Anda di halaman 1dari 14

Aplikasi Transkultural Nursing Sepanjang Daur

Kehidupan

OLEH Kelompok 6 :
Cinta Silvia
Hafifah Karnia Putri
Justine Nailah
Ramla Mahuri
Ratna Yolanda Putri
Rini
Zainul Halil

PRODI : S1 KEPERAWATAN
Dosen Pengampu : Wisnatul Izzati, SST, M.kes

TAHUN AJARAN 2021/2022


UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Aplikasi
Transkulturat Nursing Sepanjang Daur Kehidupan.”
”sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan”
Adapun makalah ini berisi 3 Bab yakni Bab 1 berupa pendahuluan dari pembuatan
makalah, Bab 2 berisi pembahasan tentang materi, serta Bab 3 yang berisi kesimpulan dan
daftar pustaka.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Bukittinggi, 08 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..............................................................................................................


Kata Pengantar .............................................................................................................
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................
a.latar belakang
b.rumusan masalah
c. tujuan
Bab II Pembahasan .......................................................................................................
Bab III Kesimpulan dan Saran .....................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Keperawatan merupakan
profesi dalam bidang kesehatan yang memiliki andil besar dalam proses pemulihan sehat-
sakit atau pun proses peningkatan kesehatan. Keperawatan termasuk ke dalam profesi karena
keperawatan memenuhi syarat sebagi suatu profesi. Keperawatan mengubah paradigm yang
dahulu menyatakan bahwa perawat bekerja secara vokasional menjadi perawat professional.
Maksudnya adalah perawat menjadi mitra dokter dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak
lagi dianggap “ pembantu dokter”
Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi saat ini, terjadi peningkatan jumlah
penduduk baik populasi maupun variasinya. Keadaan ini memungkinkan adanya
multikultural atau variasi kultur pada setiap wilayah. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas pun semakin tinggi. Hal ini menuntut setiap tenaga
kesehatan profesional termasuk perawat untuk mengetahui dan bertindak setepat mungkin
dengan prespektif global dan medis bagaimana merawat pasien dengan berbagai macam latar
belakang kultur atau budaya yang berbeda dari berbagai tempat di dunia dengan
memperhatikan namun tetap pada tujuan utama yaitu memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Penanganan pasien dengan latar belakang budaya disebut dengan transkultural
nursing.
Tanskultural nursing adalah suatu daerah/wilayah keilmuan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Proses keperawatan transkultural di aplikasikan untuk mengurangi konflik perbedaan budaya
atau lintas budaya antara perawat sebagai profesional dan pasien.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural?
b. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan budaya dan berbagai instrumen pengkajian
budaya?
c. Bagaimana aplikasi konsep dan prinsip transkultural nursing di sepanjang daur kehidupan
manusia?

3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transcultural.
2. Mengetahui dan memahami pengkajian asuhan keperawatan budaya dan berbagai
instrumen pengkajian budaya.
3. Dapat mengaplikasikan konsep dan prinsip transkultural nursing di sepanjang daur
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Konsep Keperawatan Transkultural


A.Pengertian
Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada
analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger,1978). Keperawatan
transcultural adalah ilmu dan kiat yang humanis,yang difokuskan pada perilaku indivu atau
kelompok,serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau
perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latarbelakang budaya (Leininger,1984).
Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada pelayan sesuai dengan latarbelakang
budayanya.

B.Tujuan
Tujuan penggunaan keperawatan transcultural adalah untuk mengembangkan sains dan
pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang
spesifik dan universal (Leininger,1978) .Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai
dan norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain,seperti pada bahasa suku Dayak di
Kalimantan,suku Kubu di Jambi ,dan suku Asmat di Irian.Kultur yang universal adalah nilai-
nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kultur,seperti budaya minum
teh yang dapat membuat tubuh sehat(Leininger,1978),atau budaya berolahraga agar dapat
tampil cantik,sehat,dan bugar. Perawat perlu memahami landasan teori dan praktik
perawatan yang berdasarkan budaya.Keberhasilan seorang perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan bergantung pada kemampuan menyintesis konsep
antropologi,sosiologi,dan biologi dengan konsep caring, proses keperawatan dan komunikasi
interpersonal kedalam konsep asuhan keperawatan transcultural (Andrews & Boyle,1995).
1.2. Paradigma Keperawatan transcultural
Paradigma keperawatan transcultural adalah cara pandang, presefsi, keyakinan, nilai-nilai
dan konsep-konsep dalam pelaksaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budata terhadap empat konsep sentral, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan (Leininger,1984, Andrew & Boyle,1995, & Barnim,1998) .

1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan (Leininger, 1994 dalam
Barnum, 1998; Giger, dan Davidhizar, 1995; dan Andrew&Boyle,1995). Klien yang dirawat
dirumah sakit harus belajar budaya baru,yaitu budaya rumah sakit,selain membawa
budayanya sendiri. Klien secara aktif memilih budaya dari lingkungan,termasuk dari perawat
dan semua pengunjung dirumah sakit. Klien sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan
segera pulang kerumah untuk memulai aktivitas hidup yang lebih sehat.
2. Kesehatan.
Kesehatan merupakan suatu keyakinan,nilai,pol kegiatan yang dalam konteks budaya
digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat, yang dapat diamati
dalam aktivitas sehari-hari (Andrew & Boyle 1995). Kesehatan menjadi focus dalam interaksi
antara perawat dan klien. Menurut Depkes (1999), sehat adalah suatu keadaan yang
memungkinkan seseorang produktif. Klien yang sehat adalah yang sejahtera dan seimbang
secara berlanjut dan produktif. Produktif bermakna dapat menumbuhkan dan
mengembangkan kualitas hidup seoptimal mungkin. Klien memiliki kesempatan yang lebih
luas untuk memfungsikan diri sebaik mungkin ditempat ia berada. Asuhan keperawatan yang
diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien memilih secara aktif budaya yang
seusai dengan status kesehatannya. Untuk memilih secara aktif budaya yang seusai dengan
status kesehetannya,klien harus mempelajari lingkungannya. Sehat yang akan dicapai adalah
kesehatan yang polistik dan humanistic karena melibatkan peran serta klien yang lebih
dominan.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
keyakinan, dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan klien
dan budayanya. Ada tiga bentuk lingkungan, yaitu lingkungan fisik,social,dan simbolik
(Andrew & Boyle 1995). Ketiga bentuk lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri manusia
membentuk budaya tertentu.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau lingkungan yang diciptakan
manusia,seperti daerah khatulistiwa ,pegunungan ,pemukimam ,padat,dan iklim tropis
(Andrew & Boyle 1995). Lingkungan social adalah keseluruhan struktur sosisal yang
berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas
seperti keluarga,komunitas,dan masjid atau gereja. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan
bentuk atau symbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti
musik,seni,riwayat hidup,bahasa,atau atribut yang digunakan (Andrew &
Boyle,1995;putt,2002).
4.Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan landasan
budaya (Andrew & Boyle,1995).Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan,didasarkan pada kiat keperawatan bentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif,ditujukan kepada individu,keluarga,dan masyarakat,baik sehat maupun sakit
yang mencakupseluruh proses kehidupan manusia. Asuhan keperawatan adalah suatu
proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latarbelakang budayanya.Asuhan keperawatan dipandang sebagai
pembelajaran kemanusiaan yang memfokuskan pada pelayanan diri dalam berperilaku hidup
sehat atau penyembuhan penyakit.Strategi yang digunakan dalam intervensi dan
implementasi keperawatan yaitu mempertahankan ,menegosiasi, dan merestrukturisasi
budaya klien.
A.Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan.Perencanaan dan implementasi keperawatan yang diberikan sesuai dengan nilai-
nilai relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatan misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

B.Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan keseha- tan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau
amis,aka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

C.Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan .Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok .Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

1.3 Proses keperawatan transcultural nursing


Asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit yang menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikit dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew & Boyle,1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian , diag-nosa
keperawatan , perencanaan , pelaksanaan dan evaluasi.
1) Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengindentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai latarbelakang budayanya (Andrew & Boyle,1995;Giger 7
Davidhizar,1995;Kozier & Erb,1995).Pola pengkajian di rumah sakit atau dirumah dirancang
untuk memfasilitasi perawat pelaksan dalam memahami keseluruhan latar belakang budaya
klien . Pengkajian ini dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model”
yaitu :
1. Pemanfaatan teknologi kesehatan
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk memilih atau
mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan
(Loedin,2003).Masalah kesehtan aadalah manusia dan mencakup berbagai aspek kehidupan
manusia ,lingkungan hidup,dan budaya (Loedin,2003).

2. Agama dan filosofi


Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan klien seperti agama yang
dianut,kebiasaan pemeluk agama yang berdampak positif terhadap kesehatan,melakukan
ikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempu-nyai konsep diri yang utuh,status
pernikahan,presepsi klien terhadap kesehatan,ca-ra pandang klien terhadap penyebab
penyakit,cara pengobatan , dan Cara penularan kepada orang lain.

3. Kekeluargaan dan social


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,nama
panggilan,umur,dan tempat tanggal lahir,jenis kelamin,status,tipe keluarga,pengambilan
keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup


Hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi at-au
jabatan,misalnya ketua adat atau direktur,bahasa yang digunakan ,bahasa nonverbal yang
sering ditunjukkan klien ,kebiasaan membersihkan diri , kebiasa-an makan, pantang terhadap
makanan tertentu berkaitan dengan kondisi tubuh yang sakit ,sarana hiburan yang biasa
dimanfaatkan ,dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari,misalya klien
menganggap dirinya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke
kantor.

5. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku


Kebijakan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural , misal-nya, peraturan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,klien harus memakai baju seragam,jumlah
anggota keluarga yang boleh menunggu,hak dan kewajiban klien dalam perjanjian dengan
rumah sakit,serta cara klien membayar perawatan di rumah sakit.

6. Status ekonomi klien


Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar sembuh . faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya: pekerjaan klien,sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misal- nya asuransi,pengganti biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.

7. Latar belakang pendidikan pasien


Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Perawat dapat mengkaji latar belakang pendidikan klien
yang meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga,kemampuan klien menerima pendidikan
kesehatan,serta kemampuan klien belajar secra mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang lagi.

2).Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai dengan latar belakang budayanya
yang dapat dicegah ,diubah,atau dikuranngi melalui intervensi keperawatan(Andrew &
Boyle,1995) Perawat dapat melihat respon klien dengan cara mengidentifikasi budaya yang
mendukung kesehatan ,budaya yang menurut klien pantang untuk dilanggar,dan budaya yang
bertentanganan dengan kesehatan.Budaya yang mendukung kesehatan seperti olahraga
teratur,membaca atau suka makan sayur.Budaya yang menurut klien pantang untuk dilangar
seperti hal yang tabu dilakukan atau makanan pantang.Budaya yang bertentangan dengan
kesehatan seperti merokok.

3).Perencanaan dan Implementasi


Perencanaan dam implementasi adalah suatu proses memilih strategi keperawatan
yang tepat dan melaksanakan tindakan sesuai dengan latar belakang budaya klien.Intervensi
dan implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan budaya klien strategi yang telah
ditetapkan di atas.Sebagai contoh,apabila budaya klien dengan perawat berbeda,perawat,dank
lien mencoba Memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi , taitu proses
mengindentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang pada akhirnya akan memperkaya
budaya mereka sehingga akan terjadi tengang rasa terhadap budaya masing-masing.bila
perawat tidak memahami budaya klien,klien akan merasa tidak percaya pada perawat
sehingga mengakibatkan hubungan teraupetik perawat-klien terganggu.

4.Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi perawat-klien merupakan komunitas lintas budaya .komunitas lintas
budaya dapat dimulai melalui proses diskusi,dan bila perlu dapat dilakukan melalui
identifikasi cara-cara orang berkomunikasi dari berbagai budaya di Indonesia.Misalnya suku
Jawa ,Betawi,Sunda,Padang,Bengkulu,Dayak,Irian,dan sebagainya.

5.Pengunaan bahasa
Bahasa yang digunakan pada komunikasi lintas budaya perlu mendapatkan perhatian
khusus.Bahasadi tanah Jawa umumnya bertingkat-tingkat bergantung dari lawan bicara yang
dihadapi.Bila kita memerhtikan orang jawa atau orang Sunda yang sedang berbiara dengan
lawan bicaranya,kita akan tahu dari bahasa yang digunakan.

1.4 Aplikasi Konsep dan Prinsip transcultural nursing di Sepanjang Daur Kehidupan Manusia

Perawatan Kehamilan dan Kelahiran bayi pun dipengaruhi oleh aspek social dan
budaya dalam suatu masyarakat.Dalam ukuran tertentu ,fisiologi kelahiran secara universal
sama.Namun proses kelahiran sering ditanggapi dengan cara-cara yang berbeda oleh aneka
kelompok masya-rakat(Jordan,1993).Berbagai kelompok yang memiliki penilain terhadap
aspek kultural tentang kehamilan dan kelahiran menganggap peristiwa itu merupakan tahapan
yang harus dijalani dunia Pebedaan yang mencolok antara penanganan kehamilan dan
kelahiran oleh dunia medis dengan dengan adat adalah orang yang menanganinya,kesehatan
modern penangan dokter dibantu oleh perawat,bidan,dan lain sebagainya tapi penanganan
dengan adat dibantu oleh dukun bayi. Berdasarkan uraian di atas perawat harus mampu
memahami kondisi kliennya yang memiliki budaya berbeda.Perawat juga dituntut untuk
memiliki keterampilan dalam pengkajian buday yang akurat dan komprehensif sepanjang
waktu berdasarkan warisan etnik dan riwayat etnik,riwayat biokultural,organisasi
social,agama,dan kepercayaan serta pola komunikasi.Semua budaya mempunyai dimensi
lampau,sekarang dan mendatang untuk itu penting bagi perawat memahami orientasi waktu
wanita yang mengalami transisi kehidupan dan sensitive terhadap warisan budaya
keluarganya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan:Proses keperawatan transcultural merupa-kan


salah satu dasar teori untuk memenuhi asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budaya pasien.Proses keperawatan transcultural diaplikasikan untuk mengurangi konflik
perbedaan budaya atau lintas budaya antar perawat sebagai professional dan pasien.Perilaku
budaya terkait sehat sakit masyarakat secara umum masih banyak dilakukan pada keluarga
secara turun menurun. Sehat dan sakit atau kesehatan dalam perspektif transcultural nursing
diartikan pandangan masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok
kebudayaanya teknologi dan non-teknologi pelayanan kesehtan yang diterima bergantung
pada budaya nilai dan kepercayaan yang dianut. Aplikasi teori keperawatan transcultural
dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran dan apresiasiterhadap perbedaan kultur.Hal
ini berarti perawat yang professional memilki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan
kultur secara konsep perencanaan dan untuk praktik keperawatan.

Saran
Sebagai calon perawat professional hendaklah nantinya mengaplikasikan teori-toeri
Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan , tanpa membedabedakan pasien , baik
itu dari segi agama,budaya,dan sebagainya sehingga pelayanan kesehatan dapat dilakukan
secara optimal.Selaain itu,dengan adanya makalah ini,para mahasiswa keperawatan dapat
mengetahui konsep keperawatan trankultural sehingga mulai sekarang mempersiapkan diri
menghadapi beragam perbedaan dengan pasien yang nantinya akan didapatkan di pelayanan
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/toaz.info-aplikasi-transkultural-nursing-sepanjang-daur-
kehidupan-manusia-pr_ad505e311e1a97cc862347c563981960.pdf
Andrew & Boyle,1995
(Andrew & Boyle,1995;Giger 7 Davidhizar,1995;Kozier & Erb,1995)

Anda mungkin juga menyukai