Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI TRANSKULTURAL NURSING SEPANJANG DAUR

KEHIDUPAN MANUSIA

KELOMPOK 4

1. Ajeng Eka Saputri A217130


2. Mega Muslimah A21713021
3. Yanita Betra A217130

DOSEN PEMBIMBING :

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami yang telah memberikan
kesehatan jasmani da rohani sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kehadirat Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh
rahmat ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu
semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun
inspirasi untuk para pembaca.

Palembang, 10 Oktober
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan


suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.
Keperawatan merupakan profesi dalam bidang kesehatan yang memiliki andil besar
dalam proses pemulihan sehat- sakit atau pun proses peningkatan kesehatan.
Keperawatan termasuk ke dalam profesi karena keperawatan memenuhi syarat sebagi
suatu profesi. Keperawatan mengubah paradigm yang dahulu menyatakan bahwa
perawat bekerja secara vokasional menjadi perawat professional. Maksudnya adalah
perawat menjadi mitra dokter dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak lagi
dianggap “ pembantu dokter”

Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi saat ini, terjadi peningkatan


jumlah penduduk baik populasi maupun variasinya. Keadaan ini memungkinkan
adanya multikultural atau variasi kultur pada setiap wilayah. Tuntutan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas pun semakin tinggi. Hal ini
menuntut setiap tenaga kesehatan profesional termasuk perawat untuk mengetahui
dan bertindak setepat mungkin dengan prespektif global dan medis bagaimana
merawat pasien dengan berbagai macam latar belakang kultur atau budaya yang
berbeda dari berbagai tempat di dunia dengan memperhatikan namun tetap pada
tujuan utama yaitu memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Penanganan
pasien dengan latar belakang budaya disebut dengan transkultural nursing.

Tanskultural nursing adalah suatu daerah/wilayah keilmuan budaya pada


proses belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002). Proses keperawatan transkultural di aplikasikan untuk
mengurangi konflik perbedaan budaya atau lintas budaya antara perawat sebagai
profesional dan pasien.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural?


b. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan budaya dan berbagai instrumen
pengkajian budaya?
c. Bagaimana aplikasi konsep dan prinsip transkultural nursing di sepanjang daur
kehidupan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transcultural.


2. Mengetahui dan memahami pengkajian asuhan keperawatan budaya dan
berbagai instrumen pengkajian budaya.
3. Dapat mengaplikasikan konsep dan prinsip transkultural nursing di sepanjang
daur kehidupan manusia.
BAB 2

PEMBAHASAN

1.1 Konsep Keperawatan Transkultural


A.Pengertian
Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus
pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger,1978).
Keperawatan transcultural adalah ilmu dan kiat yang humanis,yang difokuskan
pada perilaku indivu atau kelompok,serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural
sesuai latarbelakang budaya (Leininger,1984). Pelayanan keperawatan
transkultural diberikan kepada pelayan sesuai dengan latarbelakang budayanya.

B.Tujuan
Tujuan penggunaan keperawatan transcultural adalah untuk mengembangkan
sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kultur yang spesifik dan universal (Leininger,1978) .Kultur yang spesifik
adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang tidak dimiliki oleh
kelompok lain,seperti pada bahasa suku Dayak di Kalimantan,suku Kubu di
Jambi ,dan suku Asmat di Irian.Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan
norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kultur,seperti budaya
minum teh yang dapat membuat tubuh sehat(Leininger,1978),atau budaya
berolahraga agar dapat tampil cantik,sehat,dan bugar.
Perawat perlu memahami landasan teori dan praktik perawatan yang
berdasarkan budaya.Keberhasilan seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan bergantung pada kemampuan menyintesis konsep
antropologi,sosiologi,dan biologi dengan konsep caring, proses keperawatan dan
komunikasi interpersonal kedalam konsep asuhan keperawatan transcultural
(Andrews & Boyle,1995).

1.2. Paradigma Keperawatan transcultural


Paradigma keperawatan transcultural adalah cara pandang, presefsi,
keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam pelaksaan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budata terhadap empat konsep sentral, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan (Leininger,1984, Andrew &
Boyle,1995, & Barnim,1998)
1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan tindakan (Leininger, 1994 dalam Barnum, 1998; Giger, dan
Davidhizar, 1995; dan Andrew&Boyle,1995).
Klien yang dirawat dirumah sakit harus belajar budaya baru,yaitu budaya
rumah sakit,selain membawa budayanya sendiri. Klien secara aktif memilih
budaya dari lingkungan,termasuk dari perawat dan semua pengunjung
dirumah sakit. Klien sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan segera
pulang kerumah untuk memulai aktivitas hidup yang lebih sehat.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu keyakinan,nilai,pol kegiatan yang dalam
konteks budaya digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam aktivitas sehari-hari (Andrew &
Boyle 1995). Kesehatan menjadi focus dalam interaksi antara perawat dan
klien.
Menurut Depkes (1999), sehat adalah suatu keadaan yang memungkinkan
seseorang produktif. Klien yang sehat adalah yang sejahtera dan seimbang
secara berlanjut dan produktif. Produktif bermakna dapat menumbuhkan dan
mengembangkan kualitas hidup seoptimal mungkin. Klien memiliki
kesempatan yang lebih luas untuk memfungsikan diri sebaik mungkin
ditempat ia berada.
Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan klien memilih secara aktif budaya yang seusai dengan status
kesehatannya. Untuk memilih secara aktif budaya yang seusai dengan status
kesehetannya,klien harus mempelajari lingkungannya. Sehat yang akan
dicapai adalah kesehatan yang polistik dan humanistic karena melibatkan
peran serta klien yang lebih dominan.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, keyakinan, dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai
suatu totalitas kehidupan klien dan budayanya. Ada tiga bentuk lingkungan,
yaitu lingkungan fisik,social,dan simbolik (Andrew & Boyle 1995). Ketiga
bentuk lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri manusia membentuk
budaya tertentu.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau lingkungan yang diciptakan
manusia,seperti daerah khatulistiwa ,pegunungan ,pemukimam ,padat,dan
iklim tropis (Andrew & Boyle 1995).
Lingkungan social adalah keseluruhan struktur sosisal yang berhubungan
dengan sosialisasi individu atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih
luas seperti keluarga,komunitas,dan masjid atau gereja.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau symbol yang
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti
musik,seni,riwayat hidup,bahasa,atau atribut yang digunakan (Andrew &
Boyle,1995;putt,2002).
4.Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan
landasan budaya (Andrew & Boyle,1995).Keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan,didasarkan pada kiat keperawatan bentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,ditujukan kepada
individu,keluarga,dan masyarakat,baik sehat maupun sakit yang
mencakupseluruh proses kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latarbelakang
budayanya.Asuhan keperawatan dipandang sebagai pembelajaran
kemanusiaan yang memfokuskan pada pelayanan diri dalam berperilaku hidup
sehat atau penyembuhan penyakit.Strategi yang digunakan dalam intervensi
dan implementasi keperawatan yaitu mempertahankan ,menegosiasi, dan
merestrukturisasi budaya klien.
A.Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan.Perencanaan dan implementasi keperawatan
yang diberikan sesuai dengan nilai-nilai relevan yang telah dimiliki klien
sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatan
misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

B.Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan keseha-
tan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya
yang lebih mendukung peningkatan kesehatan misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis,aka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.

C.Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan .Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup
klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok .Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.

1.3 Proses keperawatan transcultural nursing


Asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam
bentuk matahari terbit yang menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikit dan memberikan solusi
terhadap masalah klien (Andrew & Boyle,1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian , diag-nosa keperawatan , perencanaan , pelaksanaan dan evaluasi.
1) Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengindentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai latarbelakang budayanya (Andrew &
Boyle,1995;Giger 7 Davidhizar,1995;Kozier & Erb,1995).Pola
pengkajian di rumah sakit atau dirumah dirancang untuk memfasilitasi
perawat pelaksan dalam memahami keseluruhan latar belakang budaya
klien .
Pengkajian ini dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
“Sunrise Model” yaitu :
 Pemanfaatan teknologi kesehatan
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia
untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah
dalam pelayanan kesehatan (Loedin,2003).Masalah kesehtan aadalah
manusia dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia
,lingkungan hidup,dan budaya (Loedin,2003).

 Agama dan filosofi


Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan klien
seperti agama yang dianut,kebiasaan pemeluk agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan,melakukan ikhtiar untuk sembuh tanpa
mengenal putus asa, mempu-nyai konsep diri yang utuh,status
pernikahan,presepsi klien terhadap kesehatan,ca-ra pandang klien
terhadap penyebab penyakit,cara pengobatan , dan
Cara penularan kepada orang lain.

 Kekeluargaan dan social


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama
lengkap,nama panggilan,umur,dan tempat tanggal lahir,jenis
kelamin,status,tipe keluarga,pengambilan keputusan dalam keluarga
dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

 Nilai-nilai budaya dan gaya hidup


Hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup
adalah posisi at-au jabatan,misalnya ketua adat atau direktur,bahasa
yang digunakan ,bahasa nonverbal yang sering ditunjukkan klien
,kebiasaan membersihkan diri , kebiasa-an makan, pantang terhadap
makanan tertentu berkaitan dengan kondisi tubuh yang sakit ,sarana
hiburan yang biasa dimanfaatkan ,dan persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari,misalya klien menganggap dirinya sakit apabila
sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.

 Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku


Kebijakan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan
keperawatan transkultural , misal-nya, peraturan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung,klien harus memakai baju
seragam,jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,hak dan
kewajiban klien dalam perjanjian dengan rumah sakit,serta cara klien
membayar perawatan di rumah sakit.

 Status ekonomi klien


Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar sembuh . faktor
ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan
klien,sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misal-
nya asuransi,pengganti biaya dari kantor atau patungan antar anggota
keluarga.
 Latar belakang pendidikan pasien
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Perawat dapat
mengkaji latar belakang pendidikan klien yang meliputi tingkat
pendidikan klien dan keluarga,kemampuan klien menerima pendidikan
kesehatan,serta kemampuan klien belajar secra mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang lagi.

2).Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai dengan latar
belakang budayanya yang dapat dicegah ,diubah,atau dikuranngi melalui
intervensi keperawatan(Andrew & Boyle,1995)
Perawat dapat melihat respon klien dengan cara mengidentifikasi
budaya yang mendukung kesehatan ,budaya yang menurut klien pantang
untuk dilanggar,dan budaya yang bertentanganan dengan
kesehatan.Budaya yang mendukung kesehatan seperti olahraga
teratur,membaca atau suka makan sayur.Budaya yang menurut klien
pantang untuk dilangar seperti hal yang tabu dilakukan atau makanan
pantang.Budaya yang bertentangan dengan kesehatan seperti merokok.

3).Perencanaan dan Implementasi


Perencanaan dam implementasi adalah suatu proses memilih strategi
keperawatan yang tepat dan melaksanakan tindakan sesuai dengan latar
belakang budaya klien.Intervensi dan implementasi keperawatan
dilakukan berdasarkan budaya klien strategi yang telah ditetapkan di
atas.Sebagai contoh,apabila budaya klien dengan perawat
berbeda,perawat,dank lien mencoba
Memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi , taitu
proses mengindentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang pada
akhirnya akan memperkaya budaya mereka sehingga akan terjadi tengang
rasa terhadap budaya masing-masing.bila perawat tidak memahami
budaya klien,klien akan merasa tidak percaya pada perawat sehingga
mengakibatkan hubungan teraupetik perawat-klien terganggu.

4.Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi perawat-klien merupakan komunitas lintas budaya
.komunitas lintas budaya dapat dimulai melalui proses diskusi,dan bila
perlu dapat dilakukan melalui identifikasi cara-cara orang
berkomunikasi dari berbagai budaya di Indonesia.Misalnya suku Jawa
,Betawi,Sunda,Padang,Bengkulu,Dayak,Irian,dan sebagainya.

5.Pengunaan bahasa
Bahasa yang digunakan pada komunikasi lintas budaya perlu
mendapatkan perhatian khusus.Bahasadi tanah Jawa umumnya
bertingkat-tingkat bergantung dari lawan bicara yang dihadapi.Bila
kita memerhtikan orang jawa atau orang Sunda yang sedang berbiara
dengan lawan bicaranya,kita akan tahu dari bahasa yang digunakan.

1.4 Aplikasi Konsep dan Prinsip transcultural nursing di Sepanjang Daur Kehidupan
Manusia
Perawatan Kehamilan dan Kelahiran bayi pun dipengaruhi oleh aspek social
dan budaya dalam suatu masyarakat.Dalam ukuran tertentu ,fisiologi kelahiran secara
universal sama.Namun proses kelahiran sering ditanggapi dengan cara-cara yang
berbeda oleh aneka kelompok masya-rakat(Jordan,1993).Berbagai kelompok yang
memiliki penilain terhadap aspek kultural tentang kehamilan dan kelahiran
menganggap peristiwa itu merupakan tahapan yang harus dijalani dunia
Pebedaan yang mencolok antara penanganan kehamilan dan kelahiran oleh
dunia medis dengan dengan adat adalah orang yang menanganinya,kesehatan modern
penangan dokter dibantu oleh perawat,bidan,dan lain sebagainya tapi penanganan
dengan adat dibantu oleh dukun bayi.
Berdasarkan uraian di atas perawat harus mampu memahami kondisi kliennya
yang memiliki budaya berbeda.Perawat juga dituntut untuk memiliki keterampilan
dalam pengkajian buday yang akurat dan komprehensif sepanjang waktu berdasarkan
warisan etnik dan riwayat etnik,riwayat biokultural,organisasi social,agama,dan
kepercayaan serta pola komunikasi.Semua budaya mempunyai dimensi
lampau,sekarang dan mendatang untuk itu penting bagi perawat memahami orientasi
waktu wanita yang mengalami transisi kehidupan dan sensitive terhadap warisan
budaya keluarganya.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan:Proses keperawatan transcultural


merupa-kan salah satu dasar teori untuk memenuhi asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya pasien.Proses keperawatan transcultural diaplikasikan
untuk mengurangi konflik perbedaan budaya atau lintas budaya antar perawat sebagai
professional dan pasien.Perilaku budaya terkait sehat sakit masyarakat secara umum
masih banyak dilakukan pada keluarga secara turun menurun.
Sehat dan sakit atau kesehatan dalam perspektif transcultural nursing diartikan
pandangan masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok
kebudayaanya teknologi dan non-teknologi pelayanan kesehtan yang diterima
bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan yang dianut. Aplikasi teori
keperawatan transcultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran dan
apresiasiterhadap perbedaan kultur.Hal ini berarti perawat yang professional memilki
pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dan
untuk praktik keperawatan.

Saran

Sebagai calon perawat professional hendaklah nantinya mengaplikasikan


teori-toeri Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan , tanpa membeda-
bedakan pasien , baik itu dari segi agama,budaya,dan sebagainya sehingga pelayanan
kesehatan dapat dilakukan secara optimal.Selaain itu,dengan adanya makalah ini,para
mahasiswa keperawatan dapat mengetahui konsep keperawatan trankultural sehingga
mulai sekarang mempersiapkan diri menghadapi beragam perbedaan dengan pasien
yang nantinya akan didapatkan di pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai