
2 ptg sdg
2 sdm
3 sdm
Zat Gizi
energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Besi
Vitamin A
Tiamin
Vitamin C
Jumlah
2146
76
59
331
622
20,8
3761
1,0
237
Satuan
kkal
g
g
g
mg
mg
RE
mg
mg
Bahan Makanan
Susu
Telur ayam
Daging
Formula
komersial
Gula pasir
TKTP I
Berat (g)
200
50
50
200
URT
1 gls
1 btr
1 ptg sdg
1 gls
30
3 sdm
TKTP II
Berat (g)
URT
400
2 gls
100
2 btr
100
2 ptg sdg
200
1 gls
30
3 sdm
Kandungan Gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
TKTP I
2690
103
73
420
700
30,2
2746
1,5
114
TKTP II
3040
120
98
420
1400
36
2965
1,7
116
Tabel 1.6. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Tinggi
Kalori Tinggi Protein (TKTP)
Golongan Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Nasi, roti, mi, makaroni, dan
hasil olah tepung-tepungan
lain, seperti cake, tarcis,
puding, dan pastry; dodol;
ubi; karbohidrat sederhana
seperti gula pasir.
Sumber Protein Hewani
Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa/ santan
seperti keju dan yoghurt kental
custard dan es krim
Sumber Protein Nabati
Semua
jenis
kacang- di masak dengan banyak
kacangan dan jenis olahnya, minyak atau kelapa/santan
seperti tahu, tempe, dan kental
pindakas
Sayuran
Semua
jenis
sayuran, di masak dengan banyak
terutama jenis B, seperti minyak atau kelapa/santan
bayam,
buncis,
daun kental
singkonng, kacang panjang,
labu siam, dan wortel
direbus, dikukus dan di tumis
Buah-buahan
Semua jenis buah segar, buah
kaleng, buah kering, dan jus
buah
Lemak dan Minyak
Minyak goreng, mentega, Santan kental
margarin, santan encer
Minuman
Soft drink, madu, sirup, teh, Minuman rendah energi
kopi encer
Bumbu
Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam, seperti
bawang
merah,
bawang cabe dan merica
putih, laos, salam, dan kecap
Sumber: Almatsier, 2006
Makanan lain yang di anjurkan dan dihindari yaitu karena tubuh mengalami metabolisme yang
berlebihan, maka dibutuhkan asupan vitamin dan mineral tambahan, seperti: vitamin B kompleks
(B1, B6, B12), vitamin C, vitamin E, asam amino esensial yang dapat terkandung di berbagai
suplemen. Hindari minuman yang mengandung kafein dan nikotin.
Ilustrasi Kasus
Menu Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein serta Indikasi Pemberian Zat Gizi pada
Pasien Hipertiroid.
Nn. DR 20 thn dengan tinggi badan 158 cm dan berat badan 56 kg sejak dua bulan
ini mengeluh sering kelelahan,susah berkonsentrasi saat kuliah, menstruasi tidak
lancar dan gerak peristaltik usus meningkat serta demam (38.5 0C). Khawatir dengan
kesehatannya, Nn. DR memeriksakan diri ke dokter umum dan oleh dokter
tersebutdisarankan Nn. DR untuk tes darah. Berdasarkan hasil test kadar TSH Nn. DR
adalah 70.0 mlU/L dan kadar Hb 9.0gr/dl.
Penyelesaian
1. Antropometri
Tinggi badan
: 158 cm
Berat Badan
: 56 kg
Umur
: 20 tahun
BBi = (Tinggi badan - 100) -10% (Tinggi badan - 100)
BBi = (158 - 100) -10% (158 - 100)
BBi = 52,2 kg
IMT = Berat badan (kg) / Tinggi badan(m2)
IMT = 56 kg / 1,58 m2
IMT = 56 kg/ 2,496 m
IMT = 22,43 kg/m
2. Biokimia dan Fisika.
a. Biokimia
Kadar TSH 70.0 mlU/L
Kadar Hb 9.0 gr/dl
(tinggi)
(rendah)
b. Fisik
Suhu badan meningkat 1,50C, kelelahan, kurang berkonsentrasi, menstruasi tidak
lancar dan gerakperistaltik usus meningkat.
3. Jenis diet
Diet yang cocok untuk Nn. DR yang berdasarkan hasil lab menderita hipertiroid dan
anemia adalah diet tinggi energi tinggi protein.
4. Tujuan
Tujuan Umum
: Mempertahankan status gizi pasien
Tujuan Khusus
: Menghilangkan keluhan-keluhan pasien
Menurunkan kadar TSH pasien hingga ke taraf normal
Meningkatkan kadar Hb pasien ke nilai normal
5. Prinsip Diet
Energi Cukup
Protein tinggi
Iodium rendah
Zat besi dan vitamin B12
6. Syarat diet
a. Energi diberikan cukup sebesar 2060,22 kalori untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dan metabolismebasal tubuh serta untuk mempertahankan IMT yang normal.
b. Protein diberikan tinggi lebih dari 77,25 gram untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh.
c. Lemak diberikan cukup sebesar 45,78 gram untuk membantu mempertahankan IMT
dan berat badan sertauntuk membantu menurunkan ke angka normal.
d. Karbohidrat diberikan cukup sebesar 334,78 gram untuk melakukan aktivitas seharihari.
e. Iodium diberikan rendah dari 150,57 g untuk mencegah membesarnya kelenjar tiroid
akibat hipertiroid danmembantu menurunkan kadar TSH.
f. Selenium diberikan rendah dari 30,11 g untuk membantu kerja dari mineral iodium.
g. Zat besi diberikan lebih dari 26,1 mg untuk membantu penyembuhan anemia dan
membantumeningkatkan kadar Hb darah.
h. Vitamin B12 diberikan lebih dari 2,41 g untuk membantu menurunkan kadar Hb
darah.
i. Cairan, vitamin dan mineral lainnya diberikan cukup.
7. Perhitungan Zat Gizi
a. Energi
BMR
= 0,9 x 52,2 kg x 24 jam
KorTi
= 10% x 52,2 kg x 8 jam
Koreksi suhu
= 15% x 1.085,76 kal
Aktivitas fisik = 50% x 1.248,62 kal
SDA
= 10% x 1.872,93 kal
5% (2163,23 kal ; 1.957,21 kal)
= 1.127,52 Kal
= 41,76 Kal1.085,76 Kal
= 162,86 Kal1.248,62 Kal
= 624,31 Kal1.872,93 Kal
= 187,29 Kal2.060,22 kal
diproduksi. Ini akan menciptakan situasi di mana tiroid akan menyerang sendiri seperti
dalam
Tiroiditis
autoimun.
Seiring
waktu,
hal
ini
dapat
menyebabkan hipotiroidisme terjadi atau memburuk, jika sudah ada.
Tambahan Pedoman diet:
a. Karbohidrat, karbohidrat kompleks seperti di kedua biji-bijian seperti bayam,
quinoa, dan beras merah dan sayuran dari asparagus ke ubi sangat baik untuk
mengontrol kadar gula darah, yang membantu kita untuk mengontrol rasa lapar kami.
b. Protein seperti ayam, kalkun ikan, dan daging merah yang dipangkas kelebihan
lemak dan tidak termasuk teknik pengolahan juga membantu metabolisme berjalan
lancar. Omega-3 dan Omega-6 adalah asam lemak esensial. Mereka disebut penting
karena tubuh tidak dapat memproduksi lemak dan harus mendapatkannya dari
makanan.
c. Asam Lemak Esensial / lemak baik (EFA) dapat membantu meningkatkan gejala
hipotiroid. Mereka dapat menambahkan bersinar dan keharuman pada rambut rapuh,
membuat kuku lebih kuat, dan meningkatkan fungsi otak. Ketika datang penurunan
berat badan, EFA meningkatkan energi, membantu menjaga kenyang lebih lama,
sehingga mengurangi rasa lapar dan bahkan dapat meningkatkan thermogenesis, yang
merupakan istilah yang menggambarkan pembakaran lemak.
Omega-3 berasal dari biji rami, sayuran berdaun hijau dan tinggi lemak, ikan air
dingin seperti salmon, cod, dan ikan haring. Omega-6 pada dasarnya ditemukan dalam
biji-bijian dan kacang-kacangan. Kadang-kadang, orang akan mengambil suplemen
minyak ikan untuk meningkatkan asupan Omega-3, namun hanya beberapa porsi ikan
atau kacang seminggu akan memberikan jumlah yang cukup dari EFA (asam lemak
esensial).
d. Santapan makanan kaya selenium, seperti: Brazil Nuts, Wheat Germ, Yeast
Brewer, tuna, ikan berminyak lainnya, kerang, biji bunga matahari, kacang, dan
kacang mete.
e. Sea Salt & Celtic dimurnikan Sea Salt: Bisa dibeli di setiap toko makanan
kesehatan. Pastikan ia mengatakan dimurnikan dan beryodium. Ini akan muncul abuabu atau berwarna merah dan "pasir". Pengganti garam meja biasa dan garam laut
dengan garam dimurnikan. Gunakan dalam memasak dan salad. Garam mentah alami
mengandung yodium bioavailable yang secara alami akan membantu untuk
mendukung fungsi tiroid.
Salah satu faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan kelenjar tiroid adalah
makanan yang dikonsumsi. Beberapa makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi
bagi penderita hipotiroid diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kacang Brazil
Hanya satu ons kacang Brazil memberikan 780% dari nilai harian yang
direkomendasikanuntuk selenium. Selenium merupakan suatu antioksidan kuat yang
tidak hanya mencegah kerusakan sel dari radikal bebas, tapi juga diperlukan untuk
pembentukan hormon tiroid.Selenium diperlukan untuk pembentukan triiodothyronine
(T3) hormon tiroid dan membantu mengatur fungsi tiroid. Anda juga dapat
menemukan selenium dalam ikan tuna, daging sapi, udang, dan jamur crimini.
b. Rumput Laut
Contoh rumput laut dari beberapa varietas yang populer adalah nori, kombu,
Wakame, dan dulse. Rumput laut terkenal karena digunakan untuk membuat gulungan
sushi. Selain itu, rumput laut juga digunakan dalam sup dan salad dan tersedia dalam
bentuk snack kering.Rumput laut mengandung nutrisi berharga dan berbagai mineral
yang diambil dari air laut tempat dimana mereka tumbuh. Diantaranya adalah iodium,
mineral yang diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid T3 dan
T4 (tiroksin).
c. Ikan dan Minyak Ikan
Ikan mengandung asam lemak omega-3 EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA
(docosahexaenoic acid) yang tinggi. Menurut para ahli, kedua bahan tersebut sangat
penting untuk fungsi tiroid, bahkan membantu sel agar lebih sensitif terhadap hormon
tiroid. Asam lemak Omega-3 juga memiliki efek anti-inflamasi yang bermanfaat untuk
penyakit aoutoimun tiroid, yang biasanya dikaitkan dengan peradangan.
d. Daging Merah dan Tiram
Beberapa orang yang menderita hipotiroid akan mengalami risiko defisiensi zat besi.
Oleh karena itu dianjurkan untuk mengonsumsi berbagai makanan yang kaya akan zat
besi, seperti daging sapi, kerang, tiram, daging kalkun gelap, dan bayam.
1.
2.
3.
4.
5.
a. Kacang Kedelai
Makanan yang terbuat dari kacang kedelai mengandung kadar isoflavon yang tinggi yang
merupakan salah satu goitrogen. Bukti menunjukkan bahwa jika mengonsumsi makanan yang
terbuat dari kedelai, termasuk susu kedelai, tahu, dan tempe, bisa menimbulkan kelainan tiroid
termasuk gondok dan autoimun tiroiditis. Susu formula dari kacang kedelai dianggap berbahaya
bagi kesehatan kelenjar bayi dan dikaitkan dengan penyakit autoimun tiroid.
b. Gluten / Glutein
Glutein, ditemukan dalam biji-bijian seperti gandum, barley, rye, dan oat. Hampir semua
makanan olahan merupakan goitrogen potensial yang dapat memicu penyakit Hashimoto, penyebab
utama hipotiroidisme di Amerika. Makanan lain yang termasuk kategori makanan goitrogenik
adalah brokoli, kembang kol, kubis, kubis Brussel, dan lain-lain.
Sayuran ini bisa menjadi goitrogen, terutama bila dikonsumsi ketika mentah dan dalam jumlah
besar. Tetapi sayuran tersebut mengandung banyak nutrisi sehat sehingga masih bisa dikonsumsi
dalam jumlah moderat dan sebaiknya dikukus atau direbus terlebih dahulu sebelum dimakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan klinik yang ditimbulkan oleh sekresi berlebihan dari
hormon tiroid, sedangkan hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat defisiensi hormon
tyroid yang kemungkinan mengakibatkan perlambatan proses metabolik.
Diet yang diberikan pada penderita hipertiroidisme yaitu Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP), yang sering juga disebut dengan diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang
mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal (Almatsier, 2006).
Pemberian diet TKTP ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang
meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh serta untuk menambah
berat badan hingga mencapai berat badan normal (Almatsier, 2006). Adapun syarat-syarat diet
TKTP ini adalah energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB; protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB; lemak
cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total; karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan
energi total; vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal; dan makanan diberikan dalam
bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Jilid II.
- Ganong, William F. 2008. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
- Ns. Sri Yanti, Mkep, Sp. KMB. Keperawatan medikal bedah II.
- DR. Sunita Almatsier, M. Sc. 2005. Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama.
-
http://www.1-thyroid.com
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21811/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31190/4/Chapter%20II.pdf
http://ismar71.files.wordpress.com/2008/03/5-askep-klien-hipotiroidisme.pdf
books.google.com/books?isbn=979227